• Home
  • Facebook PPa
  • Twitter
  • Aurodan PPa
  • Download software
 Padepokan Padang Ati (ppa)
  • HOME
  • AL-HIKAM
    • KH ABDUL WAHID ZUHDI
      • AL-HIKAM mp3
      • KISAH PERANG BADAR mp3
      • SULAMUT-TAUFIQ mp3
      • FIQIH/UBUDIYYAH mp3
    • SYARAH AL HIKAM
    • AL HIKAM KH IMRON JAMIL mp3
  • TASAWWUF-THORIQOH
    • HIKMAH SUFI
    • BAHASAN SUFI
    • THORIQOH
      • SYADZILIYYAH
      • QODIRIYYAH
      • NAQSYABANDIYYAH
      • THORIQOH LAIN-LAIN
    • KISAH ULAMA'NUSANTARA
    • KISAH ULAMA' DUNIA
    • KISAH WALI SONGO(9)
  • DOWNLOAD KITAB
    • KITAB TERJEMAH 1
    • KITAB TERJEMAH 2
    • KITAB KUNING MAKNA PESANTREN
    • KITAB HADITS
    • KITAB KLASIK/KUNING
    • KITAB KUNING MP3
      • Kitab kuning/klasik mp3
      • Ihya'Ulumuddin mp3
      • Nasho'ihul 'Ibad.mp3
      • Irsyadul 'ibad mp3
      • At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Qu’ran mp3
    • BAHTSUL MASA'IL
    • E-BOOK ISLAMI 1
    • E-BOOK ISLAMI 2
    • E-BOOK MUSLIMAH
  • TERJEMAHAN KITAB
    • KITAB-KITAB SYEIKH ABDUL QODIR ra
      • FATHUR-ROBBANI WAL FAYDHUR RAHMANY
      • PENGAJIAN SYEIKH ABDUL QODIR ra
      • FUTUHUL GHOIB
      • MANAQIB SYEIKH ABDUL QODIR ra
      • WEJANGAN SYEIKH ABDUL QODIR ra
    • SYARAH AL HIKAM
    • AT-TANWIR FI ISQOTHID TADBIR
    • TAJUL 'ARUSY IBNU 'ATHO'ILLAH
    • RISALATUL QUSYAIRIYYAH
    • (WASHOYA) AN-NASHO'IH
    • MEMBUMIKAN AL-QUR'AN
    • RENUNGAN TENTANG UMUR MANUSIA
    • KEAJAIBAN DLM TUBUH KITA
    • AT-TA'ARUF LI MADZHABI AHLIT-TASHAWWUF
    • KHUTBAH JUM.AH
  • AL-QUR'AN - QIRO'AH
    • TAFSIR JALALEIN
    • AL-QUR'AN UNTUK PC/HP
    • AL-QUR'AN 30 juz (Murottal)mp3
    • QIRO'AH, SENI BACA AL-QUR'AN mp3
    • SHOLAWAT,NASYID,PUISI mp3
Home » SURAT-SURAT SANG SUFI » " SURAT-SURAT SANG SUFI " SURAT PERTAMA

" SURAT-SURAT SANG SUFI " SURAT PERTAMA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ


Terjemah Kitab
" SURAT-SURAT SANG SUFI "
Muhammad Ibn ‘Abad


" SURAT PERTAMA "

Kepada Muhammad ibn Adibah. Surat untuk menjawab sebuah pertanyaan seseorang tentang satu masalah dalam kitab Qut Al-Qulub (Santapan Kalbu), dalam bab “Takut”. Surat ini juga memuat informasi bermanfaat lainnya yang dibutuhkan seorang pencari dalam berhubungan dengan orang-orang tertentu

1.
Kusampaikan salam hangatku kepadamu. Aku memohon kepada Allah Swt. agar memberi kita keberhasilan sempurna, petunjuk ke arah Jalan Lurus, dan jaminan bahwa harapan kita bakal terpenuhi dan amalan-amalan kita menjadi benar.
Telah kuterima suratmu. Di dalamnya engkau mencari penjelasan atas pertanyaan yang dikemukakan kepadamu oleh kitab karya Abu Thalib, risalah penyembuhan. Seperti yang kau minta, berupaya menjelaskan sepenuhnya kandungan kitab itu berarti harus mengungkapkan rahasia-rahasia dan pengetahuan gaib. Yang demikian itu sungguh riskan dan amat berbahaya. Lagi pula, analisis tajam terhadap sifat-sifat dan hakikat Allah sangatlah menyulitkanku. Orang dapat sampai pada kebenaran-kebenaran seperti itu hanya dengan cahaya keimanan, dan hanya manusia-manusia paling tulus dan ikhlaslah yang beroleh bimbingan  di sepanjang Jalan itu. Siapakah di antara kita yang dapat mengklaim hidup di Jalan itu atau merupakan bagian dari masyarakat seperti itu? Nafsu kita telah membuat ktia buta. Kita tidak tahu lagi bagaimana kita mesti berperilaku; jejak-jejak padang perkemahan menghentikan langkah kita, sampai kita kehabisana bekal dan gagal mencapai tujuan. Dengan pelbagai kelicikan dan bujuk rayunya, musuh dan tingkah laku kita telah membunuh kita. Pandangan kita buta, dan kalbu kita gelap gulita. Sungguh suatu kecongkakan dan kesombongan belaka bila kita menghasaratkan pengalaman menyeluruh tentang apa yang engaku minta agar aku menjelaskannya, menyusuri jalan penyingkapan dan kejelasan pandangan. Yang demikian itu, berarti mengabaikan kepastian kita serta menjerumuskan diri kita ke jurang kebodohan presensi (berpamrih) yang melecehkan dan menghina orang-orang pandai dan membuktikan kejahilan orang-orang bodoh. Kebatilan tidak bakal bisa tegak dengan sarana seperti itu.
2.
Seandainya kita harus memasuki dunia ahli fiqih, kita akan tahu bahwa mereka juga tidak bakal mampu memuaskan dahaga kita atau menunjukki kita jalan pemahaman lewat penggunaan akal dan pandangan-pandangan kaku mereka. Semuanya itu merupakan langkah mundur dan tidak tepat. Salah satu alternatif kita dalam hal ini ialah menyerahkan hal itu kepada emreka yang berwenang dan layak menanganinya. Kita harus puas dengan apa yang ada pada diri kita dan mencari mukasyafah (penyingkapan) dari Tuhan, Yang menurunkan wahyu, Yang Mahabijak. Kita harus mencari bimbingan menuju Jalan Lurus (Qs. 1 : 5) dari orang-orang yang menegaskan treansendensi dan mengingkari antropomorfisme . jalan itu benar-benar aman dari pelbagai kemalangan, dan akan menjaga orang-orang seperti kita dari pelbagai perilaku serta tindakan bodoh. Diperlukan perilaku yang benar, kalau kita berjalan dengan apra wali dan guru spiritual, suatu perilaku yang mengangkat seseorang ke puncak tertinggi kewalian. Seperti dikatakan oleh al-Junayd, “Meyakini apa yang telah kita pelajari : Inilah kewalian.” Sekalipun begitu, aku tetap merasa berkewajiban menjawab pertanyaanmu, karenanya, aku akan berbicara tentang soal ini sejauh pemahamanku. Aku akan membahas apa yang tampaknya tepat dalam keadaan seperti ini, dalam upaya menghilangkan keraguan serta sikap yagn tidak bisa dipertahankan lagi. Aku akan membatasi perhatianku pada hal itu saja. Sekiranya aku nanti sampai pada Kebenaran Mistik, maka hal itu terjadi berkat bantuan Ilahi. Jika aku gagal, penyebabnya adalah kelemahan manusiawi semata. Betapapun juga, hanya Allah Swt. saja yang berhak dipuji.
Ini adalah soal penting yang merupakan bagian dari ilmu mengenal keesaan Allah. Dengan dmeikian, ia berkaitan dengan soal waktu yang penting bagi orang-orang yagn yakin akan keunikan Allah. Ini selaras dengan prinsip-prinsip kaum sufi, melambangkan makna spiritual ketulusan, dan berasal dari orang-orang yang memiliki keyakinan, keimanan, pengalaman dan pandangan yang jelas. Hal itu tidak bisa dijelaskan kecuali dengan menghayatinya, dan taka da seorang pun bisa membuktikan kebenarannya kecuali dengan memberikan contohnya.
Al-Ghzali setuju dengan padangan Abu Thalib, dan mengungkapkan soal itu dengan cara yang sama. Keduanya berbicara tentang muslihat (Ilahi) dan menguraikannya secara panjang lebar. Dan Allah Swt. telah menisbahkan hati itu pada Diri-Nya dalam berbagai surah di dalam Kitab-Nya, sama seperti dinisbahkannya cobaan, godaan dan kelicikan kepada-Nya. Semua istilah ini mengungkapkan aspek-aspek dari kehendak dan pengetahuan-Nya, dan menunjukkan bahwa kesucian, transendensi dan keagungan-Nya tidak bisa dibandingkan dan sama sekali tak mengandung antropomirfisme.
Baiklah, aku mulai saja di sini dengan pendahuluan. Pencipta Mahaagung telah menciptakan dan membentuk manusia dengan kesempurnaan dan ketidaksempurnaan, semuanya itu amatlah kecil manakala dibandingkan dengan-Nya. Kemudian, Dia membekali manusia dengan kecenderungan untuk mengetahui (Ma’rifah) tentang Diri-Nya dan tentang sifat-sifat serta Nama-nama-Nya. Dengan sarana itu, Dia mengangkat seseorang tinggi-tinggi mengatasi batasan-batasan intelek, sehingga seseorang dapat memahami ilmu-ilmu empiris, serta menuntunnya untuk merenungi berbagai tanda kekuasaan di alam semesta dan dalam diri makhluk. Keagungan dan keajaiban menampakkan diri di depan seseorang yang memperhatikan tanda-tanda kekuasaan ini. Semuanya itu memaksa dirinya mengakui bahwa Pencipta, Penyebab Pertama memiliki sifat-sifat seperti hidup, mengetahui, berkuasan dan berkehendak – bahkan waktu seseorang memperhatikan dirinya sendiri setelah menyelesaikan pekerjaan. Kemudian orang itu juga memperhatikan dirinya sendiri serta melihat di sana sifat-sifat kesempurnaan seperti mendengar, melihat dan berkata-kata, sehingga pengalaman ihwal kekuasaan Ilahi memaksanhya menisbahkan sifat-sifat serupa kepada Pencipta.
3.
Lalu, orang melihat perbedaan sangat besar antara yang baru dan yang azali, makhluk dan Khalik. Hal ini mendorong dia menegaskan transendensi dan mengingkari antropomorfisme. Pada titik ini, orang memahami segala yang bisa dijangkau oleh pemahaman manusia tentang transendensi Penciptanya Yang Maha Tinggi. Dari sana, dia naik ke derajat tertinggi dan tingkatan maksimal kemampuannya untuk menegaskan dan melihat. Inilah proses, yang dengan proses ini, seseorang mengamati dan melakukan refleksi dan terbimbing menuju Sebab lewat akibat-akibat-Nya.dan proses itu akan cukup membimbing setiap orang yagn pandai menuju dasar-dasar pengetahauan mendalam yagn merupakan syarat bagi keselamatan dan kemajuan spiritual. Akan tetapi, orang mungkin masih mengalami keraguan dalam keimanannya dan tidak mengalami pengembangan inti wujudnya serta penyucian kalbu.
Kemudian Allah Swt. memilihi sebagian hamba-Nya. Allah Swt. menampakkan diri-Nya kepada mereka lewat cahaya-Nya, sesuatu yang tampak ssangat jelas bagi mereka. Dengan cahaya itu, mereka pergi menyusuri jalan yang ditunjukkan dengan jelas oleh pengetahuan mendlam mereka tentang-Nya. Mereka merenungkan sifat-sifat menakjubkan dan Nama-nama-Nya dengan cara yang tidak pernah dilakukan oleh golongan pertama. Mereka memahami keagungan kehadiran Ilahi dan cahaya-cahaya suci sedemikian sehingga tak dapat dilakukan oeh orang-orang yang mencari bukti. Kepada orang-orang yang mencari bukti inilah hamba-hamba terpilih itu mengatakan,  “Mengapa engkau mencari informasi tentang apa yang pada dasarnya tidak bisa dipaparkan? Kapan Dia Dia begitu tersembunyi sehingga tidak ada bukti  tentang-Nya? Bagaimana mungkin Dia hilang dari kita sementara banyak jejak yang menuntuk kita menuju kepada-Nya? Bisakah segala sesuatu selin Dia menjadi tampak dengan cara di luar kekuatan alaminya sampai Di menampakkannya? Mana mungkin Dia yang pada diri-Nya segala sifat diketahui bisa diketahui oleh sifat-sifat-Nya? Atau, mana mungkin Dia yagn Wujud-Nya mendahului segala wujud lainnya bisa dibedakan sebagai satu entitas khas? Dan bagaimana mungkin dengan sarana tidak memadai Dia yang “lebih dekat ketimbang urat leher” (banding Qs. 50 : 16) bisa dijangkau? Dan “Tidakkah cukup Tuhanmu, karena sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Qs. 41 : 53).
Melalui pengetahuan mendalam tentang-Nya, mereka sampai hanya pada nama-nama; disebabkan oleh transendensi-Nya, mereka tidak sampai pada batas pujian dan pengagungan paling jauh. Namun mereka merenungkan Wujud itu, dan bila segala sesuatu lainnya dibandingkan dengan-Nya hanyalah ketiadaan semata, yang bila keabadian segala sesuatu lainnya ddibandingkan dengan-Nya tidak berarti apa-apa, yang mengalaminya hanyalah kepalsuan, yang melihatnya hanyalah ilusi, yagn mengingatnya hanyalah kelupaan, dan yang bertambahnya hanyalah kekurangan. Demikianlah, mereka melihat dengan pandangan mata keyakinan dan bukti yagn jelas keberanaran orang yang mengatakan, “Allah maujud sebelum segala sesuatu, dan Dia maujud terpisah dari segala sesuatu yagn bergantung kepada-Nya.”
Setelah mereka mencapai peringkat ini, mereka bisa memahami Sang Raja Yang Maha Mengetahui. Dia bebaskan mereka dari perbudakan menuju pengetahuan dan menyebabkan mereka mati terhadapat segala-galanya. Relung kalbu mereka menjadi suci, dan Allah Swt. menampakkan diri kepada mereka melalui Sifat-sifat  dan Nama-nama-Nya yang paling mulia. Dia beri mereka pengetahuan tentang apa yang dikehendaki-Nya, sehingga mereka berlaku sebagai hamba di hadapan Tuannya. Mereka beristirahat di tempat di maan Zat yang mengetahui setiap pemikiran rahasia mereka mengawasi mereka. Mereka bergabung dalam barisan ibadah bersama-sama orang-orang yang “membentuk shaf serta bertasbih memuji-Nya” (bandingkan Qs. 37: 165-166). Mereka  mencapai tingkatan hamba paling mulia, dan bertasbih dengan lidah keadaan spiritual mereka, seraya berkata, “ Betapa banyak hasrat kalbuku .....” Dan betapa bahagianya mereka dipilih menjadi penghuni tempat orang-orang yang dicintai, dengan “Akhir kehidupan indah.” (Qs. 3 : 14,  13 : 29), seperti diungkapkan dalam Umm Al-Kitab.
4.
Perbedaan antara dua jalan dan metode-metodenya ini bisa dengan gamblang dijelaskan dengan cara begini. Di dalam inti jalan pertama dicarinya bukti oleh akal serta ketidakmampuan akal untuk memahami, kecuali dengan penalaran analogis dan perbandingan. Yang demikian itu berlaku selama dibimbing oleh pengkajian empiris. Akan tetapi, jalan kedua bertumpu pada cahaya keyakinan, yang hanya dengan itu Kebenran Nyata tampak jelas. Itulah sesuatu paling agung yang bisa turun dari langit ke dalam kalbu orang-orang mukmin pilihan, yang dengan begitu memahami Kebenran Mistik Sifat-sifat dan Nama-nama.
Setelah engkau memahami pendahuluan ini, engkau akan memahami bahwa berbagai keberatan yang kau ajukan berkenaan dengan Syaikh Abu Thalib runtuh dengan sendirinya. Masalah ini berkaitan erat dengan cara berpikir yagn tidak ada hubungannya dengan pemahaman analogis atau tatanan rasional. Selanjutnya, keberatan-keberatan itu berkaitan dengan cara berpikir yang lebih luas, sebab pendekatannya terhadap masalah ini tidak melampaui batas-batas akal.
Sekarang tentang pernyataan Abu Thalib, “Muslihat Tuhan tak berkesudahan, sebab kehendak dan ketentuan-Nya juga tak terbatas.” Di sini dia menyebutkan bahwa satu aspek dari pengetahuan, kalam, kehendak dan keputusan Allah Swt. itu, tak dapat dipahami dan dimengerti. Karena itulah Nabi dan Jibril takup kepada tipu daya Tuhan mereka yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi, sekalipun mereka memiliki keimanan kuat. Takut seperti inilah yang niscaya ada pada diri kita. Hampir tak bisa dibayangkan untuk lepas dari rasa takut seperti ini, sebab hal ini adalah salah satu syarat bagi keimanan dan pengetahuan tentang Sifat-sifat dan Nama-nama hakiki Tuhan. Karena itu, semakin besar pengetahuan kita tetnang Sifat-sifat dan Nama-nama, semakin takut kita jadinya. Seperti dikatakan oleh salah seorang sufi, “Seorang yang meiliki penegtahuan mendalam tentang Allah Swt. tidak akan merasa nyaman, dengan pengetahuan seperti ini menggoncangkan rasa amannya. Hanya orang-orang berandalan saja yang menganggap diri mereka aman dari tipu daya Tuhan.” (Qs 7:79). Dan seorang lainnya mengatakan : “Takutlah keapda Tuhanmu sedemikian sehingga engaku selamat dari segala hal, tapi waspadalah jangan sampai hatimu merasa aman dari Allah Swt dalam hal terntu.” Dengan kata lain, tidak ada alasan untuk takut kepada sesuatu, akan tetapi, seseorang tak bkal pernah merasa aman dari Allah Swt.
Sesungguhnya makna lahiriah firman Allah “Aku telah menjadikan kamu berdua aman” tidaklah dimaksudkan untuk menghilangkan ketakutan mereka, sebab, makna yang tampak dari dari kata-kata itu tidak menghilangkan kebutuhan batiniah akan sifat takut itu. Seperti telah dikatakan oleh Syaikh Abu Thalib, pernyataan itu berlaku pada sifat khusus bahwa Allah Swt. sudah menetapkan ketentuan dengan pengetahuan-Nya. Ini adalah satu aspek dari transendensi kalam Allah, dan tak ada satu pun yang bertentangan dengannya, sebab metode-metode rasional  tidak bisa menghalangi Allah dari mengatakan hal-hal yang tidak bisa kita pahami. Dalam pembahasan ini, cobaan dan ujian Muhammad dan Jibril bersifat mendidik bagi kita. Hal itu akan bermanfaat buat kita untuk mengamati keadaan mereka dalam memperhatikan hakikat Sifat-sifat Ilahi, untuk mengetahui bagaimana Allah mengubah keadaan hamba pilihan-Nya, seperti dalam ksiah Ibrahim a.s.
Janji pengukuhan dari Allah sungguh masuk akal. Tapi bagaimana melihat nuansa-nuansa itu? Selain itu, dalam pengalaman Muhammad dan Jibril ada sesuatu yang menunjukkan kebergantungan penuh mereka kepada Tuhan meraka yang Mahakuasa dan Mahatinggi. Tingkatan (maqam) ini – Allah mengangkat Nabi-Nya ke tingaktan ini – dalam keadaan sebagian besar keadaannya, adalah tingkatan yang tinggi dan mulia. Dan ini lebih sempurna ketimbang memperlihatkan ketakbergantungan. Kefakiran lebih tepat bagi kondisi penghambaan ketimbang ketakbergantungan, sebab, seperti dilukiskan oleh para pemimpin sufi, ketakbergantungan adalah salah satu hak istimewa Allah. Masalahnya adalah bahwa kedua makhluk terkasih (Muhammad dan jibril) bisa memahami, lewat penyingkapan sifat ketakbergantungan dan pengalaman tentang kebesaran dan keagungan-Nya dalam keadaan ini, bahwa apa yang dikehendaki Allah dari mereka pada saat itu dalam mengakui kefakiran dan menyadari kerendahan dan kelemahan. Itulah sebabnya Dia berurusan dan berbicara dengan mereka seperti yang dilakukan-Nya.
Lebih jauh Abu Thalib mengatakan bahwa “Allah Swt tidaklah dipaksa oleh aturan-aturan apa pun, dan tak ada kecaman-kecaman manusia berlaku atas-Nya. Ini mengacu pada aspek lain dari transendensi esensi Ilahi atas batasan-batasan kemakhlukan. Dia bertindak dan memiliki ekagungan sempurna secara mutlak. Tak ada ketentuan apa pun yang mengikat-Nya, sebab Dia-lah yang mengeluarkan ebrbagai ketentuan. Lalu bagaimana mungkin Dia terikat oleh ketentuan atau terkena batasan,d an dengan demikian tak mampu membuktikan secara penuh kebenaran-Nya dalam kata dan tindakan? Sebab, Dia-lah yang menyatakan setiap orang tulus yang memiliki ketulusan, dan Dia-lah yang memberikan kesadaran penuh tentang Kebenaran kepada setiap orang yang memiliki kebenaran. Setiap perkataan-Nya adalah Kebenaran itu sendiri. Kebenaran Mistik yang mengartikulasianya melampaui sekedar ungkapan lahiriah. Karena itu, jika maknya tersembunyi dari kita atau maksudndya tak bisa kita pahami, maka Allah Swt – kalau begitu – pasti bukan Tuha. Ini meruntuhkan kebenaran-kebenaran terhadap apa yang dikatakan Syaikh Abu Thalib. Allah tidak mungkin bisa dilukiskan tidak berwatak benar. Dengan demikian, yang kita dapatkan di sini hanyalah kesulitan dalam memahami gaya ungkapan-Nya.
Abu Thalib selanjutnya mengatakan : “Jika kata-kata berubah, maka Dia sendiri adalah pengganti kata-kata itu.” Dan sebagainya. Ini adalah pernyataan logis dan luar biasa tentang makna keesaan Ilahi yang tak mampu dipahami secara rasional. Allah tidak perlu, seperti dibayangkan sebagian orang, minta izin untuk membatalkan apa yang telah dikatakan-Nya.
Aku tidak yakin akan kesahihan haids yang dikutip Abu Thalib. Aku juga tak tahu ahli-ahli hadis mana yang meriwayatkannya. Akan tetapi, Abu Thalib menguatkannya dengan padangannya bahwa karena hadis mutawatir tidak bertentangan dengan Kitab Allah dan Sunnah Nabi, maka ia bisa dipakai dan sahih, sekalipun ada keraguan tentang rantai periwayatannya. Baik Ahmad ibn Hanbal maupun ‘Abd Al- Rahman ibn Mahdi dan yagn lainnya tidak menyebutkan hadis ini dalam “Bab Ilmu.”
6.
Betapapun juga, aku berpendapat bahwa tak perlu ada bukti penguat guna menjelaskan hadis itus serta menghilangkan keraguan tentangnya. Sungguh mengherankan bahwa ada oran tak mau menerima hadis ini atas dasar karena dia tak memahaminya serta yakin bahwa hadis itu tak masuk akal dan berasal dari rantai periwayatan yagn tak sahih. Sesungguhnya, keimanan dan keyakinan yang dipatrikan Allah Swt. pada Muhammad dan Jibril tidak bisa diragukan lagi. Kedudukan tinggi dan kemuliaan mereka, dan diangkatnya mereka ke tempat yang amat mulia, cukuplah membuktikan hal itu.
Ketakutan mereka akan tipu daya Allah bisa juga dipahami sebagai masalah intelektual. Yang jelas pertanyaana dan jawaban itu merupakan bentuk ucapan, dan itulah yang menjadikan masalah ini bisa dipahami. Jawaban kita tentang hadis ini tak lain adalah jawaban yang selalu diberikan berkenaan dengan kesulitan intelektual ini. Al-Ghazali membahas soal ini dan mengomentari hadis ini dengan mengemukakan hadis lain tentang doa Nabi saw. kepada Tuhannya pada waktu Perang Badar. “Jika Engkau menghancurkan barisan pasukan ini, maka tak bakal ada seorang pun menyembah-Mu.” Beliau berdoa seperti ini dalam kontek janji pertolongan dan kemenangan dari Allah Swt. Maksud hadis ini dalam koleksi ini, dan komentar atasnya, sama dengan apa yagn dikatakan tentang hadis eprtama, kecuali bahwa dalam haids pertama karakteristik kefakiran tampak lebih jelas.
Kisah Musa a.s. dan ketakutannya setelah memiliki keyakinan dan keimanan kuat, adalah variasi lain tentang tema pengetahuan transenden, kalam, kehendak, dan ketentuan Allah Swt. serta tentang kebutuhan nyata Musa akan Tuhannya, dan tentang kemuliaan kedudukannya. Inilah makna pernyatan Syaikh Abu Thalib “Musa tidak merasa aman” sampai kalimat “karena Musa memiliki pengetahuan mendalam tentang tipu daya tersembunyi-Nya dan sifat-sifat terselubung-Nya.” Pengamatan Abu Thalib “dan adapun pengetahuan-Nya tidak tunduk kepada ketentuans ejauh yagn di bawah ketentuan adalah sebentuk paksaan. Allah-lah yagn emnang, namun seandainya Dia tunduk apda ketentuan, maka Dia akan menjadi yagn diadili dan bakal menjadi yang dikalahkan. Tapi Allah jauh di atas hal semisal itu.
7.
Maksud Allah yang kedua tidaklah, seperti engkau bayangkan, memiliki pengertian seperti yagn pertama. Yang kedua jelas meliputi salah satu rahasia Allah Swt. yagn mengakibatkan timbulnya kedamaian, ketenangan, keyakinan, dan tiadanya ketakutan dalam diri Musa. Ini menunjukkan kerahmanan dan kerahiman-Nya dalam menjalankan kehendak-Nya dalam diri Musa a.s. Syaikh Abu Thalib memperhatikan ini ketika berkata : “Kemudian dia percaya pada zat yagn tenagh berbicara kepadanya, sekalipun mula-mula dia tidak bisa diam tenang.” Tidakkan engkau mengetahui sebagai Allah Swt. membawa Musa menuju pemahaman lebih dalam tetang tujuan-Nya guna membuat dia aman, dengan menggunakan sebuah kalimat yagn subyeknya diberi tekanan dan dengan menambahkan kata-sandang tertentu pada predikatnya – dalam bentuk superlatif dan sesudah subyek kata ganti yagn ditegaskan? Begitu banyak perbedaan lahiriah antara kedua pernyataan itu.
Begitu pula, kisah Isa a.s. melukiskan transendensi pengetahuan dan kalam Allah, dan menunjukkan perilaku yang tepat dalam kedudukan itu yang tidak dapat dilukiskan oleh keindahan sastra dan paparan yang runtut teratur. Yang demikian itu diamanatkan kepada guru-guru yang dipilih Allah untuk menggunakannya. Karena itu, aku tidak akan mengulas lebih jauh soal ini; dan aku memohon ampun kepada Allah Swt. atas apa yang tak kulakukan. Sesungguhnya, tak ada seorang pun bisa benar-benar memahami kedudukan yang telah aku uraikan itu, kecuali orang-orang pilihan yang telah mengalaminya secara langsung. Dan aku pun benar-benar tak mampu memahaminya juga, seperti halnya aorang lain.
Engkau menyinggung beberapa pernyataan Abu Bakr Al-Khatib yang tidak sependapat dengan Abu Thalib mengenai pandangan-pandangan kaum sufi tentang Sifat-sifat Ilahi. Pernyataan-pernyataan argumentatif itu muncul sesudah pujian Abu Bakr atas Abu Thalib, dan sulit menjelaskan bagaimana pertentangan dan pujian bisa berjlan seiring. Jika orang yang merasa keberatan memaksudkan kata-katanya yang belakangan sebagai berarti bid’ah Abu Thalib, seolah-olah dia berdebat dengan seseorang yang tidak setuju mengenai dasar sifat-sifat, keabadiannya, hubungan timbal balik menyeluruhnya, atau transendensinya, maka Abu Bakr pastilah tidak menyinggung-nyinggung soal itu. Tak ada sesuatu pun yagn telah dikatakan Abu Thalib membenarkan kesimpulan seperti itu. Lantas, bagaimana perbedaan pendapat Abu Bakr sesuai dengan pujiannya kepada Abu Thalib, jika pada saat yang sama Abu Thalib pantas menerima kecaman pedas atas keadaan spiritual dan kesalahannya, lebih daripada dia layak beroleh pujian dan sanjungan Abu Bakr? Jika, sebaliknya, Abu Bakr sekedar tidak setuju tanpa bermaksud menilai bahwa dia telah berbuat bid’ah, seperti dalam debat damai antara kaum literalis dan spiritualis, maka ahal itu bisa diterima, dan satu pihak pun tidak punya bukti meyakinkan untuk menjatuhkan pihak lain.
Yang aku inginkan darimu adalah berhenti pada soal yagn ada dalam kita Al-Khatib itu. Tulislah lengkap bagian itu, dan kirimkan kepadaku agar aku bisa memepelajarinya. Aku senang engkau menggeluti ilmu-ilmu ini dan mengkajinya, sekalipun engkau jauh dari rumah dan terpisah dari sanak saudara dan lingkunganmu. Kokohkan pikiranmu dalam kajian itu dan tekunilah, dan hasil-hasilnya bakal sangat bermanfaat bagimu.
8.
Engkau memerlukan pengajaran yagn maknanya bisa dipahami sepenuhnya hanya lewat kecerdasan dan pengalaman, dan seseorang bisa dipalingkan dari pengajaran itu hanya oleh kelalaian dan kepura-puraan. Inilah bahaya-bahaya yang bakal engkau jumpai dalam proses belajar ini. Khusunya di antara orang-orang yang memiliki salah satu dari tiga sifa ini : keangkuhan, bid’ah, dan taqlid buta. Keangkuhan adalah laknat yang mencegah seseorang memahami ayat-ayat dan peringatan-peringatan Ilahi. Bid’ah adalah kesalahan. Melalui kesalahan ini keangkuhan menyebabkan seseorang jatuh ke dalam kesulitan-kesulitan serius. Dan taqlid buta adalah belenggu yang mencegah seseorang meraih kejayaan dan mencapai tujuan. Orang yang memiliki salah satu dar sifat-sifat ini tunduk pada penilaian tak berarti dan berada dalam pergulatan dan kekacauan terus menerus. Bagaimana jadinya dengan orang yang dalam dirinya bergabung sifat-sifat itu.
Jangan biarkan dirimu dipengaruhi oleh orang-orang seperti ini. Janganlah pergaulanmu dengan mereka menghalangimu dari proses belajar ini, sehingga kesalahanmu menjadi lemah, dan pintu-pintu petunjuk serta keberhasilan tertutup bagimu. Manakala salah seorang di antara orang-orang ini mengemukakan berbagai argumen tak masuk akal atau mengaku berada dalam keadaan atau maqm (kedudukan) tertentu. Maka akibatnya adalah penalaran sesat, dusta, penipuan, dan angan-angan. Ini menggiurkan orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan, sebab mengaku membuat kaya setiap orang yang bodoh dan mudah tertipu. Semuanya itu adalah kesombongan di atas kesombongan. Di dalamnya dijumpai salah satu bukti paling meyakinkan ihwal keunggulan pengetahuan yagn sudah aku bicarakan. Ia membuka pintunya hanya buat hamba yagn suci dan bertakwa kepada Allah, dan menyingkapkan hijabnya hanya buat kalbu yang bertobat dan dibersihkan dari berbagai padangan pertentangan yang dikemukakan oelh bentuk-bentuk lain pengetahuan.
Karenanya, janganlah memandang pendukung hukum lebih mampu ketimbang seseorang yang berasal dari mazhab Pengetahuan ini. Sebab, pengetahuan eksoteris bertentangan sekali dengan Kebenaran Mistik. Ia menutup ke arah perilaku tak benar dan kerusakan jalan hidupnya,d an puncaknya adalah kehampaan membinasakan buat mereka yang terlibat di dalamnya.
Kaum sufi, sebaliknya, merenungkan apa yang tersembunyi dari orang lain, dan menyadari sepenuhnya kebenaran-kebenaran yang tidak dipahami orang lain. Mereka itu seperti orang-orang yang dikatakan oleh penyair :
Malamku telah menjadi fajar cerah karena wajahmu,
Meski petang telah menampak ke angkasa.
Banyak orang tetap berada dalam malam mereka,
Sementara kami berada dalam pesona kecemerlangan wajahmu.
9.
Seperti dikatakan Jibril : “Jangan menganggap dirimu alim, sebab pengetahuan apra ulama hanyalah kecurigaan.” Manakala sebuah eprtanyaan dilontarkan kepadamu, janganlah engkau deakti dengan gaya intelektual semata. Sebaiknya engkau menanganinya dengan tenang, mengesampingkan keberatan-keberatan rasional, sehingga kebenaran sederhananya, yang bisa menenangkan kalbumu dan meluaskan inti wujudmu, bisa tersingkap bagimu. Engkau memerlukan niat suci dan keinginan tulus guna mengejar pengetahuan ini, sebab ia adalah pentetahuan mulia yang membawa sang hamba menuju pengetahuan mendalam ihwal Rahmat-Nya. Melaluinya, sang hamba di bawa menuju puncka pertemuan dengan-Nya bersama orang-orang pilihan dan terkasih-Nya. Al-Junayd berkata : “Sekiranya akau tahu bahwa Allah memiliki pengetahuan lebih mulia  di kolong langit ini ketimbang pengetahuan yang kita uraikan bersama-sama sahabat dan saudara-saudara kita ini, aku baka segera lari mengejarnya.” Semuanya ini ddiasarkan atas mencari perlindungan secara tulus, atas kesadaran akan kebutuhan diri, atas doa terus menerus, dan atas penidadaan diri, di hadapan Sang Raja Yang Mahaagung. Mulai sarana-sarana inilah inti wujud seseorang berkembang dan berbagi rahasia bisa dibongkar. Dan tidak ada pertolongan dan kekuatan kecuali dari Allah Swt.
Siapa saja yang menerima perintah ini dan bertindak sesuai dengan rincian tersurat dan maksud-maksudnya, bakal beroleh kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat nanti, dan bakal beroleh kegembiraan. Hanya saja, bila seseorang terus menerus menangguhkan dan menghindari peringatan-peringatan berisi petunjuk, maka dia tidak bakal pernah bisa menyamai orang-orang bijak dalm hal kebaikan. Marilah kita beroda kepada Allah, agar Dia menerangi penglihatan kita dan menyucikan kalbu kita, sehingga dengan kemurahan dan karunia-Nya. Dia melimpahkan rahmat kepada kita yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
 Dan, yang awal serta yang terakhir, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam atas Junjungan kita Muhammad dan keluarganya.

Kembali ke Daftar Isi

Silahkan Bagikan Artikel ini

Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Ditulis oleh:As Hakim.Ppa on Mei 20, 2017 - Rating: 1.5
Title : " SURAT-SURAT SANG SUFI " SURAT PERTAMA
Description : Terjemah Kitab " SURAT-SURAT SANG SUFI " Muhammad Ibn ‘Abad " SURAT PERTAMA " Kepada Muhammad ibn Adi...

3 Responses to "" SURAT-SURAT SANG SUFI " SURAT PERTAMA"

  1. AnonimMaret 27, 2021

    Maaf kang untuk surat surat san sufi ini kok gak bisa didownload ya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. As Hakim.PpaMaret 30, 2021

      maaf nggak bisa, cukup di copy paste saja.

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  2. UnknownJanuari 19, 2022

    Pak, boleh saya copas terus saya print?

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Silahkan Di subcribe

Cara Download Disini

Beli Kitab Klasik dan buku Islami

Tulisan Terbaru

INGKANG KATAH DIPUN PERSANI

  • Download Kitab Kuning Klasik (dengan Makna ala Pesantren/Makna Petuk)بالمعنى على فسانترين
    Download Kitab Kuning / Klasik (Dengan Makna Ala Pesantren) Dengan rasa Syukur kepada Alloh, kembali blog PPa menghadirkan k...
  • Download Kitab Matan Ghoyah wat Taqrib (Dengan makna ala Pesantren) متن الغاية والتقريب مع الترجمة
    Matan Ghoyah wat Taqrib (Dengan makna ala Pesantren) متن الغاية والتقريب مع الترجمة   باللغة الجاوية والمعنى على فسانترين ...
  • Daftar Kitab Kuning makna ala pesantren /Makna Petuk Pdf (2)
    Kitab Kuning makna ala pesantren /Makna Petuk =========================================== Silahkan BELI Kitab makna pesantren  Klik Disini =...
  • Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus (Bab 1 "Taubat")
    Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Al-hawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atho’illah as Sakandari Puji syukur Ki...
  • Download Kitab KIFAYATUL AWAM (Dengan Makna Ala Pesantren) تحقيق المقام على كفاية العوام فيما يجب عليهم من علم الكلام للشيخ محمد الغضالي
      KIFAYATUL AWAM  (Dengan Makna Ala Pesantren)   تحقيق المقام على كفاية العوام فيما يجب عليهم من علم الكلام للشيخ محمد الغضالي بالمعنى على...
  • Kitab Kuning Klasik Terjemah pdf 1
     Kitab Kuning Klasik Terjemah pdf 1 Kembali lagi setelah kami sampaikan daftar link  Download kitab klasik berbahasa arab  .  Kitab klasik m...
  • Download Kitab Ihya 'Ulumuddin إحياء علوم الدين Juz 2 (Makna ala Pesantren)
    Kitab Ihya 'Ulumuddin Imam Al-Ghazali Juz 2 Makna ala Pesantren   إحياء علوم الدين   تصنيف   حجة الإسلام  الإمام أبي حامد الغزالي  وهو أ...

DOWNLOAD KITAB KHUSUS ARAB

Arsip Blog

  • ►  2025 (18)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2024 (46)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2023 (186)
    • ►  Desember (9)
    • ►  November (9)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (18)
    • ►  Agustus (23)
    • ►  Juli (16)
    • ►  Juni (11)
    • ►  Mei (15)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (18)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (27)
  • ►  2022 (430)
    • ►  Desember (26)
    • ►  November (23)
    • ►  Oktober (31)
    • ►  September (41)
    • ►  Agustus (52)
    • ►  Juli (50)
    • ►  Juni (66)
    • ►  Mei (39)
    • ►  April (41)
    • ►  Maret (27)
    • ►  Februari (11)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2021 (326)
    • ►  Desember (42)
    • ►  November (31)
    • ►  Oktober (45)
    • ►  September (21)
    • ►  Agustus (30)
    • ►  Juli (31)
    • ►  Juni (11)
    • ►  Mei (20)
    • ►  April (48)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (20)
  • ►  2020 (308)
    • ►  Desember (18)
    • ►  November (10)
    • ►  Oktober (23)
    • ►  September (48)
    • ►  Agustus (21)
    • ►  Juli (21)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (18)
    • ►  April (13)
    • ►  Maret (30)
    • ►  Februari (40)
    • ►  Januari (58)
  • ►  2019 (428)
    • ►  Desember (51)
    • ►  November (41)
    • ►  Oktober (31)
    • ►  September (32)
    • ►  Agustus (43)
    • ►  Juli (31)
    • ►  Juni (49)
    • ►  Mei (77)
    • ►  April (28)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2018 (197)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (27)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (21)
    • ►  Mei (22)
    • ►  April (33)
    • ►  Maret (33)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (17)
  • ▼  2017 (91)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (6)
    • ▼  Mei (10)
      • ' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KEEMPAT
      • ' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KETIGA
      • (An-Nashaih 36 ) Senang Terhadap Pujian, Bencana B...
      • (An-Nashaih 35 ) Amal Perbuatan Yang Baik
      • (An-Nashaih 34 ) Perilaku Para Ulama
      • (An-Nashaih 33) Memanfaatkan Ilmu Serta Mensyuku...
      • ' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KEDUA
      • " SURAT-SURAT SANG SUFI " SURAT PERTAMA
      • 'SURAT-SURAT SANG SUFI' RIWAYAT HIDUP IBN ‘ABBAD
      • SURAT-SURAT SANG SUFI Muhammad Ibn ‘Abad"
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2016 (144)
    • ►  Desember (21)
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (33)
    • ►  September (26)
    • ►  Agustus (16)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (266)
    • ►  Desember (15)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (14)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (25)
    • ►  Mei (29)
    • ►  April (58)
    • ►  Maret (64)
    • ►  Februari (17)
    • ►  Januari (31)
  • ►  2014 (237)
    • ►  Desember (36)
    • ►  November (23)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (14)
    • ►  April (15)
    • ►  Maret (43)
    • ►  Februari (33)
    • ►  Januari (42)
  • ►  2013 (262)
    • ►  Desember (15)
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (36)
    • ►  Juni (21)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (27)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (21)
    • ►  Januari (64)
  • ►  2012 (458)
    • ►  Desember (87)
    • ►  November (34)
    • ►  Oktober (16)
    • ►  September (31)
    • ►  Agustus (33)
    • ►  Juli (51)
    • ►  Juni (118)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (23)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (22)
    • ►  Januari (31)
  • ►  2011 (65)
    • ►  Desember (62)
    • ►  November (3)

Isi Blog PPA Yg Bisa di Download

KITAB KLASIK PENGAJIAN mp3 TAUSYYAH
  • 1* Download Al-Quran Digital dan terjemahan Untuk PC dan HP

  • 2* KITAB KUNING MAKNA ala PESATREN

  • 3* KITAB KUNING KLASIK ala PESANTREN

  • 4* KITAB-KITAB HADITS

  • 5* KITAB-KITAB TERJEMAH

  • `6* KITAB KUNING PESATREN mp3

  • 7* BAHTSUL MASA'IL PONDOK PESANTREN

  • 8* Ebook islami

  • 9* KITAB IRSYADUL-'IBAD mp3

  • 10* KITAB KUNING KHUSUS ANDROID dan HP java

  • 1. AL HIKAM mp3. KH.ABD WAHID ZUHDY

  • 2. KISAH PERANG BADAR mp3, KH ABD WAHID ZUHDY

  • 3. SULAMUTTAUFIQ mp3, KH ABD WAHID ZUHDY

  • 4. FIQIH/'UBUDYYAH mp3, KH ABD WAHID ZUHDY

  • 5. Pengajian Gus Mus Kitab Nashoihul Ibad (mp3)

  • 6. PENGAJIAN,MANAQIB,ISTIGHOTSAH KH.ASRORY

  • 7. TERJEMAH IHYA' ULUMUDDIN mp3

  • 8. DOWNLOAD VIDEO & MP3 AUROD PPA

  • 9. SHOLAWATAN H.MUAMMAR ZA mp3

  • 10. MUROTTAL H.MUAMMAR ZA. dll. mp3

  • 11. QIRO'TUL QUR'AN H.MUAMMAR ZA dll. mp3

  • 12.SHOLAWAT ala HABIB SYECH BIN ABDUL QODIR

  • 13.SHOLAWAT,NASYID,QOSIDAH,PUISI




  • TAUSIYYAH HABIB UMAR MUTOHHAR

  • HABIB LUTHFI BIN YAHYA

  • TAUSIYYAH HABIB NAUFAL SOLO

  • PUISI TERBAIK GUS MUS

  • KH ASRORI AL-ISHAQY

  • HAUL PONDOK PETA



  • Daftar Terjemahan kitab

  • Syarah Al Hikam Ibnu Ato'illah

  • At-Tanwir Fi Isqothid Tadbir

  • Tajul 'arusy Ibnu 'Atho'illah

  • Fathur-Robbani Wal Faydhur Rahmany

  • Futuhul Ghoib

  • Wejangan Syeikh Abdul Qodir

  • Manaqib Syeikh Abdul Qodir

  • Risalatul Qusyairiyyah

  • (Washoya) An-Nasho'ih Imam Harits Al Muhasibi

  • Kimyyaus-Sa'adahAl-Ghozaly

  • Surat-surat Sang Sufi

  • Asy-Syamail-Muhammadiyah

  • Mantiqut-Thair

  • Membumikan Al-Qur'an

  • Renungan Tentang Umur Manusia

  • Keajaiban Dlm Tubuh Kita

  • Fihi ma Fihi Ar-Rummi

  • At Ta'aruf li madzhabi Ahli at Tashawwuf

  • Kitab "RO-AYTULLOOH"

  • Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

  • Ayyuhal Walad al Ghozali

  • Misykatul anwar Al-Ghozali

  • Mukasyafah al QulubAl-Ghozali

  • Risalah Adab Sulukil Muriid


  • Like Fb PPa

    PANJENENGAN TAMU INGKANG KAPING

    Niki Kulo

    Foto Saya
    As Hakim.Ppa
    Khodim Padepokan Padang Ati (PPA)
     Lihat profil lengkapku

    Download Software Pc & Android

    Download Video Pengajian, Sholawat dan lagu

    Labels

    ebook islami (869) kitab kuning terjemah (669) Kitab makna gandul (311) Syarah Al-Hikam (143) BAHASAN SUFI (119) AL-GHOZALI (110) KISAH SUFI (108) RISALATUL-QUSYAIRIYYAH (89) Kitab At-Tanwir (86) HIKMAH SUFI (85) kitab HADITS (82) AJARAN KAUM SUFI (77) Al-Qur'an (76) FUTUHUL GHOIB (71) ALHIKAM (64) Kitab karya ulama Nusantara (64) ebook muslimah (63) KITAB KUNING KLASIK (60) Fathur-rabbany (59) KITAB NAHWU (58) Melihat Allah (53) NU (49) TAFSIR JALALAIN (46) Doa (41) An-Nashoih (38) PENGJIAN (38) KITAB KUNING MP3 (36) Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi (36) PPA (33) Attibyan fiiaadabi hamalatil qur'an (32) Hikmah Ibnu Ato'illah (32) ibnu 'aroby (32) Hikmah Al Jilany (31) Misykatul anwar (31) Mukasyafatul qulub (30) Tajul Arus (30) al haddad (30) kitab ISLAM KLASIK (25) m.Qurais S (25) IBNU ATO'ILLAH (24) KEAJAIBAN ALQUR'AN (24) Adab sulukil Murid (23) IHYA'ULUMUDDIN AL GHOZALY (23) syeh ahmad asymuni (23) tafsir al Ibriz (21) AS – SYAMAIL (20) Al Misbah (20) SHOLAWATAN (20) SURAT-SURAT SANG SUFI (20) fiqh kehidupan (20) pengajian (19) Fihi ma Fihi (18) WALI SONGO (18) KHUTBAH JUM'AH (17) Tafsir Ilmi (17) Manaqib Syeih Abdul Qodir aljiilany ra (16) Sharaf (15) cak nun (15) Filsafat (14) SOFTWARE ISLAMI (14) Syeikh Hasyim asy'ari (14) NASHO'IHUL 'IBAD (13) karya SYEIH NAWAWI BANTEN (13) KITAB MANTIQUTTOIR (12) THORIQOT (12) wahabi (12) Ayyuhal walad (11) Hamka (11) KITAB KIMYYATUSSA'ADAH (11) Keajaiban di Dalam Tubuh Kita (11) Muammar (11) Nahwu (11) Agus sunyoto (10) M idrus R (10) QOSIDAH BURDAH (9) Tafsir Fathul qodir (9) fiqih (9) Bahasa arab (8) MAULID (8) falak (8) 40 Hadist sohih (7) Fiqih anak (7) Kitab Bahasa Sunda (7) Sayyid Maliki (7) Zaadul maad (7) ebook islam (7) ihya' KITAB TENTANG NAFSU (7) kamus arab-indo (7) ramadhan (7) Adabiyyah (6) Arbain nawawiyah (6) Biografi sahabat Nabi (6) Faroid (6) Misykaat Al-Mashabiih (6) RENUNGAN TENTANG UMUR MANUSIA (6) Taudhihul Adillah (6) alhikam SYEIH IBNU 'ATO'ILLAH ASYAKANDARI MP3 (6) at-tirmidzi (6) haid (6) sunan kalijaga (6) KITAB TASAWUF (5) Percikan Ihya (5) legenda (5) 1001malam (4) ABDUL WAHID ZUHDY (4) Bukhori (4) Humor Sufi (4) Ihya-ma'na (4) KISAH MADHAHIBUL ARBA'AH (4) MUROTTAL (4) Sujiwo tejo (4) asshowi (4) puasa (4) sejarah (4) siyar alam (4) syeikh Nawawi al jawi (4) Asbabul Wurud (3) Nikah (3) Qurban (3) RISALAH LADUNIYYAH (3) Raudhah al-Thalibin (3) Sajarot kaun (3) Syekh Abdul Qadir Jaelani (3) al Buthi (3) az zuhud (3) haji (3) ibnu sina (3) jam'ul jawami (3) tajwid (3) Al Mu’jam Ash Shaghir (2) BAHTSUL MASA'IL (2) Balaghah (2) FADHILAH (2) KH ASRORY (2) KISAH MADHAHIBUL ARBA'AH (2) bahasan tanwirul qulub (2) kitab (2) GUS MUS (1) Hp Santri (1) IBNU ATO'ILLA (1) PUISI (1) SAHABAT NABI (1) SEJARAH PON PES (1) USHUL FIQIH (1) WAHBAH ZUHAILI (1) al (1) habib Umar bin Hafid (1) kh Maimun Zubair (1) kit (1) kitab klasik untuk hp (1)

    Sahabat PPa

    MONGGO SHOLAT

    Copyright © 2012 Padepokan Padang Ati (ppa) - All Rights Reserved
    Design by AS HAKIM PPA - Blogger Templates - Powered by Blogger