بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 238-239
238-239.
“TETAPNYA
KESENANGAN”
٭ لِيَقِلَّ
ماتـَفـْرَحُ بهِ يَقِلَّ ما تَحزَنُ عليهِ ٭
238. Sedikitkan/ kurangi kesenanganmu pada sesuatu(dunia),
maka sedikit pula kesusahanmu sebab sesuatu tersebut.”
Kalau kamu menginginkan langgengnya kesenanganmu, maka jangan kamu
memiliki sesuatu yang menjadikan susah apabila hilang/rusak, karena susah mu
itu menunjukkan cinta/senangmu pada sesuatu.
Ada seseorang ditanya :
mengapa engkau tidak pernah susah ? jawabnya : karena saya tidak pernah
menyimpan barang yang akan menyusahkan saya bila hilang, sebab yang
menyenangkan itu pula yang menyusahkan, jika sedikit maka sidikit pula, jika
banyak yang di senangi, maka banyak pula yang akan menyusahkan.
Sebuah cerita : seorang
Raja yang mendapatkan hadiah berupa gelas dari pirus yang bertaburkan permata
yang sangat berharga, raja merasa sangatlah senang dengan hadiah tersebut, ia
menunjukkan hadiah itu pada seorang ahli hikmah : bagaimana pendapatmu tentang
hadiah ini ? jawab hukama’ : itu suatu musibah dan kefakiran. Tanya raja: kok bisa begitu ? jawabnya : jika
gelas itu pecah itu menjadi bala’ sebab tidak bisa di tambal, jika tercuri kau
akan menjadi fakir sebab kau membutuhkannya, dan tidak ada gantinya. Tidak lama
kemudian gelas itu pecah, maka benar, raja menjadi susah dan merasa mendapat
bala’ dan sangat menyesal, lalu berkata : Benar, kata ahli hikmah itu.
٭ انْ اَرَدتَ ان
لا تُعْزَل َفلاَ تُعْزَلَ فلا تَتَوَلَّ وِلاية ًلاتَدُومُ لكَ ٭
239. “ Jika kamu tidak ingin dipecat (dari
wilayah kekuasaanmu), maka janganlah memangku jabatan (kekuasaan) yang
tidak akan tetap bagimu untuk selamanya.”
Wilayah/kekuasaan yang
tidak langgeng yaitu kekuasaan makhluk, seperti harta benda, jabatan,
keterkenalan dan lain-lain. Sedangkan kekuasaan yang abadi(langgeng) yaitu
kekuasaan Alloh ‘azza wajalla.
Seorang yang berakal sehat yaitu orang yang
tidak terpengaruh oleh sesuatu jika ada/tiba menyebabkan repot/sibuk, dan bila
hilang menyebabkan susah dan menyesal.
Syeih Junaid al-Baghdady berkata : Seorang yang berakal sehat itu yang
menyelidiki segala sesuatu, mencari yang lebih utama untuk dikerjakan dan
didahulukan daripada yang lainnya, dan mengikuti petunjuk Alloh dan RosulNya, dalam membedakan apa yang berguna
dan berbahaya baginya dunia dan akhiratnya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : (Al-Hikam 238-239) “TETAPNYA KESENANGAN”
Description : HIKMAH 238-239 238-239. “TETAPNYA KESENANGAN” ٭ لِيَقِلَّ ماتـَفـْرَحُ بهِ يَقِلَّ ما تَحزَنُ عليهِ ٭ 238. Sedikitkan/ kurangi ...