بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 170-172
170-172.
“BAGIAN
NAFSU DALAM IBADAH”
٭ حظ النفس فى المعصية ظاهرٌجليٌّ، وحظها فى الطاعة
باطن خفيٌّ ومدواة ما يخفى صعبٌ علاجهُ.٭
170. “ Bagiannya hawa
nafsu dalam perbuatan maksiat itu sangat jelas dan terang, sedangkan bagian nafsu dalam perbuatan taat
(ibadah) itu halus dan samar, untuk
mengobati yang samar itu itu sangat sulit penyembuhannya.”
Ketahuilah bahwa hawa nafsu itu selalu ambil
bagian/peran baik dalam maksiat atau dalam taat(ibadah). Kepentingan nafsu
dalam maksiat itu jelas, sperti zina, minum-minuman keras, dia jelas merasakan
enaknya dan kepuasannya. Karena nafsu mengajak maksiat itu tujuannya hanya
ingin merasakan kenikmatan dan kepuasan dan ahirnya terjadi bencana dan
kehinaan.
Sedangkan bagian nafsu dalam
taat/ibadah, sangatlah halus dan samar untuk diketahui dan disadari. Karena
dalam taat/ibadah itu nafsu akan merasa berat, karena semua ibadah itu selalu
bertentangan dengan hawa nafsu. Jadi apabila nafsu memerintahkan untuk ibadah
maka waspadalah! Dan telitilah apakah ada kepentingan nafsu didalam ibadah
tersebut, taat dan ibadah seharusnya bertujuan mendekatkan diri kepada Alloh,
tapi nafsu mempunyai kepentingan lain seperti Riya’(supaya dilihat/diketahui orang)
bahwa dia orang yang ahli ibadah, yang selanjutnya orang lain memujinya, dan
terkenal di kalangan manusia. Dan masih banyak contoh yang lain apabila kita
mau meneliti pergerakan nafsu kita. Dari itu muallif (Syeih Ibnu ‘Ato’illah)
dawuh :
٭ ربّما دخل الرياءُ عليك من حيث لاينظرالخلقُ اليكَ.٭
171. “Terkadang masuknya
riya’ dalam amal perbuatanmu itu dari arah yang tidak ada orang yang melihat
padamu.”
Riya’ yang masuk dalam amal perbuatan ketika didepan orang banyak itu
dinamakan Riya’ jaliy (terang). Riya’ juga bisa masuk pada amal ketika
sendirian, dan tidak ada orang yang mengetahuinya. Dan dengan amalnya itu dia
berharap akan di sanjung orang, dimulyakan orang, seumpama dia berilmu, supaya
orang lain mencukupi hak-haknya, dan apabila tidak dia berharap supaya orang
lain disiksa oleh Alloh sebab tidak menghormati orang yang berilmu.apabila hal
seperti ini ada dalam diri seseorang itu tandanya dia riya’dengan ilmunya, yang
seperti ini dinamakan Riya’Khofiy(samar).
Dan tidak akan selamat dari
Riya’ Jaliy dan Riya’ khofiy kecuali orang yang sudah Ma’rifat billah, dan kuat
tauhidnya. karena Alloh sudah menjaganya dari syirik dan menutup pandangannya
dari melihat makhluk sebab Nur keyakinan dan Nur ma’rifat yang sudah terang
bersinar dalam hatinya. para Arifiin itu sudah tidak berharap dapat manfaat
dari orang lain(makhluk), dan juga tidak takut
bahaya dari makhluk. Dan amalnya para Arif itu bersih dari Riya’
walaupun di kerjakan didepan orang banyak.
Rosululloh bersabda: “ Syirik itu ada yang lebih samar dari
jalannya semut hitam di atas batu hitam dimalam yang gelap gulita.” (dan
riya’ itu termasuk syirik yang samar, yaitu beramal tidak karena Alloh)
Sayyidina Ali bin Abi Tholib
ra. berkata: Kelak dihari kiamat Alloh akan berkata kepada orang-orang yang
zahid dan fakir,: tidakkah telah dimurahkan (diturunkan)harga barang-barang
untuk kamu, tidakkah jika kamu berjalan lalu diberi salam terlebih dahulu,
tidakkah jika kamu berhajat segera disampaikan (dibantu) semua hajatmu. Di dlam
hadis lain diterangkan : Kini tidak ada lagi pahala bagimu, sebab semua pahalamu telah kamu terima semasa
hidup didunia.
Syeih Yusuf bin Al-Husain
Ar-rozy berkata: sesuatu yang amat berharga didunia ini ialah ikhlas, beberapa
kali aku bersungguh-sungguh untuk menghilangkan Riya’ dalam hatiku, tiba-tiba
tumbuh lagi dengan lain corak (model).
٭ استشرافك ان يعلم الخلقُ بخصوصيّـتكَ ، دليل على عدم صدقك في عبوديّـتك.٭
172. “ Keinginanmu yang
sangat untuk diketahui orang tentang sesuatu dari keistimewaanmu itu, sebagai
bukti tidak adanya kejujuran (sungguh-sungguh)mu dalam kehambaanmu (shidqul
‘Ubudyyah).”
Yang dinamakan Sidqul ‘Ubudyyah yaitu:
membuang segala sesuatu selain Alloh, dan tidak memandang pada selain Alloh
dalam baribadah.
Jadi apabila kamu benar-benar beribadah kepada Alloh, pasti akan
menerima perhatian dari Alloh kepadamu, sehingga kamu tidak senang diketahui
orang lain dalam menghamba kepada Alloh.
Syeih Abu Abdulloh Al-Qurasyi
berkata: siapa yang tidak puas dengan pendengaran dan penglihatan Alloh dalam
amal perbuatannya, maka pasti dai kemasukan riya’.
Alloh berfirman: “Apakah engkau
tidak merasa cukup dengan tuhanmu, bahwa Ia menyaksikan dan mengetahui segala
sesuatu.” QS.Fus-shilat 53.
Syeih Abul-khoir Al-Aqtho’
berkata : Siapa yang ingin amalnya diketahui orang, maka itu riya’, dan siapa
yang ingin diketahui orang hal keistimewaannya, maka itu pendusta.
Hikmah ini untuk pelajaran
orang yang memulai perjalanan suluk(murid), tapi bagi orang yang sudah Arif dan
hanya melihat sifat wahdaniyyahnya Alloh, antara tekenal dan tersembunyi itu
sama saja. Seperti kata hikmah dari Syih Abul Abbas Al mursyi.
Syeih Abul Abbas Al-Mursyi
berkata: Barang siapa yang ingin terkenal, maka ia budak(hamba)nya terkenal,
dan siapa yang ingin tersembunyi, maka ia budak(hamba)nya tersembunyi, dan siapa yang benar-benar merasa sebagai
hamba Alloh, maka terserah pada Alloh apakah dia diterkenalkan atau
disembunyikan, yakni sama saja, yang penting beramal karena Alloh.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.