بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 30.
Mengenal Allah atas nikmat-Nya
Pagi tanggal 16 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah di Pondok, Beliau
berkata:
Wahai, amat beruntung orang yang mengenal Allah – atas kenikmatan-Nya
dan menyandarkan segala permasalahannya kepada-Nya, menelanjangi jiwanya
sebab-sebab, dan kekuatannya; orang berakal adalah orang yang tidak
memperhitungkan amalnya untuk Allah, tidak mencari pahala atas segala perbuatan
baiknya.
Celaka kau, kau sembah Allah tanpa dasar ilmu, berzuhud tanpa ilmu,
mengabil dunia tanpa ilmu, itulah penutup di atas penutup, kau tidak memilah
yang baik dari yang buruk, kau tidak bedakan antara apa yang wajib dan apa yang
tidak wajib bagimmu; kau tidak mengenal teman dan musuhmu; setiap hal ini hanya
terjadi karena kedunguanmu atas hukum-hukum Allah dan peninggalanmu untuk
melayani para guru; yaitu guru amal dan guru ilmu yang bisa menunjukkan kamu
pada jalan Allah; sehrusnya ucapan itu untuk yang pertama, sedang amal yang
kedua, dan dengan mengamalkannya kamu bisa sampai kepada Allah; tiada sesuatu
penyambung kecuali disetai ilmu zuhud di dunia dan berpaling dengan hati
memutar jiwa; orang berzuhud itu rela melepas dunia dari cengkeramannya,
adapun zuhud yang benar itu mengusir rasa dunia dari hati; berzuhudlah
didunia dengan mengikuti hati mereka maka jadilah zuhud itu setingkat dengan mereka,
pergaulilah lahir dan batin mereka; karena api tabiat mereka telah padam, hawa
mereka terkoyak, nafsu mereka terkendali dan keburukannya jadi baik.
Anak-anak muridku, bila zuhudmu di dunia telah sempurna, maka zuhudlah
dalam ikhtiar dan ciptaan; kamu tak perlu takut atau mengharap mereka; segala
sesuatu yang memerintah nafsu jangan kau terima, kecuali setelah datang
perintah Allah; Adapun yang biasa terjadi padamu dari sudut hati; itu melalui
ilham atau tidur sambil sinis menjauh dari semua ciptaan; kendati organ tubuh
tenteram tidak ada ibarat yang membuat madlarat bagimu ibarat (pengajaran) itu
hanya terjadi disertai ketenangan hati; ia adalah perrkara besar yang tidak
menenteramkan dirimu sampai nafsu; tabiat, hawa dan apapun selain Allah padam
bagimu; ketika itu kau baru hidup berdektan dengan-Nya; mati lalu bangkit; lalu
saat dikehendaki kamu dibangkitkan kepada-Nya; pengembalian menjadi makhluk –
ketika itu – tidak diketahui; sejauh mana perrbaikan mereka dan pengembalian
mereka menuju pintu-Nya; engkau datang dari dunia dan akhirat bermil-mil semata
untuk memperoleh bagian keduanya – dunia akhirat; kau diberi kekuatan lagi
karena kekerasan manusia, lalu kamu dikembalikan kepada mereka – dari sesat –
mereka dan menetapkan perintah kewajiban-Nya; jika hal itu tidak dikehendaki,
maka pendekatan Dia bagimu dan kebebasan dari lain-Nya; tiada amanat untuk
ciptaan setelah mencapai Al-Haq – Dzat pengda keberradaan ini – Dia Maha ada
sebelum dunia ini; pengada segala sesuatu yang konstan setelah keberadaan
ini; ketahuilah, dosa-dosamu itu laksana hujan; maka siapkan taubat untuk
setiap tetesannya.
Celaka, kau pembenci : kau pemuja nafsu “libido” kau penggemar hawa, kau
penghormat semua itu; lihatlah isi pelajaran kubur; bicarailah
penghuni-penghuninya dengan lisan iman, niscaya mereka menyampaikan berita
tentang situasi yang melingkupinya.
Wahai manusia, perbaguslah persahabatanmu bersama Allah, takutlah
kepada-Nya; beramallah dengan hukum-hukum-Nya; karena Dia membebanimu berupa
amalan-amalan hukum itu; beramallah dengan hukum ini; datangi hak-Nya; jika kau
beramal menggunakan hukum itu, berarti telah menunaikan amal dengan usahamu;
bahkan kamu termasuk mendorong orang lain untuk mengamalkan; berdampak ilmu
yang kau punya itu pun membawa kegunaan (manfaat) atas ilmu yang belum pernah
kau pelajari (mungkin yg dimaksud ilmu laduni),; karena, ketika itu
keberadaanmu bersama ilmu-Nya dan bersama manusia dengan hukum-hukum-Nya; jika
demikian, kamu tercatat orang pertama yang mengetahui bersumber ilmu-Nya menuju
ke pencarian ke dua. Bila kenyataan penjejakan dalam hal pertama berhasil,
suatu ketika yang kedua pun terdapat berupa orang yang kau jumpai; Tapi,
bagaimana engkau bisa bertemu Ustadz – jika lakumu tetap begitu – surutlah ke
belakang (berorientasi) dan terapkanlah akal, pendapat ilmu, baru amal
dilanjutkan ikhlas. Sabda Nabi saw. “Bertaqqarublah... baru beruzlah.”
Orang beriman itu, orang yang belajar sesuatu yang diwajibkan atas
dirinya, kemudian mengisolir dari manusia bersunyi-sunyi diri untuk beribadah
kepada Allah; ia mengenal ciptaan cukup sebagian di antara mereka, dan mengenal
Tuhan lalu mencitai, mencari dan melayani-Nya; ia juga tahu bahwa dlar, naf’,
baik atau buruk, bukan di tangan mereka; bahkan hal itu justru berlaku untuk
mereka datang dari Allah; maka bisa dilihat bahwa orang yang termasuk golongan
mereka itu lebih baik daripada yang lekat dunia untuk kembali kepada-Nya dengan
meninggal furu’nya; diketahui pula bahwa furu’ itu cukup banyak, sedang
sumbernya hanya satu; karena itu genggamlah Dia.
Lihatlah kaca berfikir, maka bisa kau lihat bahwa berhenti pada satu
pintu itu lebih baik daripada berhenti pada pintu-pintu yang beraneka ragam;
Karena itu berhentilah pada Dia; genggamlah Dia; orang berriman yang yakin
ikhlas lagi berakal sebenarnya telah diberi kejernihan berakal, oleh sebab itu
ia menjauh dari keramaian manusia, dan mengambil mereka dari samping.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.