بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
BIMBINGAN RUHANI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI (3)
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
mengatakan:
“Wahai kaumku! Kalian harus ingat akan mati dan apa yang akan terjadi
sesudahnya. Kalian harus mencampakkan keinginan rakus untuk mengumpulkan
hal-hal yang termasuk dalam dunia yang fana ini. Kalian harus memotong harapan-harapan
kalian dan menyedikitkan ambisi-ambisi rakus kalian. Tidak ada yang lebih buruk
bagi kalian daripada harapan-harapan yang berlebih-lebihan dan ambisi yang rakus.
Nabi Saw. diriwayatkan telah mengatakan:
“Manakala anak Adam mati dan memasuki lubang kubur,
maka empat orang malaikat akan datang ke pinggir kuburannya. Seorang malaikat
berdiri di sisi kepalanya, seorang lagi berdiiri di sebelah kanannya. Seorang
lagi berdiri di sebelah kirinya, dan seorang lagi berdiri di dekat kakinya.
Kemudian malaikat yang berdiri di dekat kepalanya berkata: ‘Wahai anak Adam,
tertinggallah sudah harta benda dan hanya amal perbuatan sajalah yang ada.’
Malaikat yang berdiri di sebelah kanannya akan berkata: ‘Wahai anak Adam, ajal
telah sampai dan hanya harapan-harapan yang masih tinggal.’ Malaikat yang
berdiri di sebelah kirinya akan berkata: ‘Wahai anak Adam, kesenangan-kesenagan
jasadi (syahwât) telah berlalu dan yang tinggal hanyalah kesukaran-kesukaran
(taʽabât).’ Malaikat yang berdiri
di dekat kakinya akan berkata: ‘Wahai anak Adam, selamat kepadamu, jika kamu
mencari nafkah dengan cara yang halal dan gemar bersedekah!”
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
mengatakan:
“Wahai kaumku! Kalian harus belajar dari seruan-seruan ini, terutama seruan
Allah Swt. dan seruan Rasul-Nya Saw. Ya Allah! Saksikanlah bahwa aku telah
berusaha sebaik-baiknya untuk menyampaikan seruan-seruan kepada hamba-hamba-Mu,
dengan melakukan setiap upaya demi kesejahteraan mereka.
Wahai kalian para pertapa dan orang-orang yang mengasingkan diri, datanglah ke
sini dan cicipilah kata-kataku, walaupun itu hanya
satu huruf saja. Habiskanlah waktu sehari atau seminggu bersamaku, mungkin
kalian akan mempelajari sesuatu yang akan mendatangkan manfaat bagi kalian.
Kebanyakan kalian adalah orang-orang yang tertipu oleh tipuan di dalam tipuan,
menyembah makhluk-makhluk di dalam ruang-ruang ibadah kalian. Urusan ini
bukanlah sesuatu yang muncul hanya dengan duduk di tempat-tempat yang terpencil
dengan tidak mengacuhkan teman. Kalian harus berjalan mencari pengetahuan dan
ulama-ulama yang mempraktikkan ilmu mereka (al ‘ulamâ’ al-‘ummâl), sampai
kalian tidak bisa berjalan lebih jauh lagi. Kalian harus tetap berjalan sampai
kaki-kaki kalian tak mau lagi manaati kalian. Kemudian, manakala kalian telah
kehabisan tenaga, kalaian boleh duduk. Bepergianlah kalian dengan jasad lahir
kalian, lalu dengan hati kalian dan batin (maʽnâ) kalian. Manakala kalian telah benar-benar
lelah baik secara lahir maupun batin dan
terpaksa berhenti, maka kedekatan dengan Allah dan pencapaian kepada-Nya akan
datang kepada kalian.”
Syekh
Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Tak ada satu cicitan pun yang bisa didengar darimu selama engkau masih
merupakan anak ayam yang masih berada di dalam telur. Engkau tidak memiliki
kemampuan berbicara sampai susunan tubuh alamiahmu terbentuk sepenuhnya,
telurmu telah terbuka untuk membebaskanmu, dan engkau telah menjadi seekor anak
ayam di bawah sayap indukmu, di bawah sayap hukum suci (syarî’ah) Nabimu Saw., sehingga engkau bisa diberi
makanan dan sehingga imanmu bisa tumbuh ke kesempurnaan.
Begitu
engkau telah menerima pelatihan yang selayaknya, maka engkau akan mengumpulkan
rezeki dari anugerah Tuhanmu. Setelah mencapai tahap ini, engkau akan menjadi
seekor ayam jantan bagi ayam-ayam betina. Engkau akan menghibur mereka dan
memperlakukan mereka dengan penuh cinta. Engkau akan menjadi penjaga yang akan
menjaga mereka. Engkau akan berusaha membentengi mereka dari malapetaka, siap
mengorbankan dirimu untuk membela mereka. Manakala pelayan Allah benar-benar
berharga, maka dia akan menanggung beban sesama makhluk dan memegang peran
sebagai poros demi kepentingan mereka (sâra quthban lahum).
Nabi
Saw. diriwayatkan telah mengatakan: “Jika seseorang belajar, mengamalkan dan
mengajar, maka dia akan dipandang besar di kerajaan langit (malakût).”
Aku akan menggemakan kata-kata Amîrul mu’minîn ‘Alî bin Abi Thâlib (semoga
Allah meridhainya dan memuliakan wajahnya), ketika aku mengatakan bahwa aku
memiliki di dalam diriku simpanan ilmu, yang—jika saja aku bisa menemukan
orang-orang yang layak untuk membawanya—niscaya aku dengan gembira akan
menyebarkannya. Jika saja aku bisa menemukan kualifikasi yang benar pada diri
kalian, niscaya aku tidak akan membiarkan pintu rahasia-rahasia tetap tertutup.
Aku akan membuka pintu-pintunya dan melemparkan kunci-kuncinya jauh-jauh.
Tetapi aku harus menasihati kalian untuk mengamankan apa yang ada dalam
penjagaan kalian.
Kemudian,
jika seseorang memintanya dari kalian, kalian boleh mengungkapkannya sebanyak
mungkin. Kalian tidak boleh mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam
penjagaan kalian, sebab ada satu bagian dari keadaan spiritual (h̲âl)
seseorang yang harus tetap menjadi rahasia. Putra Syam’ûn pernah mengatakan:
“Iman adalah satu propinsi dari kerajaan (al-îmân wilayâh), dan siapa pun yang
menginjakkan kaki di dalamnya, ia berada di situ dengan visa seorang
pengunjung.”
Kata-kata
seperi ini diucapkan, dipercayai, dan dipraktikkan hanya oleh seseorang yang
mengabdi kepada hukum, berbuat sesuai dengannya, dan menaatinya dengan tulus.
Ini adalah kitab dan sunnah. Demi Allah, sungguh telah berhasil orang yang
menerima pendidikannya dari keduanya, tumbuh menjadi matang di dalamnya, dan
tidak pernah melangkah keluar dari batas-batasnya. Sungguh telah berjaya dia!
Islam
dan iman kalian tidak boleh hanya berupa tiruan-tiruan yang dipinjam saja.
Untuk memastikan hal ini, kalian perlu terus-menerus berada dalam ketakutan
(kalau-kalau kalian membuat Tuhan kalian tidak merasa senang), terus-menerus
berpuasa, shalat dan bangun malam. Inilah sebabnya manusia-manusia (pilihan
Tuhan) terkadang berkelana di padang belantara, bergabung dengan
binatang-binatang buas dan bersaing dengan mereka untuk mendapatkan rumput-rumput
bumi dan air di anak-anak sungai, sementara matahari menjadi kerai mereka dan
lampu mereka adalah bulan dan planet-planet.
Kalian
harus melakukan upaya yang benar-benar serius untuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban ketaatan dan amalan-amalan kesalahan (qurubât) sebelum
kalian sampai di hadirat-Nya. Janganlah menzalimi diri kalian sendiri dengan
ketidakpatuhan dan sikap kurang ajar terhadap-Nya.
Ya Allah bantulah kami untuk menaati-Mu, jagalah kami dari membangkang
terhadap-Mu, dan: Berilah kami kebaikan di dunia ini, dan kebaikan pula di
akhirat nanti, dan jagalah kami dari siksa neraka! (QS Al-Baqarah (2) : 201).”
Wallohu
a’lam.
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : (Jala Al-Khathir) BIMBINGAN RUHANI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI (3)
Description : BIMBINGAN RUHANI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI (3) Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Wahai kaumku! Kalian ha...