بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Kisah karomah Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid tanggul jember jatim
Habib Soleh Bin Muhsin Al Hamid, Beliau adalah Seorang wali qhutub yang
lebih dikenal Dengan nama habib Sholeh Tanggul, Berasal dari Hadramaut
dan pertama kali melakukan da’wahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M
dan menetap di daerah tanggul Jember Jawa timur.Mengisahkan tentang
Habib Sholeh Tanggul tidak bisa lepas dari peristiwa yang mempertemukan
dirinya dengan Nabi Khidir AS. Kala itu, layaknya pemuda keturunan Arab
lainnya, orang masih memanggilnya Yik, kependekan dari kata Sayyid, yang
artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan Rasulullah.Suatu ketika Yik
Sholeh sedang menuju stasiun Kereta Api Tanggul yang letaknya memang
dekat dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pengemis meminta uang.
Yik Sholeh yang sebenarnya membawa sepuluh rupiah menjawab tidak ada,
karena hanya itu yang dimiliki. Pengemis itupun pergi, tetapi kemudian
datang dan minta uang lagi. Karena dijawab tidak ada, ia pergi lagi,
tetapi lalu datang untuk ketiga kalinya. Ketika didapati jawaban yang
sama, orang itu berkata, “Yang sepuluh rupiah di saku kamu?” seketika
Yik Sholeh meresakan ada yang aneh. Lalu ia menjabat tangan pengemis
itu. Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis terasa lembut seperti
tak bertulang. Keadaan seperti itu, menurut beberapa kitab klasik,
adalah ciri fisik nabi Khidir. Tangannyapun dipegang erat-erat oleh Yik
Sholeh, sambil berkata, “Anda pasti Nabi Khidir, maka mohon doakan
saya.” Sang pengemispun berdoa, lalu pergi sambil berpesan bahwa
sebentar lagi akan datang seorang tamu.Tak lama kemudian, turun dari
kereta api seorang yang berpakaian serba hitam dan meminta Yik Sholeh
untuk menunjukkan rumah Habib Sholeh. Karena di sekitar sana tidak ada
yang nama Habib Sholeh, dijawab tidak ada. Karena orang itu menekankan
ada, Yik Sholeh menjawab, “Di daerah sini tidak ada yang nama Habib
Sholeh, yang ada Sholeh, ya saya sendiri ini, “Kalau begitu andalah yang
saya cari,” jawab orang itu lalu pergi, membuat Yik Sholeh
tercengang.Sejak itu, rumah Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi orang,
mujlai sekedar silaturrahmi, sampai minta berkah doa. Tidak hanya dari
tanggul, tetapi juga luar Jawa bahkan luar negeri, seperti Belanda,
Afrika, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Mantan wakil Presiden
Adam malik adalah satu dari sekian pejabat yang sering sowan kerumahnya.
Satu bukti kemasyhuran beliau, jika Habib Sholeh ke Jakarta,
penjemputnya sangat banyak, melebihi penjemputan Presiden,” ujar KH.
Abdillah yang mengenal dengan baik Habib
Sholeh. KH.Ahmad
Qusyairi bin Shiddiq, mertua Kyai Abdul Hamid Pasuruan adalah sahabat
karib Habib Sholeh. Dulunya Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH.
Ahmad Qusyairi di Tanggul, tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib
Sholeh mulai menampak, KH. Qusyairilah yang mengaji kepada Habib
Sholeh.Suatu saat, KH. Qusyairi sowan kepada rumah Habib Sholeh. Tidak
seperti biasa, sambutan Habib Sholeh begitu hangat, sampai dipeluknya
erat-erat sang Kyai. Habib pun menyembelih seekor kambing khusus untuk
menjamu sang teman karib. Disela-sela bercengkrama, Habib mengatakan
bahwa itu terakhir kali yang ia lakukan. Ternyata beberapa hari kemudian
KH. Qusyairi wafat di kediamannya di Pasuruan.Tersebutlah seorang
jenderal yang konon pernah mendapat hadiah pulpen dari Presiden AS D.
Esenhower. Suatu ketika pulpen itu raib saat dibawa ajudannya kepasar
(kecopetan). Karuan saja sang ajudan kalang kabut kehilangan barang yang
sangat dicintai oleh sang Jenderal dan takut mendapat hukuman, sehingga
disarankan oleh seorang kenalannya agar minta tolong ke Habib
Sholeh.Sampai di sana, Habib menyuruhnya mencari ke pasar Tanggul.
Sekalipun aneh, dituruti saja, dan ternyata pulpen itu tidak ditemukan.
Habib menyuruh lagi, lagi-lagi tidak ditemukan. Karena memaksa, Habib
masuk kedalam kamarnya, dan tak lama kemudian keluar dengan menjulurkan
sebuah Pulpen. “Apa seperti ini pulpen itu? Sang ajudan tertegun, karena
ternyata itulah pulpen sang jenderal yang sudah pindah ke genggaman
pencopet.Nama Habib Sholeh kian terkenal dan harum. Kisah-kisah yang
menuturkan karamah beliau tak terhitung. Tetapi perlu dicatat, karamah
hanyalah suatu indikasi kewalian seseorang. Kelebihan itu dapat dicapai
setelah melalui proses panjang yaitu pelaksanaan ajaran Islam secara
Kaffah. Dan itu dilakukan secara konsekwen dan terus menerus
(istiqamah), sampai dikatakan bahwa Istiqamah itu lebih mulia dari
seribu karamah.Tengok saja komitmen Habib terhadap nilai-nilai
keislaman, termasuk kepeduliannya terhadap fakir miskin, janda dan anak
yatim, menjadi juru damai ketika ada perselisihan. Beliau dikenal karena
akhlak mulianya, tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan
berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai dikenal tidak pernah
menolak permintaan orang. Siapapun yang bertamu akan dijamu sebaik
mungkin. Habib Sholeh sering menimba sendiri air sumur untuk mandi dan
wudu para tamunya.Maka buah yang didapat, seperti ketika Habib Ahmad
Al-Hamid pernah berkata kepada baliau, kenapa Allah selalu mengabulkan
doanya. Habib Sholeh menjawab, “Bagaimana tidak? Sedangkan aku belum
pernah melakukan hal yang membuat-Nya
Murka.”Suatu
hari datanglah seorang wanita dari Swiss kepada Habib Sholeh bin Muhsin
Al-Hamid. Wanita Swiss tersebut sebelumnya bermimpi aneh. Di dalam
mimpinya ia ketemu dengan seorang yang memperkenalkan dirinya sebagai
Habib Sholeh dari Tanggul Jember Indonesia.Tanpa banyak berpikir, si
wanita pun menurut dan langsung terbang dari Swiss menuju Indonesia, ke
Tanggul, sebuah tempat yang namanya asing baginya. Ternyata ia mempunyai
persoalan rumit. Empat hari lagi ia akan menikah dengan seorang pria
yang ia cintai. Tetapi malang, pria tersebut ternyata digaet oleh
seorang perempuan jalang. Maka rencana pernikahan pun terancam batal.Di
tengah-tengah kegalauannya itulah, di suatu malam, ia bermimpi didatangi
seseorang yang kemudianmemperkenalkan dirinya sebagai Habib Sholeh yang
katanya beralamat di Tanggul, Jember, Indonesia. Kepadanya dikatakan,
Habib Sholeh itu dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Itulah
yang membuatnya penasaran dan ingin segera mencari tahu dan menemui
seorang Habib seperti dimaksud dalam mimpinya.Tak disangka, setibanya di
Bandara Soekarno-Hatta, ia pun tak mendapatkan kesulitan yang berarti.
Setelah bertanya ke petugas bandara tentang siapa gerangan Habib Sholeh
Tanggul, ternyata salah seorang di antara petugas ada yang tahu dan
bersedia mengantarnya.Di sana ia terkejut. Ternyata ia betul-betul
melihat orang yang sama persis dengan yang dilihatnya dalam mimpi. Tak
lain tak bukan, dialah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid. Pada saat itu
kebetulan sedang banyak tamu. Setelah memperkenalkan diri, tak lama
kemudian, ia dipersilahkan masuk dan berganti pakaian. Sebab ia orang
Eropa yang biasa dengan pakaian bebas. Setelah itu, ia pun dipersilahkan
mengutarakan maksud kedatangannya.Tidak lama ia bertamu di kediaman
Habib Sholeh. Sebab setelah itu, sang Habib menyuruhnya segera bertolak
ke Swiss. Kepadanya dikatakan “Segeralah pulang ke Swiss. Nanti
setibanya kamu disana, calon suamimu akan menangis di depan pintu
rumahmu sambil mengakui kesalahannya dan memohon maaf kepadamu.” Tanpa
banyak tanya lagi, wanita itu pun segera bertolak menuju Swiss.Lama tak
terdengar kabar, beberapa bulan kemudian, wanita tersebut datang
kembali. Namun dengan keadaan yang berbeda. Ternyata apa yang dikatakan
oleh Habib Sholeh kepadanya pada kunjungannya yang pertama menjadi
kenyataan. Kini ia telah hidup bahagia sebagai sepasang suami istri.
Kepada Habib Sholeh ia berucap terima kasih. Dan ia pun menawarkan apa
saja yang Habib Sholeh minta, semuanya akan ia penuhi. Tetapi sebagai
seorang waliyullah, Habib Sholeh tak mengharapkan imbalan apapun,
melainkan ikhlas karena Allah semata.‘Hanya saja, kalau boleh saya
meminta.” Ujar sang Habib, “dan tidak ada sama sekali paksaan……kalau
kamu berkenan, saya meminta kamu memeluk islam.” Alhamdulillah, dengan
penuh kesadaran serta keikhlasan, wanita tersebut beserta suaminya
memeluk agama
Islam.Pada
saat Adam Malik ( mantan Menteri Luar Negeri ) menjabat sebagai Kepala
Kantor Berita Antara; suatu saat lewat Lembaga yang dipimpinnya, beliau
mengungkap keterlibatan Menlu Soebandrio, yang saat itu dikenal sebagai
tokoh berfaham ajaran komunis. Karuan saja, berita-berita yang dimuat
itu membuat Soebandrio dan jajarannya kalang kabut karena merasa
terpojokkan. Ia marah besar dan mengancam Adam Malik.Mendapat ancaman
tersebut, Adam Malik pun berusaha mencari perlindungan. Maka datanglah
ia kepada Habib Sholeh Al-Hamid di Tanggul, Jember. Adam Malik
menceritakan latar belakang persoalannya. Mendengar pengaduan itu, Habib
Sholeh Tanggul hanya tersenyum. Beliau berkata : “Jangan takut terhadap
ancamannya. Nanti kamu yang akan menggantikan
kedudukannya.”Alhamdulillah, waktu pun berjalan dan Adam Malik selamat
dari ancaman Soebandrio dan gerombongan komunis lainnya. Dan sesuai
dengan ramalan Habib Sholeh, setelah Soeharto menjabat Presiden, giliran
Adam Malik yang menjabat menteri luar negeri.Kisah serupa terjadi
sekitar 30 tahun yang lalu. Alwi Shihab mantan menteri luar negeri di
era presiden K.H. Abdurrahman Wahid, pernah datang ke kediaman Habib
Sholeh Tanggul. Pada masa itu, ia datang diantar oleh ayahandanya.
Keperluannya mohon doa restu untuk belajar ke luar negeri. Tujuannya
belajar ke Amerika di Harvard University.Pada kesempatan itu, Alwi
Shihab mengutarakan apa yang menjadi problemnya. Antara lain, ia tidak
punya biaya yang cukup untuk mengurus visa dan paspor. Mendengar keluhan
Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menyarankan agar Alwi Shihab mandi di
ke dua sumur yang terdapat di sekitar kediamannya.Alwi Shihab pun mandi
mandi di ke dua sumur tersebut. Setelah itu, kepada Alwi Shihab, Habib
Sholeh Tanggul menasehati agar ia datang ke Adam Malik yang saat itu
menjabat Menlu. Kontan, Alwi Shihab mengatakan kekhatirannya karena Ia
hanya rakyat biasa, bagaimana bisa bertemu dengan seorang
menteri?Mendengar kekhawatiran Alwi Shihab, akhirnya Habib Sholeh
menasehatinya agar tidak takut, seraya menyuruhnya supaya menemui Adam
Malik dengan membawa surat darinya, “Bawa surat saya ini. Jangan takut
pada Adam Malik, kelak kamu akan menjadi seperti Adam Malik.” Kata Habib
Sholeh Tanggul. Ternyata di kemudian hari, ucapan Habib Sholeh menjadi
sebuah kenyataan, Alwi Shihab menjadi Menteri di Era Presiden Gus Dur.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.