بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
MENGENAL DZIKIR DAN THORIQOH (TAREKAT) DI INDONESIA
Selain dasar Al Qur’an dan Hadits, apa yang menjadi bukti kebenaran dan keistimewaan wirid thoriqoh ?..
Semua
 thoriqoh mu’tabarah mempunyai sanad yang sambung sampai dengan Baginda 
Rasulullah Saw, masing-masing mempunyai wirid dan keutamaan 
sendiri-sendiri. Cuma kalau diperhatikan semua mempunyai kesamaan, yaitu
 wirid yang wajib diamalkan tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan 
sunnah Nabawiyah, dengan tujuan yang sama yaitu Ilallah (sampai dan 
Ma’rifat ilallah). 
Sedangkan
 perbedaannya adalah dari segi metode (cara) melakukan wirid. Dari semua
 thoriqoh yang ada, dzikir yang dibaca tidak menyimpang dari antara lain
 : Istigfar, sholawat, dan hailalah serta Asmaul Husna juga ayat-ayat Al
 Qur’an. 
Hanya
 saja metode melakukan wirid yang berbeda beda, termasuk pula pada 
penekanan terhadap aturan dan kajian Ilmu Tasawufnya  diatas juga 
berbeda dengan kajian masing-masing Kitab namun semuanya Mufaqat dengan 
Tauhid Dzat,sifat dan af’al dalam Muamalah keseharian, ada yang 
menekankan pada sholawat saja, atau hanya hailalah saja atau lafadz 
Allah saja, ada juga yang kombinasi dan lain-lain,
Bukti
 yang paling jelas diantaranya adalah, adanya perubahan tingkah laku 
pengamal thoriqoh yang secara bertahap namun pasti. Dari ahlak yang 
jelek, kasar dan tidak peduli dengan agama, berubah menjadi baik, 
lembut, kasih sayang pada sesama dan perhatian penuh pada seluruh aspek 
agama.
Bagi
 mereka yang benar benar istiqamah, pada saat yang dikehendaki oleh 
Allah SWT mereka akan mendapat anugrah predikat sebagai wali / kekasih 
Allah SWT dan sebagai bukti kewaliannya, Allah SWT memberi mereka 
kekaramatan baik hissy maupun ma’nawy. Dari mereka inilah memancar sinar
 keimanan yang begitu kuat dan dahsyat sehingga mampu menembus berbagai 
demensi pada seluruh mahluk disekitarnya.
1-Bagaimana
 hukumnya melakukan wirid dengan batasan batasan tertentu, seperti 
jumlah dan waktu tertentu. Apakah ada di zaman Nabi atau tidak ?….
Hadits
 Nabi yang menganjurkan amalan wirid / dzikir dengan jumlah tertentu 
sangat banyak kita temui dalam berbagai literature dan kitab hadits, 
diantaranya :
وعن
 ابي هريرة رضي الله عنه قا ل : قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : “من 
سبح الله فى د بر كل صلاة ثلاثا وثلاثين ، وحمد الله ثلاثا وثلاثين ، وكبر 
الله ثلاثا وثلاثين ، وقا ل تمام المائة : لااله الا الله وحد ه لا شريك له
 له الملك وله ا لحمد ، وهو على كل شيئ قد ير، غفرت خطا يا ه وان كا نت مثل
 زبد البحر“. ( رواه مسلم )
Diriwayatkan
 oleh Imam Abi Hurairah ra: Bersabda Rasulullah SAW “Barangsiapa 
bertasbih 33X pada setiap selesai shalat, dan bertahmid 33X, bertakbir 
33X, dan membaca laailaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul 
mulku walahul hamdu, wahuwa ‘alaa kulli syai’in qodiir digenapkan 100X, 
maka Allah mengampuni dosanya walaupun sebanyak busa di lautan. (HR. 
Muslim)
وعن
 ابي هريرة رضي الله عنه قا ل : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : 
“والله اني لاستغفر الله واتوب اليه فى اليوم اكثر من سبعين مرة” ( رواه 
البخا ري ) وفى رواية مسلم “ما ئة مرة“.
Diriwayatkan
 oleh Imam Abi Hurairah ra: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda”: 
“Demi Allah saya (Rasulullah SAW) selalu mohon ampun dan bertaubat 
kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali” (HR. Bukhari ) dalam 
hadits riwayat Imam Muslim 100X.
قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : “ا حب الاعما ل الى الله أدومها وان قل“ز ( روه البخا ري و مسلم )
Rasulullah
 SAW bersabda: “Perbuatan (amal) yang paling disenangi oleh Allah adalah
 rutin / dawam atau istiqamahnya, walaupun sedikit”. ( HR. Bukhari dan 
Muslim ) .
Masalah
 ditentukan waktunya, juga banyak riwayat hadits yang menjelaskan waktu 
waktu maupun tempat istijabah untuk berdoa dan beribadah. Waktu yang 
sangat baik untuk munajat kepada Allah SWT pada 1/3 malam terahir, pagi 
dan sore, bulan Ramadhan, hari jum’at sebagaimana hadits Nabi SAW :
وعن
 أوس بن أوس رضي الله عنه قا ل : قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” ان
 من أفضل ايا مكم يوم الجمعة ، فأكثروا علي من الصلاة فيه ، فا ن صلاتكم 
معروضة علي” فقالوا : يا رسول الله ، وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد ارمت؟…. قا
 ل: يقول : بليت ، قا ل :”ان الله حرم على الارض أجسا د الانبياء “( رواه 
ابو د اود )
Diriwayatkan
 oleh Aus bin Aus RA : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya hari yang
 paling utama bagimu adalah hari Jum’at. Maka perbanyaklah membaca 
shalawat untukku didalamnya. Sesungguhnya shalawat kalian disampaikan 
kepadaku”. Para sahabat bertanya : Ya Rasulallah, Bagaimanakah shalawat 
kami disampaikan kepada Tuan, padahal Tuan sudah berkalang tanah?… 
Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan bagi tanah
 untuk makan jasad para Nabi”. ( HR. Abu Daud ).
Sedangkan
 tempat istijabah untuk berdoa, selain di Haramain Al Syarifain (Mekkah 
dan Madinah) juga di masjid masjid, termasuk juga didalam rumah 
dianjurkan untuk dijadikan tempat ibadah seperti shalat dan baca Al 
Qur’an agar bercahaya dan hidup tidak seperti kuburan.
2-Bagaimana
 hukumnya berdzikir dan menghitung jumlah bacaannya dengan pakai tasbih (
 alat hitung ), apakah termasuk bid’ah atau tidak ??
Sebagaimana
 jawaban penulis terhadap pertanyaan terdahulu. Kalau berpendapat bahwa 
segala sesuatu yang tidak ada pada zaman Nabi SAW itu bid’ah, dhalalah 
dan haram hukumnya, maka pakai tasbih / alat hitung lainnya juga bid’ah,
 dhalalah dan haram hukumnya. Bid’ah, dhalalah dan haram juga khutbah 
jum’at dan shalat jum’at pakai sound system. Demikian juga termasuk 
bid’ah menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan pakai telescope dan 
menghitung ( hisab ) pakai computer dan alat lainnya seperti dilakukan 
oleh pada umumnya mobil,pesawat, dll setiap Hari & tahunnya.
Tapi
 kalau mengacu pada hadits Nabi yang menentukan jumlah bacaan 33X, 70X, 
100X dan lain sebagainya, kemudian memakai alat hitung untuk memudahkan 
dan memelihara kehusyu’an, maka hukumnya boleh bahkan dianjurkan.
Ketika
 I’tikaf di masjid Al Haram Mekkah, penulis pernah ditegur oleh seorang 
pemuda terpelajar Saudi yang memberi peringatan pada penulis agar 
sebaiknya menghitung dzikir dengan ruas ruas jari tangan saja karena 
kata dia, dengan merujuk pada sebuah riwayat hadits bahwa ruas ruas 
tulang dan sel sel daging selalu bertasbih kepada Allah SWT.
Penulis jawab teguran tersebut dengan merujuk pada firman Allah SWT :
سبح لله ما فى السموت والارض وهو العزيز الحكيم ، ( الحد يد : 1)
“Segala
 sesuatu yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah, dan 
Dialah Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksanan”. ( QS. Al Hadid ).
Kalau
 alasannya menghitung dengan ruas ruas jari adalah karena tasbihnya, 
sedangkan benda benda diseantero jagad raya juga sama sama bertasbih 
kepada Allah SWT. maka pakai tasbih (alat hitung) lebih utama. Sebab 
kalau pakai tangan hitungannya hanyalah tasbih kita saja, tapi kalau 
pakai alat / benda, benda benda yang kita pakai berdzikir akan sangat 
berterima kasih kepada kita dan so pasti mendoakan kita juga dengan 
dzikirnya kepada allah SWT agar kita tambah rajin wirid dan memakai 
benda tersebut sebagai alat dan temannya.
3. 
Untuk memasuki atau mengikuti dan mengamalkan ajaran thoriqoh, seseorang
 harus berbai’at dulu. Bagaimana hukumnya dan apa dasar hukumnya  ?
Bai’at
 artinya perjanjian setia lahir batin, sehidup semati serta siap berbuat
 dan menanggung resiko apa saja sebagai akibat dari perjanjian tersebut.
 Orang yang mau masuk suatu thariqah apapun namanya harus bai’at dulu. 
Yaitu ikrar janji setia kepada Allah SWT melalui Guru / Syeikh (Mursyid 
atau Muqaddam thoriqoh) bahwa dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk
 melaksanakan seluruh kewajiban Syariat Islam dan menjauhi semua 
larangannya serta memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan oleh 
thariqah yang dianutnya.
Praktek
 dan istilah bai’at sudah ada sejak zaman Nabi SAW hidup. Dalam sejarah 
ketika Fathul Makkah, dikatakan bahwa penduduk Mekkah ramai ramai bai’at
 masuk Islam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, ketika Sahabat Utsman bin
 Affan ra. ditawan dan dijadikan sandra, Rasulullah SAW menyerukan jihad
 untuk membela Utsman. Lalu para sahabat ramai ramai bai’at pada Nabi 
dibawah pohon di Hudaibiyah, demikian juga dalam berbagai kesempatan 
lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an:
ان 
الذ ين يبا يعونك انما يبا يعون الله ، يد الله فوق ايد يهم ، فمن نكث فا 
نما ينكث على نفسه ، ومن اوفى بما عهد عليه الله فسيؤتيه اجرا عظيما . ( 
الفتح : 10 )
“Bahwasanya
 orang orang yang berbai’at ( berjanji setia) kepada kamu, sesungguhnya 
mereka berbai’at kepada Allah. Tangan Allah diatas tangan mereka,maka 
barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya akibat melanggar janji 
tersebut akan menimpa dirinya sendiri, dan barangsiapa yang menepati 
janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar”. 
(QS. Al Fath : 10 ).
لقد رضي الله عن المؤمنين اذ يبا يعونك تحت الشجرة فعلم ما فى قلوبهم فانزل السكينة عليهم واثا بهم فتحا قريبا . ( الفتح : 18 )
“Sesungguhnya
 Allah benar benar ridho kepada orang orang mu’min, ketika mereka 
berbai’at (berjanji setia) kepadamu dibawah pohon.maka Allah mengetahui 
apa yang ada dihati mereka, kemudian Allah menurunkan ketenangan pada 
hati mereka dan memberi balasan untuk mereka berupa kemenangan yang 
dekat (waktunya)”. (QS. Al Fath : 18 )
Ulama
 beda pendapat dalam menyikapi hukumnya bai’at. Ada yang mewajibkan dan 
ada yang menyatakan sunnah. Tapi pada prinsipnya bai’at itu adalah 
bagian dari syariat islam dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
4- 
 Bagaimana hukumnya masuk salah satu thoriqoh Mu’tabarah dan 
mengamalkannya, apakah wajib atau sunnah atau makruh atau mubah ?…
Jawab
 : Kalau yang dikehendaki masuk thoriqoh itu belajar membersihkan hati 
dari sifat sifat yang rendah, dan menghiasnya dengan sifat sifat 
terpuji, maka hukumnya fardu ‘ain (wajib bagi setiap orang). 
Sebagaimana hadits Nabi SAW : 
“Menuntut ilmu diwajibkan bagi orang Islam baik laki laki maupun perempuan.
Tetapi
 kalau yang dikehendaki masuk thariqah mu’tabaroh itu khusus untuk 
dzikir dan wirid, maka termasuk sunnah Rasulullah SAW. adapun 
mengamalkan dzikir dan wirid setelah bai’at. Maka hukumnya wajib untuk 
memenuhi janji. Dan tentang Mursyid/Muqaddam menalqinkan (mengajarkan) 
dzikir dan wirid kepada para murid maka hukumnya sunnah karena sanad 
thariqah kepada Rasulullah SAW itu sanad yang shohih.
Keterangan
 ini diambil dari kitab Al Ma’ariful Muhammadiyyah hal.81 dan Al 
Adzkiya’. (Hasil keputusan Mu’tamar ke 1 Jam’iyyah Ahlu Thariqah Al 
Mu’tabarah An Nahdliyah di Tegal Rejo Tgl: 18 – 3 – 1377 H. / 12 – 10 – 
1957 M.)
 4-
 Adapun dasar hukum pada kesemua komponen diatas ( istighfar, shalawat 
), baik di Al Qur’an dan sunnah (Al Hadist Shohih) tidak diragukan lagi 
keabsahannya.
1) Istighfar
Firman Allah Swt.
وما كا ن الله معذبهم وهم يستغفرون.(الانفا ل : 33)
“ Dan Allah tidak akan menyiksa suatu kaum sedangkan mereka ber istigfar (memohon ampun)”. (QS. Al Anfaal : 33)
استغفروا ربكم انه كا ن غفا را – (نوح : 29)
“ Mohonlah ampun (beristigfar) kepada tuhan kalian, sesungguhnya Dia Maha Pengampun “. (QS. Nuh : 29)
Al Hadits
قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : من لزم الاستغفا ر جعل الله تعالى له من كل ضيق مخرجا
ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لا يحتسب.( رواه ابو داود )
“Barangsiapa
 melazimkan istigfar (membaca dengan Istiqomah) maka AllahSwt. Memberi 
jalan keluar atas kesulitannya dan kegembiraan atas semua kesusahannya 
serta memberinya rizki tanpa perhitungan / dari jalan diluar dugaannya”.
 (HR. Abu Daud)
والذى نفسى بيد ه لولم تذنبوا لذ هب الله تعالى بكمولجا ء بقوم يذ نبون فيستغفرون الله تعالى فيغفر لهم
( رواه مسلم )
“Dan
 demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, andaikan kalian tidak 
pernah berbuat dosa, niscaya Allah membinasakan kamu semua, dan kemudian
 Allah mendatangkan (menciptakan) satu kaum yang berbuat dosa kemudian 
mereka mohon ampunan, lalu Allah mengampuni mereka”. (HR. 
Muslim)Sholawat
Firman Allah
قا ل الله تعالى : ان الله وملا ئكته يصلون على النبىيا ايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
( الاحزاب : 56)
“Sesungguhnya
 Allah dan para malaikatnya bersolawat atas Nabi Muhammad SAW. Wahai 
orang-orang yang beriman bersholawatlah dan ucapkanlah salam 
penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzaab : 56).
Dari
 ayat diatas yang perlu kita cermati yaitu perintah Allah yang didahului
 dengan pemberitahuan bahwa Dia (Allah Swt.) sendiri dan para 
malaikatNya bershalawat pada Nabi, baru kemudian dia memberikan himbauan
 / perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah Saw. Oleh karena itu 
bisa kita bayangkan betapa besar arti dan nilai shalawat bagi Allah Swt.
 Adapun hadits Nabi yang menjelaskan keutamaan shalawat sangatlah 
banyak, diantaranya :
وعن
 عبد الله بن عمرو بن العا ص رضي الله عنهما أنه سمع رسول الله صلى الله 
عليه وسلم يقول: “من صلى علي صلاة ، صلى الله عليه بها عشرا” ( رواه مسلم )
Diriwayatkan
 oleh Abdillah bin ‘Amru bin Al ’Ash Radiyallaahu ‘anhuma, sesungguhnya 
dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang bershalawat 
kepadaku satu kali, maka Allah membalas kepadanya dengan sepuluh 
shalawat” (HR. Muslim) (Shalawat Allah adalah dengan menurunkan rahmat).
وعن
 ابن مسعود رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قا ل : “أولى 
النا س بي يوم القيا مة أكثرهم علي الصلاة ” ( رواه الترمذ ي – وقا ل حديث 
حسن )
Dan
 diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud RA. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
 “Orang yang paling mulya disisiku pada hari qiyamat adalah yang paling 
banyak bershalawat kepadaku”. (HR. Al Turmidzi – Hadits hasan).
وعن
 أوس بن أوس رضي الله عنه قا ل : قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” ان
 من أفضل ايا مكم يوم الجمعة ، فأكثروا علي من الصلاة فيه ، فا ن صلاتكم 
معروضة علي” فقالوا : يا رسول الله ، وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد ارمت؟…. قا
 ل: يقول : بليت ، قا ل : “ان الله حرم على الارض أجسا د الانبياء “( رواه 
ابو د اود با سنا د صحيح)
Diriwayatkan
 oleh Aus bin Aus RA : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya hari yang
 paling utama bagimu adalah hari Jum’at. Maka perbanyaklah membaca 
shalawat untukku didalamnya. Sesungguhnya shalawat kalian disampaikan 
kepadaku”. Para sahabat bertanya : Ya Rasulallah, Bagaimanakah shalawat 
kami disampaikan kepada Tuan, padahal Tuan sudah berkalang tanah?… 
Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan bagi tanah
 untuk makan jasad para Nabi”.
( HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih ).
وعن ابي هريرة رضي الله عنه قا ل : قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم :” رغم انف رجل ذكرت عند ه فلم يصل علي ” ( روا ه الترمذ ي )
Diriwayatkan
 oleh Ibu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh hina bagi 
seorang laki laki yang mana ketika disebut namaku disisinya, dia tidak 
bershalawat kepadaku”. ( HR. Al Turmudzi )
وعن
 ابي هريرة رضي الله عنه قا ل : قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : “ما 
من احد يسلم علي الا رد الله علي روحي حتى أرد عليه السلام ، ( رواه ابو د 
اود با سنا د صحيح)
Diriwayatkan
 oleh Ibu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda: “Tak seorangpun yang 
bershalawat kepadaku, kecuali Allah mengembalikan ruhku kepadaku, 
sehingga aku menjawab salamnya”. (maksudnya : Allah mengembalikan ruh 
Rasulullah kedalam jasadnya sehingga dia bisa menjawab setiap shalawat 
dan salam dari ummatnya. Akan tetapi karena Beliau ada di Alam Barzah 
maka tidak semua orang bisa melihat dan mendengarnya).
وعن
 فضا لة بن عبيد رضي الله عنه قا ل سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا 
يد عو فى صلاته لم يمجد الله تعالى ولم يصل على النبي صلى الله عليه وسلم :
 فقا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” عجل هذ ا ” ثم دعا ه فقا ل له – 
أو لغيره-: اذا صلى ا حد كم فليبد اء بتحميد ربه سبحا نه والثناء عليه ، ثم
 يصلى على النبي صلى الله عليه وسلم ، ثم يدعو بعد بما شا ء ”
( رواه أبو داود والترمذ ي – وقا ل حد يث حسن صحيح )
Diriwayatkan
 oleh Fudhalah bin ‘Ubaid RA berkata: “Rasulullah mendengar seorang laki
 laki yang berdoa dalam shalatnya, dia tidak memuji Allah dan tidak 
bershalawat kepada Nabi SAW. lalu beliau bersabda: ‘orang ini tergesa 
gesa’, kemudian beliau memanggilnya dan beliau bersabda kepada dia dan 
orang lainnya : ‘Bila seorang diantaramu berdoa, maka hendaklah dimulai 
dengan memuji Allah, Tuhannya. Kemudian bershalawat kepada Nabi SAW, 
lalu berdoalah sekehendaknya’.” (HR. Abu Daud dan Al Turmudzi – Dia 
mengatakan bahwa Hadits ini Hasan shahiih).
Dengan
 menelaah ayat Al Qur an dan hadits hadits tersebut diatas serta hadits 
hadits lain dari berbagai sumber, dalam kitab Syaraful Ummati 
Muhammadiyah karangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki menjelaskan 
bahwa faedah sholawat itu sangat besar dan banyak, ada 39 keutamaan yang
 dia sebutkan dalam kitab tersebut, diantaranya :
 Rasulullah SAW menjadi sandaran utama mereka sebagaimana sabda Rasulullah SAW
قا ل صلى الله عليه وسلم“فقراء ك فقرائى وتلاميذ كتلاميذ ى واصحابك اصحابى” فما اسرف هذ ه
الاضا ف ؟ . ( الفيض الربا ني : 28)
Artinya
 : Bersabda Rasulullah SAW : “Para fuqara’ (yang menjadi tanggunganmu) 
itu adalah fuqara’ku juga (tanggunganku juga), murid muridmu itu semua 
adalah murid muridku, sahabat sahabatmu adalah sahabat sahabatku”. 
Adakah tempat bersandar yang lebih mulya dari Rasulullah ?
فعلم صلى الله عليه وسلم : ان بين اصحابه وبيناصحا ب هذا الشيخ اي هو مرشد حق منا سبة تا مة ، وبتلك المنا سبة
كانوا عند الله اكبر من اكابر الاقطا ب والعا رفينوالاغواث وان كانوا فى الظا هر من جملة العوام .
( الفيض الربا ني : 28 )
Rasulullah
 Saw. Memberi tahu kepada Syeikh . bahwa antara sahabat Rasululullah dan
 sahabatnya Syeikh mempunyai persamaan yang sempurna dan dengan kesamaan
 inilah ihwan Thoriqoh  bagi Allah Swt. lebih tinggi nilainya dari pada 
Qutub, Arifin dan Al Ghauts walaupun tampang dhohirnya hanyalah orang 
awam.
Melaksanakan perintah Allah Swt.
Meniru
 Allah Swt. dalam shalawat pada Rasulullah Saw. perbedaannya shalawat 
kita adalah do’a dan permohonan, sedangkan shalawat Allah Swt. adalah 
pujian dan kemulyaan atas Rasulullah Swt.
 Barang siapa menghujat Nabi Muhammad dan tidak segera bertaubat maka mati dalam keadaan kafir ..
وقا ل لى : يا احمد ان من سبك ولم يتب لا يموت الا كا فرا وان حج وجا هد ، 
قلت له يا رسول الله ان العا رف با لله سيد ى عبد الرحمن الشا مى 
ذ كر ان الحج لا يموت على سوء الخا تمه ،قا ل لى سيد ى الوجود
 : يا ا حمد من سبك ولم يتب ما ت كا فرا ولوحج وجا هد ، يا ا حمد كل من سعى في
هلا كك فأنا غضبا ن عليه ولم تكتب له صلاته ولاتنفعه ، 
( الفيض الرباني : 28 ) 
“Berkata
 kepadaku Rasulullah Saw. : Ya Ahmad, sesungguhnya barang siapa 
mencelamu dan tidak bertobat tidak akan mati kecuali dalam kekafiran, 
walau haji dan berjihad. Saya berkata : Ya Rasulallah, sesungguhnya Al 
‘Arif billah Sayyidy Abdurrahman As Syami mengatakan bahwa orang yang 
haji tidak akan mati su’ul khatimah, berkata kepadaku Sayyidul Wujud 
Rasulullah Saw. : Ya Ahmad, barang siapa mencelamu dan tidak bertobat, 
maka ia pasti mati kafir walaupun ia haji dan berjihad. Ya Ahmad barang 
siapa yang berusaha mencelakakanmu akulah yang marah kepadanya, dan 
tidak akan dicatat sholatnya, serta tidak akan membawa manfaat baginya”.
 
(al Faidl al Rabbani : 28).
Hal tersebut diatas sesuai dengan hadits qudsi : 
من عا د ى لى وليا فقد اذنته با لحرب . ( رواه البخاري )
“Barang siapa menyakiti wali-Ku, maka kuumumkan perang kepadanya”.(HR. Buhori).
Adakah orang yang mampu dan menang jika perang melawan Allah Swt ?
Firman Allah Swt
قا ل الله تعالى : فاعلم انه لااله الا الله. (محمد: 19)
“ Maka ketahuilah sesungguhnya tiada tuhan selain Allah”. (QS. Muhammad : 19)
قا ل صلى الله عليه وسلم : افضل ما قلته والنبيون من قبلى
لااله الا الله. ( رواه مالك بن أنس )
“Ucapan paling utama yang Aku ucapkan dan para nabi sebelumku adalah “Laa ilaaha illallah”. (HR. Malik bin Anas)
عن جابر بن عبد الله يقول ، سمعت رسول الله صلى الله عليه
وسلم يقول: أفضل الذكر لآاله الاالله . ( رواه الترمذ ي )
“Dari
 Jabir bin Abdullah berkata; Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : 
Dzikir paling utama adalah ‘Laa ilaaha illallah’. (HR. Turmudzi)
عن أم هانيء قالت ، قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم :
لآاله الا الله لايسبقها عمل ولا تترك ذنبا . ( رواه ابن ما جه )
“Dari
 Ummu Hani’ berkata, Bersabda Rasulullah SAW : ‘Laailaaha illallah’ 
tidak ada satu amalpun yang melebihi (keutamaannya), dan tidak 
menyisakan satu dosapun”. (HR. Ibnu Maajah).
جد د وا ايمانكم ، قيل وكيف نجد د ايماننا يا رسول الله ؟ قا ل :
أكثروا من قول لآاله الا الله .( رواه احمد و الحكيم )
“Perbaharuilah
 iman kalian!, lalu Rasulullah SAW ditanya; Bagaimana cara kami 
memperbaharui iman kami ya Rasulullah? .. ‘Perbanyaklah mengucapkan 
Laailaaha illallah”. (HR. Imam Ahmad dan Imam Al Hakim).
قا ل
 صلى الله عليه وسلم : ما قا ل عبد لااله الا الله مخلصا منقلبه الا فتحت 
له ابواب السماء حتى يفضى الى العرش مااجتنبت الكبائر . ( رواه الترمذ ي 
والنسا ئى )
“Tidaklah
 seorang hamba yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari 
hatinya, kecuali dibuka baginya pintu-pintu langit sampai Arasy. Selama 
ia menjauhi dosa dosa besar”. (HR. Turmudzi dan Nasai)
قا ل صلى الله عليه وسلم : من قا ل عبد لا اله الا الله ومد ها هد مت له اربعة الاف ذنب من الكبائر. ( رواه الد يلمي )
“Barang siapa mengucapkan “Laa ilaaha illallah” dengan madnya (dipanjangkan) digusur darinya 4000 dosa besar “. (HR. Al Dailamy)
قا ل صلىالله عليه وسلم : يقول الله تعالى : لا اله الا الله حصنىفمن د خل حصنى أمن من عذابى. ( الحديث القد سى، رماح : 2/92)
“Rasulullah
 SAW bersabda; Allah berfirman : Laa ilaaha illallah itu bentengku, 
barang siapa masuk kedalamnya aman dari azabku”. ( Hadits Qudsi – Rimah 
2/92)
5. 
Bagaimana hukumnya masuk dan mengamalkan wirid salah satu thariqah 
mu’tabarah, kemudian orang tersebut berhenti mengamalkan ( keluar / 
batal thariqahnya ), apakah ada sangsi / resiko bagi orang tersebut ?……
Jawab
 : Masuk thoriqotul auliya’ yang dinyatakan dengan bai’at (ikrar janji 
setia kepada Allah SWT melalui Mursyid atau Muqaddam yang punya izin dan
 sanad shahiih / sambung sampai ke Rasulullah) kemudian keluar / ingkar 
janji hukumnya dosa besar, bahkan terancam mati suul khatimah, karena 
dalam thoriqoh dan amalannya terdapat banyak asrar ar robbany (rahasia 
ketuhanan). Ibaratnya sama dengan orang masuk jadi anggota meliter 
kemudian desersi (lari dari tugas / berhenti) resikonya sangat besar, 
karena orang tersebut telah banyak tahu rahasia negara.
Lain
 halnya kalau hanya bekerja di perusahaan swasta, keluar masuk / pindah 
beberapa kali dalam sebulan tidak ada resikonya. Tapi kalau diterima 
jadi pegawai negri sipil saja misalnya, yang mana penerimaan tersebut 
melalui proses sumpah jabatan dan mendapat SK pengangkatan, orang 
tersebut tidak bisa seenaknya keluar begitu saja. Aapalagi diterima jadi
 anggota meliter, jangankan balelo, terlambat datang upacara saja sudah 
dihukum berat. Demikian juga masuk anggota thariqahnya Wali Allah, 
mereka sebenarnya masuk dalam barisan tentara Allah.
Lebih
 jelasnya silahkan telaah dengan teliti kitab Al Faidhur Rabbany yang 
disusun oleh Syeikh Umar Baidhawi Basyaiban halaman : 27.
6- Bagaimana hukumnya orang yang mengajarkan ilmu haqiqah, sedangkan ia sendiri tidak mengerjakan syariat agama Islam ?…
Jawab
 : Hukumnya haram dan menjadi sesat dan menyesatkan serta salah satu 
bentuk penyelewengan dalam Agama. Dan orang yang bertashawwuf tanpa 
mengamalkan syariat itu kafir zindiq. Sebaliknya orang yang melaksanakan
 syariat tanpa tashawwuf cenderung fasiq. (Keterangan diambil dari kitab
 Kifayatul Atqiya’) dari hasil Mu’tamar yang sama.
Wajib menuntut ilmu untuk menjaga ‘aqidah dan amal ibadah nya.
اعلم
 انه يجب على كل مكلف أن يحصل من العلم مايصح به اعتقاد ه على مذ هب اهل 
السنة والجما عة ومما تصح به اعماله على وفق الشريعة المطهرة، ويجب على أهل
 السلوك الى طريق أهل الله الصا د قين أ ن يحصلوا من العلم ماتصح به أعما 
لهم على الوفا ق بين المذاهب الاربعة ( رما ح : 1/ 99)
Ketahuilah
 bahwa semua orang mukallaf berkewajiban menghasilkan ilmu yang 
menjadikan sah ‘aqidahnya sesuai dengan madzhab ahlus sunnah wal jama’ah
 dan ilmu-ilmu yang menjadikan syah amal ibadahnya sehingga cocok dengan
 syri’at yang suci itu. Dan wajib bagi orang yang mengikuti Thoriqoh 
para Ahlullah (wali Allah) yang benar, mencari ilmu yang mengantarkan 
pada kebenaran amal ibadahnya sesuai dengan salah satu madzhab Imam yang
 empat”. ( Rimah : 1/99).
 WAKTU IJABAH 
 Pada
 hari Jum’at ada saat / waktu yang istijabah. Salah satunya adalah 
setelah sholat ashar. Dalam kitab I’anatut Thalibin juz 1/ 91 disebutkan
 :
يوم
 الجمعة ثنتا عشر سا عة فيه سا عة لايوجد فيها مسلم يسأ ل الله شيئا الا 
اعطا ه ايا ه فالتمسوها أخر سا عة بعد العصر. ( اعانة الطالبين : 1/91) 
Pada
 hari jum’at ada 12 saat / jam. Tak seorang muslimpun yang memohon 
sesuatu pada Allah Swt. kecuali Allah akan memberinya, carilah waktu 
tersebut pada akhir saat setelah waktu ashar. ( I’anatut Tholibin juz 1 
halaman 91 ).
قا ل
 رسول الله صلى الله عليه وسلم : عن أبي هريرة قا ل : أ خذ رسول الله صلى 
الله عليه وسلم بيد ي فقا ل : خلق الله عز وجل التربة يوم السبت وخلق فيها 
الحبا ل يوم الاحد وخلق الشجر يوم الاثنين وخلق المكروه يوم الثلاثاء وخلق 
النور يوم الاربعاء وبث فيها الدواب يوم الخميس وخلق أد م عليه السلام بعد 
العصر من يوم الجمعة في آخر الخلق في آخر سا عة من سا عة الجمعة فيما بين 
العصر الى اليل. (رواه مسلم)
Dari
 Abi Hurairah RA. ia berkata : “ Rasulullah Saw. memegang tanganku 
kemudian bersabda: Allah Azza Wajalla menciptakan tanah ( bumi ) pada 
hari sabtu, dan Allah menciptakan gunung-gunung diatas bumi pada hari 
ahad, dan menciptakan pepohonan pada hari senin, dan menciptakan 
kemalangan pada hari selasa, menciptakan cahaya pada hari rabu, 
menebarkan binatang-binatang melata pada hari kamis dan menciptakan nabi
 Adam AS, setelah ashar hari jum’at diakhir ciptaanNya pada detik-detik 
terakhir hari jum’at yaitu diantara waktu ashar hampir maghrib ( malam )
 ( HR. Muslim )
Nama-nama
 thariqah yang masuk ke Indonesia dan telah diteliti oleh para Ulama NU 
yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahluth Thariqah Al Mu’tabarah Al 
Nahdliyah dan dinyatakan Mu’ tabar (benar – sanadnya sambung sampai pada
 Baginda Rasulullah SAW), antara lain :
1. Umariyah                    23. Usysyaqiyyah
2. Syathoriyah                24. Bakriyah
3. Qadiriyah                        25. Idrusiyah
4. Syadziliyah                     26. Utsmaniyah
5. Rifaiyah                            27. ‘Alawiyah
6. Ahmadiyah                      28. Abbasiyah
7. Dasuqiyah                       29. Zainiyah
8. Akbariyah                         30. Isawiyah
9. Maulawiyah                   31. Buhuriyyah
10. Kubrawiyyah              32. Haddadiyah
11. Sahrowardiyah           33. Ghaibiyyah
12. Khalwatiyah                34. Khodiriyah
13. Jalwatiyah                    35. Naqsyabandiyah   
14. Bakdasiyah                  36. Bayumiyyah
15. Ghazaliyah                 37. Maulawiyyah
16. Rumiyah                      38. Uwaisiyyah
17. Sa’diyah                       39. Idrisiyah
18. Jusfiyyah                    40. Akabirul Auliya’
19. Sa’baniyyah              41. Subbuliyyah
20. Kalsaniyyah             42. Matbuliyyah
21. Hamzaniyyah           43. TIJANIYAH
22. Bairumiyah               44. Sammaniyah.
 Diambil
 dari buku hasil keputusan Kongres & Mubes Jam’iyah Ahli Thariqah 
Mu’tabaroh An Nahdliyah, pada hasil Mu’tamar kedua di Pekalongan tanggal
 8 Jumadil Ula 1379 H / 9 November 1959. halaman 25. 
Silahkan Bagikan Artikel ini
 
 
Mohon Maaf,  Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan.  Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.