بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Risalah Adab Sulukil Muriid
Nasehat
Mencari Mursyid Thariqah Dan Perilaku Yang Harus Dilakukan murid
بسم الله الرحمن الرحيم
فصل
Pasal 17
وَلتَكُن لَكَ -أيُّها المُريدُ- عِنايَةٌ تَامَّةٌ
بِصُحبةِ الأَخيارِ وَمُجالَسَةِ الصَّالِحينَ الأَبرارِ. وَكُن شَديدَ الحِرصِ
علَى طَلبِ شَيخٍ صَالِحٍ مُرشِدٍ نَاصِحٍ، عَارِفٍ بِالشَّريعَةِ، سَالِكٍ
لِلطَرِيقَةِ، ذَائِقٍ لِلحَقِيقَةِ، كَامِلِ العَقلِ وَاسِعِ الصَّدرِ، حَسَنِ
السِّيَاسَةِ عاَرِفٍ بِطبَقاتِ النَّاسِ مُمَيِّزٍ بَينَ غَرائِزِهِم وَفِطَرِهِم
وَأَحوَالِهِم.
Hendaknya kau –wahai muriid- memiliki perhatian penuh dengan
bersahabat dengan orang-orang baik dan mendatangi majlis orang-orang sholih.
Jadilah kau orang yang benar-benar menginginkan mencari syaikh (guru) yang
sholih, bisa memberi petunjuk dan nasehat, mengetahui hukum syariat, menempuh
jalan thariqah, telah mencapai hakikat, sempurna akal, lapang dada (sabar),
memiliki strategi yang baik dan mengetahui tingkatan manusia serta mampu
membedakan antara tabiat, naluri dan kondisi-kondisi mereka.
فَإِن ظَفِرتَ بِهِ فَألقِ نَفسَكَ عَليهِ وَحَكِّمهُ في
جمَيعِ أُمورِكَ وَارجِع إِلى رَأيِهِ وَمَشُورَتِهِ في كُلِّ شَأنِكَ وَاقتَدِ
بِهِ في جَميعِ أَفعَالِهِ وَأَقوَالِهِ إِلاَّ فِيمَا يَكونُ خَاصّاً مِنها
بِمَرتَبةِ المَشيَخَةِ، كَمُخالَطَةِ النَّاسِ وَمُداَرَاتِهم وَدَعوَةِ القَريبِ
والبَعيدِ إَلى الله وَمَا أَشبَهَ ذَلكَ فَتُسَلِّمُهُ لَهُ،
Apabila kau telah mendapatkannya serahkanlah dirimu padanya,
jadikanlah beliau pemberi keputusan seluruh urusanmu, rujuklah pendapat beliau
dan berdiskusi kepadanya mengenai semua keadaan perilakumu. Ikutilah beliau
dalam semua perbuatan dan perkataannya kecuali hal-hal khusus yang berkaitan
dengan derajat beliau sebagai syaikh. Seperti bergaul dengan orang lain,
bersama-sama mereka, berdakwah pada orang yang dekat dan jauh mengajak menuju
Allah dan lain sebagainya. Untuk itu, hendaknya kau tidak mengingkarinya.
وَلا تَعتَرِض عَليهِ في شَيءٍ مِن أَحوَالِهِ لا ظَاهِراً
ولا بَاطِناً وَإِن وَقَعَ في قَلبِكَ شيءٌ مِنَ الخَواطِرِ في جِهَتِهِ فاجتَهِد
في نَفْيِهِ عَنكَ فَإِن لَم يَنتَفِ فَحَدِّث بِه الشَّيخَ لِيُعَرِّفَكَ وَجهَ
الخَلاصِ مِنهُ، وَكَذلِكَ تُخبِرَهُ بِكُلِّ ما يَقَعُ لَكَ خُصوصاً فِيما
يَتعَلَّقُ بِالطَّريقِ.
Jangan kau menentang semua keadaan dan kondisinya baik itu
secara tampak luar (lahir) dan dalamnya (batin). Apabila di dalam hatimu
terbersit pikiran yang meragukan (kekahawatiran) mengenai beliau maka berusahalah
menghilangkannya dengan sungguh-sungguh. Apabila pikiran tersebut ternyata
tidak hilang, ceritakanlah kepada syaikh-mu supaya beliau memberitahumu jalan
terlepas dari pikiran seperti itu. Begitu juga, kau selalu memberitahukan
apapun yang kau alami kepada beliau, lebih-lebih masalah yang berhubungan
dengan thariqah.
وَاحذَر أَن تُطيعَهُ في العَلانِيَةِ وَحَيثُ تَعلَمُ
أَنَّهُ يَطَّلِعُ عَليكَ وَتَعصِيهِ في السِّرِّ وَحَيثُ لا يَعلَمُ فَتَقعُ في
الهَلاكِ.
Berhati-hatilah, jangan sampai kau mentaati syaikh secara
tampak luar saja dimana kau tau bahwa beliau sedang melihatmu dan kau
mendurhakainya dalam keadaan tidak diketahui oleh syaikh. Maka apabila seperti
kau akan jatuh dalam kerusakan.
وَلا تَجتَمِعَ بِأَحدٍ مِنَ المَشايِخِ المُتَظاهِرينَ بِالتَّسلِيكِ
إِلاَّ عَن إِذنِهِ، فَإِن أَذِنَ لَكَ فاحفَظ قَلبَكَ وَاجتَمِع بَمَن أَرَدتَ
وَإِن لمَ يَأذَن لَكَ فَاعلَم أَنَّهُ قَد آثَرَ مَصَلَحَتَكَ فَلا تَتَّهِمَهُ
وَتَظُنَّ بِهِ الحَسدَ وَالغَيرَةَ، مَعَاذَ الله أَن يَصدُرَ عَن أَهلِ الله
وَخاصَّتِهِ مِثلُ ذَلِكَ.
Janganlah kau berkumpul dengan salah satu dari syaikh-syaikh
yang terkenal dengan suluknya kecuali telah mendapatkan izin dari syaikh-mu.
Kemudian apabila beliau memberimu ijin jagalah hatimu dan berkumpulah dengan
siapapun yang kau inginkan. Dan apabila beliau tidak mengijinkan maka
ketahuilah bahwa beliau telah memilihkan yang lebih baik untukmu, jangan kau
mencurigainya dan menyangka beliau telah berbuat dengki dan cemburu. Hanya
dengan perlindungan Allah ketika hal tersebut muncul dari Ahlullah dan orang
istimewa-Nya.
وَاحذَر مِن مُطالَبَةِ الشَّيخِ بِالكَرَامَاتِ
وَالمُكَاشَفَةِ بِخَوَاطِرِكَ فَإِنَّ الغَيبَ لا يَعلَمُهُ إِلاَّ الله،
وَغَايَةُ الوَلِيِّ أَن يُطلِعَهُ اللهُ علَى بَعضِ الغيُوبِ في بَعضِ الأَحيان،
Berhati-hatilah, jangan kau meminta syaikh dengan
karamah-karamahnya dan menyingkap rahasia hatimu. Karena hal yang ghaib tidak
ada yang bisa mengetahui kecuali hanya Allah. Puncak dari wali adalah Allah
memperlihatkan kepadanya sebagian hal-hal yang ghaib di waktu-waktu tertentu.
وَرُبَّما دَخَلَ المُريدُ علَى شَيخِهِ يَطلُبُ مِنهُ أَن
يُكاشِفَهُ بِخاطِرِهِ فَلا يُكاشِفَهُ وَهُوَ مُطَّلِعٌ عَليهِ وَمُكاشَفٌ بِهِ
صِيَانَةً لِلسِرِّ وَسَتراً لِلحالِ فَإِنَّهُم رَضِيَ الله عَنهُم أَحرَصُ
النَّاسِ علَى كِتمانِ الأَسرارِ وَأَبعَدُهُم عَنِ التَّظاهُرِ بِالكرَاماتِ
والخَوارِقِ وَإِن مُكِّنُوا مِنها وَصُرِّفُوا فِيها.
Kadang-kadang muriid mendatangi syaikh untuk meminta
menyingkap rahasia hatinya kemudian beliau tidak memenuhinya sementara beliau
sebenarnya mengetahuinya dan mampu menyingkapnya. Hal tersebut beliau lakukan
karena menjaga rahasia dan menutupi kondisi dan keadaannya. Karena mereka para
syaikh –radhiya Allahu ‘anhum- manusia yang paling ingin menyembunyikan
rahasia-rahasia dan orang yang paling menjauhi dari menampakkan karamah dan hal
yang luar biasa (keajaiban) walaupun mereka dimungkinkan memiliki dan bisa
menggunakannya.
وَأكثَرُ الكرَاماتِ الوَاقِعَةِ مِنَ الأَولِيَاءِ وَقعَت
بِدونَ اِختِيَارِهِم، وَكاَنوا إِذا ظَهرَ عَليهُم شَيءٌ مِن ذَلِكَ يُوصونَ مَن
ظَهرَ لَهُ أَن لا يُحَدِّثَ بِهِ حَتَّى يَخرُجُوا مِنَ الدُّنيا، وَرُبَّما
أَظهَرُوا مِنها شَيئاً اختِيَاراً لِمَصلحَةٍ تَزيدُ علَى مَصلَحةِ السِّترِ.
Mayoritas karamah yang muncul dari para wali itu terjadi
tanpa kehendaknya sendiri. Apabila karamah-karamah mereka muncul, mereka akan
berpesan kepada orang yang melihatnya untuk tidak menceritakannya sampai mereka
meninggal dunia. Terkadang mereka menampakkan karamah mereka dengan kehendak
sendiri karena adanya kemaslahatan tersendiri daripada menutupinya.
وَاعلَم أَنَّ الشَيخَ الكَامِلَ هُوَ الذِّي يُفِيدُهُ
بِهِمَّتِهِ وَفِعلهِ وَقَولِهِ وَيحَفَظُهُ في حُضورِهِ وَغَيبَتِهِ وَإِن كانَ
المُريدُ بَعيداً عَن شَيخِهِ مِن حَيثُ المَكانُ، فَليَطلُب مِنهُ إِشارَةً
كُلِّيَةً فِيما يَأتي مِن أَمرِهِ وَيترُكُ.
Ketahuilah, bahwa syaikh yang sempurna adalah orang yang
memberi kemanfaatan dengan semangatnya, perbuatannya dan perkataannya serta
beliau selalu menjaga muriid-nya saat beliau berada di depannya ataupun saat
beliau tidak bersamanya. Apabila si muriid berada jauh dari syaikh-nya dalam
sisi tempatnya hendaknya si muriid mencari isyarat-isyarat dari syaikh-nya
secara menyeluruh dalam urusan yang akan ia lakukan atau ia tinggalkan.
وَأَضرُّ شَيءٌ عَلى المُريدِ تَغَيُّرِ قَلبَ شَيخِهِ
عَليهِ وَلَو اجتَمعَ علَى إصلاحِهِ بَعدَ ذَلِكَ مَشايخُ المَشرِقِ وَالمَغرِبِ
لمَ يَستَطيعُوهُ إِلاَّ أَن يَرضَى عَنهُ شَيخُهُ.
Sesuatu yang paling berbahaya bagi muriid adalah perubahan
hati syaikh-nya terhadap dirinya. Ketika sudah seperti itu, walaupun seluruh
syaikh di belahan bumi Timur dan Barat berkumpul untuk memperbaiki keadaan si
muriid, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali syaikh-nya memberikan
ridhanya kepada Si muriid.
وَاعلَم أَنَّهُ يَنبَغي لِلمُريدِ الذَّي يَطُلبُ شَيخاً
أَن لا يُحَكِّمَ في نَفسِهِ كُلَّ مَن يُذكَرُ بِالمَشيَخَةِ وَتَسلِيكِ
المُريدينَ حَتَّى يَعرِفَ أَهلِيَّتَهُ وَيَجتمِعَ عَليهِ قَلبُهُ،
Ketahuilah bahwa seyogyanya bagi muriid yang mencari seorang
syaikh tidak mengukuhkan dan memasrahkan dirinya pada setiap orang yang disebut
dengan guru (syaikh) dan (terkenal) bisa menunjukkan jalan para murid menuju
Allah sampai Si murid mengetahui keahlian Sang syaikh dan hati Si murid
menerimanya.
وَكذَلِكَ لا يَنبَغي للِشَيخِ إِذا جاءَ المُريدُ يَطلُبُ
الطَّرِيقَ أَن يَسمَحَ لَهُ بِها مِن قَبلِ أَن يَختَبِر صِدقَهُ في طَلَبِهِ،
وَشِدَّةِ تَعَطُّشِهِ إِلى مَن يَدُلُّهُ علَى رَبِّهِ.
Begitu juga, tidak seharusnya bagi syaikh ketika seorang
muriid datang untuk ber-thariqah memberi toleransi kepada si muriid tersebut
sebelum ia menguji kesungguhan si muriid dalam pencariannya dan kesungguhan
membutuhkannya kepada orang yang menunjukkanny ada Tuhannya.
وَهذَا كُلُّهُ في شَيخِ التَّحكِيمِ، وَقَد شَرَطُوا عَلى
المُريدِ أَن يَكونَ مَعهُ كَالَمِّيتِ بَينَ يَدَيِّ الغَاسِلِ وَكالطِّفلِ مَعَ
أُمَّهِ، وَلا يَجرِي هَذا في شَيخِ التَّبَرُّكِ، وَمَهمَا كَانَ قَصدُ المُريدِ
التَّبَرُّكَ دُونَ التَّحكِيمِ فَكُلَّما أَكثَرَ مِن لِقاءِ المَشايِخِ
وَزِيارَتِهم وَالتَّبرُّك بِهم كَان أَحسَنَ.
Semua penjelasan ini, seluruhnya dalam mencari syaikh
tahkiim. Para ulama mensyaratkan kepada muriid yaitu ketika bersama dengan
syaikh tahkiim ia seperti mayat di hadapan beliau yang sedang memandikan dan
seperti anak kecil yang diasuh oleh ibunya. Hal ini tidak berlaku dalam
kaitannya dengan syaikh tabarruk. Ketika tujuan seorang muriid untuk tabarruk
bukan tahkiim maka semakin sering mendatangi, mengunjungi dan mencari
keberkahan syaikh-syaikh tabarruk tersebut adalah lebih baik.
وَإذا لَم يَجِدِ المُريدُ شَيخاً فَعَليهِ بِمُلازَمَةِ
الجِدِّ وَالاجتِهادِ مَعَ كَمالِ الصِّدقِ في الاِلتِجاءِ إِلى الله
وَالاِفتِقارِ إِليهِ في أَن يُقَيِّضَ لَهُ مَنْ يُرشِدُهُ، فَسَوفَ يُجِيبُهُ
مَن يُجِيبُ المُضطَرَّ، وَيَسُوقُ إِليهِ مَن يَأخُذُ بِيَدِهِ مِن عِبادِهِ.
Ketika seorang muriid tidak menemukan seorang syaikh pun
maka ia harus terus-menerus bersungguh-sungguh dan sangat tekun berusaha
meminta perlindungan Allah dan merasa sangat membutuhkan-Nya untuk mendatangkan
seseorang yang memberikan petunjuk pada dirinya. Dengan seperti itu Dzat yang
selalu memberikan jawaban kepada orang yang terdesak akan mengabulkannya dan Ia
akan membawakan untuknya hamba-hamba-Nya yang akan menuntunnya.
وَقَد يَحسِبُ بَعضُ المُريدينَ أَنَّهُ لا شَيخَ لَهُ
فَتَجِدَهُ يَطلُبُ الشَّيخَ وَلَهُ شَيخٌ لَم يَرَهُ، يُرَبِّيهِ بِنَظَرِهِ
وَيُرَاعيهِ بِعَينِ عِنايَتِهِ وَهُوَ لا يَشعُرُ، وَعِندَ التَناصُفِ مَا ذَهبَ
إِلاَّ الصِّدقُ، وَإِلاَّ فَالمَشايِخُ المُحَقِّقُونَ مَوجُودونَ،
Terkadang sebagian para muriid menganggap bahwa dirinya
tidak memiliki satu orang pun syaikh. Kau akan mendapatinya, mereka terus
mencari seorang syaikh padahal mereka sebenarnya memiliki syaikh yang tidak
mereka lihat. Beliau mendidik dengan pandangannya, beliau menjagannya dengan
perhatiannya sementara itu mereka tidak merasakan. Dalam sisi keadilan tentu
tidak akan mencari seorang syaikh kecuali orang yang bersungguh-sungguh.
Apabila bukan karena keadilan para syaikh al muhaqqiqun pasti akan
diperlihatkan (dimunculkan).
وَلكِن سُبحانَ مَن لَم يَجعلِ الدَّلِيلَ عَلى أَولِيَائِه
إِلاَّ مِن حَيثُ الدَّليِلُ عَليهِ وَلمَ يُوصِل إِليهِم إِلاَّ مَن أَرادَ أَن يُوصِلَهُ
إِليهِ
Akan tetapi Maha Suci Dzat yang tidak menjadikan sesuatu
yang menunjukkan (bukti) yang mengarah kepada para walinya kecuali dari sisi
dimana buktinya adalah menuju-Nya. Dan Allah tidak akan mengantarkan kepada
mereka kecuali orang yang Ia kehendaki untuk sampai kepada-Nya.
Untuk Kitabnya Download Disini
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.