بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Risalah Adab Sulukil Muriid
Menjaga
Hati dari Penyakit
(Hati adalah Tempat Allah menilai
Hamba. Bersihkanlah hati!)
بسم الله الرحمن الرحيم
فصل
Pasal 3
وعلى المُريد أن يَجتهِد في حفظِ قَلبه مِن الوَساوِس
والآفات والخواطِر الرَّدِيَّة، وليُقِم على بابِ قَلبه حاجِباً مِن المُراقبة
يمنعُها مِن الدخولِ إليه فإنها إن دَخَلته أفسَدتهُ، ويَعسُر بعد ذلك إخراجها
مِنه.
Keharusan
bagi murid yaitu bersungguh-sungguh (tekun) dalam menjaga hatinya dari was-was,
kerusakan hati dan kemauan yang rendah. Hendaknya si murid menjadikan di pintu
hatinya sebuah penjaga yang mengawasi dan yang mencegah tiga hal tersebut
memasuki hatinya. Karena apabila hal itu telah masuk maka hati akan rusak dan
apabila sudah terlanjur masuk maka akan sulit untuk mengeluarkannya.
وَليُبالِغ في تَنقِية قَلبه الذي هو مَوضِعُ نَظَر ربِّه
مِن المَيل إلى شَهوات الدنيا، ومِن الحِقد والغِلِّ والغِشِّ لأحدٍ مِن المسلمين،
ومِن الظّنّ السوء بأحدٍ منهم،
Sudah
hendaknya si murid menekankan dalam membersihkan hatinya yang notabene sebagai
tempat untuk Tuhannya “melihat” yakni dibersihkan dari kecenderungan pada
kesenangan-kesenangan duniawi, dendam, dengki, berbuat curang dan dibersihkan
dari prasangka buruk pada sesama orang islam.
وليكُن ناصحاً لهم رحيماً بهم مُشفقاً عليهم، مُعتقداً
الخيرَ فيهم، يُحبُّ لهم ما يُحبُّ لنفسه مِن الخير، ويكرهُ لهم ما يكرهُ لِنفسه
من الشر.
Hendaknya murid
tadi menjadi orang yang suka menasehati mereka (sesama manusia), mengasihi,
welas asih terhadap mereka dan meyakinkan kebaikan pada diri mereka. Dan
hendaknya si murid mencintai kebaikan bagi mereka sebagaimana membuat dirinya
sendiri menjadi senang. Dan membenci keburukan bagi mereka sebagaimana
menjadikan si murid tidak nyaman.
وَلتَعْلم أيُّها المُريد أنّ لِلقلبِ مَعاصي هِيَ أفحشُ
وأقبحُ وأخبثُ مِن معَاصي الجوارِح ولا يَصلُح القلب لِنزول معرفَة الله ومحبَّته
تعالى إلا بعد التّخلي عنها و التّخلُّص منها.
Dah
ketahuilah wahai murid bahwa hati mempunyai (potensi) perbuatan yang menyimpang
(dosa) yakni perbuatan yang lebih keji, buruk dan lebih jelek dari
maksiat-maksiat anggota dhohir. Dan hati tidak pantas untuk memperoleh
ma’rifatullah (pengetahuan dari Allah yang bersifat “pemberian), kecintaan
Allah ta’ala kecuali setelah perbuatan tersebut dibersihkan dan dikeluarkan.
فمِن أفحشِها الكِبر و الرّياء والحسد.
Perbuatan
hati yang paling buruk adalah sombong, riya’ (pamer) dan dengki.
فالكِبر يدُلُّ مِن صاحِبِه على غايةِ الحماقَة، ونهاية
الجهالة والغباوةِ، وكيف يليقُ التكَبُّر مِمّن يعلم أنّه مخلوقٌ مِن نُطفةٍ
مَذِرةٍ وعلى القُرب يصِير جِيفةً قذِرةً. وإن كان عِنده شيءٌ مِن الفضَائِل
والمحاسِن فذلك مِن فَضل الله وصُنعه، ليس له فيه قُدرةٌ ولا في تحصيله حَولٌ ولا
قوةٌ، أوَلا يخشى إذا تكبّر على عبادِ الله بما آتاه الله مِن فَضله أن يَسلُبَه
ما أعطاهُ بِسوء أدبِه ومُنازعتِه لِربِّه في وَصفِه؟ لأن الكِبر مِن صِفات الله
الجبّار المُتَكبّر
Kesombongan
menunjukkan pelakunya berada pada puncak kedunguan, kebodohan dan ketololan.
Bagaimana ia pantas untuk sombong sementara ia tahu bahwa dirinya adalah orang
yang diciptakan dari setetes air mani yang menjijikkan dan hanya selang
sebentar menjadi benda kering yang jijik. Dan apabila dia (si murid) memiliki
keunggulan dan kebaikan-kebaikan maka hal tersebut merupakan anugerah Allah dan
perbuatan-Nya. Si murid tidaklah memiliki kekuasaan apapun pada
kelebihan-kelebihan tadi dan ia tidak mempunya daya serta kekuatan untuk
memperolehnya. Apakah ketika menyombongkan sesuatu yang merupakan pemberian
yakni anugerah Allah kepada sesama hamba-Nya tidak menghawatirkan (apabila)
pemberian-Nya dicabut sebab perilakunya yang buruk serta merebut bagian sifat
Tuhannya?
وأمّا الرِّياء فيَدُل على خُلُوِّ قلبِ المُرائي مِن عظمةِ
الله وإجلاله لأنّه يتصَنَّع و يتزيَّن للمخلوقين ولا يقنع بِعلمِ الله ربِّ
العالمين.
Adapun riya’
(pamer) itu menunjukkan kekosongan hati orang yang pamer tersebut dari
keagungan Allah dan kebesaran-Nya. Karena ia berbuat dan menjadi baik di mata
para makhluk sementara ia tidak menerima ilmunya Allah Tuhan seluruh semesta.
ومَن عمِل الصَّالِحات وأحبَّ أن يعرِفه النّاس بذلك
لِيُعظِّموه ويصطنِعوا إليه المعروف فهو مُراءٍ جاهِلٌ راغِبٌ في الدنيا، لأن
الزّاهد مَن لو أقبَل النّاس عليه بِالتعظيم وبَذْلِ الأموالِ لكان يُعرض عن ذلك
ويَكرهُه، وهذا يطلُبَ الدُّنيا بِعملِ الآخِرة فمن أجهلُ مِنهُ ؟
Barang siapa
yang beramal sholih dan ia merasa senang diketahui orang lain sebab amal
tersebut supaya mereka memuliakannya, dan bersikap baik padanya. Orang yang
seperti ini disebut orang yang riya’ (pamer) sekaligus bodoh dan berhasrat
keduniawian. Karena zahid (orang yang zuhud) adalah orang yang apabila
didatangi para manusia dengan diagungkan, diberri harta mereka maka ia akan
menghindari dan membenci hal tersebut. Hal ini (bagi orang yang riya’) merupkan
mencari dunia dengan amal perbuatan akhirat, untuk siapa coba yang lebih bodoh
darinya?
وإذا لم يَقدِرْ على الزُّهدِ في الدُّنيا فَيَنبغي لَهُ
أَن يَطلُبَ الدُّنيا مِن المالِك لها، وهُوَ الله فإنَّ قُلوبَ الخَلائِق بِيَدهِ
يُقبِلُ بها على مَن أقبلَ عليهِ، و يُسخِّرها لهُ فِيما يشاءُ.
Ketika orang yang terbiasa pamer belum mampu
zuhud maka seyogyanya ia meminta harta dunia dari pemiliknya yakni Allah.
Karena seluruh hati makhluk itu berada dalam genggaman-Nya dan juga Ia akan
memberi harta dunia kepada siapa saja yang mendatangi-Nya serta Ia akan
menyerahkan harta dunia kepadanya pada sesuatu yang Ia kehendaki.
ثُمَّ إنَّ الحسَدَ قد يَكونُ على أمُورِ الدُّنيا كالجاهِ
والمالِ، وهيَ أصغَرُ مِن أن يُحسدَ عليها بَل ينبغي لكَ أن تَرحمَ مَن اِبتُلِيَ
بِها وتَحمَدَ اللهَ الذي عافاكَ مِنها، وقَد يكونُ على أمورِ الآخرةِ كالعِلمِ
والصَّلاحِ.
Kemudian,
dengki kadang-kadang terjadi pada urusan dunia seperti jabatan dan harta.
Urusan ini merupakan hal sepele untuk di-dengki-kan. Akan tetapi, sebaiknya kau
mengasihi orang yang diberi cobaan dengan hal ini (yakni dengan jabatan dan
harta dunia). Dan kau sebaiknya kau berterima kasih kepada Allah yang telah
menyelamatkanmu darinya. Dan terkadang dengki terjadi pada urusan akhirat
seperti ilmu dan kebaikan.
وقَبيحٌ بِالمُريدِ أن يَحسدَ مَن وافَقَهُ على طَريقِهِ،
وعَاونَهُ على أمرِهِ، بل ينبَغي لهُ أن يَفرحَ بهِ لأنَّهُ صارَ عَوْناً له
وجِنساً يتقَوَّى بِهِ، والمؤمِنُ كثيرٌ بِأخيهِ، بل الذي يَنبغي لِلمُريدِ أن
يُحِبَّ بِباطِنهِ ويَجتهِدَ بِظاهِرهِ في جَمْعِ النَّاسِ على طريقِ الله
والاِشتِغالِ بِطاعتِه ولا يُبالي أَفضلوهُ أم فَضَلهُم فإنَّ ذلِكَ رِزقٌ مِنَ
الله ؛ وهُو سُبحانَهُ وتَعالى يَختصُّ بِرحمتِهِ مَن يَشاءُ.
Sangat buruk
bagi murid dengki kepada orang yang sama-sama merambah jalan menuju Allah dan
sama-sama saling menolong dalam urusannya (bisa disebut saingan atau rival).
Namun, seharusnya si murid merasa senang karena ia telah membantunya dan ia
telah menjadi seseorang yang kuat. Sementara orang mu’mim menjadi banyak sebab
bersama-sama saudaranya. Bahkan satu hal yang seharusnya bagi murid lakukan
adalah mencintai dengan batinnya dan tekun berjuang dengan badannya pada semua
manusia yakni rekan yang satu tujuan) atas dasar menuju Allah dan terus
melakukan ketaatan kepada-Nya. Dan tidak mempedulikan apakah mereka akan
mengunggulinya atau malah si murid mengungguli mereka. Karena hal tersebut
merupakan pemberian dari Allah. Sementara itu Allah –subhanahu wa ta’ala-
memberikan rahmat kasih sayang-Nya kepada siapapun yang Ia inginkan.
وفي القَلبِ أخلاقٌ كثيرةٌ مذمومةٌ، لم نذكُرها حِرصاً على
الإيجازِ، وقد نبَّهنا على أمّهاتِها،
Di dalam
hati terdapat banyak akhlak yang tidak terpuji, kami tidak akan menyebutkan (di
sini) karena (kami) ingin (menjadikan kitab ini) ringkas. Dan kami akan
menuliskan –sebagai perhatian lebih- pada induk dari akhlak-akhlak yang
tercela.
وأمُّ
الجميعِ وأصلها ومَغرِسُها حُبُّ الدُّنيا فَحُبُّها رأسُ كُلِّ خطيئةٍ كما وَرَد،
وإذا سَلِم القلبُ مِنهُ فقد صَلحَ، وصفا، وتَنوَّر، وطابَ، وتأهَّلَ لِوارِداتِ
الأنوارِ وصَلُح لِلمُكاشفةِ بِالأسرارِ.
Induk dan
pangkal seluruh akhlak buruk serta pusat pertumbuhannya adalah mencintai dunia.
Jadi mencintai keduniawian adalah sumber utama seluruh dosa seperti
(keterangan) yang telah datang (dari Rasulullah). Ketika hati telah selamat
dari mencintai dunia maka hati akan menjadi selaras, bening, bercahaya, baik
dan telah layak menerima cahaya-cahaya –dari Allah- dan pantas dibukakan dengan
rahasia-rahasia-Nya.
Untuk Kitabnya Download Disini
<Daftar Isi>
<<Kajian Sebelumnya
Kajian Selanjutnya>>
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.