بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Mukasyafah Al-Qulub
Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf
Al-Hujjah Al-Islam Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali
BAB 8
TOBAT
Tobat diwajibkan kepada muslimin
muslimat. Allah SWT berfirman:
"Bertobatlah kalian kepada
Allah dengan tobat Nasuha. (QS.66 At Tahrim:8)"
Ayat diatas menunjukkan perintah
wajib. Allah SWT berfirman:
"Janganlah kalian seperti
orang-orang yang lupa kepada Allah".
Maksudnya lupa terhadap yang
dijanjikan kepada Allah, serta menyingkirkan ajaran Allah di belakang mereka.
"Kemudian Allah menjadikan
ia lupa terhadap diri sendiri".
Ialah mereka lupa keadaannya
sendiri dengan tidak mengutamakan kebajikan. Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa yang senang
bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Barangsiapa yang
benci bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci bertemu dengannya".
Firmannya:
"Mereka itulah orang-orang
yang fasik. (QS.59 Al Hasyr:19)".
Ialah orang ahli maksiat, ahli
mengingkari janji, keluar dari (sebab-sebab) turunnya Hidayah, Rahmat dan
Pengampunan.
Orang fasik ada 2 macam:
Fasik yang kafir.
Fasik yang banyak dosa.
Fasik kafir maksudnya tidak
mengakui adanya Allah (iman kepada-Nya), serta keluar dari jalur Hidayah dan masuk
kerah kesesatan. Sedangkan fasik Fajir (banyak dosa) ialah orang ahli
mabuk-mabukan, makan barang haram, berzina, durhaka kepada Allah serta keluar
dari jalur ibadah serta masuk kearah kesesatan. Bedanya: orang fasik kafir
tidak diampuni kecuali dengan syahadat dan bertobat sebelum ia mati. Sedangkan
fasik fajir harus kembali minta pengampunan kepada Allah dengan jalan tobat dan
menyesali dosa-dosa sebelum ia mati. Sebab dasarnya, setiap kemaksiatan yang
didorong oleh hawa nafsu nafsaniah (kemanusiaan), maka kembalinya hanya dengan
jalan pengampunan. Akan tetapi kalau kemaksiatan yang dasarnya didorong oleh
rasa sombong, maka tidak bisa diampuni hanya dengan istighfar, sebab
kemaksiatan tersebut dipengaruhi oleh watak iblis yang sombong. Maka seharusnya
mereka bertobat untuk menghapus dosa-dosamu sebelum engkau didahului oleh mati,
dengan harap tobatmu diterima disisi Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
"Dia adalah Dzat yang
menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang minta ampun atas kesalahan-kesalahan.
(QS.42:25)"
Allah menghapus semua kesalahan
dengan catatan tobatnya diterima. Nabi SAW bersabda:
"Seseorang yang tobat
karena dosa-dosanya, maka ia laksana orang yang tidak memiliki dosa".
Kisah:
Ada seorang lelaki yang selalu
mencatat setiap dosa yang ia kerjakan. Suatu hari ia melakukan dosa, ia pun
membuka buku catatannya untuk dituliskan dosa yang dikerjakan, namun ia tidak
menemukan satu pun lembar kecuali tertulis firman Allah SWT:
"Maka demikianlah mereka,
kejahatan mereka Allah ganti dengan kebajikan. (QS.25 Al Furqon:70)"
Allah mengganti syirik dengan
iman, zina dengan pengampunan, demikian juga kemaksiatan diganti dengan
ketaatan.
Kisah:
Ketika Umar bin Khattab RA
menyusuri jalan-jalan kota Madinah, ia bertemu dengan seorang pemuda yang lagi
membawa botol dibawah bajunya. Umar RA berkata:
"Botol apa yang kau bawa
dibalik bajumu?"
Sesungguhnya botol itu berisi
arak. Si pemuda sangat malu gemetaran, sambil merintih dalam hati:
"Ya Tuhanku, janganlah
engkau membuat aku malu dihadapan Umar, maka aku akan berjanji tidak akan minum
arak lagi selamanya".
Kemudian si pemuda baru berani
berkata: "Wahai Amirul Mukminin, botol yang kubawa ini adalah cuka".
Jawab Umar:
"Coba perlihatkan padaku
agar aku bisa melihat".
Kemudian si pemuda membuka botol
dihadapan umar RA dan ternyata berisi cuka.
Fikir dan renungkan! Makhluk
yang bertobat hanya karena takut kepada makhluk lain, itu pun Allah merubah
araknya bisa berubah cuka. Itu karena ikhlasnya bertobat kepada Allah. Andaikan
ada orang ahli maksiat bertobat dengan tobat nashuha (sungguh-sungguh tobat)
dan menyesali dosa-dosanya, maka Allah akan mengganti semua kemaksiatannya
menjadi (pahala) ketaatan, sebagaimana Allah mengganti arak menjadi cuka.
Abu Hurairah RA menerangkan
suatu kisah, ia berkata:
Setelah aku menunaikan sholat
Isya' akhir bersama Rasulullah SAW. Aku keluar sebentar, tiba-tiba ada seorang
wanita ditengah jalan, dia berkata:
"Wahai Abu Hurairah, aku
telah melakukan dosa, lalu apakah ada gunanya bila aku bertobat".
Aku (Abu Hurairah RA) menjawab:
"Engkau celaka dan membuat
celaka pula; Demi Allah! Tidak ada Tobat untukmu".
Wanita itu langsung jatuh
pingsan. Dan aku pun pergi meninggalkan wanita itu sambil berkata dalam hati:
"Aku baru mengeluarkan
fatwa, padahal Rasulullah SAW masih ditengah-tengah kami".
Aku pun kembali ke beliau SAW
menceritakan apa yang terjadi pada wanita tersebut. Beliau SAW langsung
bersabda:
"Celaka! Engkau celaka dan
mencelakakan, apakah kamu tidak pernah mendengar ayat ini...."
"Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan lain bersama Allah, dan tidak pula membunuh manusia yang
diharamkan Allah kecuali dengan kebenaran, juga tiada pula mereka berzina. Dan
barangsiapa yang berbuat demikian, pasti akan memperoleh dosa; dilipatgandakan
siksanya pada hari kiamat, mereka disana amat kekal dan terhina; kecuali
orang-orang yang bertobat dan beriman serta beramal shaleh, maka Allah akan
mengganti kejahatan mereka dengan kebajikan. (QS.25 Al Furqon:68-70)"
Kemudian aku (Abu Hurairah RA)
keluar bertanya kesana kemari mencari wanita tersebut, sampai-sampai anak kecil
menyangka aku gila. Namun akhirnya aku bertemu jua pada wanita yang kucari,
lalu aku kabarkan kisahku ini pada dia. Dia amat gembira, lalu berkata:
"Aku memiliki sepetak kebun
dan aku sedekahkan buat Allah dan utusan-Nya".
Hikayah: Utbah Al Ghulam
Utbah Al Ghulam adalah orang
yang berasal dari golongan fasik. Ia sangat terkenal orang yang bejat, rusak,
dan amat gemar dengan mabuk-mabukan. Suatu hari ia memasuki pengajian Majelis
Taklim Al Bashri, yang tengah membaca ayat Allah:
"Apakah belum datang
waktunya orang-orang beriman untuk menundukkan hati mereka dalam mengingat
Allah. (QS.57 Al Hadid:16)"
Tidakkah hati mereka sudah
sepatutnya takut!..
Suatu hari Syekh Hasan Al Bashri
RA memberikan nasehat menafsirkan ayat diatas dengan penafsiran yang amat
menyentuh, sehingga banyak orang yang menangis. Serta merta berdirilah seorang
pemuda, lalu berkata:
"Wahai orang yang bertaqwa
dan beriman, apakah Allah masih menerima tobatnya orang yang lemah dan fasik
seperti aku".
Syekh Hasan berkata:
"Bisa. Allah menerima tobat
akan kejahatanmu".
Utbah Al Ghulam mendengarkan
saja langsung wajahnya pucat, tubuhnya gemetar, ia berteriak keras dan langsung
pingsan. ketika Ghulam sadar dari pingsannya, Kyai Hasan mendekatinya dan
mengucapkan syair-syair dibawah ini:
"Wahai pemuda maksiat,
kepada Tuhan yang memiliki Arsy; mengertikah engkau balasannya orang yang
berbuat maksiat!
Adalah neraka Syi'ir bagi
mereka, ia memiliki suara api; menggelegar disaat ubun-ubun terpegang. Kalau
engkau menerima neraka-neraka itu, silahkan berbuat maksiat; bila tidak,
jauhilah kemaksiatan. Semua kesalahan yang engkau kerjakan; artinya engkau
sudah menggadaikan dirimu (di Neraka), maka bersungguh-sungguhlah untuk
melepaskan diri".
Dan Utbah Al Ghulam berteriak lebih
lantang, ia pun langsung jatuh pingsan kedua kalinya.
Ketika dia sadar, ia berkata
kepada Syekh Hasan Al Bishri RA:
"Wahai syekh, apakah benar
Tuhan Yang Maha Penyayang menerima tobatnya orang seperti aku".
Syeikh menjawab:
"Tiada Dzat yang mampu menerima
tobat orang yang menyimpang kecuali Tuhan Yang Maha Memaafkan".
Kemudian Utbah Al Ghulam
mengangkat kepalanya keatas sambil melafadzkan 3 doa:
Tuhanku, Engkau menerima tobatku
dan mengampuni dosa-dosaku, maka muliakan aku dengan mudah faham mengenai ilmu
atau Al Qur'an.
Tuhanku, muliakan aku dengan
suara yang merdu, sehingga yang mendengar bacaanku semakin lunak hatinya
sekalipun ia memiliki hati sekeras batu.
Tuhanku, berikan rizki yang
halal padaku dari jalan yang tidak aku duga-duga.
Allah SWT pun mengabulkan
do'anya; dia mudah faham dan hafal, setiap orang yang mendengar bacaan Al
Qur'an langsung tobat dan setiap harinya pasti ada semangkuk kuah dan 2 potong
roti tanpa tahu siapa yang menaruh didepan rumahnya. Hal ini terus menerus
sampai ia meninggal dunia. Inilah keadaan orang yang benar-benar kembali ke
jalan Allah, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala kebajikan dari
perbuatan bagusnya.
Sebagian ulama ada yang ditanya
begini:
"Apakah hamba yang tobat
mengerti, adakah tobatnya diterima atau tidak".
Jawabnya:
"Dalam hal ini tidak ada
putusan hukum secara pasti, akan tetapi semuanya memiliki tanda-tanda:
Ia melihat dirinya jauh dan
terhindar dari maksiat.
Ia merasakan hatinya selalu
gembira dan rasanya Tuhan sangat dekat sekali.
Ia dengan dekat orang-orang baik
dan jauh dari orang-orang yang ahli berdosa, maka ia memandang segi dunia yang
sedikit sudah terlalu banyak (puas), namun segi akherat yang sudah banyak
dikerjakan masih dianggap kecil (kurang).
Dia menyibukkan hatinya dengan
sesuatu yang diwajibkan Allah SWT.
Ia menjaga lisannya (tidak
berkata kotor), selalu tafakkur dan selalu menyesali dosa-dosa yang pernah
dikerjakan.
KEMBALI KE AWAL (Daftar isi)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.