بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Mukasyafah Al-Qulub
Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf
Al-Hujjah Al-Islam Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali
BAB 10
RINDU
Cinta
merupakan ibarat condongnya hati terhadap sesuatu yang amat terasa
keindahannya. Kalau condongnya hati terlalu kuat dan menggebu-gebu, artinya
sudah sampai tingkat rindu. Rasa itu mampu membawa seseorang menjadi menjadi
budak bagi yang dicintai, bahkan membelanjakan semuanya demi yang dicintai.
Tidakkah
engkau lihat Zulaikha! Hanya demi cintanya terhadap Yusuf, ia kehilangan
kecantikan dan semua yang dimiliki diserahkan demi Yusuf, termasuk mutiara dan
kalung seberat 70 unta. Semuanya amat ringan demi pengorbanan cinta, bahkan
kalung yang bisa membuat seseorang langsung kaya seketika, itupun diberikan
demi cinta, sampai-sampai tak tersisa sedikitpun harta Zulaikha. Sesuatu
disekitarnya selalu terbayang Yusuf, dimana-mana ada Yusuf, bahkan ketika
mendongak ke langit pun terbentang nama Yusuf bejajar amat indah diantara
bebintang.
Ada 1
riwayat:
Sesungguhnya
Siti Zulaikha setelah beriman dan menikah dengan Yusuf AS, ternyata ia selalu
menjauh dan menyendiri dari Yusuf untuk beribadah kepada Allah SWT. Bila Yusuf
AS mengajaknya siang, maka ia menahannya sampai malam hari. Bila Yusuf AS
mengajaknya malam hari, ia pun menahan sampai waktu siang. Zulaikha berkata:
"Wahai
Yusuf, sesungguhnya aku sudah mencintaimu jauh sebelum aku mengenal Dia. namun
ketika aku mengenal-Nya, hatiku tak ada ruang lagi meletakkan cinta terhadap
sesuatu yang lain selain Dia, termasuk kamu. Dan aku tidak mengkehendaki ada
ganti kecuali hanya Dia saja".
Akhirnya
Yusuf AS memberi pengertian:
"Sesungguhnya
Allah memerintah aku berbuat demikian (Jima'), akan dikeluarkan dari rahimmu 2
orang putra yang Dia jadikan Nabi-Nya".
Jawab
Zulaikha:
"Kalau
memang begitu perintah Allah, yang menjadikan aku jalannya kesana, artinya
perbuatan itu masih disebut taat kepada Allah".
Sejak
itu hati Zulaikha baru tenang disisi Yusuf AS.
Kisah:
Ada
orang yang sangat tergila-gila dengan Lailah. Tiap hari ia menyebut:
"Lailah.....
Lailah..... Lailah....."
Padahal
Lailah sudah meninggal dunia. Ia hanya menjawab:
"lailah
berada dalam hatiku dan ia tidak akan mati. Lailah sudah dalam hatiku, akulah
Lailah".
Suatu
hari ia lewat depan rumah Lailah, justru ia memandang ke langit. Disana ada
yang berkata:
"Wahai
orang gila, janganlah engkau memandang langit tapi lihatlah pagar rumah Lilah,
disana engkau akan melihat lukisan Lailah".
Dia
menjawab:
"Aku
cukup memandang sebuah bintang yang jatuh tepat diatas rumah Lailah".
Kisah:
Manshur
Al Halaaj RA ditahan orang-orang selama 18 hari. Kemudian Asy Syubali bertanya:
"Wahai
Manshur, apa yang paling engkau cintai".
Dia
menjawab:
"Jangan
bertanya hari ini, tapi tanyalah besok hari".
Pagi
hari pun datang, mereka mengeluarkan Manshur dari penjara dan siap untuk
dihukum bunuh. Syubali pun lewat didepan Manshur, ia berkata:
"Wahai
Syubali, cinta berawal dari terbakarnya hati dan berakhir dengan
terbunuh".
Merupakan
pertanda pemikiran Manshur Al Halaaj RA bahw semuanya adalah batal, tidak
nyata, kecuali hanya Allah saja. Hanya Dialah yang Haq. Dan Manshur lupa
namanya sendiri saat hatinya tertambat pada-Nya; ketika ditanya siapa engkau,
ia hanya menjawab:
"Aku
adalah Tuhan Yang Haq".
Diriwayatkan:
Bukti
kebenaran cinta terhadap Allah ada tiga hal:
Lebih
memilih perkataan Firman-Nya daripada perkataan lain.
Lebih
memilih berkumpul dengan kekasihnya daripada yang lain.
Lebih
memilih ridho kekasihnya daripada ridho yang lain.
Gelora
Rindu
Gelora
rindu mampu merobek segala macam tutup dan membuka semua rahasia. Greget cinta
mampu melemahkan roh, sebab ia memikul beban penguasaan cinta yang memuncak
disaat ada manisnya dzikir. Sehingga adai saat itu ada bagian anggota yang
dipotong, ia tidak akan merasakan apa-apa.
Kisah:
Seorang
lelaki mandi di sungai Furaat, tiba-tiba ia mendengar seorang lelaki membaca
ayat:
"Hari
ini (kiamat), berpisahlah kamu wahai orang-orang yang berdosa. (QS.36
Yasin:59)"
Maka
tubuhnya langsung terguncang-guncang sampai ia tenggelam dan mati.
(Cek Kurang)
Kisah:
Dzun
Nun Al Mishri memasuki Masjidil Haram,. kebetulan ia melihat seorang lelaki
telanjang yang tersingkir, bahkan sakit tergeletak dibawah tiang Masjid.
Hatinya merintih sangat perih. Dzun Nun Al Mishri mendekati dan memberi salam,
lalu bertanya:
"Engkau
siapa wahai anak muda".
Jawab
pemuda itu:
"Aku
adalah seorang pengembara yang lagi mabuk rindu".
Aku
pun mengerti apa ,maksud dia, lalu aku pun berkata:
"Aku
juga sepertimu"
Tiba-tiba
ia menangis, aku pun ikut menangis. Dia malah bertanya:
"Engkau
ikut menangis".
Aku
menjawab:
"Aku
juga seperti kamu".
Ia
menangis lagi dengan tangisan yang keras sambil berteriak keras, melengking,
bersamaan itu nyawanya juga keluar.
Aku
melepas pakaianku untuk menutupi jasadnya, lalu aku tinggal untuk mencari kain
kafan yang pantas untuk dia di toko. Aku pun kembali dengan membawa kain kafan
yang kudapat, tapi anehnya ia tidak berada ditempat semula. Rintihku:
"Subhaanallah...".
Dan
terlintas hati berkata:
"Wahai
Dzun Nun, sesungguhnya ia pengembara yang selama ini dicari-cari syetan, namun
tidak ditemukannya. Juga dicari-cari oleh malaikat Malik, tapi tidak juga
ditemukan. Juga dicari-cari oleh malaikat Ridlwan di surga tapi tidak
ditemukan".
Aku
bertanya:
"Lalu
dimana dia ditemukan".
Aku
mendengar jawaban teriakan:
"Berada
pada tempat yang benar, yakni disisi Maha Raja Yang Berkuasa. (QS.54 Al
Qomar:55)"
Dia
begitu karena terlalu besar cintanya, terlalu banyak taat tanpa menunda-nunda
tobatnya. Demikian disebutkan dalam Kitab Zarur Riyadl.
Sebagian
masyayikh ditanya mengenai persoalan cinta, dia menjawab:
"Sedikit
bergaul, sering menyendiri, sering berfikir dan kelihatannya pendiam. Ia tidak
melihat bilamana memandang, tidak mendengar bila dipanggil, tidak faham bila
bicara, dan hatinya tidak bersedih bila kena bencana. Bila perutnya lapar, ia
tidak mengerti kalau sedang lapar, ia telanjang tapi tidak merasa telanjang,
sering dimaki-maki tapi tidak gentar. Ia slalu menyendiri memandang Allah, ia
merasa bahagia bisa berbisik dengan-Nya. Dan dalam urusan duniawi tidak ingin
saling berebut dengan orang-orang".
Abu
Tawwab An Nakhsyas menulis beberapa syair mengenai tanda-tanda cinta:
Bagi
seorang kekasih ada beberapa tanda dan janganlah engkau tertipu:
Ia
memiliki beberapa perantara untuk mencapai Kekasihnya (Allah).
Ia
merasa nikmat sekalipun siksa-Nya pahit.
Dan ia
merasa gembira atas apa yang dilakukan oleh-Nya.
Menolak
merupakan pemberian yang diterima dari-Nya.
Dan
kefakiran merupakan penghormatan dan kebajikan yang disegerakan.
Termasuk
tanda-tanda cinta:
"Engkau
melihat semua yang dicita-citakan adalah menuruti Sang Kekasih walau dengan
langkah yang terlalu jauh atau dihinakan oleh orang-orang.
Tanda-tandanya
lagi:
"Masih
nampak tersenyum sekalipun hatinya sedih gara-gara sang Kekasih".
Tanda-tandanya
lagi:
"Dia
nampak selalu ingin mengerti akan Firman Dzat disisi-Nya yang selalu menuntutnya".
Sebagian
tandanya:
"Dia
hidup dalam kesederhanaan; juga tetap konsekuen terhadap yang diucapkan".
Hikayat:
Nabi
Isa AS pernah melewati pemuda yang sedang menyiram kebun. Tib-tiba ia minta
kepada Nabi Isa AS:
"Mintakan
aku kepada Tuhanmu Anugerah rasa cinta kepada-Nya sekalipun seberat semut dan
Dzarroh".
Isa
menjawab:
"Engkau
tidak akan kuasa menerima seberat dzarroh pun".
Katanya:
"kalau
begitu setengah dzarroh saja".
Lalu
Nabi Isa AS berdo'a:
"Ya
Tuhanku, berikan dia anugerah cinta seberat setengah dzarroh".
Nabi
Isa AS pergi dan beberapa waktu kemudian Isa kembali kesitu. Ia bertanya dan
orang-orang menjawab:
"Sekarang
dia gila dan pergi ke gunung".
Nabi
Isa AS berdo'a agar diperlihatkan keadaan pemuda itu. Isa melihat dia diantara
bebatuan gunung., berdiri diatas batu paling besar sambil membelalakkan matanya
ke langit. Nabi Isa AS memberi salam dan ia tidak menjawab. Kata Isa AS:
"Aku
adalah Isa".
Akhirnya
Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Isa AS:
"Bagaimana
mungkin ia mendengar pembicaraan manusia, sementara dalam hatinya ada rasa
cinta kepada-Ku sekalipun seberat setengah dzarroh! Demi Keagungan dan
Keagungan-Ku, andai engkau memenggal dengan gergaji, dia tidak merasakan hal
itu".
Barangsiapa
yang menyatakan 3 hal, sementara ia tidak bersih dari 3 hal lainnya, maka ia
tertipu:
Orang
yang mengaku merasa manisnya dzikir kepada Allah, sementara ia masih mencintai
duniawi.
Orang
yang mengaku ikhlas beramal, namun mengharap pujian dari manusia.
Orang
yang mengaku cinta kepada Sang Penciptanya tanpa mau berkorban demi cinta-Nya.
Nabi
SAW bersabda:
"Akan
datang zaman menimpa umatku, dimana mereka mencintai 5 perkara dan lupa 5
perkara:
Mereka
mencintai dunia dan lupa akherat.
Cinta
harta benda dan melupakan hisab.
Cinta
terhadap sesama makhluk dan lupa kepada Sang Pencipta.
Cinta
kepada dosa dan lupa bertobat.
Mencintai
rumah-rumah mewah dan lupa terhadap rumah kuburan.
Manshur
bin Ammaar menasehati seorang pemuda:
"Wahai
pemuda, janganlah masa mudamu menipu kamu. Banyak pemuda yang menunda-nunda
tobat, banyak menghayal, dan lupa terhadap kematian. Mereka sering berkata:
"Aku
kan bertobat besok-besok saja..."
Sampai
datang malaikat maut dan mereka masih lupa bertobat. Dia pun sudah dalam perut
kuburan, harta tak berguna, juga hamba, anak, bapak dan ibu. Sebagaimana firman
Allah SWT:
"Pada
hari dimana anak-anak dan harta benda tidak berguna; kecuali orang yang datang
kepada Allah dengan hati yang selamat. (QS.26:88-89)".
"Ya
Allah, turunkan rizki tobat sebelum kami mati, ingatkan kami ketika lupa dan
berikan kemanfaatan kepada kami atas syafa'atnya Nabi Muhammad SAW"
Termasuk
watak orang mukmin ialah bertobat pada hari melakukan dosa dan menyesali atas
apa yang diperbuat. Ia sudah ridho dengan kekuatan apa adanya didunia tanpa
menyibukkan diri, justru ia menyibukkan diri dengan mengerjakan amal akherat
serta beribadah kepada .Allah SWT dengan hati ikhlas.
Hikayat:
Ada
seorang lelaki pelit serta munafik. Ia bersumpah terhadap istrinya, tidak akan
sedekah dengan menggantungkan thalaq. Datang seorang pengemis:
"Wahai
tuan rumah, berikan sesuatu padaku".
Sang
istri memberikan 3 buah potong roti. Dan ditengah jalan sang suami munafik dan
pelit bertemu dengan pengemis itu, dia bertanya:
"Siapa
yang memberimu roti itu?"
Jawab
pengemis:
"Aku
diberi dari rumah si anu".
Dan
tidak lain yang dimaksud ialah rumahnya. Ia pulang dan berkata kepada istrinya:
"Bukankah
aku bersumpah agar kamu jangan memberikan sedekah pada seseorang".
Jawab
sang istri:
"Aku
memberi karena Allah 'Azza Wa Jalla".
Si
munafik pergi ke tungku api dan menyalakan sampai panas. lalu ia berkata kepada
istrinya:
"Sekarang
berdiri dan lemparkan dirimu ke dalam tungku ini karena Allah 'Azza Wa
Jalla".
Sang
istri berdiri sambil menanggalkan perhiasan-perhiasannya. Kata sang istri:
"Seorang
kekasih akan memakai perhiasannya demi kekasihnya".
Lalu
ia menjatuhkan dirinya ke tungku dan si munafik menutup rapat-rapat.
3 hari
kemudian sang munafik membuka tungku. Dan ia melihat istrinya masih nampak
sehat lantaran Kekuasaan Allah. Dia terbelalak dengan kejadian ini, dan terasa
ada yang berteriak:
"Tidakkah
engkau mengerti bahwa api tidak mampu membakar kekasih-kekasih Kami".
Kisah:
Asiyah
adalah istri Fir'aun yang menyembunyikan imannya dari Fir'aun. Ketika Fir'aun
mengetahui keimanan Asiyah, ia memerintah menghukum Asiyah dengan berbagai
macam siksaan. Bentak Fir'aun:
"Keluarlah
dari agamamu".
Asiyah
tetap tidak mau murtad dari agamanya. Asiyah pun dipukuli dengan tonggak.
Bentak Fir'aun:
"Keluarlah
dari agamamu".
Jawab
Asiyah:
"Engkau
dapat menguasai tubuhku, namun kamu tidak akan mampu menguasai hatiku, hatiku
tetap tetap dipelihara Tuhanku. Andai engkau memotong bagian tubuhku, tidaklah
malah menambah cintaku kepada-Nya".
Saat
itu Nabi Musa lewat didepan Asiyah. Kata Asiyah:
"Wahai
Musa, ceritakanlah padaku, apakah Tuhan ridho atau murka kepadaku".
Musa
menjawab:
"Asiyah....
Para malaikat langit sedang rindu dan menanti kehadiranmu, Allah sangat bangga
terhadapmu, mintalah kebutuhanmu pada-Nya tentu akan dipenuhi".
Asiyah
berdo'a:
"Ya
Tuhanku, bangunkan aku gedung di Surga disisi-Mu, serta selamatkanlah aku dari
Fir'aun dan perbuatannya, juga selamatkan aku dari kaum yang dzalim.
(QS.66:11)"
Melalui
Abu Hurairah RA:
Sesungguhnya
Fir'aun menancapkan 4 buah tombak untuk menelentangkan tubuh istrinya, diatas
dada Asiyah diletakkan alat penggiling, lalu wajah Asiyah dihadapkan ke
matahari. Saat itu Asiyah berkata:
"Tuhan,
bangunkan aku sebuah rumah disisi-Mu didalam surga. (QS.66 At Tahrim:11)"
Kata
Hasan:
"Allah
menyelamatkan dan memuliakan dia. Allah mengangkatnya ke surga, dia bisa makan
dan minum disana"
Ini
menunjukkan pedoman dalil bahwa memohon perlindungan kepada Allah serta kembali
kepadanya, serta ikhlasnya ketika ada ujian bencana, merupakan proses
perjalanan bagi orang-orang shaleh dan pedoman bagi orang mukmin.
KEMBALI KE AWAL (Daftar isi)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.