بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi
Penerjemah : Irwan Kurniawan
14.
WASIAT IHWAL BERHATI-HATI
AGAR JANGAN MENZALIMI HAMBA-HAMBA ALLAH
Hendaknya engkau berhati-hati
agar jangan sampai menzalimi hamba-hamba Allah. Sebab, kezaliman adalah
kegelapan pada Hari Kiamat.
Yang dinamakan menzalimi
hamba-hamba Allah ialah ketika engkau menahan hak-hak mereka yang Allah
wajibkan atasmu untuk memenuhinya.
Kadang-kadang yang demikian ini terjadi ketika
engkau melihat kesulitan menimpanya, padahal engkau mampu memenuhi kebutuhannya
dan menghilangkan kesempitannya.
Engkau pun pasti tahu bahwa ia
memiliki hak atas hartamu.
Allah memperlihatkannya kepadamu
hanyalah agar engkau menunaikan haknya itu. Jika tidak, engkau akan dimintai
pertanggungjawaban. Kalau engkau tidak mampu memenuhi kebutuhannya, ketahuilah
bahwa Allah tidak menampakkan keadaannya itu kepadamu sebagai uluran.
Yang diinginkan-Nya darimu ialah agar engkau
memberi pertolongan – dengan perkataan yang baik – kepada orang yang engkau
ketahui telah memenuhi kebutuhan orang itu.
Jika engkau tidak melakukan hal
itu, sekurang-kurangnya engkau mendoakan kebaikan baginya.
Ini hanya boleh dilakukan setelah engkau
mencurahkan segenap kesungguhan dan nyaris berputus asa, sehingga yang tersisa
pada dirimu hanyalah doa.
Jika engkau lalai dan tidak melakukan hal ini,
maka engkau sudah menzalimi orang yang berada dalam keadaan seperti ini,
apalagi kalau ia meninggal disebabkan oleh kebutuhannya itu. Akan tetapi, jika
ia tidak meninggal lantaran seorang Mukmin lain telah memenuhi kebutuhannya,
maka – tanpa engkau sadari – saudaramu itu telah menggugurkan tuntutan itu dari
dirimu, karena seorang Mukmin adalah Saudara Mukmin lainnya.
Ia tidak menundukkannya dan tidak
pula menzaliminya. Jika orang yang memberi itu tidak ebrniat demikian (yakni,
berniat menggugurkan tuntutan orang yang berada dalam kesempitan itu darimu,
Pen), melainkan semata-mata melakukannya lantaran perasaan kasihan dan iba
kepadanya, maka Allah tetap menerima kebaikannya.
Jika engkau memberi orang yang berada dalam
kesempitan itu, maka niatkanlah hal itu bahwa engkau menggantikan saudaramu
sesama Mukmin itu yang telah menghilangkan kesempitannya.
Jadikan hal itu sebagai kemuliaan darimu dan
karena kasih sayangmu kepadanya dengan kebaikan yang diabadikan demi dirimu
hingga engkau mendapatkannya. Dengan niat ini, pemberian orang-orang arif
(‘arifin) diperuntukan bagi orang-orang dalam kesempitan yang meminta
lantaran keadaan dan ucapan mereka : Dan orang yang meminta-minta,
janganlah engkau hardik (QS. Adh-Dhuha, 93:10), entah itu dalam kekuatan
terinderai maupun kekuatan maknawi.
Pengetahuan dan manfaat dari pokok bahasan ini
ialah bahwa yang sesat memohon hidayah, yang lapar meminta makanan, yang
telanjang meminta pakaian yang dapat melindunginya dari dingin dan panasnya
udara serta menutup auratnya, yang beriat dosa dan mengetahui bahwa
engkau mampu menghukumnya memohon ampunan darimu atas kejahatannya.
Hilangkanlah kekalutan orng yang sedang
kebingungan. Berilah makan orang yang lapar. Berilah minum orang yang kehausan,
dan berilah pakaian orang yang telanjang.
Ketahuilah bahwa engkau
memerlukan segala sesuatu yang engkau butuhkan, sementara Allah tidak
memerlukan apapun dari alam semesta. Karena itu, Dia mengabulkan doa mereka,
memenuhi kebutuhan mereka, menyuruh mereka agar memohon kepada-Nya guna menolak
bahaya dari diri mereka serta memberikan manfaat kepada mereka.
Engkau lebih pantas mempergauli hamba-hamba
Allah dengan cara seperti ini karena engkau membutuhkan Allah dalam semuanya
ini.
Imam Muslim meriwayatkan hadis
sahih dari ‘Abd Allah bin ‘Abd Ar-Rahman bin Bahram Ad-Darimi, dari Marwan bin
Muhammad Ad-Dimasyqi, dari Sa’id bin Abd Al-‘Aziz, dari Rabi’ah bin
Yazid, dari Abu Idris Al- Khulani, dari Abu Dzarr r.a., dari Nabi saw., ihwal
apa yang diriwayatkan dari Allah SWT bahwa Dia ebrfirman : “Wahai
hamba-hamba-Ku, Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku pun
mengharamkannya di antara sesamamu. Karena itu, janganlah engkau saling
menzalimi. Wahai hamba-hamba-Ku, engkau semua sesat kecuali mereka yang Kutunjuki.
Maka, mintalah petunjuk dari-Ku, niscaya Aku memberimu petunjuk. Wahai hamba-hamba-Ku,
engkau semua lapar kecuali mereka yang Kuberi makan. Maka, mintalah makan dari
Ku, niscaya Aku memberimu makan. Wahai hamba-hamba-Ku, engkau semua telanjang
kecuali mereka yang Kuberi pakaian.
Wahai hamba-hamba-Ku, engkau semua
melakukan kesalahan di waktu siang dan malam hari, dan Aku mengampuni seluruh
dosa. Maka, mintalah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku memberimu ampunan.”
Allah memberikan semua ini tanpa
engkau minta. Namun, bersamaan dengan ini, Dia memerintahkanmu untuk meminta
kepada-Nya hingga Dia memberikan kepadamu jawaban atas permintaanmu itu, karena
Dia akan memperlihatkan kepadamu perolongan-Nya sebelum engkau menyampaikan
permintaanmu.
Ini adalah kedudukan tambahan
lain pada apa yang diberikan-Nya kepadamu. Jika engkau bertanya tentang
perintahnya, maka Dia tahu bahwa engkau meminta kepada-Nya. Dan yang demikian
itu, tidak bisa tidak mesti adanya karena kepentingan asal yang karenanya
engkau diciptakan dalam keadaan membutuhkan agar ada yang memenuhi permintaanmu
sebagai kewajiban.
Engkau akan diberi ganjaran sebanding dengan
ganjaran orang yang melaksanakan perintah Allah. Lalu engkau pun diberi
tambahan kebaikan atas kebaikan. Dia memerintahmu hanya karena kasih sayang-Nya
kepadamu. Dan engkau pun sampai pada kebaikan itu. Dan Dia mengingatkanmu bahwa
engkau membutuhkan-Nya, bukan selain-Nya. Karena itu, Dia menciptakanmu
hanya untuk beribadah kepada-Nya, yakni tunduk kepada-Nya.
Yang kuwasiatkan kepadamu ini
bersumber dari berbagai perintah dan larangan Allah serta pemahaman mengenainya,
sampai akhirnya engkau mengetahui apa yang dikehendaki Allah atas dirimu dalam
berbagai perintah dan larangan-Nya. Berhati-hatilah agar engkau jangan menjadi
orang yang tidak mau memohon kepada Tuhannya, karena orang seperti ini berarti
bahwa ia telah menuduh-Nya sebagai bakhil.
Ini terjadi dalam hak
kebanyakan orang. Bila engkau berlebih-lebihan dalam apa yang kuwasiatkan ini,
janganlah engkau cela kecuali dirimu sendiri, karena engkau tidak tahu,
sedangkan aku mengetahuimu. Jika engkau lupa dan lalai, aku telah
mengingatkanmu. Jika engkau beriman, maka peringatan ini bermanfaat bagimu. Aku
telah melaksanakan perintah Allah dengan mengingatkannya kepadamu. Dengan
memanfaatkan peringatan ini engkau telah menjadi saksi atas keimanan.
Allah SWT berfirman tentang hakku dan hakmu :
“Dan berilah peringatan, sebab peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang
beriman (QS. Adz-Dzariyah, 51:55); jika peringatan itu tidak bermanfaat
bagimu, maka salahkanlah dirimu dalam mengimaninya, sebab Allah Mahabenar. Dan
Dia telah berfirman bahwa peringatan itu berguna bagi orang-orang beriman.
Pada akhir kabar ini yang kami
telah sebutkan di atas setelah perkataan-Nya : “Aku ampuni kamu,” Dia berfirman
: “Wahai hamba-hambaku, engkau tidak akan sampai pada kerugian-Ku sehingga
engkau merugikan-Ku, dan engkau tidak akan sampai pada manfaat-Ku sehingga
engkau memberikan manfaat kepada-Ku.” Jelaslah bahwa Allah SWT tidak akan
mengalami kerugian dan tidak pula memperoleh manfaat apa pun, karena Dia tidak
memerlukan alam semesta. Namun, ketika Dia menempatkan diri-Nya pada kedudukan
hamba-Nya – seperti telah kusebutkan, yakni meminta makan dan minum – Dia
mengingatkan kita akan ketidakmampuan mendatangkan kerugian kepada
hamba-hamba-Nya yang telah diberi manfaat.
Adalah mustahil melakukan hal itu, sebab Allah
SWT telah berfirman mengenai hak suatu kaum bahwa mereka mengikuti apa yang
membuat Allah suci dari hal yang demikian itu. Begitu pula halnya dengan orang
yang melakukan sesuatu dan lantas membuat Allah senang, seperti orang bertobat
yang membuat Allah senang dengan tobat hamba-Nya. Karenanya, kabar ini adalah
obat bagi penyakit yang diderita orang yang berjiwa lemah dan kerdil dalam
mengenal Allah, yang tidak memiliki ilmu sedikit pun ihwal apa yang telah
diberikan-Nya. Allah berfirman : “Tidak sesuatu pun yang menyerupai-Nya (QS.
Asy-Syura, 42:11).
Kemudian, di akhir kabar ini,
Allah berfirman : “Wahai hamba-hamba-Ku, sekiranya orang paling awal dan paling
akhir di antara engkau, serta manusia dan jin seluruhnya bersemayam dalam hati
seorang paling bertakwa kepada-Ku, niscaya yang demikian itu sama sekali tidak
menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Wahai hamba-hamba-Ku, sekiranya orang paling
awal dan paling akhir di antara engkau, serta manuisa dan jin seluruhnya bersemayam
dalam hati seorang yang paling berdosa, maka yang demikian itu pun tidak akan
mengurangi kekuasan-Ku sedikit pun.
Wahai hamba-hamba-Ku, sekiranya orang
paling awal dan paling akhir di antara engkau, serta manusia dan jin seluruhnya
berdiri di atas suatu tempat yang tinggi dan kemudia memohon kepada-Ku, lalu
Aku memberi setiap orang apa yang dimintanya, maka yang demikian itu tidak
mengurangi apa yang ada pada-Ku sedikit pun kecuali seperti berkurangnya jarum
ketika masuk ke dalam lautan.” Semua ini adalah obat bagi apa yang telah aku
sebutkan ihwal penyakit dalam jiwa-jiwa yang lemah dan kerdil.
Karenanya, gunakanlah, wahai
waliku, obat-obat ini. Allah berfirman : “Itu semua semata-mata hanyalah
perbuatanmu sendiri. Aku menghitung-hitungnya untukmu. Kemudian Aku berikan
semuanya kepadamu. Barangsiapa beroleh kebaikan, hendaknya ia memanjatkan
pujian kepada Allah. Dan barangsiapa beroleh selain itu, hendaknya ia mencela
dirinya sendiri saja.”
Barangsiapa meminta suatu
kebutuhan, maka ia telah menghinakan dirinya. Barangsiapa menghinakan dirinya
kepada selain Allah, maka ia telah tersesat, menzalimi dirinya dan tidak
membawa dirinya melalui jalan yang dapat menunjukinya. Ini adalah wasiatku
kepadamu, maka lazimkanlah; dan ini adalah nasihatku, maka pahamilah.
Allah senantiasa berwasiat kepada
hamba-hamba-Nya di dalam kitab-Nya dan lisan para Rasulnya. Setiap orang yang
berwasiat kepadamu tentang apa yang pengalamannya adalah mendatangkan
kebahagiaanmu, maka dia adalah utusan Allah kepadamu. Karena itu, bersyukurlah
kepadanya di sisi Tuhanmu.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.