بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi
Penerjemah : Irwan Kurniawan
13.
WASIAT IHWAL ANJURAN MENJENGUK ORANG SAKIT
Wahai saudaraku, hendaknya engkau
menjenguk orang sakit, karena dalam perbuatan itu ada pelajaran dan peringatan
bahwa Allah menciptakan manusia dalam keadaan lemah.
Melihat dan menengok orang sakit
akan mengingatkanmu kepada asal-usulmu, karena engkau membutuhkan kekuatan dari
Allah yang mendukungmu dalam melakukan ketaatan kepada-Nya.
Allah berada di sisi
hamba-Nya ketika sakit.
Tidakkah engkau lihat orang sakit, yang tidak
punya tempat meminta pertolongan selain kepada Allah, dan tidak ada yang
diingatnya kecuali Dia saja? Hatinya senantiasa menyebut dan mengucapkan
nama Allah serta memohon perlindungan kepada-Nya.
Orang sakit selalu bersama Allah dan segala
penyakit apa pun yang dideritanya. Kalau engkau pergi ke dokter dan ingin
mengetahui sebab-sebab biasa yang bisa menyembuhkanmu, maka dalam hal itu pun
ia tidak lupa kepada Allah. Ini karena Allah selalu hadir di sisinya.
Pada hari kiamat kelak, Allah
akan berkata : “Wahai manusia! Aku sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku.”
Maka, manusia pun menjawab : “Wahai tuhanku! Mana mungkin aku menjenguk-Mu,
padahal engkau adalah Tuhan semesta alam?” Allah berfirman : “Tidakkah engkau
ketahui bahwa hamba-Ku si fulan sakit dan engkau tidak menjenguknya.
Sebab, jika engkau menjenguknya,
engkau pasti mendapati Aku ada di sisinya.” Hadis ini sahih. Firman-Nya :
“Engkau pasti mendapati Aku di sisinya.” Ialah orang sakit yang mengingat
Tuhannya, secara diam-diam maupun terang-terangan.
Demikian pula, jika ada ciptaan
Allah yang meminta makan atau minum, berilah ia makan dan minum, kalau engkau
mendapati keadaan itu.
Sekiranya engkau tidak punya
kemuliaan dan kedudukan, maka orang yang minta makan dan minum ini pasti menurunkanmu
dari kedudukan Al-Haqq yang memberi makan dan minum kepada hamba-hamba-Nya.
Tidak banyak orang mengambil pandangan ini
sebagai pelajaran. Perhatikan orang yang meminta. Di saat meminta, ia
mengeraskan suaranya. Katanya, “Ya Allah, berilah aku.” Dalam keadaan demikian,
Allah membuatnya mengucapkan hanya nama-Nya sana. Ia mengeraskan suaranya
agar engkau mendengarnya, sampai engkau memberinya sesuatu.
Ia menyebut-nyebutmu serasa menyebut nama
Allah. Ia berlindung kepadamu dengan mengeraskan suaranya sama seperti ketika
ia berlindung kepada Allah.
Barangsiapa memberimu kedudukan sebagai tuan,
janganlah engkau mencegahnya dan bersegeralah memberikan apa yang dimintanya
darimu.
Inilah hadis yang dikemukakakn tentang
sakitnya seorang hamba : “Allah SWT berfirman : “Wahai manusia! Aku minta
makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberi-Ku makan! Manusiaa menjawab :
“Wahai Tuhanku! Mana mungkin aku memberi-Mu makan, padahal Engkau adalah Tuhan
semesta alam?’ Allah menjawab, ‘tidakkan engkau ketahui bahwa hamba Ku si Fulan
minta makan kepadamu, dan engkau tidak memberinya makan? Sekiranya, engkau
memberinya makan, niscaya engkau mendapati hal itu ada di sisi Ku. Wahai anak
Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi engkau tidak memberi Ku minum. Manusia menjawab
: ‘Wahai Tuhanku! Mana mungkin aku memberi Minum, padahal Engkau adalah Tuhan
semesta alam? Allah menjawab : ‘engkau tahu bahwa hamba Ku si Fulan minta minum
kepadamu, tatapi engkau tidak memberinya minum. Kalau saja engkau memberinya
minum, niscaya engkau mendapati hal itu di sisi Ku.”
Hadis ini diriwayatkan oleh
Muslim dari Muhammad bin Hatim, dari Bahiz, dari Hammad bin Salmah, dari
Tsabit, dari Abu Rafi’, dari Abu Hurairah r.a., yang mengatakan : “Rasulullah
saw., bersabda, “Maka Allah pun menurunkan diri-Nya, dalam hadis ini, pada
kedudukan hamba-Nya.” Hamba itu hadir bersama Allah, yang selalu mengingat
Allah dalam keadaan bagaimanapun seperti dalam keadaan ini.
Ketika ia tahu bahwa Tuhan
meminta makan dan minum kepadanya, ia pun lantas bergegas memenuhi
permintaan-Nya. Pada Hari Kiamat, ia tidak tahu kalau bakal ditunjukkan
kepadanya keadaan orang yang minta makan dan minum itu. Allah menyamakan hal
itu melalui firman-Nya : “Niscaya engkau mendapati hal itu ada di
sisi-Ku.” Yakni makanan dan minuman yang Aku anugerahkan kepadamu dan Aku
perbanyak hingga engkau datang kepada-Ku pada Hari Kiamat.
Aku menginingkan makanan yang lebih baik,
lebih bagus, dan lebih banyak darimu. Jika engkau tidak punya keinginan dan
hasrat kuat (himmah) untuk mengetahui orang yang minta minum kepadamu ini, maka
ia telah menurunkanmu pada kedudukan orang yang memerlukan pemenuhan
kebutuhannya, sehingga Allah menjadikanmu wakil-Nya.
Setidaknya, engkau memenuhi
kebutuhan orang yang meminta ini dengan niat berdagang mencari keuntungan dan
memperbanyak kebaikan.
Maka, bagaimanakah keadaanmu jika
engkau adalah orang yang digambarkan dalam haids ini, padahal engkau tahu bahwa
Allah yang meminta kepadamu untuk menjadi pengganti-Nya? Segala sesuatu adalah
milik Allah, dan Dia telah memerintahkanmu untuk menginfakkan sebagian dari apa
yang diberikan-Nya kepadamu sebagai gantinya.
Allah SWT berfirman : “Nafkahkanlah sebagian
dari hartamu yang Allah telah menjadikannya sebagai yang menguasainya (QS.
Al-Hadid, 57:7). Engkau akan beroleh ganjaran berlipat ganda.
Jika engkau memberi, janganlah
mengusir orang yang meminta itu, hatta dengan kata-kta yang baik sekalipun.
Tunjukkanlah kepadanya wajah yang ramah, karena engkau akan menemui Allah.
Kalau ada seseorang meminta kepada Al-Husain
atau Al-Hasan, a.s., ia segera memberi orang itu seraya mengatakan : “Demi
Allah, selamat datang, wahai orang yang akan membawa perbekalanku ke akhirat.”
Karena ia tahu bahwa orang yang meminta itu telah membawa perbekalannya, maka
ia seperti sedang bepergian.
Sebab, pada Hari Kiamat, manusia
– manakala telah diberi nikmat oleh Allah dan tidak membebankan kelebihannya
kepada orang lain – akan datang menghadap Allah dengan memikul bebannya sendiri
sampai ditanyai tentangnya. Itulah sebabnya Al-Husain a.s., mengatakan bahwa
peminta adalah orang yang memikul perbekalannya ke akhirat. Maka, dengan
demikian, ringanlah beban yang dipikulnya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.