بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
راَيت الله
"Ro-aytullooh"
(Melihat Allah)
Oleh: Mustafa Mahmud
Di Nuqil dari Kitab
Al Mawaqif wal Mukhotobat - Imam An Nafri
9.
ILMU
adalah merupakan satu upaya untuk mencapai sesuatu yang terdiri dari
bagian-bagian dalam ulah lingkungannya, dan penempuhannya diperlukan adanya
gerak dan perjalanan disertai tata tertib dan peraturan-peraturannya yang tertentu
yang ada padanya; Yaitu ilmu pengetahuan yang membahas tentang
ketentuan-ketentuan.
-
Bilmaqadir = tentang kadar banyaknya.
-
Alkammiyat = dan tentang hubungan-hubungannya
-
Al ‘ilaqat = Akan tetapi ilmu itu agak lemah terutama untuk mencapai teka-teki
yang memerlukan pemecahan, “Apakah ini dan apakah itu (Almahiyat), dan pula
untuk mencapai hakikat-hakikat yang ada taraf kesudahannya. Dan ilmu itu dalam
persoalan ini kedudukannya tidak lebih dari alat yang kurang mempunyai
kesempurnaan yang malahan kadang-kadang menyesatkan.
Al Imam
An Nafri berkata :
“Ilmu itu
sendiri merupakan tirai penutup atas apa yang sudah menjadikan pengetahuannya;
yang seyogyanya tidak demikian halnya.
Seorang
yang banyak berilmu (“Ulama) terdinding oleh kesadarannya sendiri, sama halnya
dengan si dungu terdinding oleh kelengahannya. Sungguh pun begitu ilmu itu
mencerai-beraikan akal si alim,
disebabkan karena ilmu itu terpetak-petak dalam beberapa bidang dan arah tujuan
pemikiran”.
Ilmu itu
sendiri memiliki jalan-jalan dan saluran-saluran, lalu sampai kepada
cabang-cabang. Tiap-tiap cabang mempunyai jalan keluar sendiri-sendiri, sampai
di sini tidak dapat dielakkan lagi akan terjadinya perselisihan, dan dari
perselisihan menjurus ke arah kesesatan.
Akal,
setelah mengetahui kesemuanya itu, lalu mengadakan penyaringan di antara
pelbagai macam kemungkinan-kemungkinan, maka terperosoklah ia ke dalam aneka
ragam kesimpang-siuran.”.
Dan Allah
dalam seruan-Nya menyampaikan :
“Seorang
yang berilmu masih dalam ikatan serba dua “Menyaksikan dan disaksikan”, begitu
pula halnya seorang pengenal (Arifin) ... yang tidak... dan yang lain halnya...
adalah seorang Waqif di Hadirat Ku (orang yang berdiri tegak di tempat penghentian
pencapaian), ia adalah tunggal... karena dia telah sirna (fana) meniadakan
keserba-duaan lagi, menyadari dan kembali pada pribadinya sendiri dalam
kesederhanaan dan kesatuannya (ringan lunglai terlepas dari daya tarik apappun
dan senyawa-menyatu)”.
“Maka
seharusnya puncak dari ilmu, akal dan pikiran itu mengembalikan pada kedudukan
asalnya dari segi bagian-bagian dan kenyataan-kenyataan kepada Yang “SATU”
ialah Allah Maha Penciptanya. Dari sini bertolak ke arah pengenalan (Makrifah)
barau dapat disebut orang arif. Tetapi pandang pengenalan seorang sufi jauh
dari kesemuanya ini, lebih tinggi menjulang dan tidak menilai ilmu, karena
pengenalannya kepada Allah semata-mata, makrifat yang tunggal, mengenal ke
Esaan-Nya, dalam sifat-sifat-Nya, Asma-Nya, Af-al-Nya, Taqdis-Nya dan ke Maha
Sucian-Nya”.
Selanjutnya
Allah berseru :
Hai hamba
yang berilmu ! “Bilamana ilmumu dapat melepaskan engkau dari ilmu mu, maka
engkau akan tiba pada perjalanan pengenalan (Makrifat), tetapi kalau engkau
menyatu dengan ilmu mu, maka ilmu itu akan menjadi penghijab bagimu; Dudukkan
ilmu itu pada tempat yang seyogyanya menjadi penghantar ke arah makrifat dan
bukan engkau yang menyatu dengan ilmu mu”.
“Setelah
engkau tiba di ambang pintu makrifat, dan memasukinya, maka engkau akan
terheran-heran dan menginsafi kebodohanmu di hadapan Zat Illahiat dan inti mula
pertamanya.
(Kunhiha)
serta apa sebenarnya DIA (Manhiat) terungkaplah di sini lunglainya pencapaian,
itulah pencapaian dan kedunguan adalah puncak makrifat, maka terhujamlah dalam
sanubarimu akan arti sebenarnya dari “ Tiada satupun yang menyamai-Nya”.
Seorang
sufi mewejang : “Kebodohan, kedunguan adalah tirai penutup yang asli dan tak
mungkin tersingkap tentang Zat Ilahiat, kecuali pada Hari Kebangkitan (Kiamat)
kala seorang hamba dikehendaki-Nya untuk memandang dengan pandangan mata.
Adapun
sebelum itu maka tiadalah mungkin melihat Allah dengan terang-terangan, dan apa
yang dialami seorang abid ialah menyaksikan Allah pada sesuatu yang di dalamnya
terdapat bekas dari tangan pembuatnya, ayat-ayat-Nya, hikmah-Nya, tadbir-Nya
(yang diuraikan-Nya). Dan itu merupakan penglihatan akal serta matahati atau
melihat Nur-Nya.
Adapun
Zat, akan tetap tinggal terselubung oleh selimut gaib yang mutlak.
Dan di
kala seorang abid mencapai puncak makrifat, maka ia menyadari akan kebodohannya
di hadapan Zat itu; Dan menyadari pula akan kelemahan semua usaha-usaha dan
cara-cara yang selama ini diandalkan; ia akan memulai perjalanannya kepada
Allah dengan menempuh penyaksian. Maka akan keluarlah ia dari alam nyata selain
Allah. Keluar dari ilmunya, amalnya, makrifatnya, ifatnya, namanya dan juga
kelura huruf dan ibarat, dan apa saja yang diibaratkan oleh huruf dan oleh
ucapan ibarat.
Dengan
pelepasan, penanggalan segalanya itu tadi adalah pintu untuk mencapai
“Penglihatan” serta jalan masuk menuju “Hadirat-Nya” dan penghentian jalan
terakhir dari “penyaksian” maka ia masuk didorong oleh kekuatan cahaya yang
menetap (tidak membiarkan dan tidak meninggalkan).
Yang
demikian adalah, apa yang diuraikan dalam gambaran seorang sufi “Penglihatan
hati (Ru’yah Qolbiah) terhadap Zat yang tertutup terselubung dan terhijab
dengan Nur demi Nur-Nya; dan itu merupakan permulaan disertai kenyataan yang
dikawani oleh poros tempat persembunyian segala sesuatu dan (dikawani) pula
oleh keadaan dari kelenyapan yang sepenuh-penuhnya... tiada sesuatu... selain
Nur itu.
Ketahuilah
bahwa Nur itu bukanlah Zat, tetapi hanyalah suatu ayat (tanda bukti) dari
sekian banyaknya tanda-tanda bukti, dan juga sebagai hijab dari sekian
banyaknya hijab-hijab dan juga isim dari berbagai Asma-Nya (nama-nama-Nya) dan
Asma adalah hijab atas yang bernama dan yang dinamai.
Dan ini
bukanlah penyaksian pandangan mata. Dalam hal ini penyaksian pandangan mata
tidak mungkin sama sekali selagi di dunia ini, dan tidaklah bagi insan yang
memiliki bentuk jasad insani. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan dari apa
yang terjadi, dan apa yang dialami Nabi Musa As. Yang tidak memiliki daya
kemampuan memandang, hingga jatuh pingsan; dan bukti yang dijadikan contoh
tidak pula memiliki kemampuan tersebut hingga hancur lumat berbutir-butir,
Di dalam
Al Qur’an surat Al A’raf 7:143 :
“Dan
tatkala Musa datang di tempat yang telah ditentukan, dan Tuhannya berkata-kata
dengannya, lalu berkatalah Musa :”Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah diri-Mu padaku
supaya aku dapat memandang-Mu”. Ia pun berfirman : “Tidak sekali-kali engkau
dapat melihatk-Ku, tetapi pandanglah ke bukit itu; jika ia dapat tetap di
tempatnya, maka engkau akan melihat pada-Ku”, Maka tatkala Allah
“memperlihatkan diri” kepada bukit tadi, bukit itupun hancur luluh menjadi
lumat dan jatuhlah Musa dalam keadaan tak sadar diri. Maka tatkala sadar,
berkatalah Musa “Maha Suci Engkau! Aku taubat kepada-Mu, dan aku adalah orang
pertama yang beriman kepada Mu”.
Perhatikan!
Musa tidak jatuh pingsan karena melihat Zat Ilahy, tetapi ia baru melihat
tajallinya Zat atas sesuatu yang lain, yakni bukit itu, baru tajalli-Ny saja,
dapatkah engkau membayangkan betapa mungkin terjadi jika sekiranya Musa melihat
Zat-Nya.
Dalam
ilmu penegtahuan insani terdapat segi tantangan, karenanya setiap sesuatu
tujuan pemikiran diiringi oleh pemikiran akal yang menguraikan kebalikannya.
Demikian juga kejahilan insani, yang di dalam kejahilannya terdapat tantangan
(dari kebalikannya). Tidak demikian halnya dengan ilmu pengetahuan Rabbani
(Ilahy) yang Ladunni (Ilmu yang didapat langsung dari Alloh), maka ilmu yang
demikian, begitu juga kebodohan yang berupa “pengetahuan ketidaktahuan”, maka
ia adalah suatu kejahilan yang asli, yang tiada tantangan kebalikannya, karena
kejahilan terhadap Zat Ilahiat adalah merupakan sampainya kepada hakikat yang
terakhir, yang berkesudahan (nihaiyah), justru Allah itu Yang Maha Suci (Majhul
al-Hawiyah) yang tak dapat diketahui karena tiada sapun yang menyerupai-Nya
(Dan itulah sifat Zatiyah).
Allah
berseru kepada hamba-Nya :
“Keluarlah
engkau dari ilmumu yang kebalikannya adalah kejahilan, keluarlah engkau dari
makrifat yang kebalikannya adalah pengingkaran... niscaya engkauakan jinak
terhadap apa yang engkau ketahui, Ilmu itu berseteru dengan kejahilan, dan
kejahilan itu adalah huruf... kejahilan itu menjadi seteru ilmu dalam
kejahilannya terdapat huruf”.
Keluarlah
engkau dari huruf, niscaya engkau mengetahui ilmu yang tiada seterunya, yaitu
Ilmu Rabbani (jika engkau sudah sampai ke taraf ilmu ini), maka engkau akan
menjahili suatu kejahilan yang tiada lagi berseteru dengan kejahilan yang
berupa pengetahuan. (Al Jahlul Irfani)”.
“Jika
engkau telah mengetahui suatu ilmu yang tiada seteru, dan jika engkau menjahili
kejahilan yang tiada bersetru pula, maka engkau bukan lagi tergolong dari
penduduk bumi dan langit”.
“Jika
engkau sudah bukan lagi menjadi penduduk bumi, maka Aku tidak akan membebani
engkau pekerjaan ahli bumi; Juga kalau engkau tidak lagi menjadi peduduk
langit, maka Akupun tidak lagi membebani engkau menjadi pekerja ahli langit”.
Pekerjaan-pekerjaan
ahi bumi adalah keserakahan dan kerakusan, kelengahan dan menghambakan diri
pada hawa nafsu dan kepada semua yang nampak di permukaan bumi ini, yang saling
kejar mengejar memperebutkan aneka perhiasan. Sedangkan pekerjaan ahli langit
adalah Zikir dan ta’dziem (membesarkan Nama Tuhan) dan itulah penghambaan ahli
langit terhadap Tuhan, dan itulah yang menjadikan mereka jinak dengan
ketenangan kepada Allah.
Dan
penghambaan itu merupakan hijab yang terdekat, yang mana Aku dari balik-Nya
berhijab pula dengan sifat keperkasaan; dan kelengahan itu pun suatu hijab yang
jauh, yang mana Aku dari baliknya berhijab dengan semua dan apa-apa yang telah
Ku ciptakan dari segala sesuatu saling pengaruh-mempengaruhi.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.