بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
راَيت الله
"Ro-aytullooh"
(Melihat Allah)
Oleh: Mustafa Mahmud
Di Nuqil dari Kitab
Al Mawaqif wal Mukhotobat - Imam An Nafri
8.
“Tidak
akan diucapkan kalmiat “AKU” melainkan oleh orang yang berkawan dengan
kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat :
Ku,
pesona dunia masih mencengkeram dirimu, masing-masing akan menyambar dirimu
dengan seruan kepada zat dirinya, engkau masih saja dalam kegaiban yang kelam
daripada Ku.
Maka
apabila engkau telah melihat “AKU” dan “Aku” pun telah bernyata di hadapanmu,
tetapkan keteguhanmu, maka tiada Aku lagi malinkan “AKU”.
“Telah ku
ciptakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan, antara lain tujuan itu
adalah “Cintamu kepada dirimu sendiri” itulah tetesan faham (kalimat) yang
engkau warisi, kata-katamu “aku” adalah egomu sendiri (AKU berlepas diri dari
anggapan yang demikian). Dan tidak lain Zat itu melainkan kepunyaan Ku, dan
tidak lain “Aku” itu kecuali untuk Ku semata. AKULAH yang DIA itu AKU, adapun
hakikatmu, bukanlah zat dan bukan pula persoalan, hanya sesungguhnya engkau
berada pada pembagian yang bersifat wahami (dugaan), hal ini disebabkan karana
caramu berpikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan.
Engkau
dalam setiap saat terbagi kepada “menyaksikan dan disaksikan”, dua menjadi satu
dalam bentuk penyatuan... jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai...
adapun hakikatmu sendiri tersembunyi jauh di balik penyatuan ini, meninggi
atasnya, jauh dari segala itu semua. Engkau bukan lagi zat dan penyatuan,
tetapi engkau hanyalah roh dari Roh Ku, tiada nisbah bagimu melainkan pada-Ku”.
Engkau
tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali di kala terangkat daripadamu tirai
penutup dan engkau memandang Ku, ketika itulah lenyap keadaan dirimu yang
menyatu, penyatuan yang bersifat serba duga (wahami), lalu engkau menyadari
atas hakikat dirimu dan engkau dapati dirimu yang sebenarnya yang bukan zat dan
bukan pula dari persoalan, tetapi hanya semurni-murninya roh; yang sederhana
(Basithah) sutu yang tidak terbagi, (Jauhar) tunggal, meninggi, tiada nisbah
melainkan kepada Ku, maka engkau tidak lagi mengulangi dan mengatakan “AKU”
tetapi mengatakan “Engkaulah Tuhanku”, dan telah engkau ketahui, bahwa “AKU”
adalah untuk Ku semata, dan bahwa engkau adalah hamba Ku”.
Seruan
Allah kepada para arifin : Jikau engkau sudah tiba kepada melihat Ku, maka
tidak akan ada tuntutan, dan apabila tidak ada tuntutan maka hilanglah
sebab, dan jika sebab telah musnah maka
tiada lagi nisbah, sempai di sini sirnalah hijab”.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : Terjemah Kitab 'RO-AYTULLOOH' 8. SEBUTAN “AKU”
Description : راَيت الله "Ro-aytullooh" (Melihat Allah) Oleh: Mustafa Mahmud Di Nuqil dari Kitab Al Mawaqif wal Mukhot...