بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
At-Tanwir fi-Isqothi at-Tadbir
Syeikh Ibn ‘Atho’illah as-Sakandary ra.
الفائدة الخامسة،
قوله سبحانه وتعالى: (فورب السماء والأرض إنه لحق مثل ما أنكم
تنطقون)
في ذلك
حجة عظيمة على العباد أن يكون الوفي لوعد الذي لا يخلف الميعاد يقسم للعباد على ما
ضمن لهم لعلمه بما النفوس منطوية عليه من الشك والاضطراب ووجوب الارتياب فلذلك
قالت الملائكة حين سمعت هذه الآية: (هلك بنو آدم، أغضبوا ربهم الجليل، حتى أقسم). وقال بعضهم حين سمع هذه الآية: (سبحان الله: من ألجأ الكريم إلى القسم؟). ومن علمت ثقته بك لم تحتج إلى القسم معه، وإذا
علمت اضطرابه في وعدك أقسمت له. فهذه الآية: سرت أقواما، وأخجلت آخرين. أما
الذين سرتهم: فهم في المقام الأول، إذ يزيد بها إيمانهم،ويرسخ بها إيقانهم
فينتصروا بها على وساوس الشيطان، وشكوك النفس. وأما الذين أخجلتهم: فإنهم علموا أن الحق سبحانه
وتعالى علم منهم عدم الثقة، ووجود الاضطراب فأقامهم مقام أهل الشك، فأقسم لهم
فأخجلهم ذلك حياء منع، وذلك مما أفادهم الفهم عنه. ورب شيء واحد أوجب سرور أقوام وحزن آخرين، على
حسب تفاضل الإفهام، وواردات الإلهام، ألم ترى أنه أنزل قوله تعالى: (اليوم أكملت لكم دينكم،وأتممت عليكم نعمتي، ورضين
لكم الإسلام دينا).فرح بها الصحابة، وحزن بها أبو
بكر رضي الله عنهم أجمعين لأنه فهم منها نعى رسول الله صلى اله عليه وسلم، فبكى
وأخذ من ذلك أن الشيء إذا استتم خيف عليه من التراجع إلى وجود النقصان كما قال:
إذ
تم شيء دنا نقصه *** توقع زوالا إذا قيل تم
إذا
كنت في نعمة فارعها *** فإن المعاصي تزيل النعم
واعلم أن
الأمر لا يتقاصر ما دام الرسول صلى الله عليه وسلم حياً وفرح الصحابة رضي الله
عنهم أجمعين، لظاهر البشارة التي فيها ولم ينفذوا لما نفذ إليه أبو بكر رضي الله
عنه، فظهر لذلك سر قوله صلى الله عليه وسلم: (ما سبقكم أبو بكر بصوم ولا صلاة ولكن بشيء وقر في
صدره). والذي كان سابقاً هو بعينه هو الذي أوجب أن يفهم
ما لم يفهم غيره.
Faidah kelima,
Firman Alloh swt. “Demi Tuhan langit dan bumi, ia
benar akan terjadi seperti perkataan yang kalian ucapkan”. Ayat ini mengandung
dalil yang sangat penting bagi para hamba, bahwa TuhanYang Maha Menepati janji
tidak akan pernah mengingkari janji-Nya kepada hamba mengenai jaminan-Nya untuk
mereka. sebab ayat itu menghilangkan keraguan dan kerisauan yang muncul dalam
jiwa manusia. karena itu, ketika mendengar ayat diatas, para malaikat berkata,
“Celakalah manusia. Mereka telah membuat Tuhan murka sehingga Dia bersumpah”. Ketika mendengar ayat diatas sebagian
malaikat berkata, “Maha Suci Alloh, siapa yang telah membuat Tuhan bersumpah”.
Kau tentu tak perlu bersumpah kepada orang yang percaya kepadamu. Kau hanya
akan bersumpah kepada seseorang yang meragukan janjimu.
Ayat ini membuat bahagia sebaian orang dan juga
membuat malu sebagian lainnya. Golongan yang bahagia adalah yang berada pada
tingkatan pertama. ayat itu membuat mereka tambah yakin dan semakin percaya sehingga mereka mampu
melawan bisikan syeitan dan keraguan jiwa. Golongan kedua (yang malu) adalah
mereka yang menyadari bahwa Alloh swt. mengetahui keraguan dan kerisauan mereka
sehingga dikatagorikan sebagai kelompok yang ragu. Mereka malu karena sumpah
Alloh itu ditunjukkan kepada mereka. terkadang suatu hal bisa mendatangkan
kebahagiaan bagi sejumlah orang dan kesedian bagi sebagian lainnya, sesuai
dengan kapasitas pemahaman dan ilham yang mereka dapatkan.
sebagaimana ketika Alloh swt. menurunkan ayat-Nya, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu
agamamu, telah Ku cukupkan kepadamu Nikmat-Ku, dan Aku Ridho islam menjadi
agamamu”. Para sahabat merasa gembira. sementara, sahabat Abu Bakar
ra. bersedih karena ia memahami ayat itu sebagai berita kepergian Nabi saw.
Karena itulah ia menangis. Ia khawatir bahwa sesuatu yang telah sempurna akan
kembali menuju ketidak sempurnaan. seperti ungkapan syair;
Jika sesuatu telah sempurna, semakin dekat cacatnya**
bencana mungkin datang saat sesuatu tampak sempurna. Karenanya, saat kau dapatkan nikmat,
jagalah**karena maksiatmu bisa melenyapkan nikmatmu.
sementara sahabat lainnya r. anhum. merasa senang
karena lahiriah ayat itu menyampaikan kabar gembira. Mereka tidak bersikap
seperti Abu Bakar ra. Karena itu, menjadi jelaslah rahasia sabda Nabi saw.
bahwa, “Keutamaan Abu Bakar atas diri kalian bukan karena puasa dan
sholatnya, namun karena sesuatu yang tertanam dalam dadanya”. itulah yang
membuat abu Bakar bisa memahami sesuatu yang tidak dipahami oleh para sahabat
lainnya.
ومثل ذلك
وله سبحانه وتعالى: (إن الله اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن
لهم الجنة يقاتلون في سبيل الله فيقتلون ويقتلون). وسمعت
الشيخ أبا محمد المرجاني رحمه الله يقول: (قوم سمعوا هذه الآية الكريمة، فاستبشروا بهذه
المبايعة، فابيضت وجوههم سرورا بها،إذ أهلهم الحق أن يشتري منهم، وإذ أجل أقدارهم،
إذ رضيهم للشراء، وسرورا بالثمن الجليل. والثواب الجزيل. وقوم اصفرت وجوههم خجلا من الله تعالى، إذ اشترى
منهم ما هو مالكه. فلولا أنه علم منهم وجود الدعوى الكامنة في أنفسهم ودعوى
المالكية منهم لها،لما قال: (إن الله اشترى من
المؤمنين أنفسهم.....). فكان للذين ابيضت وجوههم جنتان من فضة آنيتهما
وما فيهما. وكان للذين اصفرت وجوههم جنتان من ذهب آنيتهما
وما فيهما).انتهى كلام الشيخ. فلو سلم المؤمنون من بقايا المنازعة، ما أوقع
عليهم مبايعة ولذلك قال الله تعالى: (إن الله اشترى من المؤمنين....) ولم يقل:من الأنبياء والمرسلين ولذلك قال الشيخ أبو الحسن
رحمه الله: النفوس على ثلاثة أقسام نفس لا تشتري لخستها، ونفس تشتري لكرامتها،
ونفس لا يقع عليها الشراء لثبوت حريتها. فالأولى: نفوس الكافرين،لا يقع عليها الشراء
لخستها. والثاني: نفوس المؤمنين، وقع عليها الشراء
لكرامتها. والثالث: نفوس الأنبياء والمرسلين، لم يقع عليها
الشراء لثبوت حريتها.
Sama juga ketika mereka mendengar
firman Alloh swt. “Alloh telah
membeli dari orang yang beriman, diri dan harta mereka, dengan memberikan surga
kepada mereka. Mereka berperang dijalan Alloh sehingga membunuh dan terbunuh”.
Aku mendengar Syeikh Abu Muhammad al-Marjani rohimahulloh. berkata, “Ada
beberapa orang yang mendengar ayat tersebut dan mereka merasa gembira dengan
transaksi itu. Mereka senang karena Alloh telah membeli dari mereka, memuliakan
kedudukan mereka, ridho bertransaksi dengan mereka, mereka senang karena
dibayar dengan harga yang tinggi dan pahala yang besar. Disisi lain, ada segolongan yang berwajah
muram dan memerah karena malu ke[ada Alloh swt. Sebab, Alloh membeli dari
mereka sesuatu yang sesungguhnya merupakan milik-Nya. andaikata mereka tidak
menyembunyikan rasa memiliki terhadap milik Alloh itu, tentu Alloh tidak akan
berkata, “Alloh telah membeli dari orang yang beriman. diri mereka...”.
Karena
itu golongan yang senag dan gembira akan mendapatkan dua surga yang bentuk dan
isinya dari perak. Sementara, kelompok yang bermuka muram akan mendapatkan dua
surga yang bentuk dan isinya dari emas. Demikian uraian dari Seikh abu
Muhammad.
Seandainya orang beriman itu tidak
merasa memilikinya, tentu Alloh tidak perlu melakukan akad jual beli dengan
mereka. Karena itu, Alloh mengatakan, “Alloh telah membeli dari orang yang
beriman ...”. bukan berkata, “Dari para Nabi dan Rosul”.
Dari itu Syeikh Abu al-Hasan ra.
berkata, “Jiwa manusia terbagi kedalam tiga kelompok. yaitu jiwa yang tidak
dibeli, karena tidak berharga, jiwa yang dibeli karena kemuliaannya, dan jiwa
yang tidak diperjual belikan karena kemerdekaannya.
Kelompok pertama adalah jiwa orang
kafir. mereka tidak dibeli karena hina dan tidak berharga. kelompok kedua
adalah jiwa orang yang beriman. Mereka dibeli karena kemuliaannya. Kelompok
ketiga adalah jiwa para Nabi dan Rosul. Mereka tak diperjual belikan karena
mereka adalah jiwa-jiwa yang merdeka.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.