بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
“AN-NASHA’IH”
NASIHAT-NASIHAT “SANG SUFI”
Karya:
IMAM ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD
“AL-MUHASIBI”
--000--
NASIHAT KE - 41
Mengikhlaskan ketaatan
Sahabat-sahabtku! Kalian
bertanya-tanya tentang orang yang suka ketidaktenaran dan suka menyembunyikan
amal kebajikannya, mereka itulah ulul albab (orang-orang berakal) yang telah
diberi oleh Allah SWT faedah dari perbendaharaan ilmu-Nya.
Karena hal yang paling
dominan pada niat, tekad hati, kehendak dan cita-citaa mereka adalah agar tidak
ada yang mengetahui selain Allah SWT tentang sesuatu yang terpuji dalam urusan
mereka. Apa yang mereka sembunyikan dilakukan berdasarkan petunjuk, dan apa
yang mereka kemukakan dilakukan dengan kebenaran.
Dan dalam hal ini,
mereka itu bermacam-macam; di antara mereka ada yang sengaja menyembunyikan
amal perbuatannya karena takut terhadap tipu daya musuh yang bakal
menjerumuskannya kepada finah, menghapuskan amal pebuatan dan menggagalkan
segala daya upaya oarng-orang yang beramal.
Seandainya orang berilmu
yang selalu berjaga-jaga ini menemukan cara lain untuk menyembunyikan amal
perbuatannya dari dirinya dan musuhnya, tentu akan ia lakukan itu karena takut
terhadap musuh-musuh agamanya serta merasa lemah dalam berusaha menghadapi
dirinya sendiri dan musuhnya tersebut, sehingga ia tidak akan mendapatkan
keselamatan.
Kemudian di anatara mereka ada yang sengaja
menyembunyikan amal perbuatannya karena lebih mengutamakan ketidaktenaran dan
sangat menyukai keutamaan pahala kerahasiaan, di ssamping untuk mencari
keselamatan diri, maka ia rahasiakan segala keadaannya dengan segenap
kemampuan.
Orang seperti ini, apabila urusannya mulai
diketahui orang di suatu tempat, ia akan lari dengan agamanya ke temepat lain
yang tidak dikenal oang selagi ia masih bisa menemukan cara untuk melakukannya.
Kadang kala, karena sesuatu dan lain hal, ia terpaksa menampakan sebagian
pendapatnya demi sesuatu kebutuhan orang lain.
Tetapi hal itu pun hanya ia tampakkan
seperlunya, sekedar memenuhi kebutuhan untuk menganbil dan memberi manfaat,
seraya memohon dengan segenap kerendahan hati kepada Allah SWT agar dia diberi
keselamatan dari fitnah yang terkandung pada sesuatu yang telah nampak darinya
itu, seperti yang dilakukan oleh mereka yang menyukai ketidaktenaran, sehingga
iapun akan mendapatkan dua kali lipat pahala; Pahala kecintaan kepda
ketidaktenaran dan pahala kerahasiaan.
Demikian jalan keselamatan dari fitnah melalui
perlindungan dan dukungan dari Allah SWT.
Kemudian, di antara
mereka ada pula yang memelihara substansi faedah, dengan meluruskan
perbuatannya, membersihkan keadaannya, menghindari dosa-dosa dan kesia-siaan,
membebaskan diri dari keburukan, mensucikan diri dari kekotoran, menhana
anggota tubuh dari semua larangan dan akibat-akibatnya, menolak yang haram dan
syubhat, menjauhi umpatan, meminimalkan keinginan, mencukupkan kebutuhan ala
kadarnya, dan membukakan tutup dari hatinya degan renungan dan i’tibar,
sehingga jelaslah baginya ganjarannya di dunia dan akhirat, baik yang berupa
kebahagiaan maupun penderitaan.
Ia pun kian bersungguh-sungguh dalam berlari,
tidak menyisakan dan tidak pula ciut dalam mencari apa yang ia harapkan. Ia
disibukan oleh hal tersebut sehingga tidak peduli dengan kenikmatan dunia,
karenanya ia rela menaggung lelah dan karenanya pula ia kuat menelan pahit. Ia
berjuang di jalan Allah melawan musuhnya sehingga tidak sekejap pun berpaling
ke arah kemaksiatan yang didketahuinya, juga tidak ingin tetap sedetik pun pada
kekeliruan yang dikenalnya.
IA ber istighfar dari
setiap kemaksiatan yang belum diketahuinya, tidak terhadap keteledoran jiwanya
dalam menggapai keridhaan Allah, dan tidak pula mengabaikan dirinya sendiri
sehingga ia menjadi lalai kepada Tuhannya. Ia meningkatkan diri dengan ilmunya,
dan beramal di bawah ancaman dengan hati yang yakin kepada ancaman Allah SWT,
seraya berlari dari segala yang dibenci oleh Allah, dalam keadaan khusyuk ,
khawatir dan takut terhadap siksaan dan azab-Nya.
Ia juga beramal di atas janji-Nya dengan hati
yang yakin kepada pahala dari Allah SWT, dalam keadaan senang, ikhlas,
sungguh-sungguh dan bulat. Ia beramal dibawah jaminan Allah untuk menanggung
rizki dengan hati yang yakin pada ketetapan janji-Nya seraya berserah diri,
percaya sepenuhnya serta berpegang teguh kepada-Nya.
Terhadap apa yang diujikan kepadanya dari
berbagai hal yang tidak menyenangkannya. Ia hadapi dengan sabar, ridha serta
dengan pengenalan tentang betapa baiknya perhatian dan pilihan Allah SWT untuk
dirinya. Terhadap silih bergantinya kenikmatan yang diterimanya, ia hadapi
dengan pengetahuan tentang betapa besarnya nikmat tersebut, serta betapa tidak
berartinya syukur yang ia jalankan; ia tidak menganggap rendah sessuatu karena
ingin mendapatkan cinta dari Tuhannya dan tidak pula mengganggap cukup apa-apa
yang ia kerjakan untuk Tuhannya.
Kemudian, untuk
kecintaan Allah, ia hadapi dengan sikap zuhud di dunia dan ia utamakan cinta
tersebut daripada dirinya dalam keadaan senang terhadap musibah, gembira kepada
hal-hal tidak disukai, terjaga dari kelalaian, perkataannya adalah zikir,
diamnya adalah pikir, pandangannya adalah pelajaran, ia mengenal hal yang
disukai dan yang dibenci, mengetahui keutamaan tidak populer, menyembunyikan
amal perbuatan, dan menegetahui kebutuhan hamba-hamba yang lain kepada
batas-batas agama sehinga ia berusaha memenuhi kebutuhan mereka secukupnya
karena takut terhadap perbuatan menyembunyikan ilmu dari orang yang berhak
mengetahuinya, seraya bersikap hati-hati dalam membimbing mereka bila mereka memintanya;
namun ia bersikap sabar dan penuh perhatian apabila ia diperingatkan oleh
orang lain.
Sebab, telah sampai kepada kami bahwa Allah
SWT telah mewahyukan kepada Nabi Dawud a.s. “ Apabila menjadi baik melalui
tanganmu salah seorang diantara hamba-hamba-Ku, Aku tulis engkau termasuk
seorang jahid (orang yg diuji). Siapa yang aku tulis namanya sebagai jahid
pasti tidak ada rasa keterasingan dan kekurangan pada dirinya.
Dan kalau saja engkau mengembalikan kepada-Ku
seorang hamba yang lari dari Ku, itu lebih Aku sukai daripada engkau
menjumpai-Ku dengan membawa ibadah tujuh puluh orang yang benar dan tulus.” Maka,
berbahagialah orang yang yakin dalam membimbing oang-orang lain kepada Tuhan
mereka, ia bekerja dengan hati-hati karena Allah atas dirinya, memberi nasihat
karena Allah kepada makhluk-Nya, dan ia menjalankan perintah Allah di tengah
hamba-hamba-Nya.
Ia beramal dengan ilmu yang berguna serta
dengan sikap wara’ yang tulus. Ia bersabar di tengah mereka terhadap tindakan
menyakitkan, menahan serta membalas marah mereka dengan cara yang terbaik,
manis muka, ramah tamah, ringan tangan, pemurah dan dermawan, penuh akrab dan
bersahabat, rendah hati, lemah lembut dalam bergaul dengan mereka, halus dalam
mengingatkan, dan tidak jemu-jemu emgningatkan mereka tentang pertolongan Sang
Maha Pemurah; tentang keabadian kekasih-Nya; tentang silih bergantinya
kenikmatan yang dibalas dengan sedikit syukur dari hamba-hamba-Nya.
Ia mengingtakan mereka dengan sikap santun
Tuhan, tetapi juga memperingatkan mereka tentang datangnya kemurkaan-Nya.
Mewanti-wanti mereka tentang kebencian Allah dan balasan-Nya. Menganjurkan
mereka supaya menampakkan kecintaan kepada Allah SWT melalui apa-apa yang
dicintai-Nya. Karena Allah ia mencintai mereka, dan karena Allah pula ia benci dan
marah kepada mereka. Ia bekerja dalam keridhaan Allah untuk hamba-hamba-Nya
serta tidak pernah meninggalkan perintah Allah kepada dirinya dan pada semua
keadaan. Dia mengenal Rabb-nya dan mengikuti jejak Nabi Muhammad, saw. Karena
biliaulah tempat panutan. Ia bersikap lurus dalam urusannya dan diberi taufik
dalam hal yang dirahasiakan dan dipublikasikannya, baik dalam perbuatan maupun
ucapannya. Sungguh, terdapat beberapa atsar yang mengungkapkan tentang kriteria
orang seperti ini.
Telah sampai kepada kami
bahwa sebagian pembaca Alquran memahami ayat berikut : “Siapakah yang
lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, beramal salih
dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang berserah diri.” (Fushshilat,
33). Inilah kekasih Allah, pilihan-Nya, hasil seleksi-Nya,dan inilah orang yang
paling dicintai Allah SWT di antara penghuni bumi, dikabulkan doanya di dunia.
Ia mengajak orang lain kepada Allah SWT melalui aktifitas dakwah dan beramal
salih untuk memenuhi seruan-Nya, seraya berkata : “Sesungguhnya aku
termasuk di antara oarng-orang Islam.” Dan itulah khalifah Allah.
Saudaraku! Inilah
sifat para rasul dan para khalifah yang mendapat petunjuk. Atribut demikian
tidak cocok untuk kita dan juga tidak untuk orang yang sama dengan kita, maka
janganlah sampai nekgau tidak mengetahui permasalahanmu. Ingatlah apa yang kau
ketahui tentang keburukan dirimu dan waspadalah terhadap kelalaian yang telah
memperdayakanmu. Maka, jika Tuha mau mengambil tindakan, tentu
engkaulah orang yang lebih utama untuk dikutuk daripada diteladani.
Terimalah nasihat orang yang prihatin terhadap
nasibmu, rahasiakanlah urusanmu dengan berbagai usaha serta senangilah
ketidakpopuleranmu. Sesungguhnya orang-orang salih dahulu senantiasa
memperihatinkan keselamatan, padahal mereka adalah orang-orang pilihan yang
hidup pada zaman pilihan pula, sedangkan kalian termasuk di antara sisa-sisa
umat di tengah-tengah hiruk pikuk dunia. Seandainya orang-orang pilihan
tersebut sempat menjumpai zaman kalian sekarang, pastilah mereka orang yang
paling kencang larinya dan lebih jauh melangkahnya.
Di antara orang-orang yang memiliki ilmu ada
yang berkata : “Seandainya salah seorang salih dari orang-orang yang
terdahulu dibangkitkan dari kuburnya lalu ia melihat kepada pembaca-pembaca
Alquran di antaramu, niscaya ia tidak mau berbicara dengannya dan tentu ia akan
berkata kepada semua orang bahwa mereka tidaklah beriman kepada hari hisab.” Sedang
tokoh lain berkata : “Tidak ada kebaikan pada zikir jika diumumkan”, Wahai
kaum, senangilah ketidakpopuleran dan jangan merasa optimis dengan keselamatan.
Semoga Allah mengaruniai kita dengan keselamatan dalam segala hal. Amin ya
Rabbal ‘alamin.
Klik disini untuk kembali ke awal (Daftar isi).
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.