بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah
Kitab
“AN-NASHA’IH”
NASIHAT-NASIHAT “SANG SUFI”
Karya:
IMAM
ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD
“AL-MUHASIBI”
--000--
NASIHAT KE - 39
Berlomba-lomba
Mengerjakan Kebajikan dan Mendekatkan Diri Kepada Allah Melalui Ketaatan Hati
Saudaraku! Apabila
orang lain mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan berbagi macam
kebajikan yang lahir seperti Haji, Jihad, Puasa, Shalat, Sedekah, Zakat,
Membaca Alquran, dan lain sebagainya, hendaklah engkau bersaing dengan mereka
dalam melaksanakan amalan-amalan tersebut, namun jadikanlah keinginan terbesar
untuk melakukan ketaatan hati yang tidak dapat diketahui oleh manusia, tidak
juga oleh malaikat, dan memang tidak ada yang mampu mengetahuinya selain Yang
Maha Tahu terhadap segala yang gaib. Sedikit perbuatan kebajikan yang dilakukan
dengan cara ini adalah besar sekali nilainya.
Rasulullah saw.
Bersabda : DZikir yang tidak dapat ditulis oleh pencatat amalan melebihi
zikir yang dapat dicatat olehnya sebanyak tujuh puluh kali lipat.
” Ingat, ber
taqarrub-lah kepada Allah dengan ketaatan hati karena di sana dapat di kenal
Keagungan Allah SWT, Kebesaran-Nya, Ketinggian-Nya, dan Kemahakuasaan-Nya SWT.
Ingat! Ber-taqarrub-lah kepada Allah dengan sesuatu yang dicintai-Nya dan
demi-Nya. Ber-taqarrub-lah kepada Allah SWT dengan sangat mencintai-Nya,
mencintai dan membenci karena-Nya. Ber-Taqarrub-lah kepada Allah dengan
mengenal Karunia-Nya yang indah, nikmat-Nya yang lahir dan batin, perbuatan-Nya
yang bagus serta pemberian-Nya yang terus menerus sesering keburukan yang
muncul dari diri kita.
Ingat,
ber-taqarrub-lah kepada Allah SWT dengan perasaan takut akan kehilangan nikmat,
serta sangat malu terhadap keteledoran dalam bersyukur. Ber-taqarrub-lah kepada
Allah dengan perasaan takut dari azab Allah serta rasa prihatin terhadap
keimananmu. Ber-taqarrub-lah kepada Allah dengan sangat takut kepada-Nya,
dengan pengharapan yang sesunggunya kepada-Nya, ketentraman dalam
mengingat-Nya, bermunajat kepada-Nya, kerinduan kepada-Nya, serta keinginan
untuk berada di sisi-Nya. Ber-taqarrub-lah kepada Allah dengan keyakinan,
tawakal kepada-Nya, percaya kepada-Nya, pasrah kepada-Nya, akrab dengan-Nya,
dan memutuskan diri dari segala sesuatu untuk-Nya.
Ingat,
ber-Taqarrub-lah kepada Allah SWT dengan kerendahan dan kelembutan, tawadhu,
khusyuk, dan khudhu^. Ber-taqarrub-lah kepada Allah SWT dengan sikap santun,
tabah, menahan amarah, dan menelan kepahitan. Ber-taqarrub-lah kepada Allah
dengan kelapangan dada dan menghendaki kebaikan bagi umat serta tidak menyukai
keburukan bagi mereka. Ber-taqarrub-lah kepada Allah dengan sikap welas asih,
kasih sayang, dan memelihara perasaan terhadap orang-orang Islam. Ingat,
ber-taqarrub-lah kepada Allah dengan sikap dermawan, pemurah, dengan kemuliaan,
ihsan, dan kejujuran serta menepati janji. Ber-taqarrub-lah engkau kepada Allah
dengan perasaan kaya di dalam jiwa. Qana’ah, menerima apa adanya, rela terhadap
harta sekedar kebutuhan dan kebersahajaan. Ingat, ber-taqarrub-lah engkau
kepada Allah dengan peneguhan, penelitian, perlahan-lahan dan petimbangan.
Ber-taqarrub-lah kepada Allah dengan menganggap banyak curahan nikmat-Nya
kepadamu, meremehkan kebajikan dan menghinakan dirimu, merasa besar dalam
kedurhakaanmu, dan berduka cita terhadap keteledoranmu dalam menjalankan
perintah Tuhan. Bertaqarrub-lah engkau dengan merenungkan Kitab-Nya,
merahasiakan di kala melaksanakan hudu-nya, dan bersikap ikhlas dalam
mengerjakan amal perbuatan karena-Nya.
Ber-taqarrub-lah
dengkau dengan berjuang melawan setan untuk agamamu, melawan hawa nafsu dalam
hatimu, menyelidiki keadaan jiwamu, bertakqa dalam segala hal serta menyesali
segala yang terlewatkan, Ingat, sukalah engkau terhadap akhlak yang mulia dan
ber-taqarrub-lah kepada Allah SWT dengan menunaikan amanat kepada orang yang
menghinatimu, berlaku baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu dan tidak
mementingkan diri sendiri sekalipun engkau sangat memerlukannya.
Bertaqarrub-lah
kepada Allah dengan mengutamakan kerendahan daripada ketinggian, mengutamakan
kesulitan kepada Allah atas kemudahan dan mengutamakan kemiskinan atas
kekayaan. Maka, dimanakah posisimu terhasdap hal demikian? Kemudian,
ber-taqarrub-lah engkau kepada Allah SWT dengan sikap senang kepada musibah
dunia, dan senang kepada perhatian Allah serta ujian-Nya ketika ia mengujimu.
Ber-taqarrublah engkau kepada Allah dengan mengingat kematian, hari
kebangkitan, lamanya menanti dalam waktu yang panjang, mengingat apa yang bakal
di jawab ketika di tanya, mengingat ketika menghadap serta ketika menyeberang
di atas jembatan (Shirath).
Sahabatku! Senanglah
engkau terhadap apa yang aku kemukakan kepadamu di antara amal perbuatan hati
dan ketaatannya, karena yang mampu mengenalnya hanya sedikit sedang yang
menjalankannya sengat langka. Bukankah telah datang kepada kita berita-berita
dari Allah SWT dan Rasulullah saw. Tentang keutamaan amal hati.
Allah SWT berfirman : “Tidaklah aku
memandang kepada ucapanmu, juga tidak kepada amal perbuatanmu, tetapi aku
memandang kepada niat dan hatimu.” Maka, hati yang niatnya sesuai
dengan kecintaan-Ku, niscaya Aku jadikan isinya Tasbih, Tahlil , dan taqdis.”
Sesungguhnya ketatan
anggota tubuh bersama hati adalah pengabaian akan ketaatan anggota tubuh. Maka
janganlah engkau sia-siakan bagianmu di antara amal perbuatan hati, karena di
sana terdapat keteguhan dan keutamaan yang besar.
Wahai kaum yang
menghendaki kebaikan! Terhadap apa-apa yang telah diberikan oleh Allah
kepadamu, syukurilah! Dan terhadap segala yang engkau teledor mengerjakannya,
bersedihlah! Demikianlah perbedaan keutamaan antara dua orang. Yang satu
memperbanyak amal perbuatan lahir, tetapi barangkali ia cacat dalam perbuatan
batinnya. Sedang yang lain juga memperbanyak berbagai macam kebajikan, tapi
tidak lupa ia meyakini bencana dan keburukan batinnya sambil mencari kesenangan
Allah SWT.
Maka yang terakhir
ini lebih berbobot daripada temannya yang pertama, dan lebih tinggi nilainya di
sisi Allah SWT. Demikianlah keutamaan ilmu, akal serta keutamaan niat dan
kehendak yang dapat membedakan di antara amal ibadah. Kadang kala antara dua orang
mempunyai kesamaan di dalam wara’, akal dan kebajikan, tetapi yang satu lebih
tajam akalnya daripada yang lain dan ia lebih berehasarat terhadap kesukaan
Allah, dan lebih jelas dalam menggapai ridha-Nya. Mudah-mudahan Allah SWT
memberikan kepada kita sekalian ilmu yang berguna dan akal yang tajam,
sesungguhnya Dia Maha Pemurah, Mahamulia, Maha Pengasih dan Penyayang.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.