بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah
Kitab
“AN-NASHA’IH”
NASIHAT-NASIHAT “SANG SUFI”
Karya:
IMAM
ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD
“AL-MUHASIBI”
--000--
NASIHAT KE - 38
Menyelidiki Hati dan Menyibak
Kedurhakaannya
Saudara-saudaraku!
Apabila orang lain mampu menahan diri dari dosa-dosa yang dilakukan anggota
tubuh yang lahir, hendaklah engkau merendahkan pandangan, bersikap diam dari
ghibah, menahan diri dari aniaya, menjauhkan diri dari dosa-dosa, dan
membebasskan diri dari menggunakan dan mengkonsumsi barang haram dan jadikalah
dirimu orang yang paling utama meninggalkan hal-hal tersebut. Setelah itu,
selidikilah dosa-dosa hatimukarena ia merupakan penyebab kecelakaan yang paling
menentukan.
Rasulullah saw.
Bersabda : “Di dalam tubuh anak manusia terdapat segumpal daging. Bila
rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya; ketahuilah, ia adalah hati.” Selanjutnya Beliau
saw. Berssabda pula : “Siapa yang memperbaiki urusan “dalam”-nya, niscaya Allah
akan memperbaiki urusan “luar”-nya, siapa yang memperbaiki batinnya, Allah akan
memperbaiki lahirnya.” Seorang tokoh berkata : “Rahasia-rahasia yang tersembunyi
dari padangan manusia di sisi Allah nampak jelas, maka carilah penawarnya, dan
tidak ada penawarnya kecuali engkau bertobat dan berlaku adil.” Sulaiman as.
Berkata : Barangsiapa yang rusak bagian dalam tubuhnya, akan rusak pula bagian
luar tubuhnya.”
Ingat, renungkanlah,
betapa besarnya kedurhakaan hati. Di antaranya ialah : Keragu-ragguan,
syirik, kemunafikan dan kufur. Dan di antaranya lagi ialah salah paham terhadap
Allah SWT, merasa aman dari azab Allah, serta putus asa dari rakhmat-Nya.
Juga termasuk dosa
hati itu ialah : Meremehkan dosa-dosa, menunda innabah, tidak merasa terancam
dengan bertumpuknya dosa, terus menerus melakukan maksiat, juga congkak dan
riya’. Kemudian, di antaranya lagi ialah : ‘ujub’ nafiq, senang kemegahan,
cinta perhiasan, dan bangga di dunia. Lalu, diantaranya pula ialah merasa
gengsi, sombong,angkuh, takut miskin, dan lari dari perbuatan halal yang
diridhai dan dicintai oleh Allah, sedang si hamba menjauhinya. Kemudian, di
antara maksiat hati adalah akrab denga orang-orang kaya dan merendahkan diri
kepada mereka, tetapi menjauhi orang-orang miskin serta lari dari mereka.
Di antara dosa hati
yang lain adalah melanggar janji, khianat, dan tidak setia. Kemudian dosa yang
lainnya ialah iri, dengki, dendam, gembira atas kesusahan orang, permusuhan,
kebencian, buruk sangka, mencari kesalahan orang, menyimpan keburukan, dan
menantang bencana. Di anatarnya juga ialah menuruti hawa nafsu dan menyalahi
kebenaran, senang dengan hawa nafsu, cinta dan benci karenanya. Juga termasuk
dosa hati ialah sikap sikap kasar, memutuskan silaturahmi, keras hati dan
sedikit rasa kasih sayang. Yang lain ialah panjang angan-angan, ambisi,
serakah, tamak, dan thiyarah (Menganggap sesuatu sebagai alamat buruk atau
pembawa sial).
Kemudian yang
temasuk dosa hati ialah sikap berlebih-lebihan terhadap harta dan menyambut
gembira terhadap duia. Yang termasuk dosa hati lainya ialah mengaanggap sedikit
rizki yang diterma dan melecehkan kenikmatan. Kemudian dosa yang lain ialah
mengaanggap besar dunia dan bersedih atas yang luput darinya. Lalu di antara
dosa yang lain ialah merasa menyesal terhadap luputnya keinginan dan sikap serakah
dalam memuaskan keinginan rendahnya.
Juga, di antara dosa-dosa hati ialah
menganggap remeh pengetahuan Allah SWT terhadap keburukannya dan sedikit rasa
malunya terhadap pengetahuan Allah tentang keburukan tersebut.
Telah sampai kepada kami bahwa
Ibnu Abbas r.a, telah berkata : Wahai oarng yang
berdosa! Janganlah engkau merasa aman karena tidak beriman dan janganlah merasa
aman dari kegetolan berbuat dosa, karena sedikit rasa malu terhadap yang di
kanan dan yang di kiri... yakni malaikat.... ketika engkau berlumur dosa adalah
lebih buruk daripada dosa itu sendiri bila engkau mengetahui dan
mengerjakannya. Dan keterkejutanmu terhadap angin yang berhembus dan
menghempaskan pintumu sedang engkau berlumur dosa; ketidaktakutan hatimu kepada
pandangan Allah kepadamu justru lebih buruk daripada dosa itu sendiri bila
engkau mengerjakannya.”
Maka, renungkanlah
ungkapan ini wahai orang yang terperdaya. Sesungghnya engkau mengira bahwa
dirimu, ketika melakukan dosa, merasa malu kepada manusia, tetapi aku melihat dirimu
tidak merasa malu terhadap malaikat pencatat. Engkau menyembunyikan dosa dari
padangan makhluk, namun kau aku lihat engkau tidak merasa terancam dengan
pandangan Rabbul alamin. Engkau menginginkan, berdasarkan dugaanmu, pahala
orang-rang yang jujur berdampingan dengan para Rasul. Tidak malukah dirimu?
Celakalah engkau! Alangkah besar kebodohan itu! Sebab, engkau tidak merasa malu
terhadap malaikat Allah, juga tidak perduli terhadap pandangan Yang Mahaperkasa
kepadamu. Wahai kaum, renungkanlah apa yang telah aku kemukakan kepadamu berupa
maksiat-maksiat hati, lalu selidikilah yang tersembunyi di antara dosa-dosanya,
keinginan maksiatnya, keburukan perasaannya, dan kehalusan hasrat rendahnya.
Saudara-saudaraku,
berusahakeraslah untuk meniadakan hal-hal yang bertentangan dengan keridhoan
Allah dari dalam hati kamu. Apa yang dihindarkan darimu, maka
pujilah Allah atasnya dan apa yang diujikan kepadamu bersegeralah melakukan
inabah dan perpindahan, kemudian rendahkan dirimu kepada Allah SWT untuk
memohon perlindungan dan maaf dari-Nya, Karena Allah SWT mengetahui yang
rahasia maupun yang lahir darimu, mengetahui apa yang kau kemukakan dan apa
yang kau sembunyikan; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang ada di
dalam dada.
Saudara-saudaraku!
Bila kau selamat dari dosa-dosa hati, berarti engkau selamat dari azab Allah
SWT. Namun bila engkau terus menerus berada dalam kekejian hati, maka alangkah
sedikitnya perhatian anggota tubuhmu kepada kebaikan? Inilah perbedaan antara
dua orang, yang satu bersikap wara’ terhadap maksiat yag ia ketahui, tetapi
mungkin saja ia tidak menyadari akan dosa hati, yang juga meliputi dosa besar
yang bisa saja ia kerjakan tanpa ia sadari. Sedangkan yang lain mengenali akan
keinginan rendah nafsunya, menyelidiki kondisi hatinya, menjauhi hatinya
kebencian Allah dalam perkara yang lahir dan perkara yang batin. Tentu saja
yang terakhir ini lebih berbobot ketimbang yang pertama. Semoga Allah SWT
memberikan taufik kepada kita dalam kebaikan. Amin ya Rabbal alamin.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.