بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
At-Tanwir fi-Isqothi at-Tadbir
Syeikh Ibn ‘Atho’illah as-Sakandary ra.
حكمة اختبار الله
للإنسان
فائدة
أخرى: وهو أن الحق تعالى أراد أن يختبر هذا الآدمي
فأحوجه لأمور شتى لينظر أيدخل في استجلابها بعقله وتدبيره، أو يرجع إلى الله في
قسمته وتقديره. فائدة
أخرى: وهو انه سبحانه وتعالى أراد أن
يتحبب إلى هذا العبد، فلما أورد عليه أسباب
الفاقة ورفعها عنه، وجد العبد لذلك حلاوة في نفسه، وراحته في قلبه، فأوجب
له ذلك تجديد الحب لربه، قال صلى الله عليه وسلم: (أحبوا
الله لما يغذوكم به نعمه). فكلما تجددت النعم تجدد
له من الحب بحسبها. فائدة
أخرى: وهو أنه سبحانه وتعالى، أراد أن يشكر، فلذلك أورد الفاقة على العباد، وتولى
رفعها ليقوموا له بوجود شكره، وليعرفوه بإحسانه وبره، قال الله تعالى:
{كلوا من
رزق ربكم واشكروا له بلدة طيبة ورب غفور}. فائدة أخرى: وذلك انه
تعالى أراد أن يفتح للعباد باب المناجاة، فكلما احتاجوا إلى الأقوات والنعم،
توجهوا إليه برفع الهمم، فشرفوا بمناجاته ومنحوا من هباته، ولو لم تسقهم الفاقة
إلى المناجاة لم يفقهها عقول العموم من العباد. ولولا الحاجة لم يستفتح بابها إلا
عقول أهل الوداد. فصار ورود الفاقة سببا
للمناجاة والمناجاة شرف عظيم، ومنصب من الكرامة جسيم.
إلا ترى أن الحق سبحانه وتعالى أخبر عن موسى عليه
السلام بقوله سبحانه وتعالى: {فسقى لهم ثم تولى إلى الظل،
فقال، رب أني لما أنزلت إلي من خير فقير}. قال علي رضي الله عنه والله ما
طلب إلا خبزا يأكله، ولقد كانت خضرة البقل ترى من شفيف صفاق بطنه، لهزاله. فانظر رحمك الله: كيف سأل من
ربه ذلك لعلمه أنه لا يملك شيئا غيره، وكذلك ينبغي للمؤمن أن يكون كذلك، يسأل الله
تعالى ما قل وجل حتى قال بعضهم:
{أني
لأسأل الله في صلاتي حتى ملح عجيني}. ولا يصدنك أيها المؤمن عن طلب
ما تحتاج إليه من الله قلة ذلك فانه إن لم تسأله في القليل، لم تجد ربا يعطيك ذلك
غيره والمطلب وان كان قليلا، فقد صار لفتح باب المناجاة جليلا، حتى قال الشيخ أبو
الحسن رحمه الله: لا يكن همك في دعائك، الظفر بقضاء
حاجتك فتكون محجوبا عن ربك، وليكن همك مناجاة مولاك،
HIKMAH ALLOH MENCIPTAKAN RASA BUTUH PADA MANUSIA.
Ada
beberapa hikmah dibalik penciptaan rasa butuh pada diri manusia, diantaranya
:
1. Alloh
hendak menguji manusia dengan membuatnya membutuhkan berbagai hal, apakah
mereka berusaha meraihnya lewat akal dan pengaturannya sendiri ataukah mereka
akan kembali pada pembagian dan ketentuan Alloh swt.
2. Alloh
swt. ingin dicintai oleh hamba-Nya. jelasnya, ketika Alloh melekatkan rasa
butuh pada diri hamba dan kemudian Dia memenuhi kebutuhannya, ia akan merasakan
kenikmatan dan kelapangan. keadaan itu tentu saja akan membuatnya mencintai
Alloh. Rosululloh saw. bersabda,
“Cintailah Alloh lewat semua nikmat yang Dia berikan kepadamu”. Setiap kali
nikmat-Nya datang hamba akan semakin mencintai-Nya.
3. Alloh
swt. ingin disyukuri. karena itu Alloh menanamkan rasa butuh kepada hamba dan
Dia pula yang memenuhi kebutuhannya, agar mereka bersyukur dan mengenal-Nya
lewat kebaikan dan karunia-Nya. Alloh berfirman, “Makanlah rezeki dari
Tuhanmu, dan bersyukurlah kepada-Nya. (negerimu adalah)Negeri yang baik dan
(Tuhanmu adalah) Tuhan yang Maha Pengampun”.
4. Alloh
swt. ingin membukakan pintu munajat kepada para hamba. Setiap kali mereka
membutuhkan makanan dan nikmat lainnya, mereka akan menghadap kepada-Nyadengan
pengharapan yang besar, kemudian mereka mendapatkan kemuliaan melalui munajat
yang mereka panjatkan dan melalui karunia-Nya yang diberikan. Seandainya
manusia tidak di lengkapi rasa butuh, mereka takkan bermunajat, dan tentunya
tak akan pernah mengenal-Nya, karena akal kebanyakan manusia tidak dapat
menjangkau-Nya. Seandainya tidak diciptakan rasa butuh, pintu munajat tidak
akan bisa dibuka kecuali oleh para pecinta.
Dengan demikian, rasa butuh menjadi sebab terbukanya pintu munajat, dan
munajat adalah kemuliaan yang besar, dan maqom yang sangat agung.
Alloh
swt. mengabarkan kisah Nabi Musa as. dalam firman-Nya, “Musa mengambilkan minum
ternak itu untuk keduanya, lalu ia kembali ketempat berteduhnya seraya berkata,
Tuhanku, aku membutuhkan kebaikan yang Kau turunkan kepadaku”. Sayyidina Ali
ra. berkata, “Demi Alloh, apa yang ia butuhkan hanyalah roti untuk ia makan.
hijaunya sayuran tampak pada kulit perutnya karena tubuhnya sangat kurus”.
Renungkanlah, bagaimana Nabi Musa meminta (makanan)kepada Tuhan karena ia sadar
bahwa hanya Dia yang memiliki. semestinya seorang mukmin pun bersikap seperti
itu. ia harus meminta kepada Alloh, baik permintaan kecil atau besar. karena
itu seorang ‘Arif berkata, “Bahkan aku meminta garam dalam doaku kepada Alloh”.
Hai orang mukmin, walaupun kebutuhanmu kecil
atau sedikit, jangan sungkan untuk meminta kepada Alloh. jangan berfikir bahwa
karena yang kau butuhkan itu hal yang remeh atau sepele maka kau tidak
memintanya kepada Alloh. jika hal yang kau anggap remeh itu tidak kau pintakan
kepada Alloh, siapa lagi yang bisa memberinya kepadamu. Permintaanmu itu
meskipun kecil nilainya, namun akan sangat berharga jika dengan itu Alloh
membukakan pintu munajat kepada-Nya. sampai-sampai Syeikh Abu al-Hasan
rohimahulloh. berkata, “Ketika berdo’a, jangan sampai perhatianmu tertuju
kepada terpenuhinya hajatmu, sehingga kau terhijab dari Tuhan. dalam munajat,
arahkanlah perhatianmu hanya pada Tuhanmu”.
Didalam ayat yang tersebut diatas
(Al-Qoshosh 24) mengandung beberapa pelajaran/faidah.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :