بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 38.
KEUTAMAAN
DZIKIR LAA ILAHA ILLALLOH
Ahad pagi tanggal 7 Rajab tahun 545 Hijriyah di Pondok,
Beliau berkata:
Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Sakitkanlah setan-setan yang menggodamu dengan kalimat “Laa ilaaha
illallah Muhammadaur rasulullah”, karena sesungguhnya setan-setan itu bisa
terssakiti dengan bacaan itu, seperti salah seorang di antaramu menyakiti ontanya
dengan memperbanyak beban dan mempersarat muatan di atas punggungnya.”
Wahai manusia sakitilah setan-setan musuhmu dengan membaca “Laa Illaaha
Illallah” secara ikhlas, kalimat tauhid itu mampu membakar setan-setan musuhmu;
baik dari jenis manusia atau jin, karena kalimat itu perwujudan api bagi setan
dan cahaya (nur) bagi orang yang bertauhid. Bagaimana kamu berucap “Laa ilaaha
Ilallah” sedang dalam hatimu terdapat bermacam-macam Tuhan? Setiap sessuatu
yang kau pergantungi dan kau minta tolong; selain Allah; ia kau jadikan
berhala, jadi pengakuan tauhid yang keluar dari lesan itu tidak berguna jika
masih disertai penyekutuan, penyucian hati tidak berguna bila
disertai pengotoran. Orang bertauhid itu menyakitkan setan dan orang
bersyirik itu disakitkan setan, sedang ikhlas itu menjadi penguat ucapan dan
perbuatan, karena itu jika perbuatan sunyi dari ikhlas berarti seperti kulit
tanpa kerangka, dan kulit saja padahal tidak berrguna kecuali untuk bahan
bakar.
Wahai, dengarlah kataku, beramalllah menurut tuntutan ini karena hal itu
bisa memadamkan api kerakusan dan membelah pengaduan jiwamu. Kamu jangan
mendatangi tempt yang bisa menyalakan tabiat, jika demikian niscaya
menghancurkan bangunan agama dan imanmu.
Tak perlu kau dengar biacara orang munafik yang suka mencipta tipudaya
dan mengadu domba, karena watak mereka terleetak paa ucapan yang berisi aduan
domba.
Jangalah berdiam pada lintasan peranganan, hingga ma’rifat jadi sehat,
lalu baik dan sehat jelas tampak olehmu. Tundukkanlah matamu dari perkara
haram, tahanlah nafasmu dari syahwat, rangsanglah nafsumu pada makanan halal,
pelihara batinmu dengan muraqabah kepada Allah dan lehirmu mengikuti sunnah,
jika ini terrjadi sungguh pemikiran yang bersih terjadi atasmu, ma’rifat yang
bersih juga terjadi padamu.
Anak-anak muridku pelajarilah ilmu, ikhlaslah sampai kamu suci dari
jaringan munafiq besrta pukatnya, carilah ilmu karena Allah semata bukan karena
makhluk atau karena dunia, tanda pencarian ilmu semata karena Allah adalah
terletak pada rasa prasaan yang takut kepada Allah, ketika datang perintah dan
larangan justru kamu merapat berendah diri di hadapan-Nya, selain itu
bertawadlu kepada sesama tanpa motivasi hajat, tidak tamak terhadap apa saja
yang mereka punya, bersedekah di jalan Allah dan kembali kepada-Nya, karena
sadaqah di jalan selain Allah berarti menetapkan pengembalian kepada yang lain,
padahal pemberian tanpa berdasar Allah berarti haram.
Sabda Nabi saw.
“Iman itu ada dua bagian, sebagian berisi sabar dan sebagian lagi berisi
syukur.”
Bila kamu tiadk punya sabar pada penyakit, tidak syukur atas nikmat,
berarti bukan Mukmin sejati. Di antara kebenaran Islam seseorang itu terletak
dalam kepasrahan jiwanya. Wahai Allah hidupkan hati kami dengan tawakal
kepada-Mu, taat dan mengenang-Mu, dengan mengikuti dan mengesakan-Mu.
Anak-anak muridku, satu permasalahan penting yang bisa memperterang
jiwamu adalah pengamalan Al Qur’an dan Sunnah serta ikhlas dalam
mengamalkannya. Kulihat ulama-mmu itu terdiri orang-orang tolol, orang-orang
zuhud di antaramu adalah para pencari dunia, amat mendambakan dunia, pasrah
kepada ciptaan dan lupa Allah, padahal mendatangkan pertolongan selain Allah
itu bisa menjadi sebab turunnya laknat. Nabi saw. bersabda :
“Amat dilaknati orang yang meminta pertolongan kepada ciptaan
sepadannya.”
Juga sabdanya :
“Barangsiapa menjunjung ciptaan, maka sungguh hinalah.”
Ya, kamu perlu tahu; jika dirimu terbebas dari ciptaan lalu
menyertai Allah, niscaya kamu mengetahui rahasia apa yang ada padamu dan
sesuatu apa yang terjadi atasmu, pada gilirannya diperjelas antara apa yang ada
padamu dan apa yang ada pada selain kamu.
Peliharalah “tsubut” (tetap) dan “dawa,” (kekal) di pintu Allah,
putuskan causalita dari saluran hati, sungguh kamu lihat kebaikan dan dunia
akhirat. Nah, inilah sesuatu yang tidak sempurna, ciptan, riya’ masih bercokol
dalam hati, dan apa saja selain Allah juga masih tumbuh di hatimu, karena itu
tidak mungkin kamu punya kemampuan berlembut seperti kelembutan zarrah. Jika
kau tidak bisa menerapkan sabar, berarti tidak berguna dan imanmu tidak ada
puncaknya.
Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Sabar termasuk sebagian dari iman, seperti kepala termasuk dari bagian
tubuh.”
Sedang arti sabar adalah tiada pengaduan (darimu) kepada seseorang
pun – ketika kamu mendapat coba – tidak bergantung pada causalita (penyebab);
tidak membenci cobaan dan juga tidak merasa gembira akan kelenyapannya.
Seseorang ketika berendah diri di hadapan Allah dalam situasi kefakiran dan
ketidakmampuannya, sabar bersama Dia atas penarikan itu dan tidak memandang
mudah sifat-sifat mubah, menyambung cahaya pada kelam dan antara ibadah dengan
kasab (kerja), tentu Allah memandangnya dengan pandangan kasih, mempermudahnya
beserta keluarga dengan sesuatu yang tak pernah diduga, datangnya.
Allah berfirman :
“Dan siapa yang patuh kepada Allah, maka dijadikan kepadanya jalan
keluar (dari kesulitan). Dan memberi rizki kepadanya dari (sumber) yang tidak
pernah diduganya.” (Qs. LXV :2-3).
Kau laksana pembekam yang mengeluarkan penyakit oang lain, sedang dalam
dirimu sendiri terdapat penyakit bisul yang sulit dikeluarkan. Kulihat kau
terlalu memperkaya ilmu lahir tapi bodoh ilmu batin. Di dalam Taurat tertulis
: “Barangsiapa memperkaya ilmu, maka diperkaya kepedihan”, apakah
kepedihan itu?; yaitu takut Allah, memperhina diri di hadapan-Nya atau kepada
hamba-Nya, jika kau tak punya ilmu belajarlah.
Jika kau tak punya ilmu, amal, ikhlas, adab, baik sangka terhadap guru,
maka bagaimana sesuatu bisa datang kepadamu,. Sungguh kau jadikan puncak himmah
berupa dunia beserta isinya, dalam waktu dekat kau akan diperdaya; antaramu dan
Dia, di mana kamu termasuk orang yang berhimmah satu, yaitu batin bermuraqabah,
mereka mengolah hati seperti mengolahragakan organ tubuh – hingga pabila hal
ini sempurna atas mereka, sungguh mereka terpelihara. Syahwat terpelihara oleh
pancaran sirri, maka dalam hati tidak terdapat satu syahwat pun yang menetap,
kecuali syahwat yang satu; yaitu mencari Allah, bertaqarub dan bermahabbah
kepada-Nya, cukup sudah!
Diceritakan, bahwa suatu ketika Bani Israil ditimpa cobaan yang cukup
berat, kemudian mereka berkumpul mengadu kepada Nabi mereka. Kata mereka :
“Sampaikanlah kepada kami, bagaimana agar Allah meridloi kami, sekiranya hal
itu bisa menjadi sebab lenyapnya cobaan ini. Segera Nabi mereka memohon kepada
Allah tentang permasalahan tersebut, maka Allah pun mewahyukan kepadanya :
“Sampaikan kepada mereka jika kamu menghendaki relaku; maka sukailah
orang-orang miskin, bila kamu menyukai mereka, Aku baru menyatakan rela-Ku,
tapi jika kamu tetap membenci mereka, Aku tetap memurkaimu.”
Nah, dengarlah wahai orang berakal. Mengapa kamu tak henti-hentinya
membenci orangporang miskin, padahal kamu mengharap ridla Allah, tidak mungkin
ridla-Nya diberikan, bahkan kamu tak henti-hentinya mendapat murka-Nya.
Jadikanlah pegangan kataku yang kasat ini, tentu kamu beruntung, pemegangan itu
berarti penumbuhan taubat. Aku bukan tipe orang yang suka menjauh atas
penuturan guru, atau kerana kekurangan dan kekerrasannya, bahkan aku lebih
menjaga kepicikan bencana yang melanda mereka, jika kau di hadapannya patuh
tapi kamu tidak sabar atas penuturan mereka, padahal kamu ingin bahagia. Tidak
ada kemuliaan atau bahagia sampai kamu menyesuaikan diri dengan kehendaknya.
Peliharalah pergaulan bersama para guru, bersesuaianlah dalam setiap kondisi,
tentu bagian dunia akhirat.
Makanlah apa yang kusampaikan ini dan amalkan. Faham tanpa
pelaksanaan tidak bisa disamakan, sebagaimana amal tanpa ikhlas. Seandainya kau
bersabar bersama Allah, tentu bisa menyaksikan keajaiban atas kelembutan-Nya. Nabi
Yusuf as. Manakala bersabar mendapat coba Allah, bahkan tak henti-hentinya
beribadah dalam kurungan, berendah diri, menerima kehendak Tuhan-Nya, maka
kemuliaan Yusuf pada akhirnya jadi bersih dan tahta kerajaan pun di dapat oleh
kerendahan sifatnya, sehingga Yusuf as. Memperoleh kemuliaan sejak hidup sampai
mati,
Nah, ini konsepsi yang harus kamu perhatikan, jika mengikuti syari’at,
sabar bersama Allah, takut harap kepada-Nya, menekan nafsu rendah bersama
setan-setan pengendali jiwamu, tentu kamu terlatih darimana semula dirimu
berada ke peringkat lain – yang lebih tinggi – teralihkan dari sesuatu yang
dibenci pada yang disukai.
Celaka, ini konsepsi yang harus kamu perhatikan, jika mengikuti
syari’at, sabar bersama Allah, takut harap kepada-Nya, menekan nafsu rendah
bersama setan-setan pengendali jiwamu, tentu kamu teralih darimana semula
dirimu berada ke peringkat lain – yang lebih tinggi – teralihkan dari sesuatu
yang dibenci pada yang disukai.
Celaka, betapa kamu tidak punya malu mencari sesuatu bukan dari Allah,
padahal Dia lebih dekat denganmu daripada yang lain; kendatipun kamu tetap
mencari kebutuhan itu dari sesama. Kamu punya harta sampai bertumpuk, tapi
dirimu masih saja mempersempit mata pencaharian orang fakir, jika sampai mati
tersingkaplah kepelitan dan penimbunan hartamu, lalu kau dipersilahkan menerima
laknat. Seandainya kamu berifikir, tentu lelbih mencari percik-percikan halus
dari iman yang bisa mempertemukan dirimu dengan Allah, hendaklah selalu
menjalin hubungan dirimu dengan orang-orang shalih dan berakhlaq di hadapan
mereka, hingga apabila menara imanmu naik dan keyakinanmu sempurna, berikhlas
karena Allah, menata sopan santun, menekuniperintah serta menahan larangan,
tentu semua itu terlaksana dari seluruh isi hatimu.
Wahai penyembah berhala, riya’ itu tidak mampu mencium kedekatan dengan
Allah, juga, tidak dunia, tidak akhirat. Wahai penyekutu ciptaan, pengunjung
mereka; sesekali mereka tidak membawa sengsara atau manfaat, pemberi atau
pencegah, kamu tak perlu mengaku bertauhid jika masih bersekutu. Karena hal itu
tidak berarti bagimu !.
Kembali
ke awal, (klik disini)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.