بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH
KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
Karya:
Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi
BAB 2.
TERMINOLOGI TASAWUF
(Istilah kata-kata
dalam bahasa tasawuf)
10.
SHAHUW
DAN SUKR
Shahw adalah kesadaran hamba
kepada rasa setelah mengalami kegaiban (ghaibah). Dan Sukr adalah mabuk ruhani
akibat sesuatu yang datang dengan sangat kuat. Sukr berati tambahan bagi
ghaibah di satu sisi. Karena itu orang sukr, kadang-kaang terhamparkan dirinya,
manakala berlum terpenuhi dalam sukr-nya. Kadang-kadang apda tahap sukr, segala
kekhawatiran berguguran dari kalbunya. Itulah perilaku orang yang menampakkan
sukr, karena tidak mampu memenuhi datangnya bisiskan yang luhur. Kdang, dalam
kesadaran ada kesegran, lalu mabuk pesonanya bertambah atas ghaibah-nya.
Terkadang seorang yang sukr lebih ghaibah ketimbang orang yang sedang
berada dalam ghaibah itu sendiri mana kala sukr-nya lebih kuat. Dan tidak
jarang orang yang ghaibah itu lebih sempurna dalam ghaibah-nya dibanding orang
yang sukr, manakala sukr-nya tidak mencapai apa yang diinginkan.
Sedangkan ghaibah, terkadang datang
kepada para hamba karena adanya sesuatu yang mengalahkan kalbunya, disebab
disiplin cinta sukacita, khauf dan raja’. Sementara sukr tidak akan terwujud,
kecuali kepada orang yang memiliki keseuaian- kesusaian ruhani. Apabila Allah
swt. membuka hamba melalui sifat Keindahan (al-Jamal), maka hamba akan mabuk
kepayang (sukr), dan ruhnya menjdai gembira, sementara kalbunya terpesona.
Dalam sukr yang muncul akibat mukasyafah Jamal, mereka mendengarkan syair :
Kesadaranmu dari kata-Ku,
Adalah sambung semuanaya
Dan mabuk kepayangmu dari bagian-Ku
Memperkenankan bagimu, meneguk minuman
Tak bosan-bosan peminumnya
Tak bosan-bosan peenguk minumnya
Menyerah pada bagian,
Yang gelas pialanya memabukkan jiwa.
Merek masih bersyair :
Orang-orang menjadi mabuk memutari
gelas piala
Sedang mabukku datang dari Yang
Memutarnya
Ada dua kemabukan bagiku
Dan bagi dua penyessal hanya satu
Yang dikhususkan bagiku di antara
mereka
Hanya untukku
Dua mabuk kepayang
Mabuk cinta
Mabuk abadi
Ketika siuman
Tiba-tiba telah bugas si pemabuk
Anda perlu mengetahui bahwa, derajat
kesadaran (Shahw) tergantung pada frekuensi mabuk kepayang ruhani (sukr). Siapa
yang sukr-nya bersama Al-Haq, maka Shahw-nya juga bersama Al-Haq, barangsiapa
sukr-nya masih diliputi oleh dunia, maka Shahw nya juga disertai dunia yag
benar. Barangsiapa menepati kebenaran dalam sikap perilaku, maka ia terjaga
dalam sukr-nya. Sukr dan Shahw mengisyaratkan pada ujung dari pemisahan.
Manakala tampak dari kekuasaan hakikat, mka sifat hamba diketahui dalam
kesirnaan dan keterpaksaan. Mereka bersyair :
APabila pagi telah terbit dengan
bintang yang gembira
di dalamnya telah seimbang kemabukan
dan kesukacitaan
Allah swt. berfirman :
“Tatkala Tuhannya menampak pada gunung
itu, kejadian itu membuat gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.”
(Qs. Al-A’raaf :143).
Itulah pengalaman dalam Risalah Musa
as, dan apalagi gunung dan kekuatannya menjadi lebur berkeping-keping.
Sang hamba dalam kondisi sukr-nya
menyaksikan kondisi ruhani itu sendiri, dan dalam dalam Shahw-nya ia
menyaksikan ilmu. Hanya saja dalam tingkah sukr-nya terjaga, tidak melalui
beban yang diupayakan. Sedangkan dalam Shahw-nya terjaga melalui upayanya.
Shahw dan Sukr terjadi setelah Dzauq dan Syurb.
Kembali ke Bab 2(dua) (Istilah kata-kata dalam bahasa tasawuf)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :