بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
MENGENAL DAHSYATNYA DZIKIR
Syekh Ibnu
Atha'illah menuturkan:
"Al-Jurairi
menuturkan, “Salah seorang sahabat kami selalu mengucap Allah, Allah. Lalu pada
suatu hari, kepalanya terkena batang pohon hingga pecah dan mengucurkan darah.
Dari darah itu kemudian tertulis di atas tanah lafal Allah, Allah.”
Dzikir
laksana api yang bekerja secara aktif dan memberikan pengaruh. Ketika masuk ke
dalam sebuah rumah, dzikir itu akan berucap, “Aku, tidak ada lagi selainku.”
Itulah makna ungkapan la ilaha illa Allah. Jika di dalam rumah itu bertemu
dengan kayu bakar, dzikir tersebut akan segera membakar. Jika rumah itu gelap,
ia akan menjadi cahaya penerang.
Jika rumah
itu memang memiliki cahaya, ia akan menjadi cahaya di atas cahaya.
Dzikir
berfungsi menghilangkan endapan berlebih dalam tubuh yang diakibatkan oleh
makan berlebihan dan mengkonsumsi barang haram. Saat endapan kotor itu terbakar
sehingga hanya yang baiklah yang bertahan, barulah ia bisa mendengar senandung
dzikir dari semua organ tubuhnya. Suara dzikir itu seperti tiupan terompet.
Pertama-tama, ia jatuh di sekitar kepala sehingga kau akan mendengar suara
seperti terompet.
Dzikir
adalah penguasa, jika singgah di suatu tempat, ia akan singgah dengan membawa
terompet itu. Sebab, dzikir menghadang apa saja selain al-Haq. Ketika menempati
suatu tempat, ia akan sibuk melenyapkan segala sesuatu yang menjadi lawannya
laksana air bertemu api. Lalu, akan terdengar berbagai macam suara seperti
desir air, deru angin, golakan api, derap kuda, dan suara dedaunan tertiup
angin. Sebab, struktur tubuh manusia terdiri dari unsur mulia dan hina. Unsur
yang hina meliputi tanah, air, api, udara, bumi dan langit, serta segala yang
berada di antara keduanya. Jadi, semua suara itu berasal dari seluruh unsur
asli di atas. Ketika suara itu terdengar, berarti ia sedang bertasbih dan
mensucikan Allah dengan lisannya. Itulah hasil dari dzikir lisan yang
optimal."
— Dinukil dari Miftah al-Falah
wa Misbah al-Arwah Syekh Ibnu Atha’illah
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : (Miftah al-Falah wa Misbah al-Arwah) MENGENAL DAHSYATNYA DZIKIR
Description : MENGENAL DAHSYATNYA DZIKIR Syekh Ibnu Atha'illah menuturkan: "Al-Jurairi menuturkan, “Salah seorang sahabat kami selalu m...