بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Alloh Memberi Anugerah Cahaya
untuk
membedakan yang haq dan bathil
Syekh Abdul Qadir
Al-Jailani mengatakan: “Ketika kalbu bertindak sesuai dengan Kitabullah dan
Sunnah Nabi., maka ia menjadi dekat kepada Rabb-nya. Dan, ketika ia telah
dekat, maka ia akan memperoleh pengetahuan. Lalu kelak, kalbu dapat membedakan
mana yang benar-benar menjadi milik-Nya dan apa yang dituntut darinya; apa yang
menjadi milik Allah dan apa yang menjadi milik selain-Nya; apa yang termasuk
kebenaran (haqq) dan apa yang termasuk kebatilan. Sebab, seorang Mukmin dianugerahi
cahaya yang dengannya dia bisa melihat, demikian pula halnya dengan sang
penjuang kebenaran yang dekat dengan Allah (ash-shiddîq al-muqarrab).
Orang Mukmin memiliki
cahaya yang dengannya dia bisa melihat, dan itulah sebabnya Nabi SAW
memperingatkan kita agar berhati-hati terhadap firasat orang Mukmin. Beliau
bersabda, “Berati-hatilah terhadap firasat seorang Mukmin, sebab dia melihat
dengan cahaya Allah.”
Orang yang ?arîf dan
dekat (kepada Allah) juga diberi cahaya yang dengannya dia dapat melihat betapa
dekatnya Tuhannya yang Maha Kuasa dengan kalbunya. Dia dapat melihat ruh-ruh
(arwâh), para malaikat dan para nabi, dapat melihat kalbu dan ruh-ruh para
pejuang kebenaran (shiddîqîn).
Dia bisa melihat
keadaan-keadaan spiritual (ahwâl) dan kedudukan-kedudukan (maqâmat). Semua ini
berada dalam lipatan-lipatan terdalam kalbuya (suwaidâ’ qalbihi) dan kejernihan
wujud terdalamnya (sirr). Dia selalu berada dalam kebahagiaan bersama Rabb-nya
Yang Maha Kuasa dan Maha Agung. Dia adalah perantara, yang menerima dari-Nya
dan membagi-bagikan kepada manusia.
Ada orang-orang yang
berilmu (‘âlim) dengan lidah maupun kalbunya, sementara sebagian orang berilmu
dalam kalbunya saja, tetapi kikuk dengan lidahnya. Mengenai orang munafik, dia
pandai dengan lidahnya, namun tidak sesuai dengan kalbunya. Semua ilmunya hanya
pada lidahnya saja, dan itulah sebabnya Nabi SAW bersabda, “Apa yang paling
kutakutkan atas umatku adalah seorang munafik dengan lidah yang pandai.”
Wahai anak muda!
Apabila engkau datang ke hadapaku, engkau harus membungkus kegiatan pribadimu
dan kepedulian-kepedulianmu yang egois. Engkau harus masuk tanpa membawa
apa-apa, seperti seorang yang sama sekali bangkrut (muflis). Jika engkau datang
ke sini sementara engkau masih memikirkan pekerjaanmu dan kepentinganmu, engkau
akan terhalang dari menerima petunjuk yang kusampaikan. Celakalah engkau!
Engkau membenciku karena aku mengatakan kebenaran dan menghadapkanmu pada
kebenaran. Tak seorang pun yang membenciku kecuali musuh Allah, dan tak seorang
pun mengabaikan aku kecuali dia jahil terhadap Allah, suka banyak bicara dan
sedikit beramal. Tak seorang pun mencintaiku kecuali dia sadar akan Allah,
banyak beramal dan sedikit bicara.
Orang yang tulus
(mukhlish) akan mencintaiku dan orang yang munafik akan membenciku. Aku
dicintai para pengikut Sunnah Nabi SAW dan aku dibenci oleh kaum yang lebih
suka mengikuti bid’ah. Jika engkau mencintaiku, manfaat dari semua ini akan
datang kepadamu. Tetapi, jika engkau membenciku, maka efeknya kepadamu akan
merusak. Aku tidak terjerat oleh pujian dan celaan sesama makhluk. Tidak ada
satu spesies apa pun di muka bumi yang kutakuti atau yang kepadanya kutanamkan
harapan-harapanku, baik ia itu salah satu dari bangsa jin ataupun anggota ras
manusia, baik binatang ataupun serangga ataupun jenis makhluk yang lain. Aku
tidak takut kepada siapa pun kecuali Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Agung.
Semakin banyak Dia menganugerahiku anugerah-Nya yang penuh berkah, semakin
besar rasa takutku, sebab Dia: “Melakukan apa yang dikehendaki-Nya” (QS Hûd
(11) :107). “Dia tidak akan ditanyai tentang apa yang diperbuat-Nya, tetapi
merekalah yang akan ditanyai,” (QS Al-Anbiyâ ( 21) :23)
Wahai anak muda!
Janganlah berkonsentrasi pada mencuci pakaian jasadmu, sementara pakaian
kalbumu kotor. Engkau berada dalam keadaan kotor. Engkau harus mencuci kalbu
terlebih dahulu, kemudian baru mencuci pakaianmu yang biasa. Engkau harus
melaksanakan kedua tindak pencucian itu. Cucilah pakaianmu dari kotoran, dan
cucilah kalbumu dari dosa-dosa!
Engkau tidak boleh
membiarkan dirimu silau oleh apa pun, sebab Tuhanmu “melakukan apa yang
dikehendaki-Nya” (QS 11:107). Itulah sebabnya diceritakan sebuah kisah tentang
seorang saleh, bagaimana suatu ketika ia mengunjungi saudaranya seiman kepada
Allah. “Wahai saudaraku,” katanya kepada saudaranya itu. “Marilah kita menangis
atas pengetahuan Allah tentang kita!” Alangkah bagusnya ucapan orang saleh ini!
Dia adalah orang yang memiliki pengenalan (‘ârîf) tentang Allah dan telah
mendengat kata-kata Nabi SAW: “Salah seorang di antara kalian mungkin beramal
dengan amalan ahli surga, sampai tak ada jarak antara dia dan surga itu kecuali
satu jengkal saja, kemudian kemalangan menimpanya dan dia menjadi salah seorang
penghuni neraka, sampai tak ada jarak antara dia dan neraka kecuali satu
jengkal saja, kemudian keberuntungan mengenainya dan dia menjadi salah seorang
penghuni surga.”
Pengetahuan Allah
tentang dirimu hanya akan tampak kepadamu manakala engkau berpaling lagi
kepada-Nya dengan segenap hati dan aspirasimu, manakala engkau tidak pernah
menjauhi pintu rahmat-Nya, manakala engkau memasang penghalang dari besi antara
hatimu dan nafsu badaniahmu, dan manakala engkau menjadikan maut dan kuburan
sebagai titik pusat perhatian bagi mata kepala dan mata hatimu.”
--Syekh Abdul Qadir
Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.