بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Hikmah 77-79.
JANGAN MEREMEHKAN WIRID SEBAB BELUM
DATANGNYA WARID
٭ اِذاَ
رَأيْتَ عَبْداً أقاَمهُ اللهُ تعالى بِوُجُودِ الاَورَدِ وَاَدَمَهُ عليهاَ مَعَ طُولَ
الامساَدَ فَلاَ تـَسْتحْقِرَنَّ ماَمنَحَهُ مَولاهُ لاَنَّكَ لم تَرَعليهِ سِيماَ
العاَرِفِينَ ولاَ بَهْجَةَ المُحِبِّينَ فَلولاَ واَرِدٌ ماكاَنَ وِرْدٌ ٭
77. "Jika engkau melihat seseorang yang ditetapkan oleh Alloh dalam
menjaga wiridnya, dan sampai lama tidak juga menerima karunia [keistimewaan]
dari Alloh(warid), maka jangan engkau rendahkan [remehkan] pemberian Tuhan
kepadanya, karena belum terlihat padanya tanda orang arif, atau keindahan orang
cinta pada Alloh, sebab sekiranya tidak ada warid [karunia Alloh], maka tidak
mungkin ada wirid."
Wirid dan warid yang telah diterangkan pada Hikmah 64 disinggung lagi dalam Hikmah
77 ini.
Wirid ialah macam-macamnya ibadah yang
dikerjakan oleh hamba, seperti sholat puasa, dzikir dan lainnya.
Jadi apabila kau merendahkan pemberian Alloh
pada sebagian hamba yang berupa wirid itu berarti kau kuran tatakerama pada
hamba tersebut.
Hamba Allah yang mendapat keistimewaan dari
Alloh ada dua macam:
-Muqorrobin.
- Abroor.
Adapun hamba yang muqorrobin yaitu mereka yang
telah dibebaskan dari kepentingan nafsunya, dan ia hanya sibuk menunaikan
ibadah dan taat kepada Tuhan, karena merasa sebagai hamba yang mengharapkan
keridhoan Alloh semata-mata, dan mereka yang disebut aarifin, muhibbin.
Adapun orang Abroor, yaitu mereka yang masih
merasa banyak kepentingan dunia/nafsu
keinginannya, dan mereka juga mengerjakan ibadah kepada Alloh, mereka masih menginginkan
masuk kesurga dan selamat dari neraka.dan mereka yang dinamakan orang zahid
aabid.
Dan masing-masing mendapat karunia
sendiri-sendiri di dalam tingkat derajatnya yang langsung dari Alloh Ta'ala.
Sebenarnya seseorang yang mendapat taufik dan
hidayah dari Alloh, sehingga dia istiqamah dalam menjalankan suatu wirid [taat
ibadah], berarti telah mendapat karunia dan rahmat yang besar sekali, sebab ia
telah diberi kunci oleh Alloh untuk membuka dan menghasilkan karunia yang lain
dan kebesaran Alloh.
٭قومٌ اَقاَمهُمُ الحَق ُّ لِخِدمتِهِ وقومٌ اِخـْتصَّهُمْ بِمَحَبَّتِهِ
،كُلا ًّنُمِدُّ هٰـءوُلاَءِ وهٰـءُولاَءِ من عطاَءِ رَبِّكَ وماكانَ عَطاءُ رَبِّكَ
كانَ مَحْظُوراً ٭
78. "Sebagian dari kaum ada yang oleh Alloh didudukan dalam bagian
ibadah semata-mata dan ada kaum yang diistimewakan oleh Alloh dengan
kecintaan-Nya. ‘Untuk masing-masing Kami [Alloh] memberi karunia dan
pemberian-pemberian, dan pemberian Tuhan-mu tidak terbatas’."
Allah sendiri yang memilih hamba-Nya, maka ada
yang dipilih untuk melaksanakan ibadah yang lahir, ialah mereka para aabid dan
zahid, dan ada pula yang dipilih oleh Alloh untuk Kesayangan [Kekasih] Alloh
dan mereka ini orang-orang aarif dan muhibbin yang tidak ada tempat dalam hati
mereka kecuali dzikrulloh semata-mata. Menganggap dunia ini kosong tidak ada
apa-apa kecuali Alloh yang menciptakan dan melaksanakan segala sesuatunya.
Jadi ketika hamba melihat pada pilihan Alloh
atas hambanya dan mengkhususkan kedudukan pada hamba tersebut, bisa menjadikan
si hamba tidak memandang rendah pada kedudukan yang telah Alloh berikan kepada
sebagian hamba. Syeikh Abu Yazid al-Busthomy berkata, “Alloh ta’ala melihat
hati para hamba(kekasihnya), lalu sebagian ada yang tidak pantas/kuat memikul
beratnya nur makrifat, lalu Alloh menyibukkan hamba tersebut dengan Ibadah”.
٭ قَـلَّما
تَكونُ الواَرِداَتُ الاِلٰهِيَّة ُ اِلاَّ بَغْتَة ً لـءَـلاَّ يَدَّعِيَهاَ العِبَادُ
بِوجوُدِ الاِسْتِعدادِ ٭
79. "Jarang sekali terjadi karunia besar dari Allah (warid) itu
kecuali datang secara mendadak [tiba-tiba], supaya tidak ada orang yang mengaku
bahwa ia dapat karena telah mengadakan persiapan untuk menerima karunia
itu."
Yang dimaksud Warid disini adalah ilmu-ilmu
Wahbyyah dan ilmu yang halus yang berhubungan dengan kemakrifatan, yang oleh
Alloh diberikan pada hamba-hambanya.
Dan pemberian itu biasanya dalam kondisi
mendadak tanpa persiapan seperti sholat, puasa dll. Supaya hamba tidak
mengku-aku bahwa dia ahli Warid/kehebatan.
Singkatnya : Warid itu hadiyah dan anugerah
dari Alloh. jadi bukan hasil setelah mengerjakan macam-macamnya ibadah.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.