بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Hikmah 73-74
Nikmat dan musibah adalah jalan menuju Alloh
٭ مَنْ
لَمْ يُقبِلْ على اللهِ بِمُلاَ طفاَتِ الاِحْساَنِ قـُيِّدَ اليْهِ بِسلاَسِلِ الاِمتِحاَنِ
٭
73. "Barangsiapa yang tidak suka menghadap kepada Alloh dengan
halusnya pemberian karunia Alloh, maka akan diseret supaya ingat kepada Alloh
dengan rantai ujian [musibah]."
Ada dua perkara yang menjadikan seorang hamba itu bisa Taat dan
menghadap kepada Alloh, yaitu : 1. Datangnya nikmat dari Alloh pada dirinya,
sehingga dia mau bersyukur dan menghadap taat kepada Alloh. 2. Datangnya macam-macam musibah dan bencana pada dirinya atau hartanya, lalu
ia bisa sadar dan kembali kepada Alloh. Terkadang musibah itujuga bisa menjadi
sebab ia meninggalkan bergantung pada dunia dan hanya bergantung pada
Alloh. Karena yang diinginkan Alloh pada
hambanya yaitu kembalinya hamba kepada Alloh dengan cara menurut (ridho) atau
dipaksa.
Barangsiapa yang tidak suka sadar dan dzikir
[ingat] kepada Allah ketika sehat dan murah rezeki, maka akan dipaksa supaya
dzikir [ingat] kepada Allah dengan tibanya musibah [bencana]. Maka dalam kedua
hal itu Allah berkenan akan menuangkan nikmat karunia yang sebesar-besarnya
kepada hamba-Nya.
٭ مَنْ
لَمْ يَشكُرِ النِّعَمِ فَقدْ تـَعَرَّضَ لِزَوَالِهاَ ومن شَكرَهاَ فقد قـَيَّدَ بِعِقاَلهاَ
٭
74. "Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti
berusaha untuk menghilangkan nikmat itu, dan barang siapa mensyukuri nikmat
berarti telah mengikat nikmat itu dengan
ikatan yang kuat."
Mensyukuri nikmat itu berarti menetapkan dan menambah nikmat itu,Firman Allah:
"Lain syakartum la-adziydan-nakum" [Kalau kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah nikmat bagimu].
Bersyukur itu ada kalanya dengan Hati, yaitu
sadar kalau kenikmatan itu semua datang dari Alloh,Firman Allah:
"Wamaa-bikum min-ni'matin faminallohi" [Tiada terjadi suatu
nikmat bagimu, maka itu dari Allah].
Ada kalanya dengan lisan, yaitu dengan
menceritakan nikmat itu pada orang lain. Firman Allah:
"Wa-ammaa bini'mati Robbika fahad-dits" [Adapun terhadap
nikmat pemberian Tuhanmu, maka pergunakanlah/ceritakan dan sebarkan].
Dan ada kalanya dengan anggauta badan, yaitu
dengan taat kepada Alloh sehingga jangan sampai anggauta tubuh digunakan untuk
melakukan perkara yang tidak diridhoi Alloh.
An-nu'maan bin Basyir radhiyallahu 'anhu
berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka tidak
akan dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan barangsiapa yang tidak berterima kasih
kepada sesama manusia berarti tidak dapat bersyukur [berterima kasih] kepada
Allah."
Syukur, Ialah merasa dalam hati, dan menyebut
dengan lidah, dan mengerjakan dengan anggota badan.
Junaid al-Baghdadi berkata:
"Ketika aku berusia tujuh tahun dan hadir
dalam majelis As-Sariyussaqathi, tiba-tiba aku ditanya:
Apakah arti syukur?
Jawabku: Syukur ialah tidak menggunakan suatu
nikmat yang diberiakan Allah untuk berbuat maksiat.
As-sary berkata:
Aku khawatir kalau bagianmu dari karunia Allah
hanya dalam lidahmu belaka.
Al-Junaid berkata:
Maka karena kalimat yang dikeluarkan oleh
Assary itu aku selalu menangis, khawatir kalau benar apa yang dikatakan oleh
Assary itu.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.