بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HATI-HATI DALAM BERTAWADHU'
Adakalanya seseorang yang sombong berlindung di
balik topeng ke-tawadhu-an. Sepintas ia terlihat rendah hati. Padahal, hal itu
dilakukan agar ia dianggap orang yang rendah hati sehingga merasa tawadhu’.
Barang siapa yang merasa tawadhu', menurut
Muhammad Ibnu ath-Tho'illah, maka berarti ia benar - benar sombong.
Sebab, tidak mungkin ia merasa tawadhu' kecuali
kalau ia merasa besar/tinggi. Karena itu, kata Ibnu ath-Tho'illah, bila kita
menetapkan bahwa diri kita besar/tinggi, maka kita sesungguhnya telah takabur.
Rosululloh SAW bersabda, "Sombong itu
ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain." Seorang Muslim yang
tawadhu’, bukanlah seorang Muslim yang bila bertawadhu’ lalu merasa bahwa ia
telah mengalah atau merendahkan dirinya. Tetapi, seseorang yang tawadhu’ ialah
yang bila berbuat sesuatu merasa dirinya belum layak mendapatkan kedudukan—tawadhu’-itu.
ليس
المتواضع الذي إذا تواضع رأى أنه فوق ما صنع
ولكن المتواضع الذي إذا تواضع رأى أنه دون ما صنع
"Orang yang mempunyai sifat tawadlu'
bukanlah orang yang, ketika dia melakukan tawadlu' maka dia merasa bahwa
sifatnya mengungguli atas apa yang dilakukannya. Tetapi orang yang tawadlu'
adalah, ketika dia tawadlu' maka dia merasa bahwa sifatnya lebih rendah dari
perbuatan yang dilakukannya".
فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ
كَلاَبِسِ ثَوْبَىْ زُورٍ ».
Artinya : Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasalam
bersabda : "orang yang keyang dengan sesuatu yang tidak berhak untuk
diberi itu seperti orang memakai dua pakaian kebohongan".
Karena itu, hindarilah sikap sombong yang
tersembunyi. Saat kita berusaha tawadhu', berhati - hatilah agar perasaan bahwa
kita sudah tawadhu' tidak muncul. Berlindunglah kepada Alloh Swt agar kita
tidak diperdaya setan.
وأخرج
أبو داود وبن أبي حاتم بسند قوي من حديث بن عباس أنه سئل عن الاستئذان في العورات
الثلاث فقال ان الله ستير يحب الستر وكان الناس ليس لهم ستور على أبوابهم.
Dalam hadist ini Alloh subhanahu wata'ala tidak
menyukai hambanya, ketika dia menyebutkan ‘aib-‘aibnya.
التواضع
الحقيقي هو ما كان ناشئا
عن
شهود عظمته وتجلّى صفته
" Tawadlu' yang hakiki adalah tawadlu'
yang tumbuh dengan melihat keagungan Alloh, dan sifatNya "
Hati, ketika didalamnya mempunyai rasa
mengagungkan Alloh, melihat tanda-tanda kebesaran Alloh yang menunjukan adanya
sang pencipta maka dunia beserta isinya akan sirna dihadapannya dan tidak ingat
dengan dirinya, tetapi dihadapannya hanyalah Alloh semata, ketika dia sudah
sadar dari kefana'annya dan kembali kepada semula maka dia akan merasakan sifat
kehambaannya kepada Alloh, dan dia juga meyakini bahwa macam-macam anugerah
yang dimilikinya itu semua karena Alloh, begitu juga dengan amal-amal yang
dilakukannya dia tidak melihat nya, hal ini akan mengakibatkan kepadanya
mempunyai sifat rasa rendah diri dihadapan Alloh, sedangkan mempunyai sifat
tersebut tidak akan mungkin terjadi kecuali dengan mempunyai sifat kehambaan
kepadaNya.
Seorang muslim yang sudah menemukan dan
merasakan nikmatnya beribadah kepada Alloh dengan istiqomah sampai pada derajat
ma'rifat kepadaNya, sesungguhnya ketika dia melihat ibadah, perbuatan baik yang
dilakukannya maka sesungguhnya dia sudah melakukan pekerjaan suluk kepada Alloh
dan sudah menanamkan rasa kebahagiaaan dihari nanti.
Apabila Dia merasakan bahwa Ibadah dan
pekerjaan yang bisa mendekatkan diri kepada Alloh merupakan suatu beban yang
sangat berat, maka dia akan merasakan kelemahan dan kelalaian dalam beribadah,
dan jika sifat kehambaannya kepada Alloh terus bertambah maka akan tambah pula
rasa mengagungkannya kepada Alloh dan menyaksikan kebesaranNya. Hal seperti
inilah yang bisa menyebabkan fana' (tidak ingat pada dirinya kecuali Alloh).
Sebaik-baiknya derajat fana' ialah apabila
dipandang dari segi sifat kehambaan dan rasa lemah pada dirinya ketika
melaksanakan beberapa perintah Allah subhanahu wata'ala sedangkan dia bisa
bangkit pada derajat tersebut dengan meminta pertolongan kapada Allah, karena
dia merasa bahwa tidak ada kekuatan untuk meninggalkan maksiat dan melaksanakan
beberapa perintah Allah kecuali pertolonganNya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :