بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Fatihah Ayat 4-5
"Hanya
kepada-Mu kami menyembah"
"Dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan"
Ayat pertama
merupakan ayat “pertemuan antara Allah dengan hamba-Nya”. Jika pada ayat-ayat
sebelumnya Allah SWT. berbicara tentang dirinya sendiri, maka pada ayat inilah
terjadi suatu sinergi ubudiyah hamba Allah kepada-Nya. Tetapi menurut Hujjatul
Islam Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Jawahirul Qur'an, seluruh kandungan
Al-Fatihah ini, masuk kategori ayat-ayat Jawahir.
Ayat-ayat Jawahir adalah ayat-ayat Mutiara, di mana muatannya mengandung
nilai-nilai Uluhiyah yang sangat tinggi. Sementara ayat-ayat Durar atau
ayat-ayat permata, lebih merupakan ayat yang berkait dengan makhluk Allah SWT.
"Iyyaaka Na‘budu" dalam perspektif sufistik merupakan
bentuk ubudiyah hamba Allah dalam situasi "Al-Fana". Situasi di mana
hamba Allah lebur dalam nuansa, seakan-akan dirinya hangus dalam Ilahi, tiada
daya, tiada upaya, tiada sesuatu yang dihadapi lahir maupun batin, kecuali
Allah SWT.
Ayat ini memberikan gambaran akan Kemahatunggalan Allah, sehingga manusia bebas
dari kemusyrikan.
Dalam kitab Fathur-Rahman disebutkan, "Sesungguhnya kalian semua berada
dalam kemusyrikan tersembunyi, kecuali jika dirimu keluar dari dirimu, Sehingga
tiada yang berbuat, tiada yang berdaya, tiada yang berupaya, kecuali Allah SWT.
Itu sendiri."
Seorang sufi berkata, "Hakikatmu adalah keluarmu darimu", Wacana ini
untuk menggambarkan betapa manusia hanyalah"Bayang-bayang Allah",
tidak ada klaim bahwa dirinya ada dalam hakikatnya.
Pandangan ini berbeda dengan aliran eksistensialisme yang menonjolkan kekuatan
diri manusia bagi eksplorasi kehidupan maksimal. Semakin kuat dirinya, rasa
keberadaannya, semakin kuat egonya dan pengabaiannya terhadap dzat di luar
dirinya, yaitu Allah SWT.
"Iyyaaka Na'budu" berarti hanya kepada-Mu kami menyembah. Menyembah
kepada Allah secara total berarti makrifat kepada Allah. Oleh sebab itu, ketika
menafsiri ayat yang berbunyi: "Wamaa khalaqtul Jinna wal-Insa illa liya'budun",
seorang penafsir sufi mengatakan, "Maksudnya illaa liya'rifuun".
Sehingga penafsirannya, "Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, melainkan
agar mereka bermakrifat kepada-Ku".
Makrifatullah itulah yang diajarkan Rasulullah SAW, melalui etika ubudiyah dan
keyakinannya kepada Allah melalui jalan Islam, Iman dan Ihsan.
Sedangkan "wa-iyyaaka nasta'iin, "berarti sang hamba lebur
dalam Musyahadah kepada Allah SWT. Di sinilah Abu Yazid Al-Busthami
menyebutkannya sebagai "wahdatusy-syuhud", bukan
"wahdatul wujud". Wahdatusy-syuhud, yang berarti "kesatuan dalam
penyaksian". Yang bersatu adalah penyaksiannya, bukan wujudnya. Atau bisa
berarti "seakan-akan bersatu".
Inilah maqam Ihsan, sebagai puncak ubudiyah, yang kelak disebut 'abudah. Maqam
Ihsan ini bisa disebut sebagai pangkal dari kefanaan hamba Allah, yaitu setelah
melampaui fana', fanaul fana' kemudian baqa'.
Dalam Hadits Shahih Rasulullah SAw. bersabda, "Ihsan adalah hendaknya
engkau menyembah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika tidak melihat-Nya
engkau senantiasa dilihat oleh-Nya."
Hamba Allah yang melihat Allah, pasti dirinya fana' dan hanya Allah saja yang
baqa' (abadi). Hal yang sama hamba Allah yang senantiasa merasa dilihat Allah,
dirinya tidak "berkutik". Gerak geriknya bukan lagi gerak-gerik
"milik"nya, tetapi tidak lepas dari peran Allah SWT.
Pada ayat di atas itulah ada relevansi dengan Hadits Qudsi yang disebutkan oleh
Allah SWT.,
"...Apabila Aku mencintainya (hamba-Ku), maka Aku adalah pendengarannya
yang dia mendengarkannya, dan Aku adalah penglihalannya yang dengannya hamba-Ku
melihalnya, dan Aku adalah tangannya yang dengan tangan itu hambaKu memukul,
serta Aku adalah kakinya yang dengan kaki itu ia berjalan. Jika ia memohonAku
mengabulkannya, dan jika ia meminta perlindungan, niscaya Aku
melindunginya"…
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : Al-Fatihah Ayat 4-5 (TAfsir surat Al-Fatihah 3)
Description : Al-Fatihah Ayat 4-5 "Hanya kepada-Mu kami menyembah" "Dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan" Ayat ...