بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Perjalanan sufi Sunan Kali jaga
Puji syukur kita haturkan kehadrotulloh swt, sholawat dan salam atas baginda yang mulia nabi Muhammad saw. kembali lagi blog PPA menyajikan perjalanan tasawuf seorang hamba yang mulia yang lahir dipulau jawa tercinta, yaitu Raden Syahid atau syeh Malaya atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kali jaga, yang insya Alloh bisa kita ambil suritauladan dalam kita menempuh perjalanan menuju Alloh swt. semoga postingan kali ini bisa bermanfaat bagi kita semua amin..
SULUK LINGLUNG
SUNAN KALIJAGA (SYEH MELAYA)
{ K a r a ng a n : I m a n A nom ; Seorang pujangga dari Surakarta yang merupakan keturunan dekat dari
Sunan Kalijaga. Tahun 19806 Caka / 1884 M.
R.Ay. SUPRATINI MURSIDI merupakan salah satu anak keturanan Kanjeng Sunan Kalijaga yang merupakan pewaris Kitab Duryat, sedangkan Bab yang terakhir dari kitab Duryat yaitu: perjalan hidup Kanjeng Sunan Kalijaga dalam
bentuk tembang macapat. Bagian bab inilah yang ditrasliterasikan ke
dalam tulisan Latin dan sekaligus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, dengan diberi judul Suluk Linglung Sunan Kalijaga (Syeh melaya).}
BRAMARA NGISEP
SARI PUPUH I
DHANDHANGGULA
1. Jumadilawwal puruning nulis, Isnen Kliwon tanggal ping pisan, tahun Je mangsa destone, nenggih sengkalanipun, "Ngerasa sirna sarira Ji",
turunan saking kitab, Duryat kang linusur, sampun kirang pangaksama,
ingkang maca kitab niki sampun kenging, kula den apuntena.
2. Pawartane pandhita linuwih, ingkang sampun saget sami pejah, pejah sajroning uripe, sanget kepenginipun, pawartane kang sampun urip,
marma ngelampahi kesah, tan unigeng luput, anderpati tan katedah,
warta ingkang kagem para Nabi Wali, mila wangsul kewala.
3. Ling lang ling lung sinambi angabdi, saking datan amawi sabala, kabeka dene nafsune, marmannya datan kerup, dennya amrih wekasing
urip, dadya napsu ingobat, kabanjur kalantur, eca dhahar lawan nendra,
saking tyas awon perang lan nepsu neki, sumendhe kersaning Hyang.
4. Ling lang ling lung anedheng Hyang Widhi, mugi-mugi binuka Hyang Sukma, den legakna ing atine, sakayun yawunnipun, marga dadi sembah
lan puji, saking telasing manah, pramila nenuwun, nanging tan apunten
ing Hyang saking mboten saged nembah lawan muji, ngawur datan
uninga.
5. Ling lang ling lung pan kendel pribadi, tanpa rewang pan ucek- ucekan, yetukaran pada dewe, tan adoh swaranipun, pan gumrejeg padu tan enting, pan rebut kalah menang, tan ana rinebut, lir ngrebut prajeng
Ngastina, lali kadhang miwah bapa anak rabbi, jiwa raga tan ketang.
6. Ling lang ling lung tan weruh ing isin, saking kedah uningeng ing warta, sinahu tapa lan luwe, yen ana kanca rawuh, melu mangan pan datan eling yen mungkur kancanira, tan mangan saumur, saking tan ana
pinangan, ling lang ling lung angon paesan pribadi, tansah nagih
buruhan.
7. Ling lang ling lung tan olih, anenagih ngrejeg tanpo potang, kang tinagih meneng bae, pan nyata nora nyambut, kang anagih awira-wiri, tan
ana beda nira, Syeh Malaya iku, wit puruhita atapa, mring Jeng Sunan
Benang kinen tengga kang cis, tan kena yen kesaha.
8. Ling lang ling lung pan sang mendha luwih, buda teja tequde sarira, upamakken ing sanise, wonten sujalma luhung, putra Tuban Rahaden
Syahid, duk sepuh nama Sunan, Kalijaga sampun, langkung sinihan
Hyang Sukma, ingkang sampun dadi keramating Hyang Widhi, Mijil
saking asmara.
Terjemahan kedalam bahasa Indonesia :
KUMBANG MENGHISAP MADU
(8 bait)
PUPUH 1
DHANDHANGGULA
Episode I : Sunan Kalijaga berhasrat besar mencari ilmu yang menjadi pegangan para Nabi Wali, ibaratnya kumbang ingin menghisap madu /
s a r i kem b a ng .
1. Bulan Jumadilawwal mulai menarika pena, Senin Kliwon tanggal pertama, tahun Je saat orang menuai padi, prasasti penulisan, "Ngerasa
sirna sarira Ji", disadur dari buku Duryat yang masyhur, maka mohon
pengertiannya, bagi pembaca buku ini agar sudi, memberikan maaf.
2. Syahban kisah seorang Alim Ulama yang cerdik pandai, yang sudah dapat merasakan mati, mati di dalam hidup, besar keinginannya,
memperoleh petunjuk dari seorang yang sudah menemukan hakiakat
kehidupan, yang menyebabkannya melakukan perjalanan, tidak mempedulikan dampak yang terjadi, bernafsu sekali karena belum
memperoleh petunjuk, petunjuk yang dipegang para Nabi Wali, itulah
tujuan yang diharapkan semata-mata.
3. Ling lang ling lung (hati bimbang pikir bingung) masih tetap mengabdi, walaupun tanpa ada yang membantu, selalu tergoda oleh
nafsunya, karena tidak mampu mengatasinya, berbagai usaha ditempuh
agar akhir hidupnya nanti, mampu mengatasi / mengobati nafsunya, jangan sampai terlanjur terlatur, puas makan dan tidur, sebab hatinya
kalah perang dengan nafsunya, hanya Allah tempat berserah diri.
4. Ling lang ling lung memohon kepada Tuha Yang Terpilih, semoga dibukakalah oleh Tuhan Pembuat Nyawa, sehingga terasa ditenteramkan hatinya, selaras dengan kehendak hatinya, jalan menuju sembah dan
puji, dari keputusasaan hati, sehingga berdoa, tapi tidak mungkin
dimaafkan oleh Tuhan, sebab tidak dapat beribadat dan bersyukur, acak-
acakan tanpa disadarinya pengetahuan.
5. Ling lang ling lung akhirnya diam sendiri, tanpa teman tetapi masih saja ada gejolak batin, saling bertengkar dengan dirinya sendiri,
suaranya tidak lantah / jauh, tapi bukankah pertengkaran hebat itu tidak
akan ada henti-hentinya? Bukankah saling merebut kemenangan?padahal
tidak ada yang disebutkan! Kalau diibaratkan seperti perebutan Kerajaan
Ngastina, sehingga lupa saudara bapak anak istri, jiwa raga pun tidak dihitung.
6. Ling lang ling lung tak tahu malu, karena didesak, oleh hasrat mengetahui petunjuk, akhirnya diusahakan mampu bertapa dan berlapar-lapar, kalau ada teman datang, ikut makan dengan rakusnya,
kalau temannya pergi, tidak makan seumur hidupnya, sebab tidak ada
yang dimakan, ling lang ling lung menuruti kesenangan memperindah
diri, selalu meminta upah.
7. Ling lang ling lung meminta upah tiada hasil, menagih tak henti- hentinya tanpa piutang, yang ditagih diam saja memang kenyataannya
tidak berhutang, yang menagih datang pergi, semua itu tidak bedanya,
dengan Syeh Melaya sendiri, di saat mulai berguru dan bertapa, kepada
Kanjeng Sunan Bonang diperintahkan menunggui tongkat, dan dilarang meninggalkan tempat.
8. Ling lang ling lung bukankah dapat dikatakan orang hebat, keinginannya yang kuat serta tekad batinnya, bila dibandingkan dengan
yang lainnya, ada manusia berdarah luhur, putra Tuban Rahaden Syahid, waktu tua bergelar Sunan Kalijaga, rupanya sudah lebih dulu mendapat
anugerah Kasih Sayang Tuhan Allah Pencipta Nyawa yang sudah menjadi
kemuliaan Tuhan Yang Terpilih, keluar dari kasih Sayang Allah
(Mahabbatullah).
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.