بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
(Mantiqu't-Thoir)
III. MUSYAWARAH BURUNG
10.
Bangau
Bangau datang amat tergesa-gesa dan segera
mulai bicara tentang dirinya sendiri, "Rumahku yang jelita di dekat laut
di antara danau-danau pantai, di mana tiada siapa juga mendengar nyanyianku.
Aku amat tak suka menyerang sehingga tak ada yang merasa susah karena aku.
Sedih dan murung aku berdiri merenung di tepi laut asin, hatiku penuh kerinduan
akan air, karena kalau tak ada air, apa yang akan terjadi padaku! Tetapi karena
aku tidak tergolong mereka yang bermukim di laut, aku seperti mati saja,
bibirku kering, di pantainya. Meskipun air bergolak dan ombak memecah di
kakiku, aku tak dapat menelan setitik pun; namun jika lautan kehilangan airnya
biar sedikit saja pun, hatiku akan terbakar oleh keresahan. Bagi makhluk
seperti aku ini, gairahku terhadap laut cukuplah sudah. Aku tak kuat untuk
pergi mencari Simurgh, maka harap dimaafkan. Mana mungkin makhluk
seperti aku ini, yang hanya mencari setitik air, dapat mencapai persatuan
dengan Simurgh?"
Berkata Hudhud, "O yang tak
mengenal laut, tidakkah kau tahu bahwa laut penuh dengan buaya dan
makhluk-makhluk lain yang berbahaya? Kadang airnya pahit, kadang asin; kadang
laut itu tenang, kadang bergelora; senantiasa berubah, tak pernah tetap; kadang
laut itu pasang, kadang surut. Banyak makhluk besar telah tertelan binasa di
tubirnya yang dalam. Penyelam di dasarnya menahan napas agar ia tak terlempar ke
atas bagai jerami. Laut ialah unsur yang sama sekali tanpa kesetiaan. Jangan
percaya padanya atau ia akan menghabisi hidupmu dengan merendammu. Laut itu
gelisah karena cintanya akan sahabatnya. Kadang ia menggulungkan
gelombang-gelombang besar, kadang ia berderau. Karena ia tak mungkin
mendapatkan apa yang diinginkannya, bagaimana kau akan menemukan di sana tempat
istirahat bagi hatimu? Lautan ialah anak sungai yang pasang di jalan menuju ke
tempat sahabatnya; kalau demikian, mengapa pula kau akan tinggal puas di sini,
dan tak berusaha melihat wajah Simurgh?"
Orang
Alim dan Lautan
Seorang alim yang biasa merenungkan makna
segala sesuatu, pergi ke Lautan dan menanyakan mengapa Lautan memakai pakaian
biru, karena warna ini ialah warna duka, dan mengapa ia mendidih tanpa api?
Lautan menjawab pada manusia perenung itu,
"Aku risau karena terpisah dari sahabatku. Karena kekuranganku, aku tak
layak baginya; maka kukenakan pakaian biru ini sebagai tanda sesal yang kurasa.
Dalam kesedihanku, pantai-pantai bibirku kering, dan disebabkan api cintaku,
aku berada dalam gebalau ini. Kalau dapat kuperoleh setitik saja air surgawi
dari Al Kausar,1
maka akan dapat kukuasai gerbang kehidupan kekal. Tanpa setitik ini aku akan
mati karena gairah damba bersama ribuan yang lain, yang binasa dalam
perjalanan."
Catatan kaki:
1
Telaga di sorga. Arti semantiknya: Keadaan berlimpah-limpah.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : Terjemah kitab Mantiqut-Thair (11)
Description : ( Mantiqu't-Thoir ) III. MUSYAWARAH BURUNG 10. Bangau Bangau datang amat tergesa-gesa dan segera mulai bicara tentang diriny...