بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Manaqib Syeih Abdul Qodir aljiilany ra 2
Kisah Yang terkenal
Pada suatu malam ketika beliau sedang bermunajat kepada Allah yang panjang. Tiba muncullah seberkas cahaya terang. Bersamaa dengan itu, terdengar suara, “Wahai Syaikh, telah kuterima ketaatanmu dan segala pengabadian dan penghambaanmu, maka mulai hari ini kuhalalkan segala yang haram dan kubebaskan kau dari segala ibadah”.
Abdul Qadir Jailanai mengambil sandalnya dan melemparkan ke cahaya tersebut dan menghardik “Pergilah kau syetan laknatullah!”.
Cahaya itu hilang lalu terdengar suara “Dari manakah kau tau aku adalah syetan?,”
Syaikh Abdul Qadir menjawab,Aku tahu kau syetan adalah dari ucapanmu. Kau berkata telah menghalalkan yang haram dan membebaskanku dari syariat, sedangkan Nabi Muhammad SAW saja kekasih Allah masih menjalankan syariat dan mengharamkan yang haram.
Syetan berkata lagi, Sungguh keluasan ilmumu telah menyelamatkanmu
Syaikh Abdul Qadir berkata,Pergilah kau syetan laknattullah! Aku selamat karena rahmat dari Alah Swt. bukan karena keluasan ilmuku.
Syaikh Abdul Qadir dan Anak Seorang Wanita Miskin
Suatu saat, seorang wanita membawa anak laki-lakinya kepada Syaikh Abdul Qadir Jailani. Wanita itu berkata, Ya Sayyidii, aku tahu bahwa Anda adalah Ghawts, dan aku tahu demi kehormatan dari Nabi, engkau memberi.
Wanita itu adalah seorang wanita yang miskin. Ia selalu menghadiri suhbat (asosiasi), dan ia melihat seluruh murid Syaikh menghadiri suhbat (nasihat) dan dzikir. Di hadapan setiap orang ada seekor ayam yang kemudian mereka makan.
Wanita itu berkata pada dirinya sendiri, Alhamdulillah, aku miskin dan Sayyidina Abdul Qadir kaya baik di dunia maupun di akhira. Aku akan suruh anakku untuk duduk di sana. Setidaknya ia akan ikut makan di pagi dan malam hari.
Ia berkata, Aku ingin anakku menjadi muridmu.
Beliau menerimanya. Anak itu adalah seorang anak yang berbadan cukup gemuk. Beliau menyuruh seorang murid, Muhamad Ahmad, Bawa dia ke ruang bawah tanah dan berikan padanya award (roti kering) untuk khalwat (menyepi). Berikan untuknya sekerat roti dan minyak zaitun untuk makan setiap hari.
Wanita tadi datang setelah satu bulan dan berpikir bahwa anak laki-lakinya pasti makan ayam setiap harinya. Saat datang itu, ia melihat para murid Syaikh duduk dan sedang makan ayam.
Wanita itu bertanya pada Syaikh tentang anaknya. Syaikh Abdul Qadir menjawab, Ia sedang di ruang bawah tanah memakan makanan yang istimewa.
Wanita itu senang, karena ia berpikir bahwa kalau para murid saja sedang makan ayam, pastilah anaknya sedang makan sapi.
Wanita itupun turun ke bawah dan melihat anak laki-lakinya. Dilihatnya anaknya tampak sangat kurus. Tapi, dia sedang duduk, membaca doa, berdzikir, dan cahaya memancar dari wajahnya.
Wanita itu mendatanginya.ia melihat sekerat roti di situ. Ia berkata, Apa ini?
Anaknya menjawab, Itulah yang aku makan, sekerat roti setiap hari.
Wanita itu kecewa. Ia kemudian mendatangi Syaikh Abdul Qadir dan berkata, Aku membawa anakku untuk bersamamu.
Saat wanita itu berbicara sang Syaikh memerintahkan para muridnya, Makan.
Setiap murid memakan ayam di hadapannya masing- masing. Yang dimakan bukan potongan-potongan, tapi ayam yang utuh yang telah masak, beserta tulang-tulangnya. Kemudian beliau berkata pada wanita itu, Jika kau ingin anakmu mencapai suatu tingkat untuk dapat memakan ayam beserta tulang-tulangnya, maka ia harus lebih dahulu menjalani tarbiyah atau pelatihan.
Tarbiyah itu adalah untuk membina dan melatih pikiran, yang merupakan hal paling sulit. Itulah yang diperlukan.
Seorang yang ingin senang tentu harus berusaha keras untuk mencapainya. Demikian juga orang yang ingin berhasil, maka ia harus belajar dengan sungguh-sungguh sebagaimana dikatakan yekh Abdul Qadir di atas.
Dalam Suatu Perjalanan
Pada suatu saat, Syaikh Abdul Qadir sedang berada dalam suatu perjalanan. Perjalanan yang ditempuhnya benar-benar berat. Ia harus melewati gurun padang pasir. Berhari-hari lamanya ia tidak menemukan air. Syaikh Abdul Qadir sudah sangat kehausan.
Tiba-tiba muncul segerombolan awan di langit. Awan itu seolah melindunginya. Dari awan itu jatuh tetesan air. Maka Syaikh Abdul Qadir segera meminum tetesan air dari atas itu. Hilanglah rasa dahaganya.
Kemudian aku melihat cahaya terang benderang, tiba-tiba ada suara memanggilku, Wahai Abdul Qadir, Aku Rabbmu dan Aku telah halalkan segala yang haram kepadamu.
Maka Abdul Qodir berkata:Pergilah wahai engkau Syetan terkutuk.
Tiba-tiba awan itu berubah menjadi gelap dan berasap. Kemudian ada suara yang mengucapkan: Wahai Abdul Qadir, engkau telah selamat dariku (syetan) dengan amalmu dan fiqihmu
Demikian sedikit kisah tentang Abdul Qodir.
Syaikh Abdul Qadir memiliki 49 orang anak, 27 di antaranya adalah laki-laki. Beliaulah yang mendirikan tariqat al-Qadiriyah. Di antara tulisan beliau antara lain kitab
Al-Fathu Ar-Rabbani,
Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haq dan
Futuh Al-Ghaib.
Beliau wafat pada tanggal 10 Rabiul Akhir tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M pada saat usia beliau 90 tahun.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.