بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Kitab Fȋ Al-Falsafah Al-Ula - Al-Kindi
Fī
al-Falsafah al-Ūlā adalah karya filsafat yang ditulis oleh Al-Kindī
(801–873 M), salah satu filsuf Muslim pertama yang memperkenalkan
filsafat Yunani ke dalam dunia Islam. Buku ini dipersembahkan kepada
Khalifah Al-Mu‘taṣim dari Dinasti Abbasiyah dan menjadi tonggak penting
dalam perkembangan metafisika Islam. Istilah al-Falsafah al-Ūlā sendiri
merujuk pada apa yang disebut Aristoteles sebagai first philosophy atau
filsafat pertama—ilmu yang membahas sebab pertama dan realitas
tertinggi, yakni Tuhan.
Berbeda
dengan banyak filosof Muslim setelahnya yang terpengaruh oleh Plotinus
dan Neoplatonisme, Al-Kindī mengembangkan metafisikanya berdasarkan
pemikiran Aristoteles, terutama konsep Kebenaran Pertama (al-ḥaqq
al-awwal) sebagai penggerak utama dari segala sesuatu. Ia menyebut
filsafat pertama sebagai ilmu paling mulia karena membahas subjek paling
agung, yaitu Tuhan. Dalam bukunya, ia menyatakan:
"فلسفةُ الأولى، لأنّ موضوعَها الموجودُ الأولُ، وهي العلّةُ الأولى لوجودِ كلّ موجودٍ."
(Filsafat pertama karena objek kajiannya adalah wujud pertama, sebab bagi segala yang ada).
Meski
mengikuti Aristoteles, Al-Kindī tidak mengadopsi seluruh sistem Yunani
secara utuh. Ia membatasi ruang lingkup metafisika tidak pada "wujud
sebagai wujud" (being qua being) seperti Aristoteles, melainkan pada
Tuhan, tindakan kreatif-Nya, dan hubungan-Nya dengan ciptaan. Hal ini
menunjukkan orisinalitas pemikiran Al-Kindī dalam memadukan filsafat dan
ajaran Islam. Dalam teksnya, ia menulis:
"موضوعُ هذه الفلسفةِ هو الموجودُ الأولُ، وما بعدَه من أفعالهِ، وما يُستدلُّ عليه من آثارِه."
(Objek filsafat ini adalah wujud pertama dan tindakan-tindakannya, serta yang dapat diketahui dari bekas-bekas-Nya).
Al-Kindī juga menekankan peran akal
sebagai anugerah Ilahi dalam memahami kebenaran. Baginya, tidak ada
kontradiksi antara filsafat dan agama. Bahkan ia menegaskan:
"نحن لا نستحي من الاستفادة من الحقِّ من أين أتى."
(Kami
tidak malu mengambil kebenaran dari mana pun asalnya). Filsafat dalam
pandangan Al-Kindī adalah sarana untuk memperkuat keimanan, bukan untuk
menentangnya, karena keduanya berasal dari sumber yang sama—Tuhan.
Dengan
Fī al-Falsafah al-Ūlā, Al-Kindī meletakkan dasar bagi perkembangan
filsafat Islam yang rasional, terarah, dan selaras dengan
prinsip-prinsip wahyu. Ia bukan sekadar penerus gagasan Yunani, tetapi
pemikir orisinal yang menyelaraskan logika filsafat dengan tauhid.
Karyanya menjadi inspirasi bagi para pemikir besar Islam setelahnya
seperti Al-Fārābī dan Ibn Sīnā. Hingga kini, kontribusinya tetap
dikenang sebagai awal dari tradisi intelektual Islam yang besar.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : Terjemah kitab Fȋ Al-Falsafah Al-Ula - Al-Kindi
Description : Kitab Fȋ Al-Falsafah Al-Ula - Al-Kindi Fī al-Falsafah al-Ūlā adalah karya filsafat yang ditulis oleh Al-Kindī (801–873 M), salah satu fi...