بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Mukasyafah Al-Qulub
Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf
Al-Hujjah Al-Islam Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali
BAB 20
Antara Menggunjing dan Mengadu Domba
Ketahuilah
sesungguhnya Allah SWT dalam kitab-Nya telah menentukan tercelanya perbuatan
menggunjing dan menyamakan orang yang melakukannya dengan orang yang makan
daging bangkai. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah sebagian dari kalian
menggunjingkan sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu suka makan
daging saudaranya yang mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya.”
(QS.Al-Hujurat:12)
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Hak setiap muslim atas muslim yang lain adalah haram
darahnya, harta dan harga diri.”
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Takutlah kalian untuk menggunjing, karena dosa
menggunjing lebih berat daripada berzina. Sesungguhnya seorang laki-laki kadang
berzina dan bertobat, lalu Allah menerima tobatnya. Sedang orang yang
menggunjingkan orang lain tidak akan diampuni sampai orang yang digunjingkan
itu mengampuninya.”
Ulama
mengatakan: “Perumpamaan orang yang menggunjingkan manusia adalah seperti orang
yang memasang manjaniq (sebuah alat untuk melempar), dia melempar dengannya ke
kanan dan ke kiri. Jadi dia melempar kebajikannya dengan cara demikian.”
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang melemparkan saudaranya dengan
pergunjingan dengan maksud mencelanya, maka Allah menempatkannya pada jembatan
neraka Jahanam besok pada hari kiamat sampai dia keluar dari apa yang di
ucapkannya.”
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Menggunjing adalah ketika kamu menyebut orang dengan
kekurangan tubuh, keturunan, perbuatan, perkataan, agama dan dunianya sampai
kepada pakaiannya, surban, serta kendaraannya.”
Sehingga
sebagian ulama-ulama dahulu mengatakan, “Seandainya kamu katakan bahwa
sesungguhnya Fulan, pakaiannya panjang atau pendek, maka hal itu sudah
merupakan pergunjingan. Lalu bagaimana dengan penuturanmu mengenai sesuatu yang
dia benci dari badannya?”
Diriwayatkan
sesungguhnya ada seorang perempuan pendek datang pada Nabi Muhammad SAW untuk
memenuhi keperluannya. Setelah dia keluar berkatalah Aisyah RA, “Alangkah
pendeknya dia.” Lalu bersabdalah Nabi Muhammad SAW: “Engkau telah
menggunjingnya hai Aisyah.”
Nabi
Muhammad bersabda: “Takutlah kamu pada pergunjingan, karena di dalamnya
terdapat tiga macam bencana, yaitu tidak dikabulkan doa bagi orang yang
melakukannya, tidak diterima kebajikannya dan bertumpuklah kejahatan-kejahatan
dalam dirinya.”
Ketahuilah
bahwa Allah SWT telah memutuskan dalam Kitab-Nya mengenai tercelanya
menggunjing, dimana ahli penggunjing disamakan laksana orang makan bangkai.
Firman-Nya:
"Janganlah
diantara kalian menggunjing antara 1 dengan yang lain; apakah diantara kalian
suka makan daging saudaranya yang mati! Pasti kamu merasa jijik melakukannya.
(QS.Al Hujurat:12)".
Sabda
Nabi SAW:
"Hak
tiap muslim kepada muslim lainnya; mereka haram memakan darahnya, harta dan
harga dirinya".
Nabi
SAW bersabda:
"Kalian
takutlah akan perbuatan menggunjing, sebab dosa menggunjing lebih berat
daripada berzina, sebab kadang seorang lelaki zina lalu bertobat, dan Allah menerima
tobatnya. Namun orang menggunjing orang lain tidak akan diampuni sampai orang
yang bersangkutan mengampuni".
(*Penting:
Menggunjing=Mengumpat atau Memfitnah)
Seorang
ulama berkata:
"Ibaratnya
orang menggunjing manusia seperti memasang manjaniq (jawa;bencet/alat
penangkap, pelempar) ia melempar kekanan dan kekiri (mulutnya), artinya
melempar (membuang) kebajikannya seperti itu".
Nabi
SAW bersabda:
"Barangsiapa
yang melempar gunjingan dengan niat mencela, maka besok hari kiamat Allah akan
menempatkan pada jembatan neraka Jahannam sampai dia keluar dari apa yang
diucapkan".
Nabi
SAW bersabda:
"Maksud
menggunjing ialah mengucapkan orang mengenai kekurangan tubuhnya, keturunan,
perbuatan, perkataan, agama, dunianya, pakaiannya, surban dan
kendaraannya".
Sampai-sampai
ulama salaf berkata:
"Andaikan
kamu mengatakan terhadap fulan bahwa pakaiannya panjang atau pendek, itupun
disebut menggunjing, apalagi ucapanmu terhadap sesuatu yang dibenci dari
tubuhnya".
Diriwayatkan:
Ada
seorang wanita pendek datang kepada Nabi SAW untuk menyampaikan maksudnya.
Dan
setelah keluar Aisyah RA berkata:
"Alangkah
pendeknya dia!"
Kemudian
Nabi SAW bersabda:
"Takutilah
akan pergunjingan, sebab disana ada 3 macam bencana (karena menggunjing):
Tidak
dikabulkan do'a si penggunjing.
Tidak
diterima kebajikannya, dan
Kejahatan
dalam dirinya bertumpuk-tumpuk.
Nabi
SAW bersabda mengenai mengadu domba:
"Sejahat-jahatnya
manusia ialah yang bermuka 2, maksudnya orang yang datang pada 1 kelompok
dengan kelompok lainnya dengan wajah berbeda. Dan barangsiapa yang bermuka 2
didunia, kelak di hari kiamat akan memiliki 2 lidah dari api".
MMM
Nabi
SAW bersabda:
"Tidak
masuk surga bagi ahli mengadu domba".
Kalau
tuan bertanya:
"Apa
hikmahnya Allah menciptakan makhluk memiliki lidah. Yang bisa berbicara atau
tidak! Dan ikan tidak memiliki lidah".
Jawab:
Setelah
Allah menciptakan Adam AS, para malaikat diperintahkan sujud kepadanya dan
mereka bersujud kecuali iblis. Allah pun mengusir iblis dari surga dan
menghapus wajahnya. Ia diturunkan ke bumi, lalu iblis pergi ke laut dan yang
pertama dilihat adalah ikan. Dia bercerita tentang Adam dan berkata:
"Adam
kelak memburu dan mengambil binatang melata di laut maupun di darat".
Maka
ikan tersebut menyampaikan kabar ini kepada semua binatang laut, kemudian Allah
menghilangkan lidahnya".
Kisah:
Melalui
Amr bin Dinar, dia bercerita:
Ada
seorang lelaki dari kota, dan ia memiliki saudari wanita di pinggiran kota yang
sakit dan berniat menjenguknya.
Tapi
perempuan itu mati, maka lelaki tersebut merawat dan menguburnya. Setelah
dikuburkan ia kembali ke suami perempuan dan berkata:
"Dompetku
hilang ketika di kuburan".
Lantas
suami perempuan minta bantuan kawannya untuk membantu iparnya. Mereka pun
berangkat ke kuburan, lantas dengan hati-hati membongkarnya dan mereka
menemukan dompet itu.
Lelaki
yang membantu berkata:
"Menyingkirlah,
aku akan melihat bagaimana keadaan mayit ini".
Dia
pun mengangkat sebagian yang ada di kuburan itu, tiba-tiba dari sana muncul
nyala api. Mereka kembali (pulang) dan bertanya kepada ibunya:
"Ceritakanlah
padaku, bagaimana keadaan mayit ini semasa hidupnya".
Si ibu
menjawab:
"Saudarimu
dulu selalu mendatangi pintu-pintu tetangga. Ia menempelkan telinganya ke pintu
dan mendengar percakapan tetangga untuk bekal mengadu domba".
Sekarang
mengerti bahwa perbuatan inilah yang menyebabkan siksa kubur. Artinya siapa
saja yang ingin selamat dari siksa kubur, hendaknya menghindari perbuatan
mengadu domba dan menggunjing.
Kisah:
Cerita
dari Abu Laits Al Bukhari:
Ketika
ia menunaikan haji pernah menaruh 2 dirham disakunya sambil bersumpah:
"Bila
dalam berangkat dan pulang dari ibadah haji aku melakukan perbuatan
menggunjing, maka Allah mewajibkan aku menyedekahkan 2 dirham ini".
Ia pun
berangkat ke Mekkah, sampai ia pulang ke rumah keadaan uang di saku masih utuh
2 dirham.
Dalam
masalah ini ada yang bertanya dan ia menjawab:
"Sesungguhnya
berzina 100X lebih aku suka daripada menggunjing sekali saja".
Kata
Abu Hafsh Al Kabir:
"Andaikan
aku tidak puasa Ramadhan, lebih aku sukai daripada menggunjing manusia".
Lalu
ia berkata:
"Barangsiapa
yang menggunjing orang ahli agama, maka kelak di hari kiamat datang dengan
wajah tertulis kata 'Inilah orang yang berputus asa dari Rahmat Allah".
Melalui
Annas bin Malik RA, kata Rasulullah SAW bersabda:
Pada
malam aku diisra'kan aku lewat suatu kaum yang mencakar-cakar wajahnya dengan
kukunya sendiri sambil memakan bangkai. Aku bertanya:
"Siapa
mereka wahai Jibril".
Jibril
menjawab:
"Mereka
adalah orang yang memakan daging sesama manusia".
MMM
Hasan
RA berkata:
"Demi
Allah, bahwa menggunjing lebih mempercepat merusak agama seseorang daripada
penyakit yang merontokkan jasad".
Abu
Hurairah RA berkata:
"Diantara
kalian ada yang bisa melihat kotoran dimata saudaranya, namun tidak melihat
batang kurma di pelupuk matanya sendiri".
Diriwayatkan:
Sesungguhnya
Salman satu perjalanan bersama Abu Bakar dan Umar RA dan dia bertugas memasak
untuk mereka.
Mereka
pun mengutus Salman melihat makanan Nabi SAW namun ia tidak menemukan makanan,
kemudian kembali kepada Abu Bakar dan Umar RA. Mereka berkata:
Sesungguhnya
ia bila pergi ke sumur si anu akan kering airnya. Lalu turunlah ayat 12 dari
surah Al Hujurat:
"Janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain; apakah kalian suka makan daging
saudaranya yang mati! Tentu kamu merasa jijik. (QS.Al Hujurat:12)".
MMM
Melalui
Abu Hurairah RA, ia berkata Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa
didunia makan daging saudaranya, kelak hari kiamat akan makan daging saudaranya
itu, sambil dikatakan:
"Makanlah
dalam keadaan mati, sebab engkau sudah memakannya dalam keadaan hidup".
Daging
itupun dimakan, kemudian membaca firman Allah SWT (diatas).
Diriwayatkan
melalui Jabir bin Abdullah Al Anshari RA:
Sesungguhnya
bau menggunjing bisa tercium ketika zaman Rasulullah SAW. Sebab saat itu sangat
jarang pergunjingan. Adapun zaman sekarang sangat banyak pergunjingan yang
baunya menusuk hidung, bahkan hampir tak bisa membedakan. Ibaratnya lelaki yang
masuk orang ahli menyamak kulit, dia tidak akan betah dengan baunya yang busuk,
namun penghuni sana terbiasa dengan keadaan kebusukan kulit, sebab bau itu
terlalu sering memenuhi hidungnya. Demikianlah perumpamaan :Menggunjing"
pada zaman kita.
Kata
Ka'ab:
Aku
pernah membaca kitab:
"Sesungguhnya
orang yang mati bertobat dari dosa menggunjing akan terakhir masuk surga.
Sedangkan yang mati membawa dosa menggunjing pertama kali masuk neraka. Firman
Allah SWT:
"Amat
celaka buat orang-orang ahli mengumpat dan mencela (menggunjing),,,, (QS.104 Al
Humazah:1)"
Maksudnya
siksa paling hebat "Yang Mencelamu" ketika kamu tidak ada dan
mencelamu saat didepan wajahmu. Pertama kali ayat diatas turun mengenai Walid
bin Mughirah yang menggunjing Nabi SAW dan umat Islam dihadapan mereka. Bisa
saja sifat ayat diatas amat khusus, namun ancaman siksanya bersifat umum. Nabi
SAW bersabda:
"Takutilah
akan pergunjingan, sebab perbuatan itu lebih berat daripada berzina".
Para
sahabat bertanya:
"Bagaimana
bisa terjadi lebih berat dari zina".
Nabi
SAW menjawab:
"Sesungguhnya
seorang lelaki berzina dan bertobat, lalu Allah menerima. Namun orang yang
menggunjing tidak akan diampuni sebelum yang digunjing mengampuni".
Jelas
seorang penggunjing wajib menyesal dan bertobat agar keluar dari hak Allah, dan
minta maaf kepada yang bersangkutan agar dia menghalalkan dan bebas dari
perbuatan aniaya-nya. Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa
yang menggunjing saudara muslim, maka kelak hari kiamat Allah akan memindahkan
wajahnya ke dubur".
Seharusnya
si penggunjing mohon ampun kepada Allah sebelum ia berdiri dari tempat duduk
menggunjing, atau sebelum pergunjingan itu sampai kepada yang digunjing. Karena
tobatnya si penggunjing yang belum sampai ke telinga orang yang dimaksud akan
diampuni Allah SWT. Bila sudah sampai ke telinganya, hal itu tidak dimaafkan
kecuali minta maaf kepada yang bersangkutan. Juga demikian orang berzina dengan
wanita bersuami, beritanya sampai ke suami, dosa itu tidak diampuni hanya cukup
bertobat selama si suami tidak mengampuni. Demikian pula meninggalkan shalat,
zakat, puasa dan haji tidak akan hilang dosanya kecuali sudah mengqodho' ibadah
yang ditinggalkan.
KEMBALI KE AWAL (Daftar isi)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.