Nama lengkap kitab ini, “Fathu
Al-Wahhab bi Syarhi Manhaji Ath-Thullab” (فتح الوهاب بشرح منهج الطلاب). Kitab ini adalah syarah ringkas untuk kitab “Manhaj
Ath-Thullab” karya Zakariyya Al-Anshori yang telah kita buatkan
resensi sebelumnya (silakan dibaca catatan saya yang berjudul “Mengenal Kitab “Manhaju
Ath-Thullab” Karya Zakariyya Al-Anshori”. Kita tahu, kitab “Manhaju
Ath-Thullab” adalah bentuk ringkasan/mukhtashor dari kitab “Minhaj Ath-Tholibin”
karya An-Nawawi. Adapun terkait penjelasan makna “Fathu” sebagai nama kitab,
hal itu sudah pernah saya buatkan catatan khusus pada artikel yang berjudul
“Mengapa Nama Kitab Banyak yang Diawali Fathu?”. Lafaz “Al-Wahhab” yang dipakai
sebagai judul kitab adalah salah satu dari Asma-ul Husna yang bermakna Maha
Memberi.
Pengarangnya
bernama Zakariyya Al-Anshori, sang perintis dan pelopor terbukanya masa
tahrir mazhab Asy-Syafi’i fase kedua. Nama lengkap beliau, Abu Yahya Zakariyya
bin Muhammad Al-Anshori. Lahirnya tahun 823 H di area timur Mesir. Masa mudanya
dikenal berkubang dalam kemiskinan. Konon, jika sudah parah rasa laparnya maka
beliau akan keluar di malam hari untuk memunguti kulit semangka kemudian dicuci
dan dimakan.
Setelah Allah memuliakannya dengan ilmu, dunia pun datang padanya
sehingga konon tiap hari beliau mendapatkan uang 3000 dirham dengan jalan
pemberian, hadiah maupun yang lainnya. Dengan harta itu, beliau membeli
kitab-kitab berharga dan juga menyantuni orang-orang yang belajar kepadanya.
Jadi, murid-murid Zakariyya Al-Anshori bukan hanya mendapatkan ilmu dari sang
guru, tetapi juga mendapatkan harta. Beliau adalah guru Ibnu Hajar Al-Haitami,
Al-Khothib Asy-Syirbini, Syihabuddin Ar-Romli, dan Syamsuddin Ar-Romli. Pada
tahun 906 H beliau diuji dengan kebutaan mata.
Kitab “Fathu Al-Wahhab”
ditulis Zakariyya Al-Anshori setelah beliau menyelesaikan kitab “Manhaju
Ath-Thullab”. Motivasi penulisan kitab ini sebagaimana ditulis Zakariyya
Al-Anshori dalam muqoddimah adalah atas dasar permintaan para muridnya yang
menginginkan beliau membuat syarah untuk “Manhaj Ath-Thullab“.
Syarah itu
diharapkan bisa mengurai lafaz-lafaznya, memperjelas maksudnya dan
menyempurnakan penjelasan informasinya. Jadi, dengan deskripsi ini kita bisa
tegaskan sekali lagi bahwa “Fathu Al-Wahhab” adalah syarah “Manhaju Ath-Thullab”.
Kitab “Manhaju Ath-Thullab” sendiri adalah mukhtshor “Minhaj Ath-Tholibin”
karya An-Nawawi.