بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Mukasyafah Al-Qulub
Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf
Al-Hujjah Al-Islam Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali
BAB 2
Takut Kepada Allah
Abu al-Layts Ra berkata, “Allah
memiliki para malaikat di langit ketujuh. Mereka bersujud sejak Allah
menciptakan mereka hingga hari kiamat. Mereka menggigil ketakutan karena takut
kepada Allah Swt. Apabila hari kiamat tiba, mereka mengangkat kepala dan
berkata, ‘Mahasuci Engkau, kami tidak menyembah-Mu dengan penyembahan yang
sebenar-benarnya.’”
Itulah firman Allah Swt: Mereka
takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang
diperintahkan (QS al-Nahl [16]: 50). Yakni, Sekejap mata pun mereka tidak
berbuat maksiat kepada Allah.
Rasulullah Saw bersabda, “Apabila
tubuh hamba menggigil karena takut kepada Allah Swt, dosa-dosanya berguguran
seperti daun-daun yang berguguran dari pohonnya.”
Dikisahkan bahwa seorang
laki-laki tertambat hatinya kepada seorang perempuan. Laki-laki itu ikut pergi
bersamanya. Ketika mereka berduaan di padang sahara, sementara orang lain sudah
tertidur, laki-laki itu ikut mengungkapkan isi hatinya kepada perempuan
tersebut. Perempuan itu berkata, “Lihatlah, semua orang sudah tertidur.”
Laki-laki itu senang mendengar
kata-kata itu. Dia mengira bahwa perempuan itu telah memberikan jawaban
kepadanya. Lalu, dia berdiri dan mengelilingi kafilah. Dia mendapati
orang-orang sudah tertidur. Lalu, dia kembali kepada perempuan itu dan berkata,
“Benar, mereka telah tidur.” Namun, perempuan itu bertanya, “Apa pendapatmu
tentang Allah, apakah Dia tidur pada saat ini?” Laki-laki itu menjawab, “Allah
Swt tidak tidur. Dia tidak pernah terserang kantuk dan tidur.” Perempuan itu
berkata, “Dzat yang tidak tidur dan tidak akan tidur selalu melihat kita
walaupun orang lain tidak melihat kita. Karena itu, Allah lebih pantas untuk
ditakuti.”
Akhirnya, laki-laki itu pun
meninggalkan perempuan tadi karena takut kepada Sang Pencipta. Dia bertobat dan
kembali ke kampung halamannya. Ketika dia meninggal, orang-orang bermimpi
melihatnya. Ditanyakan kepadanya, “Apa tindakan Allah kepadamu?” Dia menjawab,
“Dia mengampuniku karena takutku itu. Demikian, dihapuslah dosa itu.”
Dikisahkan bahwa di tengah Bani
Israil ada seorang ahli ibadah yang memiliki keluarga. Lalu, dia tertimpa
kelaparan sehingga badannya menggigil. Istrinya pergi untuk mencari makanan
bagi keluarganya. Kemudian, dia sampai di rumah seorang saudagar. Dia meminta
dari saudagar itu makanan untuk keluarganya. Saudagar itu berkata, “Ya, tapi
serahkanlah dirimu kepadaku.”
Perempuan itu terdiam dan kembali
ke rumahnya. Dia perhatikan keluarganya yang terkapar karena lapar dan berkata,
“Ibu, kami akan mati. Berikanlah sesuatu yang dapat kami makan.”
Perempuan itu pergi lagi ke rumah
saudagar tadi dan mengabarkan keadaan keluarganya. Saudagar itu bertanya,
”Maukah engkau memenuhi “keinginan ku?” Perempuan itu menjawab, “Ya.”
Ketika mereka sedang berduaan,
persendian si perempuan itu menggigil sehingga anggota-anggota tubuhnya hampir
terlepas dari badannya. Melihat keadaan itu, sang saudagar bertanya, “Ada apa
denganmu?” Perempuan itu menjawab, “Aku takut kepada Allah.” Saudagar itu
berkata, “Engkau saja takut kepada Allah Swt dengan kemiskinanmu. Aku lebih
takut pantas untuk takut kepada-Nya daripada dirimu.”
Karena itu, dia menjauhi
perempuan itu dan memenuhi kebutuhannya. Lalu, perempuan itu pulang menemui
anak-anaknya dengan membawa makanan yang banyak. Anak-anaknya pun sangat
bergembira. Allah mewahyukan kepada Musa As, “Sampaikan kepada Fulan bin Fulan
bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosanya.”
Lalu, Musa As menemui saudagar
itu dan berkata, “Tampaknya engkau telah mengerjakan kebajikan di antara dirimu
dan Allah.” Kemudian, saudagar itu menceritakan kisahnya. Musa As berkata,
“Allah Swt telah mengampuni dosa-dosamu.” Demikianlah disebutkan di dalam Majma‘al-Latha’if.
Diriwayatkan bahwa Nabi Saw
bersabda, “Allah Swt berfirman, ‘Pada hamba-Ku tidak berkumpul dua ketakutan
dan dua rasa aman. Barangsiapa takut kepada-Ku di dunia Aku akan memberikan
keamanan kepadanya di akhirat. Sebaliknya, barangsiapa merasa aman kepadaKu di
dunia, Aku akan memberikan rasa takut kepadanya pada hari kiamat.”
Allah Swt berfirman, Karena itu,
janganlah kalian takut kepada manusia tetapi takutlah kepada-Ku (QS al-Ma’idah
[5]:44).
Karena itu, janganlah kalian
takut kepada mereka, melainkan takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang
yang beriman (QS Ali ‘Imran [3]: 175).
Umar Ra pernah jatuh pingsan
karena takut ketika mendengar bacaan ayat al-Quran. Pada suatu hari, dia
mengambil sebatang jerami, la lu berkata, “Aduhai, alangkah baiknya jika aku
menjadi jerami dan tidak menjadi sesuatu yang disebut. Aduhai, alangkah baiknya
jika dulu ibuku tidak melahirkanku.” Dia menangis terisak-isak sehingga air
mata membasahi pipinya. Oleh karena itu, pada wajahnya ada garis bekas tetesan
air mata.
Nabi Saw bersabda, “Tidak masuk
neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali
pada tetek.”
Dalam Raqa’iq al-Akhbar
disebutkan, hari kiamat didatangkan kepada hamba, maka kejelekan-kejelekannya
lebih banyak daripada kebaikan-kebaikannya. Lalu, dia diperintahkan ke neraka.
Bulu matanya berkata, “Wahai Tuhanku, Rasul-Mu Muhammad Saw telah bersabda,
‘Barangsiapa yang menangis karena takut kepada Allah, Dia mengharamkannya pada
api neraka.’ Lalu, aku menangis karena takut kepada-Mu.” Karena itu, Allah
mengampuni dan mengeluarkannya dari neraka dengan bekal sehelai bulu matanya
yang ketika di dunia pernah menangis karena takut kepada Allah. Jibril As
berseru, “Fulan bin Fulan selamat karena sehelai bulu mata.”
Dalam Bidayah al-Hidayah
disebutkan: Pada hari kiamat, didatangkan Nereka Jahanam yang nyalanya
bergemuruh, dan setiap umat berlutut karena takut kepadanya. Sebagaimana hal
itu difirmankan Allah Swt, Dan (pada hari itu) engkau lihat tiap-tiap umat
belutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya (QS
al-Jatsiyah [45]:28).
Ketika mendatangi neraka, mereka
mendengar suara didih dan nyalanya. Gemuruh nyalanya terdengar hingga jarak
perjalanan lima ratus tahun. Setiap para nabi berkata, “Diriku, diriku,”
kecuali Rasulullah Saw. Beliau berkata, “Umatku, umatku.” Dari Neraka Jahim itu
keluar api sebesar gunung. Umat Muhammad Saw berusaha mendorongnya. Mereka
berkata, “Wahai api, demi hak orang-orang yang menegakkan shalat, yang
bersedekah, yang khusyuk, dan yang puasa, kembalilah.” Namun, api itu tidak mau
kembali. Maka dipanggillah Jibril As. Kemudian Jibril datang dengan membawa
segelas air, lalu diberikan kepada Rasulullah Saw. Jibril berkata, “Wahai
Rasulullah, ambillah ini, lalu siramkan pada api itu.” Kemudian, beliau
menyiramkan pada api—seketika api itu padam.
Lalu Rasulullah Saw bertanya,
“Ini air apa?” Jibril As menjawab, “Ini adalah air mata orang-orang yang
durhaka di antara umatmu. Mereka menangis karena takut kepada Allah Swt. Lalu,
aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar disiramkan pada api itu,
sehingga api itu menjadi padam dengan izin Allah Swt.” Rasulullah Saw berdoa,
“Ya Allah, anugerahilah aku dengan dua mata yang selalu menangis karena takut
kepada-Mu.”
Waspadalah, agar air mata itu
tidak menjadi seperti yang digambarkan seorang penyair:
Karena dosa-dosaku? Umurku lepas
dari tanganku Tetapi aku tak tahu
Dikisahkan dari Muhammad bin
al-Mundzir Ra, bahwa ketika dia menangis, wajah dan janggutnya dibasahi air
mata. Ia berkata, “Telah sampai kabar kepadaku bahwa neraka tidak akan membakar
tempat-tempat yang pernah dibasahi air mata.”
Karena itu, hendaklah orang
Mukmin takut pada adzab Allah dan menjauhkan diri dari hawa nafsu. Allah Swt
berfirman, Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia, sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang
takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya (QS al-Nazi‘at [79]: 37-41).
Bagi yang ingin selamat dari
adzab Allah dan memperoleh pahala dan rahmat-Nya, hendaklah dia bersabar atas
kesengsaraan dunia dan taatnya pada Allah, serta menjauhi maksiat.
Dalam Zahr al-Riyad terdapat
hadis yang diriwayatkan dari Nabi Saw. Beliau besabda, “Apabila para penghuni
surga masuk ke dalam surga, para malaikat menemui mereka dengan segala kebaikan
dan kenikmatan. Para malaikat itu menempatkan mimbar-mimbar untuk mereka.
Diberikan kepada mereka berbagai macam makanan dan buah-buahan. Terhadap
kenikmatan ini, mereka keheranan, Allah bertanya, ”Wahai hamba-hamba-Ku,
mengapa kalian tampak heran? Ini bukan tempat untuk merasa heran.” Mereka
menjawab, “Sesuatu yang dijanjikan kepada kami telah tiba waktunya.” Allah Swt
berfirman kepada para malaikat, “Angkatlah hijab (sekat) dari wajah mereka.”
Namun, para malaikat bertanya, “Wahai Tuhan kami, bagaimana mereka akan
melihat-Mu, bukankah dulu mereka adalah orang-orang yang durhaka?” Allah Swt
menjawab, “Angkatlah hijab karena mereka adalah orang-orang yang selalu
berdzikir, bersujud, dan menangis di dunia karena ingin sekali bertemu
dengan-Ku.”
Lalu, hijab itu diangkat. Mereka
memandang Allah, lalu menjatuhkan diri untuk bersujud kepada Allah ‘Azza wa
Jalla. Allah berfirman kepada mereka, “Angkatlah kepala kalian. Ini bukan
tempat untuk beramal, melainkan tempat kemuliaan.”
Allah menampakkan diri kepada
mereka tanpa diketahui bagaimana penampakan diriNya, dan dengan rasa bahagia
berkata kepada mereka, “Salam sejahtera bagi kalian, wahai hamba-hamba-Ku. Aku
telah ridha kepada kalian. Apakah kalian ridha kepada-Ku?” Mereka serentak
menjawab, “Wahai Tuhan kami, bagaimana kami tidak ridha padahal Engkau telah
memberikan kepada kami sesuatu yang tidak terlihat mata, tidak terdengar
telinga, dan tidak terpikirkan kalbu manusia.”
Inilah makna firman Allah Swt,
Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya (QS Ali ‘Imran
[3]: 19).
(Kepada mereka dikatakan),
“Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Mahapenyayang (QS Ya Sin [36]:
58).
KEMBALI KE AWAL (Daftar isi)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :