بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
68.
MENGENAI PERINGATAN TUHAN KEPADA MEREKA DENGAN PEMBERIAN WAWASAN BATIN
Abu’l
Abbas ibn al-Muhtadi berkata : “Suatu kali pernah aku berada di padang pasir,
dan akumelihat seorang laki-laki berjalan di hadapanku dengan kaki telanjang
dan kepala tanpa penutup, dan dia tidak membawa dompet. Aku berkata kepada
diriku sendiri : “Bagaimana orang ini berdoa ? Dia tidak memiliki kesucian,
maupun do’a.” Orang itu berpaling kepadaku dan berkata : “Dia tau apa yang ada
di dalam hatimu, karena itu takutlah padanya.” Segera sesudah itu aku pingsan;
dan ketika sadar, aku mohon ampun kepada Tuhan karena telah salah menganggap
orang itu.
Dan
ketika aku sedang berjalan sepanjag jalan itu, dia datang lagi di hadapanku;
ketika aku melihatnya, aku merasa takut, dan berhenti berjalan. Tapi dia
berpaling kapdaku dan menyitir ayat suci : “Allahlah yang menerima tobat dari
hamba-hamba-Nya dan mengampuni perbuatan-perbuatan buruk mereka.” Lalu dia
menghilang, dan aku tidak pernah melihatnya lagi.”
Abul Hasan al-Farisi mengatakan kepada saya
bahwa dia mendengar Abu’l Hasan al-Muzayyin berkata : “Aku pergi sendirian ke
apdang pasir dan memisahkan diri dari orang-orang. Ketika aku ada di Al-Umaq,
aku duduk di pinggir sebuah kolam di sana, dan jiwaku mulai berbicara kepadaku
mengenai cara dia memisahkan diri dari umat manusia, dan berkelana di padang
pasir, dan suatu rasa bangga merasukinya. Kemudian, lihat, Al-Kattani muncul di
hadapanku === “atau mungkin juga orang lain saya masih ragu” == di seberang
kolam; dia memanggilku sambil berkata : “Wahai tukang melamun! Berapa lama
engkau berbicara dengan dirimu sendiri mengenai hal-hal yang sia-sia? ===
Juga
diriwayatkan bahwa suara itu mengatakan : “Wahai tukang melamun! Janganlah
engkau berbicara dengan dirimu sendiri mengenai hal-hal yang sia-sia.”
Dzu’l Nun
berkata : “Suatu kali aku melihat
seorang pemuda mengenakan baju rombengan dan jiwaku memberontak terhadapnya,
tapi hatiku bersaksi bahwa dia seorang wali. Maka aku pisahkan hatiku dari
jiwaku, merenung. Pemuda itu melihat apa yang ada dalam benakku, sebab dengan
melihat kepadaku dia berkata : “Wahai Dzu’l Nun, jangan melihat kepadaku dengan
maksud untuk mengetahui sifatku. Mutiara itu hanya bsia ditemukan di dalam
kerangnya.” Kemudian dia berpaling pergi seraya menyitir puisi :
“Aku melihat
dunia ditelantarkan dikarenakan kecongkakan,
Kerajaanku
tak seorang pun mengurus;
Aku
seorang pemuda berakal,
Aku
mengenal nilai diriku dan nilai mereka,
Aku
seorang pengausa dan raja.
Biar saja
nasib tersenyum atau merengut,
Sebab
kebebasan selubungku
Kepuasan
hati adalah pakaianku.”
Wawasan kejiwaan itu merupakan suatu fenomena
asli yang dipersaksikan oleh hadits berikut ini : “Takutlah pada wawasan orang
yang beriman, sebab sesungguhnya dia melihat dengan cahaya Tuhan.”
Untuk kitab asli bahasa Arab silahkan
Download Disini)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : (Terjemah Kitab Al-Ta-aruf) 68. MENGENAI PERINGATAN TUHAN KEPADA MEREKA DENGAN PEMBERIAN WAWASAN BATIN
Description : Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf {AJARAN KAUM SUFI} Karya: Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi...