بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi
Penerjemah : Irwan Kurniawan
19.
WASIAT IHWAL BERSIKAP RENDAH HATI
Wahai saudaraku, berhati-hatilah
agar engkau jangan bersikap sombong atau tinggi hati di muka bumi. Biasakanlah
bersikap rendah hati (tawadhu’). Jika Allah mengangkat kata-katamu, maka tidak
ada yang paling tinggi selain kebenaran. Jika Dia menganugerahkan kepadamu
ketinggain di dalam hati makhluk-Nya, maka hal itu kembali kepada-Nya.
Kerendahan hati, kehinaan
(dzillah), dan ketidakberdayaan melekat pada dirimu, karena engkau berasal dari
tanah.
Jangan merasa lebih tinggi dari
tanah, karena tanah adalah ibumu. Barangsiapa berlaku sombong pada ibunya, maka
ia telah mendurhakainya. Dan mendurhakai kedua orang tua adalah haram.
Kemudian, disebutkan di dalam hadis : “Adalah wajib atas Allah untuk tidak
mengangkat sesuatu di dunia ini kecuali sesudah itu meletakkannya kembali.”
Engkaulah sesuatu itu. Lihatlah di mana Allah menempatkanmu. Tidak ada yang
dikhawatirkan pada diri orang yang memiliki sifat ini kecuali bahwa Allah
menempatkannya di neraka.
Jika sesuatu itu mengangkat
dirinya, dan bukan karena Allah mengangkatnya, maka hal itu tidak kembali kepadanya.
Hanya saja, ia harus meletakkan diri kepada Allah atas apa yang diberikan-Nya
kepadanya berupa ketinggian di bumi dengan kepemimpinan (wilayah).
Ia juga meski berkhidmat
kepada-Nya, karena pintunya telah ditutupkan, dan kendaraannya pun diuruskan.
Ian selalu memperhatikan kehambaan dan asal-usulnya, karena ia diciptakan dari
kelemahan dan dari asal usulnya dengan kehinaan.
Ia menyadari bahwa ketinggain itu
hanyalah ada lantaran pangkat dan kedudukan saja, dan bukan lantaran dirinya.
Jika ia kehilangan ketinggian itu, maka kepentingan yang diangkatnya tidak akan
ada lagi pada dirinya serta berpindah pada orang yang ditempatkan oleh Allah
dalam kedudukan itu.
Ketinggian itu disebabkan
oleh kedudukannya, bukan oleh dirinya.
Barangsiapa menginginkan ketinggain
itu di muka bumi ini, maka yang demikian itu berarti bahwa ia menginginkan
kepemimpinan. Tentang kempemimpinan, Rasulullah saw., bersabda : “Pada Hari
Kiamat, yang demikian itu menimbulkan kerugian dan penyesalan.” Janganlah
engkau termasuk dalam golongan orang-orang jahil dan tidak
berpengatahuan.
Yang aku wasiatkan kepadamu ialah
hendaknya engkau tidak menginginkan ketinggian di bumi. Jika Allah
meninggikanmu, janganlah engkau menuntut dari Allah kecuali bahwa engkau
menjadikan dirimu sendiri sebagai pemilik kehinaan, ketenangan, dan kehusyukan.
Hendaklah engkau tidak memperoleh
hal itu kecuali bahwa Allah menjadi saksi atas dirimu, poros penciptaan dan
perkara terbesar itu – tak lain dan tak bukan, adalah kedudukan penyaksian
(maqam asy-syuhud) yang telah sampai kepadamu.kedudukan ini adalah wujud yang
dicari.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :