بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
FIKIH EMPAT MADZHAB
Syaikh Abdurrahman
al-Juzairi,
Kapan lagi Anda
akan menyimak pandangan ulama yang kaya akan dalil, jika bukan sekarang? Inilah
karya monumental yang memuat lintas madzhab. Di dalamnya Anda akan disuguhi
fikih ala Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad
rahimahumullah.
Buku ini bukan bermaksud
memperuncing perbedaan melainkan memperkaya khasanah fikih yang ada dan
memudahkan dalam mempelajari fikih dari keempat madzhab tersebut.
Kita mulai dari
Imam madzhab yang pertama, beliau adalah Nu’man bin Tsabit yang berasal dari
keturunan Persia. Beliau sempat menjumpai daulah Umawiyah dan daulah Abasiyah
(tabi’ut tabi’in). Guru beliau yang paling berpengaruh adalah Hammad bin Abu
Sulaiman, salah seorang murid senior dari Ibrahim an-Nakha’i.
Imam Abu Hanifah dikenal dalam penggunaan
nalar dan logika (qiyas). Mengapa demikian? Salah satu di antaranya karena Irak
terkenal sebagai tempat sumbernya hadits palsu dan saat itu metode kritik
hadits sebagaimana yang diemban Imam Bukhari belum dikenal.
Sedangkan keduanya
saja lahir pada tahun yang berbeda. Di antara perbedaan fikih yang menonjol
pada madzhab ini adalah (a.l): Dalam shalat berjama’ah, makmum tidak
mengucapkan “Aamiin” seusai akhir pembacaan surat al-Fatihah.
Terkait dengan
waqaf harta maka waqaf itu sifatnya sementara dan boleh diambil kembali.
Wallahu ‘alam.
Melaju kepada
madzhab berikutnya, yakni madzhab yang diprakarsai oleh Imam Darul Hijrah yang
bernama lengkap Abu Abdillah Malik bin Anas bin Malik.
Imam Malik banyak mengambil faidah dari
guru-guru beliau yang populer dengan sebutan 7 Ahli Fikih Madinah, siapa
sajakah mereka? Mereka adalah Nafi’ (hamba sahaya dari Ibnu Umar radhiyalahu
‘anhuma), Ibnu Syihab az-Zuhri (pemimpin mega proyek pengumpulan hadits di masa
Khalifah Umar bin Abdul Aziz), Abdurrahman bin Hurmuz (beliau adalah guru yang
paling berpengaruh bagi imam Malik, hampir kurang lebih 13 tahun beliau
bersanya), Abu Zinad Abdullah bin Dzakwan (salah satu ahli fiqih yang lebih
pandai daripada Imam Rabi’ah, menurut Imam Abu Hanifah), Yahya bin Sa’id
al-Anshary, dan Imam muda Rabi’ah ar-Ra’yi.
Dan imam Malik
menerbitkan sebuah karya yang berjudul al-Muwatha’, padahal saat itu banyak
ulama lain yang menyusunnya.
Dan pernah suatu
kali ditanyakan dengan penuh keheranan kepada beliau, “Mengapa engkau menulis
kitab dengan judul yang sama?” Maka imam Malik menjawab, “Yang paling ikhlas,
itulah yang paling kekal manfaatnya.”
Bagaimanakah
karakter fikih imam Malik, imam Syafi’i, dan imam Ahmad? Anda dapat menyimaknya
dalam buku ini.
Silahkan Download Kitabnya Dibawah ini
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :