بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi
Penerjemah : Irwan Kurniawan
18.
WASIAT IHWAL MENUNAIKAN KEWAJIBAN ATAS HAK ALLAH
Hendaknya engkau menunaikan apa
yang paling wajib dari hak Allah, yang engkau tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu apa pun dalam bentuk syirik tersembunyi.
Syirik tersembunyi adalah
menyandarkan suatu kejadian pada sebab-sebabnya. Mempercayainya dengan hati,
berarti bahwa hati menaruh kepercayaan kepadanya dan merasa tenang atasnya.
Hal itu adalah musibah yang
paling berat yang menimpa diri seorng Mukmin. Firman Allah SWT menunjukkan hal
ini : Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan
dalam keadaan mempersekutuka Allah (QS. Yusuf, 12 : 106), yaitu --- wallahu
a’lam bihi – syirik tersembunyi yang menyertai keimanan kepada eksistensi
Allah ini, dan pembatalan keimanan kepada keesaan (tauhid) dan perbuatan
(af;al) Allah, bukan dalam trensendensi (uluhiyah)-Nya.
Yang demikian itu adalah syirik
yang jelas, yang membatalkan keimanan kepada keesaan Allah dalam tresedensi,
dan bukan dalam keimanan kepada eksistensi Allah.
Diungkapkan di dalam sebuah
hadis sahih dari Rasulullah saw., bahwa beliau bersabda : “Tahukah kamu, apakah
hak Allah atas hamba-hamba-Nya? Hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah agar
mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutuka-Nya dengan sesuatu apa pun.”
Disebutkan di sini bahwa kata Syay’ (sesuatu apa pun) di sini berbentuk nakirah
(yakni, menunjukkan kata benda tidak tertentu. Pen). Kata itu dapat menunjukkan
syirik yang jelas maupun yang tersembunyi.
Selanjutnya beliau bersabda :
“Tahukah kamu, apakah hak mereka atas Allah, jika mereka beruat demikian?
Adalah agar Dia tidak mengazab mereka.” Perhatikan sabda-nya : “ .... Agar Dia
tidak mengazab mereka.” Karena jika mereka tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu apa pun, maka perhatian mereka hanya tertuju kepada Allah, sehingga
mereka hanya memperhatikan kepada Allah saja.
Jika mereka menyekutukan Allah
dengan syirik yang bertentangan dengan Islam, atau syirik tersembunyi yang
memandang sebab, sebabh kejadian, maka pasti Allah mengazab mereka disebabkan
perbuatan mereka yang telah menyandarkan diri kepada hal itu, lantaran
sebab-sebab kejadian itu akan hilang.
Di dalam hal keyakinan
kepada sebab-sebab kejadian itu, mereka akan diazab lantaran mereka tidak tahu
apa yang hilang dan apa yang berkurang darinya. Jika mereka kehilangan
sebab-sebab kejadian itu, maka mereka tersiksa dengan kehilangan itu.
Bagaimanapun juga, ,mereka tersiksa lantaran hilangnya sebab-sebab kejadian
itu.
Jika mereka tidak menyekutukan
Allah dengan sesuatu apa pun dikarenakan sebab-sebab kejadian itu, maka mereka
akan merasa tenang dan tidak peduli dengan hilang atau tetap adanya sebab-sebab
kejadian itu.
Barangsiapa bergantung kepada
Allah, maka Dia mampu mendatangkan segala sesuatu yang tidak mereka duga,
sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : “Barangsiapa bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, serta memberinya rezeki dari
arah yang tidak disangka-sangka (QS. Ath-Thalaq, 65 : 2-3).
Sebagian ulama mengungkapkan hal itu dalam
bentuk nazahm sebagai berikut :
Barangsiapa bertakwa kepada Allah
Dia berikan jalan keluar bagi
urusannya.
Seperti tersebut dalam
firman-Nya.
Diberi-Nya rezeki dari arah yang
tak terduga-duga,
Dan jika ia susah, diberinya ia
kelapangan.
Di antara tanda-tanda ketakwaan
adalah : orang yang bertakwa kepada Allah diberi rezeki dari arah yang tidak
terduga-duga. Jika rezeki itu datang dari tempat yang sudah diduga, maka hal
itu tidak menunjukkan ketakwaan, dan tidak menunjukkan kebergantungan kepada
Allah.
Makna takwa di dalam sebagian
aspeknya ialah bahwa engkau menjadikan Allah sebagai pelindung dari pengaruh
sebab-sebab kejadian itu lantaran kepercayaanmu kepada-Nya.
Manusia lebih mengetahui ihwal
dirinya sendiri, orang yang lebih dipercayainya, dan keadaan yang bisa membuat
dirinya tenang. Ia tidak mengatakan, “Allah telah memerintahkan kepadaku untuk
berusaha mencari nafkah, dan Dia mewajibkan kepadaku untuk memberikan
nafkah kepada mereka.” Ia harus bekerja keras menciptakan sebab-sebab yang
biasanya menyebabkan Allah memberi rezeki kepada mereka.
Hal ini tidak bertentangan dengan apa yang
telah aku kemukakan. Aku hanya mencegahmu agar jangan mempercayainya dalam
hatimu, dan kemudian hatimu merasa tenang dengannya. Aku tidak mengatakan
kepadamu, “Jangan lakukan hal itu.”
Aku telah tidur dengan mengikat
wajahku. Kemudian aku bangun dan sadar serta melantunkan dua bait syair yang
tidak ku ketahui sebelumnya :
Jangan percaya kecuali kepada
Allah,
Segala sesuatu ada di tangan
Allah.
Sebab-sebab adalah tabirnya.
Hendaknya engkau selalu bersama
Allah.
Pandanglah dirimu. Jika engkau
dapati hatimu merasa tenang dengan sebab-sebab kejadian itu, maka kemimananmu
itu salah. Ketahuilah, engkau bukanlah orang yang demikian itu. Jika engkau
dapati hatimu tenang bersama Allah, dan tidak berpengaruh bagimu ada dan tidak
adanya sebab pertolongan yang lain, maka ketahuilah bahwa engkau adalah orang
yang demikian itu, yang merasa tenteram dan tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu apa pun.
Engkau termasuk golongan orang
yang sedikit jumlahnya. Dia memberikan rezeki kepadamu dari arah yang tidak
disangka-sangka. Itulah kabar gembira bagimu dari Allah bahwa engkau termasuk
orang-orang yang bertakwa.
Di antara rahasia ayat ini
adalah bahwa ketika Allah memberikan rezeki kepadamu dari sebab yang biasanya
terjadi, yang ada dalam khazanahmu dengan cara dan tindakmu, maka engkau adalah
orang yang bertakwa. Artinya, engkau telah menjadikan Allah sebagai pelindung,
karena Dia adalah Pelindung (al-waqi).
Engkau diberi rezeki dari arah
yang tidak disangka-sangka. Rezeki itu datang tidak dari arah yang engkau duga
bahwa Allah akan memberikan rezeki kepadamu, melainkan berasal dari kerja
tanganmu dan yang engkau peroleh.
Dia memberikan rezeki
kepadamu hanya dari arah yang tidak engkau duga, kendati engkau makan dan
memperoleh rezeki itu dengan ranganmu sendiri.
Ketahuilah, hal itu
memiliki makna sangat dalam, yang hanya dirasakan oleh orang-orang yang
mendekatkan diri kepada Allah (ahl al-muraqabah al-ilahiyah).
Mereka adalah orang yang menjaga
batin dan hati mereka. Perlindungan hatinya berasal dari Allah, yang mencegah
hamba-Nya agar jangan sampai meyakini sebab-sebab kejadian itu, dengan
cara mempercayainya, selain juga percaya kepada Allah. Inilah makna
firman-Nya : “Dia akan menjadikan baginya jalan keluar. Jalan keluar
ketakwaan dalam ayat ini adalah wasiat Allah dan pemberitahuan tentangnya
kepada hamba-Nya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.