بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
راَيت الله
"Ro-aytullooh"
(Melihat Allah)
Oleh: Mustafa Mahmud
Di Nuqil dari Kitab
Al Mawaqif wal Mukhotobat - Imam An Nafri
21.
APA-APA YANG DISERUKAN ALLAH KEPADA HAMBA-NYA (141--161)
141.
Hai hamaba! Janganlah engkau menjadikan Aku sebagai utusanmu kepada sesuatu,
maka sesuatu itu akan menjadi Tuhan layaknya. Jika sampai terjadi yang
demikian, maka engkau akan ku tulis dari golongan orang-orang yang berbuat
olok-olok pada Ku disertai pengetahun.
142.
Hai hamba! Hendaklah engkau menghentikan “kemauan keras” mu di kala engkau
berada di antara kedua tangan Ku. Bila engkau dapati di anataranya (kemauan
kerasmu) dan antara Ku selain Ku, maka lemparkanlah dia (siwa) dengan penglihatanmu
kepada Ku dari balik belakangnya (siwa). Kalau dia (siwa) masih tetap ada, maka
tatapkan wajahmu kepada Ku, niscaya engkau melihat bagaimana Ku jadikan dia
(siwa), maka ssampaimu di sini tidaklah akan Ku katakan lagi “Ambilah” atau
“tinggalkanlah”.
143.
Pelihralah baik-baik keadaan halmu agar dengan “kemauan keras” mu engkau
memandang Ku. Jangan hendaknya “kemauan keras”mu engkau pandang dalam kemauan
kerasmu, hal yang demikian membuatmu berpandangan kepada dua larangan dan dua
perintah, dan engkau sendiri berada di bawah dua Pemerintahan.
144.
Hai hamba! Bila engkau berdiri untuk melakukan shalat, maka hendaklah engkau
jadikan segala sesuatu berada di bawah kedua telapan kakimu.
145.
Hai hamba! Hendaklah engkau berlindung kepada Ku dari selain Ku, sekalipun
selain Ku itu mendatangimu dengan keridaan Ku.
146.
Selama masih ada sesuatu di antara Ku dan antaramu, maka engkau adalah hamba
dari sesuatu itu.
147.
Hai hamba! Pilihlah Aku! Aku terbitkan atasmu segala sesuatu dengan kekayaan
yang tiada lagi engkau berhajat apapun lagi; dan jangan selain Ku yang menjadi
pilihanmu, maka Aku pun akan gaib. Kemalangan apa yang akan menimpamu? Halangan
apa yang akan menghadangmu?? Itulah bila aku gaib... engkau akan terperosok ke
lembah hina, dirimu menjadi rendah dalam perhambaan dan kejahatan terhadap pada
sesuatu.
148.
Hai hamba! Jika pembagian itu telah terangkat, akan menjadikan sama, tiada
perbedaan yang menyedihkan dan yang
menggembirakan (yakni bila terangkat hijab) yang memisahkan engkau daripada Ku,
niscaya semeua siwa tiada bernilai lagi, baik yang menyedihkan maupun yang
menyenangkan.
149.
Pengenalan akan nama Allah Yang Maha Agung (Ismullahi Al A’dham) adalah
pertama-tamanya fitnah. Bila Aku meniadakan daripadamu tuntutan yang diajukan
nama itu, maka lenyap pulalah tuntutan lawan nama itu.
150.
Aku adalah lebih baik bagimu dari dirimu sendiri; bila engkau lalai Aku yang
mengingatkanmu; bila engkau berpaling Akulah yang mendatangimu; Seakan-akan Aku
membuat bangunan indah anggun penuh kemuliaan karena ingatan Ku padamu atau
merasa senang bersamamu tanpa kegelisaha... Akulah Yang Maha Kaya, tiada
memerlukan daripadamu dan daripada segala sesuatu.
151.
Bila engkau telah melihat Ku di balik sesuatu, lalu engkau mendurhakai Ku, maka
durhakamu itu adalah atas kesadaran. Barangsiapa mendurhakai Ku atas kesadaran,
maka berarti telah memerangi Ku.
Aku
sediakan bagi yang mendurhakai Ku suatu alasan dan..
Aku
sediakan pula bagi yang berperang dengan Ku suatu medan peperangan, dimana akan
Ku biarkan baik engkau maupun yang dengannya engkau memerangi Ku....
Dan
perlindungan Ku datang dari arah belakang, yang mana Aku akan
mencerai-beraikanmu; Jika Aku mencerai-beraikanmu berarti engkau akan Ku
lenyapkan.
152.
Ilmu yang menunjuk pada Ku, adalah laksana lorong yang menuju pada Ku... Ilmu
yang tidak menuju pada Ku, ialah suatu hijab yang menggoda.
153.
Tidak akan sampai panggilanmu di belakang hijab, kecuali dengan menyingkirkan
hijab itu; yang demikian adalah keharusan bagi setiap peerkenalan Ku terhadap
siapa yang telah melihat Ku.
154.
Aku telah bersumpah atas diri Ku sendiri, bahwa tiadalah meninggalkan
barangsiapa yang meninggalkan sesuatu demi untuk Ku; melainkan akan Ku berikan
padanya ganti yang lebih baik dari apa yang ditinggalkan itu.
155.
Hai hamba! Mengapa pikiranmu bersimpang siur, den mengapa duka citamu engkau
simpan bermalam hingga sampai pagi belum juga terlepas daripadamu.... Engkau
adalah wali Ku, dan Aku lebih utama bagimu, serahkan saja kepda Ku “Zat
rahasiamu” maka Akulah yang menghadapi segala kesimpang siuran dan Aku lebih
mengetahui daripadamu. Sebagian sifat dari seorang wali ialah : Tiadanya merasa
heran atas sesuatu dan berpantang meminta apapun. Bagaimana tidak demikian dia
sudah melihat Ku – apa yang layak diherankan lagi sedang ia melihat Allah, dan
apa yang akan diminta? Sedang ia melihat Allah.
156.
Sesungguhnya mereka yang bangun di malam hari, ialah mereka yang menuju pada
Ku, bukan untuk wirid yang ditentukan maupun bacaan yang dipahami... di sanalah
.... Ku sambut kedatangannya dengan wajah Ku, maka ia pun berdiri dengan
Qoyyumiati (berdiri Ku sendiri) tiada pinta dan tiada apapun yang diajukan pada
Ku. Bila Aku hendak bicara padanya, akan Ku laksanakan; bila Aku hendak memberi
pengertian, Ku tanamkan pengertian. Hai hamba! Ahli wirid manakala telah sampai
ke tujuannya, mereka akan berhenti dan menyingkir, dan ahli juzu’ (membaca Al
Qur’an yang sudah sampai pada batasnya) setelah dipelajari, juga akan berhenti
dan menyingkir. Tidak demikian halnya dengan dengan “Ahli Ku” karena baginya
“tiada batas lagi” Maka, bagaimanakah mereka akan menyingkir?
157.
Hai hamba! Bila engkau telah melihat Ku, lalu engkau menetap dalam suasana
“melihat Ku”, maka akan Ku tuanggkan malapetaka guna mengujimu, dan Ku berikan
keteguhan hati padamu agar kau tetap tinggal dalam maqammu.... tetapi bila
engkau lepas dari “melihat Ku” maka Ku timpa padamu sebagian dari malapetaka
dan Aku lemahkan engkau untuk menghadapinya, lalu engkau akan mengalami rasa
“menjauh” karena kelemahanmu Ku gerakan engkau berhasrat untuk memohon
pertolongan pada Ku, maka kasih sayang Ku akan menarikmu dan mengangkatmu
kembali ke maqam “melihat Ku”
158.
Hai hamba! Ketahuilah benar-benar bahwa segala sesuatu itu adalah milik Ku,
maka janganlah engkau mencoba-coba merebut kepunyaan Ku.
159.
Hai hamba! Hendaklah lesanmu senada denngan suara hatimu, dimana Aku bernyata
dalam hatimu... jika tidak, maka Aku akan berhijab daripadamu dengan dirimu....
resapilah nasihat Ku ini ke seluruh jangatmu dan dalamilah hingga ke tulang
belulangmu.
160.
Hai hamba! Bila engkau telah mengenal keabadian, maka engkau telah melihat satu
sifat As Shumud. (Ash Shumud ialah tempat bergantung pada Yang Maha Kekal, dan
tempat meminta dari yang bergantung pada Nya segala sesuatu, baik yang dimaksud
maupun yang disengaja ataupun yang dituju yang kekal tanpa kesudahan).
161.
Hai hamba! Apa yang telah Ku ungkapkan bagimu tentang keabadian, Ku iringi pula
dengan penutup kepadamu tentang hukum-hukum manusiawi sesuai dengan apa yang
telah Ku-ungkapkan untukmu itu.
Selanjutnya 162- .
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :