بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Misykat Al-Anwar
Allah Adalah Cahaya Langit dan Bumi
Al-Ghazali
***************
Kutub
Kedua :
Uraian Tentang Tingkatan Ruh-Ruh Cahayawi
Manusia Guna Memahami Tamsilan-Tamsilan dalam Al-Qur'an.
Pertama : Ruh Indriawi, yaitu
yang menerima sesuatu yang dikirim oleh pancaindra. Ruh ini adalah asal dan
awal ruh makhluk hidup. Dengannya semua makhluk hidup menjadi hidup. Ia sudah
ada walaupun dalam diri seorang bayi yang masih menyusu.
Kedua, Ruh Khayali
(imajinatif), yaitu yang merekam keterangan yang dikirim oleh pancaindra,
menyimpannya rapat-rapat untuk kemudian menyampaikannya kepada ruh ‘aqli
(intelegensi), di atasnya, pada saat dibutuhkan. Ruh khayali ini belum ada pada
diri bayi yang masih menyusu di awal pertumbuhannya, karena itulah adakalanya
ia menggemari sesuatu dan ingin memegangnya tetapi segera melupakannya bila
disembunyikan darinya. Ia pun tak mempunyai keinginan untuk kembali kepadanya.
Hal ini berlangsung sampai ia sudah mulai tumbuh menjadi agak besar, yakni pada
saat ia sudah mulai tumbuh menjadi agak besar, yakni pada saat ia menangis bila
benda tersebut disembunyikan darinya. Setelah itu ia akan memintanya kembali,
disebabkan masih tersimpannya gambaran tentang benda itu diingatannya atau
dalam khayalnya. Ruh khayal ini ada kalanya dimiliki oleh beberapa jenis
binatang, tapi tidak oleh semuanya. Tidak dimiliki, sebagai contoh, oleh
binatang laron (kelekatu) yang terjun ke dalam api atau pelita, disebabkan
kegemarannya yang sangat pada cahaya siang hari. Ia mengira bahwa pelita adalah
sebuah lubang kecil yang menuju arah cahaya tersebut, lalu ia menjatuhkan
dirinya ke sana dan merasakan kesakitan.akan tetapi jika masih bisa selamat dan
menjumpai sinar itu lagi dalam kegelapan, ia tak ragu-ragu untuk mengulangi
lagi perbuatannya, sekali, dua kali dan seterusnya. Sekiranya memiliki ruh yang
menyimpankan baginya perasaan sakitnya itu, pasti ia tak akan mengulanginya
lagi setelah penderitaannya. Lain halnya dengan anjing, jika pernah dipukul
dengan sebatang kayu misanya, ia akan lari setiap kali melihat kayu itu lagi.
Ketiga, Ruh “aqli (Akal,
Intelegensi), yaitu yang dapat mencerap makna-makna di luar indra dan khayal.
Ruh ini adalah substansi manusiawi yang hanya khusus ada padanya, tidak pada
hewan ataupun anak kecil. Jangkauan pencerapannya adalah
pengetahuan-pengetahuan dharuri (aksiomatis) dan universal, sebagaimana telah
kami sebutkan ketika menetapkan keutamaan cahaya akal di atas cahaya mata.
Keempat, Ruh Pemikiran, yaitu
yang mengambil ilmu-ilmu ‘aqli yang murni kemudian melakukan
penyesuaian-penyesuaian dan penggabungan-penggabungan dan daripadanya ia
membuat kesimpulan-kesimpulan berupa pengetahuan-pengetahuan amat berharga.
Selanjutnya bila telah memperoleh dua hasil kesimpulan, misalnya, ia akan
menggabungkan antara keduanya sekali lagi, agar beroleh kesimpulan-kesimpulan
baru pula. Dengan demikian, pengetahuannya makin lama makin bertambah terus-menerus
secara tak terhingga (tanpa batas).
Kelima, Ruh Suci Kenabian, yaitu
yang hanya khusus bagi para nabi dan sebagian wali. Dengan ini tersingkap
selubung loh-loh gaib dan hukum-hukum akhirat serta jumlah pengetahuan tentang
kerajaan lelangit dan bumi bahkan pengetahuan-pengetahuan rabbani
(ketuhanan), yang semuanya tak mampu dijangkau oleh ruh akal dan pemikiran. Ruh
suci kenabian itulah yang diisyaratkan dalam firman Allah Swt :
“Demikianlah Kami wahyukan
kepadamu Ruh dari sisi Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apa
sesungguhnya Al-Kitab (Al-Quran) dan tidak pula mengetahui apa iman itu. Tetapi
Kami jadilan Al-Quran itu “cahaya” yang dengannya Kami tunjuki siapa yang Kami
kehendaki dari hamba-hamba Kami. Sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) benar-benar
adalah penunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Al-Syura 42 : 52).
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : MISYKATUL ANWAR 'BAB. 2 Kutub Kedua : Uraian Tentang Tingkatan Ruh-Ruh Cahayawi Manusia Guna Memahami Tamsilan-Tamsilan dalam Al-Qur'an.
Description : Misykat Al-Anwar Allah Adalah Cahaya Langit dan Bumi Al-Ghazali *************** Kutub Kedua : Uraian Tentang Tingkata...