بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi
Penerjemah : Irwan Kurniawan
3. WASIAT
IHWAL MENGHINDARI MAKSIAT KEPADA ALLAH
Jika engkau berbuat maksiat
kepada Allah di suatu tempat,janganlah beranjak dari tempat itu sampai engkau
melakukan ketaatan dan menegakkan ibadah. Sebab, sebagaimana Dia menyaksikan
keburukanmu, maka begitu pulalah --- jika diminta untuk memberi kesaksian
--- Dia pun akan menyaksikan kebaikanmu.
Namun ketika itu, engkau justru tidak
melakukannya. Maka seperti itu pulalah halnya dengan pakaianmu. Jika engkau
berbuat maksiat kepada Allah dengan mengenakan baju tertentu, maka beribadahlah
kepada Allah dengan baju itu, sebagaimana telah ku katakan kepadamu. Demikian
pula halnya dengan segala sesuatu yang sudah memisahkan diri darimu, seperti
mencukur kumis, memotong bulu kemaluan dan kuku, mencukur rambut, serta
membersihkan kotoran. Janganlah engkau lakukan semua itu kecuali engkau berada
dalam keadaan suci dan berzikir kepada Allah SWT.
Sebab, semuanya itu akan ditanyakan
kepadamu, bagaimana yang demikian itu meninggalkanmu. Sekurang-kurangnya,
ibadah yang bisa engkau lakukan untuk semuai ini ialah hendaknya engkau memohon
kepada Allah agar Dia mengampunimu atas perintah-Nya, hingga engkau bisa
menunaikan kewajibamu dalam rangka memenuhi perintah Allah SWT. Firman
Allah SWT : Dan Tuhanmu bersabda, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu.’ Dia memerintahkan agar engkau berdoa kepada-Nya.
Kemudian di dalam ayat ini pula Dia berfirman : Sesungguhnya engkau yang
menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, yakni orang-orang yang
menyombongkan diri di atas kehinaannya. Dan yang dimaksudkan dengan ibadah di
sini adalah berdoa. Bedoa dinamakan ibadah, dan ibadah adalah merendahkan diri.
Mereka akan masuk neraka jahanam dalam keadaan terhina (QS. Ghafir : 56-60).
Jika mereka mengerjakan apa yang diperintahkan, maka Allah memperkenankan
mereka masuk surga sebagai orang-orang yang mulia.
Pada suatu hari di waktu sahur,
dengan tergesa-gesa, aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di situ
ku dapati ada Najm ad-Din Abu al-Ma’ali bin al-Lahib. Ia adalah sahabatku.
Dipanggilnya seorang tukang cukur untuk mencukur rambutnya. Maka, aku pun
berseru kepadanya, “Wahai Abu al-Ma’ali!” Tiba-tiba ia amenjawab seruanku
sebelum aku melanjutkan ucapanku. Katanya, “Aku sudah bersuci dan
mengerti maksudmu.” Aku heran dengan kehadirannya di tempat itu. Ia begitu
cepat memahami maksudku mengerti apa yang mesti dilakukan di tempat itu, dan
menghubungkan situasi di tempat itu dengan pengtehauannya tentang apa yang
kumaksudkan. Lalu, aku berkata kepadanya, “Semoga Allah memberkahimu. Demi
Allah, aku memanggilmu hanya untuk memberitahumu agar engkau bersuci dan
berzikir ketika memotong dan mencukur rambutmu.” Ia pun mendoakanku, dan
kemudian mencukur rambutnya.
Hal semacam ini telah dilupakan
manusia. Malahan mereka mengatakan, “Apabila engkau beruat maksiat kepada Allah
di suatu tempat, pergi dan menyingkirlah dari situ.” Yang demikian ini
disebabkan mereka merasa khawatir kepadamu kalau-kalau tempat itu
mengingatkanmu kepada kemaksiatan yang telah engkau lakukan sehingga engkau
akan mengenang kambali manisnya kemaksiatan itu. Dengan begitu, dosamu akan
makin bertambah . mereka berkata begitu lantaran didorong oleh rasa kasih sayangnya
kepada sesama manusia. Namun suatu pengetahuan yang agung telah berlalu dari
mereka. Maka taatlah kepada Allah di tempat itu dan di saat engkau pergi dari
tempat itu. Gabungkanlah antara apa yang mereka katakan dan apa yang
kuwasiatkan kepadamu. Setiap kali engkau mengingat kesalahan yang telah engkau
lalukan, maka bertobatlah setelah itu dan mohonlah ampunan kepada Allah.
Berzikirlah kepada Allah setiap
kali engkau melakukan perbuatan maksiat. Rasulullah saw. Bersabda, “Iringilah
kejelakan itu dengan kebaikan, karena (kebaikan) itu akan menghapus keburukan.”
“Sesungguhnya, kebaikan menghilangkan menghilangkan keburukan (Qs. Hud,
11:113). Namun, hendaknya engkau menimbang-nimbang hal itu, agar engkau
mengetahui banyaknya keburukan dan kebaikan yang telah engkau lakukan.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi '3. WASIAT IHWAL MENGHINDARI MAKSIAT KEPADA ALLAH
Description : Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi Penerjemah : Irwan Kurniawan 3. WASIAT IHWAL MENGHINDARI...