بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya:
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
38.
AJARAN KAUM SUFI MENGENAI KEFAKIRAN
Abu
Muhammad al-Jurairi berkata : “Kefakiran berarti bahwa orang tidak boleh
mencari yang tidak maujud, sampai orang itu gagal menemukan hal yang maujud.”
Maksudnya
adalah, bahwa orang tidak boleh mencari mata pencaharian, kecuali jika orang
itu khawatir tidak mampu melaksanakan tugas keagamaan, karenanya Ibn al-Jalla
berkata : “Kefakiran adalah, bahwa tidak ada sesuatu, itu tidak boleh menjadi
milikmu.”
Perkataan
itu mengandung arti sama dengan firman Tuhan : “Sedang mereka lebih
mengutamakan kepentingan orang lain, ketimbang kepentingan mereka sendiri,
sekalipun mereka dalam kesusahan (pua).
Abu
Muhammad Ruwai, ibn Muhammad, berkata : “Kefakiran itu berati ketidak maujudan
semua maujud, dan pemasrahan semua benda yang tidak ada lagi.”
Al-Kattani
berkata : “Kalau seseorang benar-benar membutuhkan Tuhan, berati dia
benar-benar kaya karena dia bersama Tuhan; tak satu pun dari dua keadaan itu
sempurna oleh ketiadaan salah satunya.”
Al-Nuri
berkta : “Fakir adalah orang yang harus bungkam ketika dia tidak memiliki
sesuatu, dan bermurah hati serta tidak hanya memikirkan dirinya sendiri kalau
dia memiliki sesuatu.”
Salah
seorang dari tokoh-tokoh besar Sufi berkata : “ Orang yang fakir dilarang
berleha-leha, dan juga dilarang meminta. Maka Nabi berkata : “ “Jika dia telah
memohon kepada Tuhan, maka Tuhan pasti telah memenuhinya.” Hal ini menandakan
bahwa dia tidak akan memohon sebegitu rupa”
Al-Darraj
berkata : “Aku mengamati lengan baju tuanku, mencari-cari kotak celak, dan di dalamnya
kutemukan sepotong perak. Aku terperanjat dan waktu beliau datang aku
mendekatinya dan berkata : “Lihat, saya menemukan sepotong (perak) di lengan
baju tuan!’ Beliau menyahut : “Aku telah melihatnya. Kembalikanlah.” Lalu
beliau berkata : “Ambillah, dan belilah sesuatu dengannya.”
Aku
bertanya : “ Apakah gunanya potongan ini, dalam padangan hukum-Nya yang tuan
puja? Beliau menjawab : “Tuhan tidak memberikan kepdaku yang kuning dan yang
putih di dunia ini, kecuali ini; dan aku bermaksud untuk membuat pernyataan
bahwa benda itu harus dibungkus dalam alas tilamku, sehingga aku bisa
mengembalikannya kepada Tuhan.”
Saya
mendengar Abul-Qasim al baghdadi menuturkan anekdot berikut ini, yang
didengarnya dari Al-Dauri : “Pada malam perayaan, kami ada bersama Abul-Husain
al Nuri, di Masjid Syunizi. Seorang laki-laki mendatangi kami dan berkata
kepada al-Nuri, “Tuan, besok akan ada perayaan. Apa yang akan tuan kenakan?Al
Nuri mulai menyitir puisi ini :
“Esok
akan ada perayaan!, seru mereka,
“Pakaian
apa yang tuan kenakan?’ Dan ku menyahut :
“Pakaian
pemberian-Nya, yang telah menuangkan
penuh-penuh
kemelaratan..
Dan
kesabran adalah bajuku, dan mereka menutup
Sebuah
hati yang pada setiap pesta menampak Pecintanya..
Adakah
pakaian yang lebih indah untuk menjelang
Sang Karib..
Atau
mengunjungi Dia, kecuali yang telah dipinjamkan oleh-Nya?
Kala
engkau, Pengahrapanku, tiada dekat..
Setiap
saat adalah kedukaan dan ketakutan;
Tapi
sementara aku bisa memandang dan mendengar engkau..
Seluruh
hartaku, dan hidup itulah perayaan !”
Salah
seorang tokoh Sufi ditanya : “Apa yang
telah mencegah orang kaya itu dari menyerahkan kelebihan harta mereka
kepada kelompok ini?” Dia menjawab : “Tiga hal. Yang pertama adalah, bahwa yang
mereka miliki itu tidak baik; nah, orang-orang Sufi itu adalah pilihan Tuhan;
dan apa yng telah dipilih untuk
hamba-hamba Tuhan adalah yang diterima (oleh Tuhan), sedang Tuhan hanya
menerima yang baik saja. Yang ke dua adalah bahwa orang-orang Sufi itu pantas menerima (karunia Tuhan), dan
karena mengapa engkau tidak meminta kepada orang-orang agar mereka memberimu makanan? Dia menyahut :
“Aku takut meminta kepada mereka, kalau-kalau mereka menolak diriku dan menjadi
binasa karenanya. Aku telah mendengar nabi berkata : “Jika permintaan itu tulus, yang menolak
dirinya akan binasa.”
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.