بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Sastra
Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu
Agama
bukanlah tujuan, melainkan jalan untuk mencapai kesadaran ketuhanan dan
spiritualitas. Menjadikan agama sebagai tujuan hanya akan melahirkan sikap
fanatisme keagamaan yang berlebihan, karena tersimpan pamrih berupa iming-iming
surga dan atau menghindari neraka. Menjadikan agama sebagai tujuan cenderung
bersifat destruktif, alih-alih sebagai rahmatan lil 'alamin.
Sebagai jalan menuju kesadaran ketuhanan, agama
menyediakan jalan (-jalan) bagi seorang hamba [salik] untuk berdekat-dekatan
dengan Tuhannya, Dzat Yang Maha Gaib. Agama dalam hal ini lebih sebagai laku
spiritual, menghayati kehidupan dengan jiwa ketuhanan yang sepi ing pamrih,
berpikir positif terhadap takdir Tuhan. Laku spiritual ini hanya bisa
dijalankan oleh jiwa-jiwa yang siap lahir-batin menyerahkan hidupnya untuk
menapaki jalan syari'at, thariqat, haqiqat, dan ma'rifat.
Namun, tidak selalu jalan menuju kesadaran
ketuhanan dapat ditempuh melalui jalan "positif" seperti pada
umumnya. Di seberang sana, ada jalan "negatif" yang justru tidak
kalah mencengangkan, seperti yang dilakoni oleh tokoh "Saya Sudrun"
dalam novel ini. Jalan lain Saya Sudrun, Kiai Sudrun, atau Sudrun Edan, adalah
menapaki jalan menemukan Allah Robbul 'Alamin dari Iblis, makhluk Tuhan yang
divonis sesat dan terkutuk. Bagaimana mungkin menemukan kebenaran Ilahiah dari
Iblis? Jangan-jangan itu adalah bisikan setan untuk menjerumuskannya menuju
kesesatan?!
Karya ini sangat menarik karena menghadirkan
perspektif baru soal sikap keberagamaan kita, dengan kemasan kisah yang
menakjubkan. Di dalam tradisi sufisme dalam pengertiannya yang luas
prototipenya bisa dirujuk ke Sunan Giri dan Sunan Kalijaga, hingga ke ajaran
tasawuf Ibn 'Arabi, novel ini mengisahkan jalan ke-salik-an Saya Sudrun dalam
menemukan kebenaran Ilahiah, pengembaraan batiniah, menjalani kehidupan dengan
beragam karakter manusia lintas-agama dan lintas-aliran, memungut hakikat cinta
sejati dari orang-orang yang dijumpainya.
Saya Sudrun bukanlah manusia yang serba tahu,
suci, dan terbebas dari dosa. Karena ke-sudrun-annya, yang berbeda dari manusia
pada umumnya, Saya Sudrun dianugerahi kemampuan berkomunikasi dengan apa yang
digambarkannya sebagai Kilatan Cahaya Petir. Dari kilatan cahaya yang aneh dan
misterius itulah, Saya Sudrun memperolah pencerahan tentang hakikat ajaran
Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu.
Detail Buku:
Judul: Sastra Jendra Hayuningrat
Pangruwating Diyu
Penulis: Agus Sunyoto
Tanggal terbit: Juli - 2012
Jumlah Halaman: 564
Penerbit: Pustaka Sastra LKis
ISBN: 9789792553765
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :