• Home
  • Facebook PPa
  • Twitter
  • Aurodan PPa
  • Download software
 Padepokan Padang Ati (ppa)
  • HOME
  • AL-HIKAM
    • KH ABDUL WAHID ZUHDI
      • AL-HIKAM mp3
      • KISAH PERANG BADAR mp3
      • SULAMUT-TAUFIQ mp3
      • FIQIH/UBUDIYYAH mp3
    • SYARAH AL HIKAM
    • AL HIKAM KH IMRON JAMIL mp3
  • TASAWWUF-THORIQOH
    • HIKMAH SUFI
    • BAHASAN SUFI
    • THORIQOH
      • SYADZILIYYAH
      • QODIRIYYAH
      • NAQSYABANDIYYAH
      • THORIQOH LAIN-LAIN
    • KISAH ULAMA'NUSANTARA
    • KISAH ULAMA' DUNIA
    • KISAH WALI SONGO(9)
  • DOWNLOAD KITAB
    • KITAB TERJEMAH 1
    • KITAB TERJEMAH 2
    • KITAB KUNING MAKNA PESANTREN
    • KITAB HADITS
    • KITAB KLASIK/KUNING
    • KITAB KUNING MP3
      • Kitab kuning/klasik mp3
      • Ihya'Ulumuddin mp3
      • Nasho'ihul 'Ibad.mp3
      • Irsyadul 'ibad mp3
      • At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Qu’ran mp3
    • BAHTSUL MASA'IL
    • E-BOOK ISLAMI 1
    • E-BOOK ISLAMI 2
    • E-BOOK MUSLIMAH
  • TERJEMAHAN KITAB
    • KITAB-KITAB SYEIKH ABDUL QODIR ra
      • FATHUR-ROBBANI WAL FAYDHUR RAHMANY
      • PENGAJIAN SYEIKH ABDUL QODIR ra
      • FUTUHUL GHOIB
      • MANAQIB SYEIKH ABDUL QODIR ra
      • WEJANGAN SYEIKH ABDUL QODIR ra
    • SYARAH AL HIKAM
    • AT-TANWIR FI ISQOTHID TADBIR
    • TAJUL 'ARUSY IBNU 'ATHO'ILLAH
    • RISALATUL QUSYAIRIYYAH
    • (WASHOYA) AN-NASHO'IH
    • MEMBUMIKAN AL-QUR'AN
    • RENUNGAN TENTANG UMUR MANUSIA
    • KEAJAIBAN DLM TUBUH KITA
    • AT-TA'ARUF LI MADZHABI AHLIT-TASHAWWUF
    • KHUTBAH JUM.AH
  • AL-QUR'AN - QIRO'AH
    • TAFSIR JALALEIN
    • AL-QUR'AN UNTUK PC/HP
    • AL-QUR'AN 30 juz (Murottal)mp3
    • QIRO'AH, SENI BACA AL-QUR'AN mp3
    • SHOLAWAT,NASYID,PUISI mp3
Home » SURAT-SURAT SANG SUFI » ' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KEDUA

' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KEDUA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ

Terjemah Kitab
" SURAT-SURAT SANG SUFI "
Muhammad Ibn ‘Abad
SURAT KEDUA

Kepada Muhammad ibn Adibah. Surat untuk menjelaskan sebab-sebab dosa dan kemaksiatan yang menjadi ciri seseorang yang memiliki kehidupan spiritual tinggi


10.
Telah kuterima suratmu. Aku memahami betul keadaan spiritual yang menurutmu tengah engkau alami. Saudaraku, aku ingin engkau mengetahui bahwa, dengan keadaanmu saat ini, tak ada sesuatu pun perlu dikhawatirkan atau patut dicela. Seseorang yang berusaha menyucikan kalbunya, dalam keadaan seperti itu, jarang sekali bisa menemukan jalan yang mesti di tempuh untuk mencapai tujuan, kecuali bahwa musuhnya menghadang perjalanannya. Untuk mencapai itu, Musuh mengerahkan tentara-tentara setan seperti dirinya, belum lagi iblis-iblis betina, dan memasang berbagai jebakan dan perangkap. Dengan menggunakan siasat dan tipu muslihat, dia menebari berbagai pesona dunia ini, angan-angan dan janji keselamatan, sehingga mereka yang waspada dan hati-hati tak dapat melihatnya. Seandainya seorang pencari tersandung tidak sadar oleh salah satunya dan tanpa bantuan pengetahuan spiritual, maka Musuh merebut kesempatan ini guna menyebarkan pasukan-pasukannya untuk melawan dia. Dia mengirimkan setan-setannya untuk memperdaya sang pencari dengan segala macam kesombongan dan kepra-puraan yang bisa membutakan pandangan kalbunya. Hal-hal ini menghalangi jalan sang pencari menuju Jalan Tuhannya, sehingga membuatnya bingung dan tanpa petunjuk di sepanjang jalan itu, sebab dia tidak bisa menemukan rambu-rambu. Bagaimana mungkin seseorang bisa menempuh jalan lurus menuju kesucian kalbu dalam kondisi seperti itu, kecuali dengan bantuan dan sebelumnya mendapat perhatian dari Tuhannya yang Mahakuasa dan Mahaagung.

Sebelumnya aku telah menulis surat kepadamu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanmu ketika engkau berada di sini. Dalam surat itu aku mencantumkan beberapa soal yang bermanfaat bagi sang pencari dalam perjalanannya, dengan menggunakan secara terinci tentang bagaimana ddia mesti bertingkah laku dalam segenap keadaan spiritualnya. Itulah pandanganku yang terbaik dalam soal itu. Tak seorang berakal sehat pun bakal meragukan kelogisan dari apa yang aku katakan, atau was-was mengenai maksud-maksudnya sebagai obat buat segala penyakitnya. Setelah aku mengirim surat itu, aku menerima surat darimu. Karena nadamu dan juga karena engkau tidak membalas suratku, atau tidak berkata bahwa engkau telah menerimanya, atau memberikan reaksi terhadapnya atau tak menunjukkan apakah engkau masih berada dalam keadaan jiwamu sebelumnya atau tidak. Aku pun lalu curiga bahwa suratku tidak sampai kepadamu. Betapapun juga, aku memberikan jawabanku ini terhadap surat-suratmu yang terakhir dengan harapan bahwa Allah Swt. bakal memberi keberhasilan. Aku menulis surat ini mengingat pertanyaanmu, sebagaimana layaknya, dan dengan harapan jawabanku bisa membantumu.

11.
Inti suratmu bisa diringkas dalam tiga pernyataan. Pertama, bahwa engkau diliputi berbagai dosa dan kesalahan; keuda, bahwa engkau tak mampu menghilangkan atau mencegahnya agar tidak terjadi; dan ketiga, bahwa engkau kemudian mengalami rasa malu dan kekcauan mental. Keuda yang terakhir ini sesungguhnya bisa menjadi yang pertama, sebab ketidakmampuan menghindari dosa atau meninggalkannya adalah kesalahan, seperti halnya akibatnya yang berupa kebingungan dan hilangnya sebagian keyakinan. Singkat kata, engkau adalah orang penuh dengan berbagai kesalahan.

Adalah penting bahwa engkau menelaah, dengan pandangan spiritual, kesalahan-kesalahan yang telah engkau katakan ini, baik secara langsung atau secara tersirat. Dengan kata lain, engkau jangan sekedar memandangnya secara dangkal, sebab nanti engkau bakal cenderung melebih-lebihkannya, dan dengan begitu menafsirkan cara hidupmu sebagai perilaku yang jahat dan bodoh. Engkau akan membayangkan kesalahan-kesalahan yang sesungguhnya tidak ada, dan melihat penyakit di dalam apa yang sesungguhnya adalah obat. Pengetahuan mendalam sang hamba tentang keadaan spiritualnya dalam melihat mana kebaikan dan mana akejahatan, mana yang relatifbaik dan mana yang realtif jahat, merupakan salah satu pengetahuan paling penting dan amat langka. Sekarang ini, pengetahuan seperti itu sedikit sekali dijumpai. Orang-orang yang oleh orang gbanyak dipandang memiliki pengetahuan mendalam seperti ini dalam bentuknya yang paling canggih – sesungguhnya berurusan dengan soal-soal hipotesis dan pengetahuan formal, yang sama sekali tidak berkaitan dengan Kebenaran Mistik. Dalam keadaan seperti itu, sang pencari hanya makin bertambah bingung dan terhina saja ketika dia melihat suasana.
Semuanya itu adalah akibat dari sedikitnya sufi-sufi sejati yang mampu membimbing seseorang mencintai jalan ini. Seseorang hanya bisa menyesali dan berduka atas hilangnya orang-orang seperti ini. Ketiadaan emreka di zaman kita ditegaskan oleh kata-kata salah seorang leluhur kita :
Betapa memilukan tiadanya orang-orang yang menjadi mercusuar dan benteng pertahanan.
Awan hujan, kota-kita, karang-karang menjulang tinggi di lembah.
Betapa memilukan padamnya kedamaian dan ketenangan.
Bagi kita, malam tak bakal berubah jadi siang.
Sampai nasib menapaki jalannya.
Kini kalbu kita hanyalah bara api, mata kita hanyalah
Segenap linangan air mata.
Ada dua cara pendekatan dalam menelaah kesalahan-kesalahan yang engkau jelaskan itu. Yang pertama adalah menganggap kesalahan-kesalahan itu sebagai sifat-sifat yang telah dimaksudkan dan diciptakan Alalh dalam dirimu. Yang kedua adalah memandangnya sebagai dinisbahkan kepadamu oleh Hukum Wahyu. Perkataan seseorang : “Semeuanya tiu dimaksudkan oleh-Nya, tapi tidak harus dinisbahkan kepada-Nya.” Menunjukkan dua pendekatan ini.
Pendekatan pertama tidak menganggap pujian dan celaan berasal dari manusia. Allah Swt. sajalah yang harus dipuji. Engkau harus puas dengan ketentuan-Nya, dan tunduk kepada keputusan dan kehendak-Nya. Singkirkan keresahanmu tentang hal itu sekarang ini, dan arahkan perhatianmu pada apa yang harus engkau telaah.
12.
Menurut sudut pandang kedua, kesalahan memang patut dicela. Engkau harus bertobat atas kesalahan dan merasa sedih serta menyesalinya. Jika engkau berhasil, engkau bakal beroleh ganjaran berlimpah berupa karunia abadi serta beroleh keridhaan Tuhanmu lantaran telah melakukan apa yang Dia perintahkan. Ini tidak berarti bahwa engkau meski khawatir jika sakit atau jika kelelahan menimpamu selama terjadi berbagai peristiwa. Akan tetapi, jika engkau tidak cukup merasa menyesal, dan sifat kemanusisaanmu mengalahkan dirimu, dan nafsumu menguasaimu, maka segeralah mencari perlindungan kepada Tuhanmu. Akui kelemahan dan keffakiranmu, serta mintalah karunia-Nya, denganr endah hati dan penuh penyesalan menghadap keharibaan-Nya sebagai seseorang yang berada dalam kesulitan. Meski begitu, janganlah menghadapi keadaan ini dengan cara seperti yang engkau katakan telah engkau lakukan – seakan-akan engkau mati tenggelam dalam gelombang, atau menjadi mangsa empuk binatang buas, atau menjadi seorang tawanan yang disiksa, atau seseorang yang dihukum mati. Setelah engkau memasuki keadaan tobat ini, bergembiralah, sebab engkau bakal menecapai ekdudukan begitu mulia, yang nilainya hanya diketahui para wali. Seseorang yang mencapai keadaan ini permintaanya berhak dikabulkan dan keinginannya didpenuhi. Janji harus dipenuhi demi keadilan, dan Allah Swt. tidak mengingakari janji-Nya. Seorang alim yang berpandangan seperti inisampai-sampai mengatakan bahwa seseorang yang meiliki keadaan itu tidak usah meminta orang lain agar mendoakannya. Dia mengatakan, “Terkabulnya permintaan terletak pada doanya sendiri, bukan doa orang lain.”
Sebuah kisah menceritakan bagaimana seorang wanita mendatangi Al-Junayd dan berkata : “Berdoalah untukku, sebab anakku hilang.” Dia menjawab : “Pergi dan ebrsabarlah.” Wanita itu pergi, tetapi kemudian kembali dan berkata : “Aku sudah melakukan apa yang engkau perintahkan kepadaku.” Junayd berkata : “Bersabarlah.” Dia menjawab : “Kesabranku sudah habis, dan tak kuat lagi menanggung hal ini lebih lama lagi, karena itu berdoalah untukku.” Al-Junayd berkata :”Jika engkau berkata benar, pergilah, dan anakmu akan kembali.” Lalu wanita itu pun pergi. Tak lama kemudian, dia datang kembali sambil bersyukur kepada Allah. Seseorang bertanya kepada Junayd : “Bagaimana engkau mengetahui hal itu?” Dia menjawab : “Lewat firman Allah Yang Mahatinggi, “Seorang yang membutuhkan, merasa yakin bahwa doanya dikabulkan manakala dia berdoa kepada-Nya” (Qs. 27:62(. Tanda seorang yang mengalami tekanan berat adalah dia tidak percaya pada jiwa rendahnya dan tak ebrgantung kepada sumber daya dan kekuatannya sendiri,d an dia tiba-tiba sadar bahwa tak ada sesuatu dalam pengalamannya – kecuali hanya Allah – yang mempu menyingkapkan atau mencegahnya.
Salah seorang sufi berkata : “Yang engkau sembah adalah pikiran pertama yang datang ke dalam benakmu ketika engkau menderita kecemasan.”  Yang lainnya sambil mengomentari firman Allah Swt. “Seseorang yang membutuhkan merasa yakin bahwa doanya dikabulkan manakala dia berdoa kepada-Nya” (Qs. 27 : 62), berkata : “Orang yang membutuhkan adalah orang yang menghadap keharibaan-Nya dengan tangan terangkat dalam doa tanpa memimpikan karunia khusus dari Allah sedemikian seolah-olah dia punya klaim atasnya, seraya berkata : “Tuanku, berilah aku apa-apa yang Engkau punyai.”  Itulah orang yang membutuhkan, meskipun dia – dalam keadaan ini – mencapai keistimewaan berupa kedekatan kepada Allah dan berupa cinta. Karena seseorang mampu beroleh manfaat dari kefakiran dan kemiskinan, maka kebingungan yang dialaminya pun memudar.

13.
Jika doamu belum dikabulkan dan engkau tidak besabar serta tidak khyusyuk dalam tobat, serta terus berada dalam keadaan yang baru saja aku uraikan, yaitu membutuhkan karunia-karunia Allah serta tidak menggantungkan diri pada sarana-sarana lain, maka satu dari dua hal bakal terjadi. Entah engkau bakal hancur berkeping-keping bersama kecemasan dan mengalami kegoncangan hebat, atau engkau akan bersabar dan pasrah. Dalam kasusmu, tidaka da alasan mengapa engkau mesti hancur karena kegelisahan. Engkau telah aman dan tiba pada Kebenaran Mistik iman, sehingga tidak ada alasan bagimu merasa khawatir bakal sampai pada jalan seperti itu, jalan yang harus engkau pilih di antara dua keadaan. Karena itu, yang mesti dilakukan adalah tabah dan pasrah. Dan dalam keadaan ini, tiadanya jawaban pun merupakan jawaban itu sendiri.
Ibn “Atha berkata : “Jika Allah membukakan pintu pemahaman bagimu dalam bentuk kehilangan, maka kehilangan itu sendiri adalah suatu karunia.” Dia juga mengatakan : “Manakala Tuhan memberi karunia, Dia ingin engkau menyadari kebaikan-Nya; manakala Dia membuatmu kehilangan, Dia ingin menunjukkan kepadamu kekuasaan-Nya yang luar biasa. Dan dalam semuanya itu, Dia membuatmu paham dan menampakkan diri-Nya keapdamu dalam anugerah-Nya.” Dalam keadaan ini engkau bakal mengalami kontemplasi atau perenungan dan tingkat kemajuan di mana engkau akan menemukan peningkatan dan penyegaran. Insysa Allah, keadaan ini akan menjadi sarana untuk mencapai  tujuanmu dan menyembunyikan penyakitmu begitu engkau merenungkan Tuhanmu Swt. yang Sifat-sifat keagungan, kemuliaan, serta kedaulatan penuh dan ketakbergantungan mutlak-Nya, merupakan hak itimewa-Nya. Pdaa saat bersamaan, engkau akan melihat akibat-akibat dari ketentuan dan keputusan-Nya dalam dirimu, dan melihat dirimus ebagai teater Sifat-sifat dan Nama-nama-Nya. Ketika engkau memasukkan ini ke dalam kalbumu sehingga menjadi perhatian utamamu, maka engkau, Insya Allah, akan melangkah ke dalam keadaan-keadaan lanjutan seperti mengikuti Sunnah Nabi dan dalam kedudukan mulia seperti cinta, ridla, makrifat, dan takwa. Tak diragukan lagi, Sifat-sifat sempurna dan anugerah-anugerah Ilahi ini menuntun orang yang baginya mereka semuanya itu tampak jelas dan yakin bahwa Allah sajalah yang diinginkan. Allah-lah yang mendekatkan, memberi anugerah dengan murah hati, dan yang memberi rasa cinta.

Perenungan ini kemudian membimbing menuju keadaan dan kedudukan lebih lanjut, seperti kedudukan sabar, syukur, harap, malu, dan tobat. Smuanya ini terjadi seketika, sehingga engkau menjadi baru di mana sebelumnya engkau sudah hancur, serta kembali ke Zat yang dulu engkau pernah lari dari_nya. Abu Hurayrah berkata dalam kumpulan hadisnya :”Rasulullah saw. bersabda : “Demi Zat yang diriku berada dalam genggaman-Nya, sekali pun kamu tidak berbuat dosa, Allah akan mendatangimu dan menjadikanmu seorang yang akan berbuat dosa dan memohon ampunan Allah, sehingga Dia mengampuni orang itu.” Ibrahim ibn Adham berkata : “Suatu malam ketika sedang turun hujan dan guntur bergemuruh, aku melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah. Lintasan Thawaf sedang kosong. Lalu aku  mendekati pintu Ka’bah dan berdoa : “ya Allah, lindungilah aku dari tidak mematuhi-Mu.” Aku mendengar sebuah suara dari dalam Ka’bah, “Oh, Ibrahim, engkau meminta perlindugnan dari-Ku dan begitu pun semua hamba-Ku. Jika Aku melindungi mereka sepenuhnya, lantas kepada siapa lagi Aku bersifat Pemurah dan Maha Pengampun?”.
Sebaliknya, jika engkau tetap buta dan tertipu, dan tidak dengan ikhtiar mencari perlindungan serta tidak mengakui kefakiranmu, maka engkau bakal terus menghinakan keadaan spiritualmu yang sesungguhnya, disebabkan oleh dorongan yang kuat untuk mengetahui keadaan-keadaan spiritualmu itu. Engkau akan membenci dirimu sendiri, dan bersedih atas kelalaianmu dan sifat borosmu. Jika hal ini terjadi, engkau mesti mengerjakan amal-amal ibadah dalam kalbu dan jasmani. Amalan-amalan ini akan menunjukkan Jalan menuju Tuhanmu, dan penyakit yang engkau derita tidak bakal menghalamgni langkahmu di Jalan itu. Seorang terkenal berkata : “Pergilah menuju Tuhan, sekalipun engkau lemah dan mengalami kehancuran.”

14.
Tetapi masih ada lagi satu Jalan lebh langsung menuju-Nya yang bisa engkau jangkau. Tetaplah engkau dalam kedudukan syukur dengan cara mengetahui segala sesuatu yang menajdi Hak-Nya; dan mintalah lagi. Dengan begitu engkau bisa membawa dalam kalbumu kebesaran dan keagungan Tuhanmu serta sifat-sifat kesempurnaan dan transendensi-Nya. Pada saat bersamaan, engkau akan menyadari tingkat kehinaanmu sendiri, rasa malu dan ketidakberartianmu, serta kehinaan dan kelemahan jiwa rendahmu. Kemudian, lihatlah rahmat yang Allah anugerahkan kepadamu dalam bentuk apa pun/ sertelah engkau mengatamatinya dengan cermat, engkau bakal mulai menyadari anugerah-Nya kepadamu, dan engkan akan mulai mensyukurinya. Pengetahuan mendalam tentang rahmat-Nya itu sendiri merupakan rasa syukur, dan menjadi kunci bagi segala sesuatu yang baik serta sumber berlimpah kelurusan, nasib baik dan ketulusan. Allah Swt. telah berfirman : “Jika engkau bersyukur, pasi Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (Qs. 14:7). Dan juga, “Ingatlah nikmat-nikmat Allah agar kamu beroleh kejayaan.” (Qs. 7:69).
Bagi hamba yang hadir di haribaan Tuannya, tak ada sesuatu pun yang lebih bermanfaat, kecuali hal ini; sebab ia adalah “Jalan Lurus” (Qs. 1:5). Setan ebrusaha menyelewengkan dan menyesatkan sang musyafir dari jalan itu. Dalam hubungan ini Allah Swt. berfirman : “Sungguh, aku bakal benar-benar menghalang mereka dari Jalan Lurus-Mu” hingga kalimat “dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur” (Qs. 7 : 16-17). Dan sebuah sabda Nabi saw. berbunyi “Lihatlah orang-orang yang lebih rendah darimu, dan jangan melihat orang-orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian ini akan sangat membantumu untuk tidak meremehkan nikmat yang telah Allah berikan keapdamu.” Tak syak lagi, engkau menyadari anugerah tak ternilai Tuhanmu keapdamu, baik dalam praktik keagamaan maupun dalam berbagai urusan duniamu. Nikmat yang tak seberapa  ini tak membuatmu enggan terhadap kondisi spiritualmu saat ini seperti telah engkau uraikan. Itu adalah salah satu pengaruh keimanan, sesuai dengan sabda Nabi saw. : “Seorang beriman adalah orang yang amal-amal salehnya membuat dirinya senang dan yang amal-amal buruknya membuatnya susah.” Betapa banyak orang yang jauh lebih mengalami kesulitan ketimbang dirimu, namun hati mereka tetap ridha, dan mereka pun merasa senang serta gembira dalam kondisi mereka!.

Seperti kulihat, engkau masih ebrada dalam tahap-tahap awal kekalutan ini. Tuhanmu telah bersikap kasih sayang dan murah hati kepadamu, yaitu dengan membalikkan persoalan sehingga engaku memberikan pujian atas hasil kerja-Nya dan, insya Allah, beroleh manfaat darinya tanpa meminta bantuan dari kemampuan dan kekuatanmu. Engkau harus ridha dengan kemurahan Tuhanmu kepadmu. Biarlah hal itu menyibukkanmu dan membebaskanmu dari mawas diri berlebihan. Dengan begitu, engkau layak beroleh ridla Tuhanmu. Allah Swt berfirman kepada salah seorang nabi-Nya : “Capailah nikmat kearifan (hikmah) dan nikmat tersembunyi, sebab Aku mencintai hal itu.” Nabi itu bertanya : “Ya Tuhan, apakah nikmat hikmah dan nikmat tersembunyi itu?” Allah berkata : “Nikmat hikmah adalah begini : “Jika beban berat membebani pundakmu, ketahuilah bahwa itu Aku yang membebankannya, karenannya, mintalah kepada-Ku untuk mengangkatnya. Dan nikmat tersembunyi itu begini : ‘Jika engau mempunyai tak lebih dari seikat buncis-terimakan ulat, ketahuilah bahwa itu cara-Ku untuk tetap mengingatkanmu, maka bersyukurlah kepadas-Ku atas hal itu.”

15.
Karena itu, ambillah pendekatan positif terhadap kondisi tersebut, yang dengan kondisi tersebut Tuhanmu telah dengan murah hati memberimu pelajaran. Dengan bersyukur kepada Tunamu, sibukkan dirimu dengan ridla atsnya dan dengan menginginkannya lagi. Pandanglah kecemasan, kegelisahan, depresi, dan derita sedih apa pun yang telah engkau alami sebagai rahmat berlimpah dan hikmah yang luas. Arahkan pikiranmu pada pahala yang diberikan kepadamu berkat penilaian Allah Swt. atas dirimu. Sebuah kisah menceritakan bagaimana seorang syaikh melihat anak muda memasuki Makkah setelah musim haji berakhir. Anak muda itu putus asa dan sedih seperti kehilangan segalanya. Lalu syaikh  itu berkata kepadanya : “Demikian sering aku beribadah haji. Karenanya, berikan penderitaan dan kesengsaraan yang kau pikul padaku, dan aku akan memberikan semua ibadah hajiku kepadamu.” Yang demikian itu harus membuatmu yakin bahwa Allah melalui kondisi spiritualmu kini, telah melindungimu dari berbagai marabahaya kesombongan. Yang jgua seperti itu adalah segala sesuatu yang engkau alami, yang mungkin membuat jiwamu gelisah dan hatimu terluka.
Engkau curiga jangan-jangan engkau berada di ambang hukuman, yang merupakan keselamatan dan keuntungan bagimu, menurut pendapat kaum sufi terkemuka. Sebab, jika engkau tidak curiga seperti itu, engkau akan seperti orang sakit yang butuh penyembuhan. Seseorang pernah berkata kepada Hudzayfah, semoga Allah meridhainya : “Aku takut kalau-kalau aku ini munafik.”  Hudzaifah menjawab : “Jika engkau munafik, maka engkau tidak perlu takut kepada kemunafikan.” Yang paling penting dilakukan orang pencari adalah memperhatikan sikap ini, dan bersikap hati-hati kalau-kalau dia memilikinya, yaitu agar dia harus menyucikan amal-amalnya dan berhasil dalam usahanya. Hal itu akan menunjukkan niatnya dan ketulusan keinginannya.

Betapa banyak orang yang berusaha beribadah kepada Allah melalui amal-amal kepatuhan lahiriah sambil tetap memperhatikan keburukan-keburukan seperti keangkuhan, kesombongan, kepongahan, dan – demi usaha itu – terus menyusuri jalan perpisahan dan menjauh dari Allah. Betapa banyak orang yang meninggalkan dan mengingkari dunia ini, sementara orang paling hina dan memalukan pun menikmati kedudukan tinggi bersama Tuhannya, ketimbang golongan orang pertama! Sebab, orang yang mengalami kejauhan dalam kedekatan kepada Allah adalah orang yang diberi kedekatan melalui rasa takutnya, dan dengan demikian naik ke tingkat yang tinggi. Sebaliknya, orang yang melihat kedekatan dalam kejauhan, ditipu oleh rasa amannya, dan dengan demikian pun direndahkan direndahkan kedudukannya. Seperti dikatakan Ibn ‘Atha,’ Mungkin saja Dia akan membukakan untukmu pintu kepatuhan dan tanpa membukakan untukmu pintu penerimaan; atau barangkali Dia akan menetapkan dosa bagimu, sehingga dosa itu menajdi sarana untuk datang kepada-Nya.” Itulah makna ucapan : “Ada banyak dosa yang memberi sang pendosa jalan masuk surga.” Nah, jika jika engkau menambahkan pada hal itu persepsimu tentang kesalahan-kesalahan tersembunyi dan tentang apa yang telah disembunyikan jiwa rendahmu darimu dalam bentuk nafsu yang bisa mengalahkanmu. Maka itulah karunia paling besar. Ia selaras dengan jalan yang ditempuh orang-orang cerdik untuk menggelincirkan musuh-musuh mereka lewat kata-kata mereka sendiri; keadaan ini tak ada bandingannya.

Mungkin engkau akan mengatakan : “Tetapi yang pasti hal itu hanya bisa memperkuat keadaan yang tak sesuai denganmu?”. Dalam segala hal, terserah apda Tuhanmu untuk mengemukakan keberatan kepadamu, apakah engkau mengetahui buktinya atau tidak. Dan beruntung benar bahwa hak istimewa Tuhanmu jugalah yang membebaskan hamba-Nya dari tuduhan! Karena itu, jika engkau bisa menghindar dan menahan diri dari sebagian hal itu, maka yang demikian itu akan merupakan anugerah yang banyak, entah nasibmu berubah atau tidak. Sekalipun ada perubahan, kondisimu yang tercipta oleh perubahan akan selalu lebih ringan, lebih mudah ditanggung ketimbang kondisi yang digantikannya. Karena itu, ambillah keuntungan dari perbedaan antara penilaian Allah tentang dirimu dan penilaianmu sendiri. Mungkin yang demikian itu merupakan langkah menahan diri dari menyalahkan dirimu sendiri. Setelah mempelajari rahasia ini, engkau tidak akan tenang menghadapi berbagai kesengsaraan atau sangat tercekam berbagai kecemasan; seperti telah aku anjurkan, hendaknya engkau memandangnya lebih sebagai anugerah.

16.
“Tetapi”, orang boleh jadi berkeberatan, “ketiadaan perhatian moral atas hal semisal ini akan mengakibatkan berkurangnya kesedihan, yang pada gilirannya bakal menjurus pada pelanggaran atas prinsip yang telah engkau letakkan, yaitu bahwa hal-hal yang mengganggu jiwa dan membuat gelisah dan resah kalbu itu lebih baik. Dengan kata lain, hal itu akan menjurus pada penolakan apa yang lebih baik, seperti telah engkau uraikan. Selanjutnya, ia akan menjurus pada peremehan ketidakpatuhan dan perbuatan dosa serta pada berkurangnya ketakutan dan penyesalan.

Jawaban ata keberatan pertama adalah bahwa berkurangnya kesedihan dalam hal ini patut dipuji. Itu lebih baik ketimbang kondisi yang telah engkau gambarkan, sebab pengurangan ini mempunyai hasil-hasil yang bermanfaat dan kerugian muncul lantaran tak mampu mengurangi kesedihan. Adapun manfaat positifnya, ia menyebabkan didapatnya karunia Allah, dan anugerah-anugerah khusus, serta dilihatnya berlimpahnya kemurahan Allah. Dengan demikian, seseorang pun terangkat ke kedudukan syukur dan ke segala sesuatu yang mendorong ke hal-hal serupa. Tak ada sesuatu pun yangg menyamai hasil sangat menguntungkan ini. Adapun bahaya karena tak mampu mengurangi kesedihan adalah bahwa seseorang menanggung resiko kerugian dalam satu dari dua cara jika dia terus-menerus berada dalam keadaan sedih yang makin memuncak, sehingga kalbu dan jiwanya disibukkan dengannya. Cara pertama adalah, bahwa dia mungkin tergiring menuju keputus-asaan, dan kemurungan – dua macam keburukan paling berat.  Yang kedua adalah bahwa keengganan meliputi dan menyakitkan pikirannya. Adalah penting melindungi dan mempertahankan akal dari serbuan keengganan, sebab akal memberikan dukungan pada sang musafir. Akal yang lemah bukanlah sahabat yang baik.
Dengan adanya jawabanku atas keberatan pertama, maka keberatan kedua – bahwa seseorang tergiring untuk memandang keingkaran dan perbuatan dosa sebagai tak berarti – pun runtuh. Keadaan pikiran yang aku anjurkan sesungguhnya jauh lebih mendorong ke sikap menahan diri dan tobat, ketimbang rasa takut dan penyesalan itu sendiri. Aku menganjurkan suatu kecenderungan di mana perenungan menuntun seseorang menuju kedudukan yang membuatnya bisa lebih cepat menghindarkan diri dari nafsunya. Sikap itu memiliki kesamaan dengan kebahagiaan di hadapan Allah swt. Keagungan adalah kualitas yang dipupuk seorang hamba dengan cara menyadari jarak antara kekuasaan, keagungan serta kedaulatan tertinggi Tuhannya, dengan kehinaan, kerendahan, dan kekuranganmematuhi Tuhannya. Aku tidak ragu barang sedikit pun, bahwa akibat mengagumi Allah Swt ini, seorang hamba bisa menilai sendiri secara lebih akurat  besarnya tingkat pembangkangan ketimbang yang bisa dia capai lewat ketakutannya kepada Tuhan.
Alasannya adalah bahwa dalam keadaan takut, seseorang memusatkan perhatian hanya apada dirinya sendiri, dan pada bagaimana dia akan gagal mencapai tujuannya manakala dia jatuh dalam perbuatan dosa. Dalam keadaan kagum, sebaliknya, sang hamba melihat keagungan dan transendensi Tuhannya, dan kemudian berhati-hati kalau-kalau Tuhan melihat dia melakukan apa yang dibenci-Nya. Ada sebuah ucapan : “Orang yang menghindari perbuatan dosa lantaran berhati-hati agar tak terkena Hukuman-Nya, banyak jumlahnya; tetapi orang yang berbuat demikian karena takut pada ketelitian cermat-Nya, sangat sedikit jumlahnya.” Sikap yang aku anjurkan berpusat pada apa yang dicari. Apa yang telah engkau uraikan merupakan gambaran sang pencari, dan menurut pandangan kaum Sufi, ada perbedaan besar antara keduanya.

17.
Selain itu, yang sedang aku bicarakan ini berkaitan dengan sifat-sifat penghambaan. Ia adalah bagian integral dari kedudukan perenungan (musyahadah) tentang Tuhan, karena ia amengajari seseorang bagaimana mesti memimpin diri sendiri dengan benar di ahdapan Allah Swt. dengan memusatkan perhatian pada-Nya. Seseorang yang memiliki sifat-sifat seorang hamba, merasa semua kebutuhannya dipenuhi, seperti ditunjukkan oleh firman Allah Swt. “Bukanlah Allah cukup bagi hamba-Nya?” (Qs. 39:36). Seseorang yang merasa bahwa Allah cukup baginya, pasti menjadikan Allah sebagai penyembuh dan pemulihnya.
Akhirnya, kekhawatiran orang yang mengajukan keberatan tentang berkurangnya rasa takut, tidaklah beralasan sama sekali. Perasaan takut yang benar muncul karena pengetahuan mendalam sang hamba tentang bujukan jiwa rnedahnya dan perbuatan dosanya. Seseorang yang meiliki pengetahuan mendalam tentang jiwa rendahnya, melihat bahwa jiwa rendahnya adalah musuhnya yang paling jahat, sebab semua bujukannya membuka pintu bagi masuknya akibat-akibat yang membahayakan. Kemudian, orang itu mengundang amarah dan dendam jiwa rendah. Jiwa rendah memperdayakan dirinya dan menyebabkan dia jatuh ke dalam kejahatan yang berkedok kebaikan dan dia pun benar-benar tak menyadarinya. Jiwa rendah tak menjanjikannya batuan, tetapi justru meninggalkannya dalam keadaan sangat memerlukan, sebab jiwa rendah hanya ingin menyakiti dan menghancurkannya. Adakah musuh yang lebih memusuhi ketimbang itu.”

Allah Swt. telah memberitahukan hal itu kepada kita dalam sebuah kalimat yang sangat jelas dan tegas : Sesungguhnya jiwa rendah (nafsu) menyuruh kepada kejahatan.” (Qs. 12:53). Sifat-sifat jahatnya adalah sedemikian tupa, sehingga seseorang tidak bisa membayangkan dirinya dapat terbebas dari sifat-sifat itu kecuali lewat rahmat dan perlindungan Allah Swt. Seperti difirmankan oleh Allah Swt dalam ayat yang sama : “kecuali bila Tuhanku memberikan rahmatn-Nya.” (Qs. 12:53). Mengingat semuanaya ini, mana mungkins seseorang membayangkan bahwa rasa takut bakal berkurang? Tidak ada alasan bagi kepedulian orang yang berkeberatan. Betul-betul bertentangan. Rasa takut sangat mungkin bakal bertambah, disebabkan bertambahnya pengetahuan mendalam tentang Kebenaran Mistik. Itulah salah satu rahmat Allah Swt paling besar kepada hamba-Nya. Rahmat itu sendiri menjadi sarana untuk menemukan Rahmat; terlepas dari hubungan langsung dengan perbuatan sang hamba. Banyak orang melewatkan hal ini begitu saja, dan tidak menikmati manfaat-manfaat yang telah aku uraikan. Dan di luar manfaat-manfaat yang baru saja disebutkan, berbagai anugerah dan karunia pun bertambah dan meningkat, seperti dikatakan oleh kaum sufi :”Kedudukan-kedudukan dalam keyakinan sama sekali tidak membatalkan satu sama lain; justru semuanya itu memperkuat satu sama lain.”

Setelah kekaguman dan takut ini sepenuhny adisadari sang hamba, emlalui keduanya dia menerima warisan mulia, yang dengan warisan itu Allah Swt. memasukkan cahaya ke dalam kalbunya. Keuntungan segera dari cahaya ini adalah bahwa sang hamba dapat menyadari kesalahan dan kelemahan tersembunyinya. Cahaya itu menjadi tolok ukur baginya, dan membantunya mematuhi Tuhannya yang Mahaagung lagi Mahamulia. Ibn “Atha’ berkata : “Cahaya adalah tentara kalbu, persis seperti kegelapan adalah tentara jiwa rendah (nafsu). Karenanya, ketika Allah membantu hamba-Nya, Dia memperkuatnya dengan apsuka  cahaya, dan menyingkirkan darinya kekuatan kegelapan dan segala sesuatu selain Allah.” Ibn ‘Atha; memandang cahaya sebagai pelindung, senantiasa hadir dan mengawasi sang hamba dalam segala situasi; entah ketika sang hamba patuh, bersemangat, memiliki pengetahuan spiritual dan melihat terus menerus, atau ketika tidak patuh, semenetara jiwa rendah tak mampu membebaskan dirinya dari ketakpatuhan itu, karena dikalahkan dan ditawan, dan dengan demikian cenderung kepada ketidak patuhan, atau dalam kasus-kasus yang  lebih lazim atau di mana keinginan menguasai seseorang, sehingga dia tidak dapat menemukan kebahagiaan atau cahaya dalam berbagai anugerah yang diterimanya, tapi lebih mendapati anugerah itu sebagai membangkitkan rasa benci, membebani dan mengganggu.

18.
 Manfaat lainnya dari cahaya itu adaalah pengetahuan mendalam sang hamba tentang kekuatan jiwa rnedahnya. Pengetahuan itu membuang semua perilaku congkak dan sombong, entah dalam hubungannya dengan Tuhan atau dengans esama hamba Tuhan. Dengan demikian, sang hamba mempunyai sifat rendah hati, halus, lemah lembut, patuh dan ridha kepada Allah, dan kasih sayang, tidak sukamenyakiti orang lain, toleransi, saling mengingatkan sesama Muslim dengan tulus, mencintai apa yang baik bagi mereka dan membuat mereka bahagia. Singkat kata, sang hamba memimpin dirinya sendiri dengan benar di hadapan Allah Swt dengan harapan meningkatkan segenap anugerah dari-Nya dan mengurangi kesombongan perilaku dan kebanggan dirinya. Disadarinya bahwa hanya rahmat dan kebaikan Allah sajalah yang bisa membantu dia, dan satu-satunya tempat berlindung bagi dirinya adalah rahmat dan kebaikan-Nya.
Memohon ampunan Allah dan menerima maaf-Nya adalah keinginan paling utama seorang hamaba. Seperti akta seseorang. “Perhatian seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam terpusat hanya pada meminta ampunan.” Tentang orang-orang yang sangat ridha kepada-Nya, Allah Swt berfirman, “Banyak Nabi bersama dengan sejumlah besar orang bertakwa berperang. Mereka tidak menjadi lemah lantaran apa yang menimpa diri mereka di Jalan Allah, tidak lesu dan tidak menyerah. Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Qs. 3 : 146). Selanjutnya, Dia mengatakan : “Dan yang harus mereka katakan adalah : “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan berbagai tindakan berlebihan kami” (Qs. 3 : 147). Dituturkan sebuah ksiah tentang bagaimana Ibn Al-Mubarak mendatangi beberapa sahabatnya pada suatu hari dan berkata, “Kemarin aku berlaku lancang kepada Allah Swt. Aku meminta surga kepada-Nya.” Begitulah keadaan spiritual yang baik dari orang-orang seperti ini, dan sifat-sifat mulia mereka. Allah menghendaki agar kita beroleh manfaat karena menginginkan keadaan dan sifat serupa.

Karena berkah yang aku uraikan itu adalah milikmu, mengapa engkau tidak mengambil manfaat darinya?. Mengapa engkau menipu dirimu sendiri tentang semuanya itu, membuang-buang waktu berhargamu dengan menduga-duga Tuhan dan meremehkan apa yang Dia inginkan untukmu, hingga akhirnya engkau berada dalam kondisi yang telah engkau uraikan? Ibn. ‘Atha’ berkata : “Orang yang pada saat tertentu menginginkan agar terjadi sesuatu selain dari apa yang telah ditimpakan Allah pada saat itu, berarti berpegang kuat kepada kebodohan.”

Karenanya, isilah ingatanmu dengan pikiran-pikiran tentang kekuatan dan kekuasaan Allah. Jadikan caramu memohon ampunan sedemikian rupa, sehingga menghilangkan sisa-sisa kotoran yagn telah merasuk ke dalam jiwamu, sehingga engkau banyak berdoa seperti dilakukan oleh Utusan Allah, Yunus a.s. di dalam kegelapan, “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang yagn zalim.” (Qs. 21:87-88). Lalu Allah Swt. berfirman : “Maka Kami kabulkan doanya, dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang  beriman.” (Qs. 21: 87:88). Salah seorang ulama berkata : “Setiap orang beriman yang berdoa seperti Dzun Nun (Nabi Yunus a.s.), manakala dia dilanda kecemasan atau masalah-masalah serius, akan diselamatkan oleh Allah, seperti halnya Dia menyelamatkan Dzun Nun, sesuai dengan firman-Nya : “demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang beriman.”

19.
Sejauh ini kita telah mengkaji sampai di mana dosa dan keingkaran dalam keadaan spiritualmu. Kini, aku beralih pada kesalahan yang engkau sebutkan, seperti rongrongan hawa nafsu di saat timbul godaan; kegelisahan yang timbul dan beragai serbuan godaan, kesusahan, dan kegagalan serta tiadanya kesabaran. Semuanya itu adalah kelemahan-kelemahan yang ada di dalam kemanusiaanmu dan berakar kuat di dalam watak alaminya. Itu semua tidak usah disalahkan. Sesungguhnya, dalam keadaan-keadaan tertentu, kelemahan-kelemahan itu memiliki nilai positif, selama sang hamba mengakui berbagai kelemahan, kekurangan, kerendahan, kefakiran, dan kebutuhannya. Seperti dikatakan oleh Ibn “Atha’ “Saat terbaikmu adalah saat ketika engkau melihat dengan jelas hakikat kefakiranmu, dan engkau pun lalu pasrah.” Dia juga mengatakan, “Ketika saat-saat sulit datang, para pencari menikmati hari perayaan.” Sebab mereka mungkin menemukan keberlimpahan di waktu-waktu sulit yang tidak mereka temukan di dalam puasa dan shalat. Itulah cara Allah Swt. menguji beberapa orang pilihan-Nya.

Sebuah kisah bercerita bagaimana – ketika Abu ‘Utsman Al-Hiri bersama dengan gurunya, Abu Hafsh – dia mengulurkan tangan untuk mengambil kismis. Abu Hafs memegang kerongkongannya dan mecoba mengocok kismis itu agar keluar darinya. Ketika Abu Hafs sduah tenang, Abu ‘Utsman berkata : “Wahai Guru, aku tahu bahwa hal-hal duniawi ini tak berarti dalam pandanganmu; karena itu, bagaimana engkau begitu marah kepadaku soal kismis itu?”. Abu Hafsh menjawab : “Engkau bodoh telah meanruh kepercayaan pada kalbu yagn tidak diperintah oleh tuannya.”
Orang lain berkata : “Aku pernah bepergian bersama Al-Khawashsh. Kami berhenti untuk berkemah di bawah sebatang pohon. Kemudian datang seekor singa serta berbaring di situ untuk istirahat. Aku sangat takut. Lalu aku memanjat pohon itu dan berpegangan apda dahan sampai fajar tiba karena takut kepada singa itu. Tetapi Al-Kawashsh tidak memperhatikan binatang buas itu. Malam berikutnya kami berhenti untuk berisitirahat di sebuah masjid. Al-Khawashsh tertidur; tetapi ketika seekor kutu busuk melintasi wajahnya, dia menginjaknya. Aku berkata : “Sungguh aneh! Kemarin seekor singa tidak membuatmu tersentak ketakutan, malam ini engkau malah takut kepada seekor kutu busuk!”. Dia menjawab : “Kemarin aku tidak saadar; malam ini aku kembali sadar. Itulahs ebabnya aku takut.”
Sahl ibn ‘Abd Allah, semoga Allah meridhainya, berkata : “Allah membebani orang-orang pilihan dengan kefakiran. Dia buat mereka merasa membutuhkan makhluk, dan kemudian menaruh dalam hati mereka penangkalnya. Dengan begitu, Dia melarang roang-orang bergantung kepada makhluk, agar mereka kembali kepada-Nya. Ketika orang-orang pilihan ini kembali kepada-Nya dalam keadaan pasrah, Dia memberi mereka rezeki yang tidak mereka perhitungkan sebelumnya. Dituturkan bahwa seseorang melihat, di sebuah daerah Kristen, seorang sufi yang mengajarkan pengakuan akan keesaan Allah, sikap tak terpengaruh dan kebergantungan penuh kepada Allah Swt. Dalam keadaan sangat miskin dan memerlukan, dia meminta sesuatu kepada bekas muridnya. Menjawab permintaan itu, sang murid melantunkan bait-bait ini :
Kala kami bertindak sebagai pembimbing
Kami berada di atas segenap tuan dan hamba
Tapi kala kami berasa di bawah
Kehinaan kami melebihi kehinaan kaum Yahudi.
Sebaliknya, yagn patut disalahkan adalah jiwa rendah. Penyebab hal itu adalah tiadanya keyakinan, dan akibatnya adalah hal-hal yang bisa digolongkan sebagai dosa.
Perhatian apa yang aku bicarakan ini. Kemudian ketika sebagian masalah yang engkau keluhkan ini menguasaimu, amalkan sifat penghambaan, kepada Tuhanmu dengan menyeru-Nya : “Wahai Engkau yang Mahakaya, kepada siapa lagi orang miskin pergi, kalau bukan keapda-Mu?” di saat lemah : “Wahai Engkau yang Mahakuat, kepada siapa lagi orang lemah pergi, kalau bukan kepada-Mu?”, di saat kamu berbuat : “Wahai Engkau Yang Mahakuasa melakukan segala sesuatu, kepada siapa lagi orang tak berdaya pergi, kalau bukan kepada-Mu?” Dan di saat dalam kehinaan : “Wahai Engkau yang Mahamulia, kepada siapa lagi orang hina pergi, kalau bukan kepada-Mu?” seorang ahli makrifat berkata : “Orang bersabar dalam hal itu, pasti dikabulkan doanya.” Dan Ibn “Atha’ berkata : “Insyafi sifat-sifatmu sendiri, maka Dia akan menuntunmu untuk mengetahui sifat-sifat-Nya, Insyafi kelemahanmu, maka Dia akan membimbingmu menuju kekuatan-Nya.”
Manfaatkan dorongan keyakinan, dan yakinlah terus, jika kau mau sungguh-sungguh mempelajari ilmu kaum sufi. Jadikan keyakinan itu landasan segala usahamu. Tekunlah dalam belajar, sebagai kewajiban yang harus dijalankan, dan jangan pedulikan orang lain yang bakal menyimpangkanmu darinya atau mencemarkan tasawuf, entah dalam diri atau dalam tulisan, entah secara langsung atau tidak langsung. Adalah memalukan bila seseorang yang cerdas dan memiliki pemahaman diperkenalkan pada satu persoalan dan tidak bisa mengambil manfaat darinya, dan lebih-lebih jika seorang pemfitnah berhasil memalingkan darinya dari hal itu, seperti abrus aja kukemukakan.
Dalam surat sebelumnya, aku menulis tentang tulisan-tulisan sufi yang mesti engkau abca. Aku menyebutkan bahwa  yang terpenting di antaranya adalah kitab karya Syaikh Abu Thalib. Keinginanmu untuk menelaah dan mengkaji kitab ini mestilah sama dengan keinginan untuk mencari apa apa yang bisa mengakhiri kekalutanmu dan mengobati penyakitmu. Di sini aku sebutkan kitab  Qut Al-Qulub (Santapan Kalbu). Kitab itu akan membantumu mencapai setiap tujuan yang engkau cari. Mulailah dengan bergaul bersama seorang yang beriman kuat dan memiliki kematangan spiritual, dan dengan memperhatikan masalah-masalah yang merugikanmu dan yang menguras inti keberadaanmu. Aku belum mengetahui dewasa ini seorang yang sangat ahli seperti guruku, Sulayman, semoga Allah merahmatinya. Karena itum terimalah darinya apa saja yang engkau pandang membantumu dalam memperkaya akalbumu dan memelihara hubunganmu dengan Tuhanmu. Belajarlah mengucapkan shalawat atas Nabi Muhammad saw.; sebab aku tahu beberapa sufi menyebut-nyebut shalawat sebagai sarana memperkuat keyakinan. Karenanya, tingkatkan amal-amalmu dalam hal itu.

21.
Inilah pandanganku tentang cara-cara yang tepat untuk menghilangkan kekalutanmu dan mengobati penyakitmu, asalkan engkau mau mengamalkannya. Tetapi, jika engkau tidak mau mengamalkan hal itu,d an dengan begitu tidak menemukan kepuasan dari nikmat-nikmat Tuhan Yang Maha Rahman ketika engkau menapaki jalanmu kecuali dalam cara-cara lahiriah maka aku yakin bahwa engkau bakal bekerja keraas salam seribu tahun, dan tak bakal pernah memuaskan keinginan-keinginanmu atau menemukan apa yang ttengah engkau cari. Kemajuan yang engkau raih akan tetap merupakan harapan yang jauh. Setelah engkau mengerjakan semua amalan yang aku anjurkan ini, dan kalbumu tak lagi mengalami kebingungan, maka engkau telah siap mendekati rahmat-rahmat Allah yang mengagumkan.
Kemudian, sudah abrang tentu, engkau mesti bersabar dalam amalan-amalan ini selama sisa hidupmu. Segala sesuatu yang aku bicarakan dalam surat ini dimaksudkan mengajarimu secara sederhana cara bergerak maju meraih tujuan yang engkau inginkan, dengan bantuan Allah. Ia adalah suatu metode spiritual. Ia tidak melibatkan amalan-amalan fisik, kecuali seperti yang diperlukan dalam berbagai hal biasa, dan tidak ada kerja yang menguras tenaga secara psikologis. Dalam hal ini hakikat metode itu dapat segera dipahami dan mudah dimengerti. Hanya saja, untuk bisa benar-benar mencapai tujuan itu, kita mesti bergantung sepenuhnya pada Allah Swt. dan memusatkan perhatian penuh kepada-Nya di sepanjang jalan kesabaran. Ini akan memberikan kebahagiaan luar biasa. Dan inilah awal dari apa yang dibicarakan kaum sufi. Orang yang sabar bakal benar-benar bisa mencapainya.

Sahl Ibn ‘Abd Allah berkata : “Seorang hamba dalam segala keadaan, harus berjalan menuju Tuannya. Tindakan kembalinya, terus menerus kepada-Nya merupakan keadaan spiritual paling baik dalam diri sang hamba. Manakala dia tidak patuh’ dia berkata : “Ya Tuhan, ampunilah aku.” Dan manakala ketakpatuhannya berakhir, dia mengatakan : “Ya Tuhan, berpalinglah kepadaku.” Dan manakala Dia sudah berbuat begitu, sang hamba pun berkata : “Ya Tuhan, terimalah daku.” Mengomntari akta-kata Nabi saw. : “Dia menjadikan segala sesuatu mudah, karenanya jangan mempersulitnya.” Salah seorang sufi berkata : “Maksud ucapan itu ialah :”Bimbinglah mereka kepada Tuhan dan jangan kepada sesuatu selain-Nya; sebab orang yang menuntunmu kepada dunia ini telah menipumu, dan orang yang menuntunmu kepada Tuhan telah melindungimu.”

22.
Hanya orang yang kalbunya hidup dengan keimanan saja yang mampu menempuh Jalan ini. Tandanya yang pasti adalah bahwa orang seperti ini bangkit, bersiap siaga dan peka dalam amalan keagamaannya manakala timbul berbagai perubahan dan rintangan, entah dalam bentuk kesempitan atau keluasaan. Orang yang kalbunya mati, dan yang kebal terhadap hal-hal semisal itus erta asyik beanr mengumbar hawa nafsunya dalam kejahatan, tidak boleh memandang hal ini. Orang semacam itu hanya makin bertambah saja pengetahuannya tentang kejahatan dan kemaksiatan, dan akan mendapati kelakuannya hanyalah kesesatan dalam kerugian. Dia mesti menghindari racun mematikan dan menyibukkan diri dengan berbagai peringatan tentang keingkaran yang telah sampai kepada kita di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta ucapan-ucapan para ulama. Dan dia mesti pula memperhatikan batas-batas dan sangsi-sangsi hukum di alam jasmani maupun ruhani. Tak ada obat lain buat jenis penyakit ini.
Terlepas dari apa yang telah aku jelaskan dalam uraian singkat dan tak memadai ini, aku tak berbicara lebih dari ini dalam masalah itu. Yakinlah ini dan amalkanlah, sebab ini adalah cara yang mujarab dalam menuju kebaikan dan peningkatan. “Dan Allah berjaya dalam urusan-Nya.” (Qs.12:21). “Jika Allah menolongmu, maka tak bakal ada seorang pun mampu mengalahkanmu; dan jika Allah tidak menolongmu, lantas siapa lagi yagn bsia menolongmu?” (Qs. 3:160). Segala sesuatu kembali kepada-Nya. Karena itu, sembahlah Dia, dan berimanlah kepada-Nya, sebab cukuplah Allah bagi orang yang bertawakal kepadanya.

Kembali ke Daftar Isi

Silahkan Bagikan Artikel ini

Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Ditulis oleh:As Hakim.Ppa on Mei 20, 2017 - Rating: 1.5
Title : ' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KEDUA
Description : Terjemah Kitab " SURAT-SURAT SANG SUFI " Muhammad Ibn ‘Abad SURAT KEDUA Kepada Muhammad ibn Adibah. Surat untuk men...

0 Response to "' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KEDUA"

Posting Komentar

Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Lihat versi seluler
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Silahkan Di subcribe

Cara Download Disini

Beli Kitab Klasik dan buku Islami

Tulisan Terbaru

INGKANG KATAH DIPUN PERSANI

  • Download Kitab Kuning Klasik (dengan Makna ala Pesantren/Makna Petuk)بالمعنى على فسانترين
    Download Kitab Kuning / Klasik (Dengan Makna Ala Pesantren) Dengan rasa Syukur kepada Alloh, kembali blog PPa menghadirkan k...
  • Download Kitab Matan Ghoyah wat Taqrib (Dengan makna ala Pesantren) متن الغاية والتقريب مع الترجمة
    Matan Ghoyah wat Taqrib (Dengan makna ala Pesantren) متن الغاية والتقريب مع الترجمة   باللغة الجاوية والمعنى على فسانترين ...
  • Daftar Kitab Kuning makna ala pesantren /Makna Petuk Pdf (2)
    Kitab Kuning makna ala pesantren /Makna Petuk =========================================== Silahkan BELI Kitab makna pesantren  Klik Disini =...
  • Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus (Bab 1 "Taubat")
    Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Al-hawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atho’illah as Sakandari Puji syukur Ki...
  • Download Kitab KIFAYATUL AWAM (Dengan Makna Ala Pesantren) تحقيق المقام على كفاية العوام فيما يجب عليهم من علم الكلام للشيخ محمد الغضالي
      KIFAYATUL AWAM  (Dengan Makna Ala Pesantren)   تحقيق المقام على كفاية العوام فيما يجب عليهم من علم الكلام للشيخ محمد الغضالي بالمعنى على...
  • Kitab Kuning Klasik Terjemah pdf 1
     Kitab Kuning Klasik Terjemah pdf 1 Kembali lagi setelah kami sampaikan daftar link  Download kitab klasik berbahasa arab  .  Kitab klasik m...
  • Download Kitab Ihya 'Ulumuddin إحياء علوم الدين Juz 2 (Makna ala Pesantren)
    Kitab Ihya 'Ulumuddin Imam Al-Ghazali Juz 2 Makna ala Pesantren   إحياء علوم الدين   تصنيف   حجة الإسلام  الإمام أبي حامد الغزالي  وهو أ...

DOWNLOAD KITAB KHUSUS ARAB

Arsip Blog

  • ►  2025 (18)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2024 (46)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2023 (186)
    • ►  Desember (9)
    • ►  November (9)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (18)
    • ►  Agustus (23)
    • ►  Juli (16)
    • ►  Juni (11)
    • ►  Mei (15)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (18)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (27)
  • ►  2022 (430)
    • ►  Desember (26)
    • ►  November (23)
    • ►  Oktober (31)
    • ►  September (41)
    • ►  Agustus (52)
    • ►  Juli (50)
    • ►  Juni (66)
    • ►  Mei (39)
    • ►  April (41)
    • ►  Maret (27)
    • ►  Februari (11)
    • ►  Januari (23)
  • ►  2021 (326)
    • ►  Desember (42)
    • ►  November (31)
    • ►  Oktober (45)
    • ►  September (21)
    • ►  Agustus (30)
    • ►  Juli (31)
    • ►  Juni (11)
    • ►  Mei (20)
    • ►  April (48)
    • ►  Maret (19)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (20)
  • ►  2020 (308)
    • ►  Desember (18)
    • ►  November (10)
    • ►  Oktober (23)
    • ►  September (48)
    • ►  Agustus (21)
    • ►  Juli (21)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (18)
    • ►  April (13)
    • ►  Maret (30)
    • ►  Februari (40)
    • ►  Januari (58)
  • ►  2019 (428)
    • ►  Desember (51)
    • ►  November (41)
    • ►  Oktober (31)
    • ►  September (32)
    • ►  Agustus (43)
    • ►  Juli (31)
    • ►  Juni (49)
    • ►  Mei (77)
    • ►  April (28)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2018 (197)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (27)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (21)
    • ►  Mei (22)
    • ►  April (33)
    • ►  Maret (33)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (17)
  • ▼  2017 (91)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (6)
    • ▼  Mei (10)
      • ' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KEEMPAT
      • ' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KETIGA
      • (An-Nashaih 36 ) Senang Terhadap Pujian, Bencana B...
      • (An-Nashaih 35 ) Amal Perbuatan Yang Baik
      • (An-Nashaih 34 ) Perilaku Para Ulama
      • (An-Nashaih 33) Memanfaatkan Ilmu Serta Mensyuku...
      • ' SURAT-SURAT SANG SUFI ' SURAT KEDUA
      • " SURAT-SURAT SANG SUFI " SURAT PERTAMA
      • 'SURAT-SURAT SANG SUFI' RIWAYAT HIDUP IBN ‘ABBAD
      • SURAT-SURAT SANG SUFI Muhammad Ibn ‘Abad"
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (9)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2016 (144)
    • ►  Desember (21)
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (33)
    • ►  September (26)
    • ►  Agustus (16)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (266)
    • ►  Desember (15)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (14)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (25)
    • ►  Mei (29)
    • ►  April (58)
    • ►  Maret (64)
    • ►  Februari (17)
    • ►  Januari (31)
  • ►  2014 (237)
    • ►  Desember (36)
    • ►  November (23)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (14)
    • ►  April (15)
    • ►  Maret (43)
    • ►  Februari (33)
    • ►  Januari (42)
  • ►  2013 (262)
    • ►  Desember (15)
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (36)
    • ►  Juni (21)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (27)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (21)
    • ►  Januari (64)
  • ►  2012 (458)
    • ►  Desember (87)
    • ►  November (34)
    • ►  Oktober (16)
    • ►  September (31)
    • ►  Agustus (33)
    • ►  Juli (51)
    • ►  Juni (118)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (23)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (22)
    • ►  Januari (31)
  • ►  2011 (65)
    • ►  Desember (62)
    • ►  November (3)

Isi Blog PPA Yg Bisa di Download

KITAB KLASIK PENGAJIAN mp3 TAUSYYAH
  • 1* Download Al-Quran Digital dan terjemahan Untuk PC dan HP

  • 2* KITAB KUNING MAKNA ala PESATREN

  • 3* KITAB KUNING KLASIK ala PESANTREN

  • 4* KITAB-KITAB HADITS

  • 5* KITAB-KITAB TERJEMAH

  • `6* KITAB KUNING PESATREN mp3

  • 7* BAHTSUL MASA'IL PONDOK PESANTREN

  • 8* Ebook islami

  • 9* KITAB IRSYADUL-'IBAD mp3

  • 10* KITAB KUNING KHUSUS ANDROID dan HP java

  • 1. AL HIKAM mp3. KH.ABD WAHID ZUHDY

  • 2. KISAH PERANG BADAR mp3, KH ABD WAHID ZUHDY

  • 3. SULAMUTTAUFIQ mp3, KH ABD WAHID ZUHDY

  • 4. FIQIH/'UBUDYYAH mp3, KH ABD WAHID ZUHDY

  • 5. Pengajian Gus Mus Kitab Nashoihul Ibad (mp3)

  • 6. PENGAJIAN,MANAQIB,ISTIGHOTSAH KH.ASRORY

  • 7. TERJEMAH IHYA' ULUMUDDIN mp3

  • 8. DOWNLOAD VIDEO & MP3 AUROD PPA

  • 9. SHOLAWATAN H.MUAMMAR ZA mp3

  • 10. MUROTTAL H.MUAMMAR ZA. dll. mp3

  • 11. QIRO'TUL QUR'AN H.MUAMMAR ZA dll. mp3

  • 12.SHOLAWAT ala HABIB SYECH BIN ABDUL QODIR

  • 13.SHOLAWAT,NASYID,QOSIDAH,PUISI




  • TAUSIYYAH HABIB UMAR MUTOHHAR

  • HABIB LUTHFI BIN YAHYA

  • TAUSIYYAH HABIB NAUFAL SOLO

  • PUISI TERBAIK GUS MUS

  • KH ASRORI AL-ISHAQY

  • HAUL PONDOK PETA



  • Daftar Terjemahan kitab

  • Syarah Al Hikam Ibnu Ato'illah

  • At-Tanwir Fi Isqothid Tadbir

  • Tajul 'arusy Ibnu 'Atho'illah

  • Fathur-Robbani Wal Faydhur Rahmany

  • Futuhul Ghoib

  • Wejangan Syeikh Abdul Qodir

  • Manaqib Syeikh Abdul Qodir

  • Risalatul Qusyairiyyah

  • (Washoya) An-Nasho'ih Imam Harits Al Muhasibi

  • Kimyyaus-Sa'adahAl-Ghozaly

  • Surat-surat Sang Sufi

  • Asy-Syamail-Muhammadiyah

  • Mantiqut-Thair

  • Membumikan Al-Qur'an

  • Renungan Tentang Umur Manusia

  • Keajaiban Dlm Tubuh Kita

  • Fihi ma Fihi Ar-Rummi

  • At Ta'aruf li madzhabi Ahli at Tashawwuf

  • Kitab "RO-AYTULLOOH"

  • Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

  • Ayyuhal Walad al Ghozali

  • Misykatul anwar Al-Ghozali

  • Mukasyafah al QulubAl-Ghozali

  • Risalah Adab Sulukil Muriid


  • Like Fb PPa

    PANJENENGAN TAMU INGKANG KAPING

    Niki Kulo

    Foto Saya
    As Hakim.Ppa
    Khodim Padepokan Padang Ati (PPA)
     Lihat profil lengkapku

    Download Software Pc & Android

    Download Video Pengajian, Sholawat dan lagu

    Labels

    ebook islami (869) kitab kuning terjemah (669) Kitab makna gandul (311) Syarah Al-Hikam (143) BAHASAN SUFI (119) AL-GHOZALI (110) KISAH SUFI (108) RISALATUL-QUSYAIRIYYAH (89) Kitab At-Tanwir (86) HIKMAH SUFI (85) kitab HADITS (82) AJARAN KAUM SUFI (77) Al-Qur'an (76) FUTUHUL GHOIB (71) ALHIKAM (64) Kitab karya ulama Nusantara (64) ebook muslimah (63) KITAB KUNING KLASIK (60) Fathur-rabbany (59) KITAB NAHWU (58) Melihat Allah (53) NU (49) TAFSIR JALALAIN (46) Doa (41) An-Nashoih (38) PENGJIAN (38) KITAB KUNING MP3 (36) Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi (36) PPA (33) Attibyan fiiaadabi hamalatil qur'an (32) Hikmah Ibnu Ato'illah (32) ibnu 'aroby (32) Hikmah Al Jilany (31) Misykatul anwar (31) Mukasyafatul qulub (30) Tajul Arus (30) al haddad (30) kitab ISLAM KLASIK (25) m.Qurais S (25) IBNU ATO'ILLAH (24) KEAJAIBAN ALQUR'AN (24) Adab sulukil Murid (23) IHYA'ULUMUDDIN AL GHOZALY (23) syeh ahmad asymuni (23) tafsir al Ibriz (21) AS – SYAMAIL (20) Al Misbah (20) SHOLAWATAN (20) SURAT-SURAT SANG SUFI (20) fiqh kehidupan (20) pengajian (19) Fihi ma Fihi (18) WALI SONGO (18) KHUTBAH JUM'AH (17) Tafsir Ilmi (17) Manaqib Syeih Abdul Qodir aljiilany ra (16) Sharaf (15) cak nun (15) Filsafat (14) SOFTWARE ISLAMI (14) Syeikh Hasyim asy'ari (14) NASHO'IHUL 'IBAD (13) karya SYEIH NAWAWI BANTEN (13) KITAB MANTIQUTTOIR (12) THORIQOT (12) wahabi (12) Ayyuhal walad (11) Hamka (11) KITAB KIMYYATUSSA'ADAH (11) Keajaiban di Dalam Tubuh Kita (11) Muammar (11) Nahwu (11) Agus sunyoto (10) M idrus R (10) QOSIDAH BURDAH (9) Tafsir Fathul qodir (9) fiqih (9) Bahasa arab (8) MAULID (8) falak (8) 40 Hadist sohih (7) Fiqih anak (7) Kitab Bahasa Sunda (7) Sayyid Maliki (7) Zaadul maad (7) ebook islam (7) ihya' KITAB TENTANG NAFSU (7) kamus arab-indo (7) ramadhan (7) Adabiyyah (6) Arbain nawawiyah (6) Biografi sahabat Nabi (6) Faroid (6) Misykaat Al-Mashabiih (6) RENUNGAN TENTANG UMUR MANUSIA (6) Taudhihul Adillah (6) alhikam SYEIH IBNU 'ATO'ILLAH ASYAKANDARI MP3 (6) at-tirmidzi (6) haid (6) sunan kalijaga (6) KITAB TASAWUF (5) Percikan Ihya (5) legenda (5) 1001malam (4) ABDUL WAHID ZUHDY (4) Bukhori (4) Humor Sufi (4) Ihya-ma'na (4) KISAH MADHAHIBUL ARBA'AH (4) MUROTTAL (4) Sujiwo tejo (4) asshowi (4) puasa (4) sejarah (4) siyar alam (4) syeikh Nawawi al jawi (4) Asbabul Wurud (3) Nikah (3) Qurban (3) RISALAH LADUNIYYAH (3) Raudhah al-Thalibin (3) Sajarot kaun (3) Syekh Abdul Qadir Jaelani (3) al Buthi (3) az zuhud (3) haji (3) ibnu sina (3) jam'ul jawami (3) tajwid (3) Al Mu’jam Ash Shaghir (2) BAHTSUL MASA'IL (2) Balaghah (2) FADHILAH (2) KH ASRORY (2) KISAH MADHAHIBUL ARBA'AH (2) bahasan tanwirul qulub (2) kitab (2) GUS MUS (1) Hp Santri (1) IBNU ATO'ILLA (1) PUISI (1) SAHABAT NABI (1) SEJARAH PON PES (1) USHUL FIQIH (1) WAHBAH ZUHAILI (1) al (1) habib Umar bin Hafid (1) kh Maimun Zubair (1) kit (1) kitab klasik untuk hp (1)

    Sahabat PPa

    MONGGO SHOLAT

    Copyright © 2012 Padepokan Padang Ati (ppa) - All Rights Reserved
    Design by AS HAKIM PPA - Blogger Templates - Powered by Blogger