بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 243-247
243-247.
“ILMU YANG BERMANFAAT”
٭ العلمُ النَّافِعُ
هُوَالَّذى يَنْبَسِطُ فىِ الصَّدْرِ شعاعهُ وَيَنكَشِفُ بهِ عن القلبِ قناعهُ ٭
234. “ Ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang
sinarnya bisa meluas dalam dada, dan bisa membuka penutup hati.”
Ilmu yang manfaat yaitu
ilmu hati, yang bisa membersihkan hati dari kotoran-kotoran hati, mulai dari
aibnya nafsu, aibnya hati, aibnya ruh, dan aibnya sir, dan setelah bersih akan
terisi dengan sifat kamal, seperti iman, yaqin,
tumu’ninah, muroqobah, musyahadah dan akhlaq-akhlaq hasanah lainnya.
Sinarnya ilmu yang meluas
didada yaitu munculnya yaqin, ridho, taslim(pasrah), merasakan manisnya iman,
dan munculnya ma’rifat, dan itu semua akan menimbulkan rasa takut dan malu
kepada Alloh, tenang dan tumu’ninah dan akhlaq-akhlaq hasanah lainnya.
Dan ilmu yang bisa
membuka penutup hati seperti ghoflah (lupa kepada Alloh), adapun sebab nya
ghoflah yaitu : ridho dengan hawa nafsunya, sebabnya ridho dengan hawa nafsu
yaitu : cinta pada dunia, dan cinta dunia itu pangkal daripada dosa/kesalahan,
yang akan menimbulkan hasud, sombong, marah, benci, bakhil, cinta kedudukan,
kerasnya hati dan sifat-sifat tercela lainnya. Dan barang siapa hatinya telah
terbuka dari sifat-sifat tercela
tersebut, maka akan muncul sinarnya ilmu. Karena Ilmu billah itu Nur/cahaya
dalam hati.
Syeih Junaid berkata :
Ilu itu ialah mengenal Tuhanmu dan tidak melampaui kedudukan dirimu(kedudukan
hamba).
Nabi Dawud as. Berkata :
Ilmu dalam dada bagaikan lampu dalam rumah. Imam Malik ra> berkata : Yang
bernama ilmu itu bukannya kepandaian atau banyaknya meriwayatkan, tetapi ilmu
itu hanya Nur yang diturunkan Alloh kedalam hati manusia, dan berguna untuk
mendekatkan diri manusia kepada Alloh, dan menjauhkannya dari kesombaongan.
٭ خيرُالعلمِ
ماكانَتِ الخشيَةُ معهُ ٭
244. “Sebaik-baik ilmu yaitu yang disertai khosyyah(
takut yang disertai mengagungkan Alloh).”
Ilmu yang tidak disertai
khosyyah itu tidak ada kebaikannya sama sekali, sebab khosyyah itu sebagai
hujjah/bukinya ilmu.
Alloh berfirman :
“Sesungguhnya yang benar-benar takut kepada Alloh dari para hambaku itu, hanya
orang-orang alim(berilmu).
٭ العلمُ ان
قاَرَنـَتـْهُ الخشيَةُ فلكَ وَالاَّ فَعلَيْكَ ٭
245. “ Ilmu yang disertai takut kepada Alloh itu
yang menguntungkan/manfaat bagimu, dan jika tidak maka itu membahayakan kamu.”
Karena ilmu yang disertai khosyyah (takut dan
mengagungkan Alloh), itu akan mencegah manusia dari ghoflah dan semua
penyebabnya. Dan akan menimbulkan
semangat untuk taqorrub kepada Alloh yang akan memperoleh makrifatulloh.
Sebaliknya ilmu yang tidak disertai khosyyah, akan menjadi bencana baginya,
karena maksiatnya orang berilmu itu jauh lebih jelek dibandingkan maksiatnya
orang bodoh.
Rosulullh saw. Bersabda
: “Kecelakaan bagi orng bodoh itu hanya sekali, dan kecelakaan bagi orang yang
berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya itu sepuluh kali.”
Beliau juga bersabda :
“Akan keluar pada ahir zaman orang yang mencari dunia dengan kedok agama,
memperlihatkan dimuka orang bulu domba karena lunak/lemah lembut, lidahnya
lebih manis dari madu, tetapi hatinya hati srigala. Alloh akan berkata pada
mereka : Apakah kamu akan menentang kepadaKu, atau mempermainkan Aku, maka demi
kebesaranKu, Aku akan menurunkan kepada mereka ujian fitnah, sehingga orang
yang tenang menjadi kebingungan”.
Sabda Rosul saw. lagi :
“Akan tiba suatu masa pada umat manusia, tiada tinggal dari Al-Qur’an kecuali
tulisannya saja, dan islam tinggal hanya namanya saja, hati
orang-orangnyakosong dari petunjuk hidayah, dan masjid hanya penuh dengan jasad
manusia yang tak berhati taqwa, sejahat-jahat manusia waktu itu ialah para
ulama’, sebab dari mereka sumber fitnah dan kepada mereka pula
kembalinya”. Abu-Hurairoh berkata:
bersabda Nabi saw. : “Siapa yang belajar ilmu agama, tidak untuk mencapai
keridhoan Alloh, tidak mempelajarinya kecuali untuk mencapai kepentingan dunia,
maka ia tidak akan mendapat bau surga pada hari kiamat”. Al-Hasan berkata : Siksa bagi seorang alim
yaitu mati hatinya. Ketika ditanya: bagaimana matinya hati itu? Jawabnya :
Mencari dunia dengan menjual amal akhirat. Dan lebih jahat lagi jika ia
menjilat kepada raja (penguasa) untuk mencari keuntungan dari uang haram atau
syubhat, maka yang demikian terang-terangan menantang murka Alloh.
٭ متىٰ المكَ عَدَمُ
اِقْبالِ النّاسِ عليك اوْ تَوَجُّهُمُ بِالذ َّمِّ اليكَ فارْجِعْ الىٰ عِلمِ
اللهِ فيكَ فَاِنْ كانَ لايَقـْنعُكَ عِلمُهُ فَمُصِيبَتكَ بِعَدَمِ قناعتِكَ
بِعلمهِ اشَدُّ من مصِيبَتِكَ بِوُجُودِ الاذىٰ منهُمْ ٭
246. “ Apabila hatimu sakit sebab tidak
menghadapnya orang-orang kepadamu, atau menghadapnya meraka dengan mencela
kepadamu, maka kembalilah pada ilmu Alloh kepadamu( pengetahuan Alloh tentang
keadaan dirimu), maka apabila engkau tidak puas dengan pengetahuan Alloh kepada drimu itu, berarti engkau
mendapat bala’/musibah yang lebih besar
karena engkau tidak puas terhadap pengetahuan/ilmu Alloh, bala’ itu lebih besar
dari bala’ sekedar diganggu oleh sesama manusia.”
Seorang hamba seharusnya
hanya memperhatikan ridho dan murka Tuhannya saja, tidak senang kecuali
diridhoi oleh Alloh, dan tidak susah kecuali jika dimurkai oleh Alloh. Adapun
pujian dan hinaan dari manusia datang/menghadap kepadamu atau
pergi/meniggalkannya orang dari kamu tidak harus dihiraukan. Karena pengetahuan
Alloh terhadap dirimu itu yang harus kita perhatikan. Sebab jika engkau disisi
Alloh baik dan mulia, maka biarpun semua orang meniggalkanmu dan menghinamu,
niscaya kamu tetap baik dan mulia. Dan sebaliknya bila kamu disisi Alloh buruk
dan tercela, walaupun semua manusia memuji kamu, maka engkau tetap mendapat
siksa dan binasa. Akan tetapi kalau kamu
masih sakit hati dan susah sebab ditinggalkan manusia dan dihina manusia
berarti kamu tidak puas(tidak merasa cukup) dengan ilmu Alloh (pengetahuandan
penglihatan Alloh terhadap dirimu), dan
itulah bala’ dan musibah terbesar bagimu.
٭ ارادَ ان
يُزْعِجَكَ عن كُلِّ شىءٍحتىّٰ لايشغلكَ عَنْهُ بشىءٍ ٭
٭ انَّماَ اجْرَى
اْلاَذٰى على اَيدِيهِمْ كيلاَ تكُونَ ساكِناً اليهِمْ ٭
247, “ Sesungguhnya Alloh menjalankan/melakukan
gangguan kepadamu lewat tangan-tangan manusia, supaya kamu tidak condong kepada
mereka. Dan Alloh sengaja membuat hatimu
jemu/jengkel dari segala sesuatu(selain Alloh),
supaya tidak ada sesuatu yang bisa melupakan kamu kepada Alloh (tidak
ada yang mengganggu kamu ingat pada Alloh).”
Seorang hamba apabila condong, tunduk, dan
berharap kepada manusia, itu akan membahayakan hatinya. Syeikh Abul-Hasan As-Syadzily ra. Berkata :
Guruku berwasiat kepadaku, kata beliau : Larilah dari kebaikan (bantuan) orang,
melebihi dari larimu karena kejahatan orang kepadamu, sebab kebaikan orang itu membahayakan hatimu,
sedang kejahatan orang itu hanya membahayakan badan/jasmanimu, dan bahaya jasmani itu lebih ringan dibanding
bahaya hati. Sesungguhnya jika ada musuh
yang mendekatkan kamu kepada Alloh, itu lebih baik daripada teman yang
memutuskan kamu dari Alloh.
Syeikh Abdus-Salam bin Masyisy
berdo’a : Ya Alloh, ada orang yang minta kepada-Mu supaya semua orang tunduk
kepadanya, maka engkau telah memperkenankan dan mereka puas dengan itu,
sebaliknya saya minta supaya semua
makhluk menjauh daripadaku, sehingga tidak ada bagiku tempat berlindung dan
berharap kecuali hanya pada-Mu.
Rosululloh saw. Bersabda
: Siapa yang memberimu kebaikan, maka lekaslah engkau balas dengan kebaikan
yang seimbang, jika kamu tidak dapat membalas maka do’akanlah orang itu.(supaya
kamu tidak berhutang budi kepadanya). Adapun Do’anya : Jazaka-llohu khoiro(
semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan).
Muhammad bin al-Hasan berkata : Ketika saya sedang berputar-putar di
bukit lubnan, tiba-tiba ada seorang pemuda yang keluar dari bukit, badanya
hangus karena serangan angin samum, ketika pemuda itu melihat padaku, tiba-tiba
ia melarikan diri, lalu saya kejar, dan ketika ia telah berhenti, saya minta
nasihat kepadanya, maka ia berkata :
Berhati-hatilah dari pada Alloh, karena Alloh itu sangat cemburu, Alloh tidak
suka melihat dalam hati hambaNya sesuatu selain-Nya. Dan jangan sampai ada
dalam hati perasaan : barangkali orang akan menolong dan membantu padaku.
Ruh itu ketika condong,
tenang dan cinta pada alam as-sufla(dunia)dan apa yang ada didalamnya, maka
sulit untuk pindah ke alam malakut/alam ruhany. Sehingga sebab belas kasih dan
kebaikan Alloh kepada Hamba(wali)-Nya, maka dihilangkan dari hati hambanya
kecodongan dan kecintaan nafsunya. dengan cara yang pertama keluarga dan
anak-anaknya inkar/tidak suka kepadanya, lalu tetangga dan orang yang senang
kepadanya, lalu alam dan kemudahannya, ketika ruh tahu bahwa alam sudah
inkar/tidak senang kepadanya, sehingga menjadi sulit kehidupannya,maka ruh akan
lari kepada Tuhannya. Dan sudah tidak ada rasa condong dan berharap kepada alam
sama sekali. Ketika seperti itu sempurnalah wushulnya kepada Tuhannya, dan
menjadi nyata fana’nya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.