بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 31.
Marah yang terpuji dan tercela
Pengajian pada Tanggal 12 Jumadil akhir tahun 545 Hijriyah di Madrasah
Al Namurah, Beliau berkata:
Marah, jika dilandasi karena Allah itu masih terpuji, tapi jika
terdorong oleh yang lain, berarti suatu cela; orang beriman jika bersih itu
karena Allah semata, jadi bukan karena diri sendiri; juga bersih dalam
berkemauan untuk menolong Agamanya, bukan untuk menolong diri sendiri; ia akan
mudah geram jika hukum-hukum Allah terberangus, seperti kegeraman singa kala
menerkam buruannya; berkait pasti Allah murka karena kemarahannya itu, dan Dia
akan ridlo karena ridlonya; janganlah kau lahirkan kejengkelanmu kepada Allah,
kendati konpensasinya untuk dirimu sendiri; karena perbuatan itu bis membentuk
sikap munafik, paling tidak serupa dengan sifat itu; karena Allah punya
persifatan lain dari yang lain (bukan seperti persifatan manusia) yang bisa
berubah atau surut.
Bila kau sedang menekuni sesuatu perbuatan, singkirkan
nafsu, hawa, setan darinya, dan kamu jangan berniat berbuat sesuatu kecuali
karena Allah serta untuk mengikuti perintah-perintah-Nya; janganlah kau lakukan
sesuatu perbuatan kecuali ada perintah resmi yang bersumber dari Allah; baik
dengan perantara syara’ atau melalui ilmu-Nya – yang masuk di hati bersama
penetapan syara’.
Berzuhudlah untuk dirimu juga terhadap ciptaan lain
termasuk dunia yang mengitari ini; cintailah berjinak-jinak bersama Allah; atau
jangan bergeser dari apap pun setelah kejernihan jiwamu kecuali bersama Allah;
usahakan bersama orang-orang shalih, tentu kau bisa beradab sambil mentranfsfer
peradaban mereka dan berpandang dengan pandangan mereka; dalam ikatan besar kau
meliaht Dia baru melihat dengan-Nya; perbuatan-Nya dalam penciptaan amat suci
seperti dirimu tak diperkenankan masuk di kerajaan-Nya, karena membawa benda
najis; lahirmu tidak bisa masuk dalam kekuasaan Maharaja, yaitu Allah, bersama
benda-benda najis yang tersimpan dalam batinmu; kau laksana himmah yang
dipenuhi kotoran minyak. Aman amal bisa kau dapat sampai terenung dalam jiwa
yang bersih, dan pada gilirannya memasukkan dirimu dalam kerajaan-Nya.
Dalam hatimu hanya terdapat kelancangan; rasa takut pada
sesama; berlembut bersama mereka, cinta dunia dan apa pun yang ada di sana
termasuk pengotor hati; tiada kata bagimu kendati sampai hati mati dan
menghantar dirimu pada pintu kebenaran hidup di mana kiblatmu terhadap sesama
makhluk tidak diperdulikan; adapun selagi keberadaanmu untuk mereka, sedang
kamu mengetahui mereka, maka tanganmu tidak memanjang kepada mereka, sehingga
mereka menerimamu; tiada kata hingga keberadaanmu tersibuk oleh mereka dan pada
orang-orang yang menerimamu, juga yang mentaati, mencegah memuji dan mencela
mereka; jika taubat sudah bersih, iman pun bersih; menurut ahlus sunnah
menambahkan bahwa : “Iman itu bertambah dan berkurang; bertambah karena
ketaatan dan berkurang karena maksiat. Nah, demikian hak kewajiban manusia yang
harus diperhatikan. Adapun orang-orang khusus (al-Khawash), maka ima mereka
terus bertambah karena lenyapnya ciptaan dari hati mereka, dan berkurang oleh
pemasukan ciptaan dari hati mereka, dan berkurang oleh pemasukan ciptaan dalam
hatinya. Bertambah karena ketenteraman mereka bersama Allah dan berkurang
karena ketenangan mereka bersama selain Dia; mereka bertwakkal kepada Tuhan dan
bertaqwa; kepada-Nya mereka menyeru; dari-Nya mereka takut; kepada-Nya mereka
kembali bertauhid dan bergantung; maka mereka tidak syirik; tauhid mereka
terletak dalam hati dan perhubungan mereka antar sesama terletak pada lahirinya
saja; jika mereka disakiti tidak membalas. Firman Allah :
“Dan apabila orang-orang bodoh menghadapkan perkataan
kepadanya, dijawabnya : Selamat!”. (Qs. XXV:63).
Peliharalah As-Sumtu (sifat memperbanyak diam) dan hilm
(sabar) dari orang-orang yang menyakiti; jika mereka membaut dosa besar, yaitu
bermaksiat kepada Allah, baru kau tidak boleh berpangku dagu atau diam, karena
hal itu jelas haram; kala itu melepaskan bicara termasuk ibadah sedang
peninggalannya terbilang maksiat; Apabila kau mampu menegakkan al-Ma’ruf nahi
munkar, itu merupakan pintu yang baik yang telah dibuka di hadapanmu; maka
segera masukilah!.
Adalah Isa a.s.; bila makan itu makan tumbuh-tumbuhan yang
ada di padang, sedang minumnya dari belik (sumber air), duduknya di
ngarai-ngarai atau bekas reruntuhan, jika tidur berbantal hasta, orang beriman
alangkah baikhya bila mengikuti ini, kendati ia punya harta tapi hanya
terpakaikan untuk lahiri saja dan menetapkan jiwa serta hati bersama Allah;
pijakan pertama tetap tidak berubah; karena zuhud bila telah menetap dalam hati
ia tidak akan tergeser oleh pendatang “dunia”; orang beriman kalaupun mencintai
dunia atau isinya, keinginan atau kelezatannya tidak menjadi percikan yang
merepotkan diri, baik siang atau malam; tidak menyembah Allah atau berzikir
kepada-Nya, tidak mentaati-Nya kalau jiwanya masih menyimpan aib dalam
penglihatan Allah; maka ia bertaubat dan menyesali segala perbuatannya, itu
sesuatu yang terikat darinya meliputi hari-hari yang sunyi; pandanganya mencela
dunia melalui jalur Kitab, sunnah dan guru-guru yang alim; lalu sikap zuhud
datang di sana; manakala ia melihat sesuatu aib, maka ia melihat pula aib yang
lain; kemudian ia sadari bahwa hal itu hanya kebinasaan saja, usianya memanajng
sampai dekat, nikmatnya lenyap, kebaikannya tergeser, perangainya jahat,
tenaganya pembantai, bicaranya berbisa – ia berdiri tiada tempat kembali
untuknya, juga permulaan dan masanya; di sana seperti bangunan di atas air,
dengan demikian ketetapan dalam hati pun tidak bisa dijadikan pedoman, dan
baginya tidak punya kediaman tetap. Kemudain ia menekan derajat yang rendah dan
memperkokoh tempatnya, maka ia mengenal Allah -- karena
itu jangan harap akhirat sebagai ketetapan hati; sebaliknya ambillah kedekatan
dengan Tuhan di dunia dan akhirat; untuk sirr dan hati dibangunkan kediaman di
sana. Ketika itu imarah (keramaian) dunia tidak membawa madlarat baginya
kendati seribu rumah di bangun untuknya; karena ia dibangun untuk yang lain
bukan untuk Dia; di sana karena ia mengikuti perintah-perintah Allah, menerima
ketentuan dan keputusan-Nya; ia berdiri siaga melayani ciptaan atau menyambung
tali kebaikan dengan mereka, mengkait bederang dengan gulita, baik perihal
makanan atau roti; ia tidak makan biji-bijian itu sebagai makanan yang
diperbantahkan; di sana tidak mendapat persekutuan selainnya, maka ia menjadi
makanan yang disantapnya dan berpuasa di samping makanan selainnya; orang zuhud
yang berpuasa dan orang arif yang berpuasa selain yang diketahui, berarti
mereka pelapar selain dari penghasilan yang halal; mereka berpenyakit karena
ciptaan, obatnya adalah kedekatan; orang zuhud berpuasa di siang ghari dan
orang arif berpuasa di siang dan malam hari; ia berpuasa tidak mengenal buka
sampai Asma Tuhan tetap di hati; orang arif berpuasa setahun penuh; selama itu
ia puasa dengan hatinya dan terpelihara sirriny; sungguh ia amat sadar bahwa
obat mujarab baginya adalah berjumpa Tuhan dan dekat dengan-Nya.
Anak-anak muridku, jika ingin bahagia, keluarkan ciptaan
dari hatimu; jangan takut atau mengharap mereka; jangan berjinak-jinak atau
diam bersama mereka; bergegaslah lari menjauh darinya bencilah mereka seakan-akan
bongkahan bangkai; jika kamu bersih dalam hal ini tentu ketenteraman pun bersih
di saat mengenang Allah dan gelisah ketika mengenang yanglain.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.