بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 27
Jangan jadi pendusta
Jum’at pagi tanggal 7 Jumadilakhir tahun 545
Hijriyah di Madrasah,
Beliau berkata:
Jadilah orang berakal, jangan jadi pendusta; engkau berkata aku takut
Allah, ternyata kamu takut yang lain; kamu jangan takut, baik jin, manusia atau
Malaikat; juga jangan takut pada satu pun hewan yang bisa bicara atau hewan
benaran; kamu jangan takut siksa dunia atau siksa akhirat; tapi takutlah hanya
kepada Allah, Orang berakal itu tidak pernah takut cercaan orang – jika benar
ia di sisi Allah --- ia menuli dari ocehan siapa pun selain Allah; seluruh
makhluk menurutnya lemah dan butuh; demikianlah realitas Ulama yang bisa
mengambil kemanfaatan ilmunya; Ulama dengan syara’ serta para pemikir Islam
lain adalah dokter-dokter agama yang gagah perkasa mempertahankan existensi
Islam dan syara’ dari kehancurannya. Wahai orang yang berantakan agamanya;
menghadaplah mereka sehingga tertahan dari keberantakan agamamu.
Wahai Allah, sesungguhnya kami mohon agar dekat dengan-Mu tanpa
tercampuri bala’; cukuplah kami dari keburukan yang teramat atau dari tipudaya
orang-orang durhaka; peliharalah kami menurut kehendak-Mu sebagaimana aku
kehendaki; kami mohon ampunan dan afiat dalam beragama di dunia sampai akhirat
dan kami mohon taufik untuk pelaksanaan amal shalih dan ikhlas dalam segala
amal. Aamiin.
Suatu hari seorang lelaki datang kepada Abu Yazid all-Bistami, ketika
itu ia tetap melihat ke kanan dan ke kiri. Kata Abu Yazid : apa yang terjadi
paamu? Lelaki itu berkata : mencari tempat yag bersih untuk shalat. Kata Abu
Yazid : sucikan hatimu, baru kamu bisa shalat di mana kamu kehendaki. Berkaitan
dengan peristiwa ini, sesungguhnya tiada seorang pun mengetahui riya’ kecuali
orang ikhlas; di sana mereka ikhlas bersama-Nya; ia sebagai akhir tujuan setiap
perjalanan hidup manusia – yang tidak bisa tidak mereka harus melalui jalur
itu; riya’, ujub dan munafiq merupakan sekian banyak di antara panah-panah
setan yang hendak dilemparkan ke buluh hati manusia.
Terimalah apa yang datang dari Ulama, belajarlah dari mereka untuk
mencapai jalur yang tembus berpagut dengan Allah; karena jalur itu benar-benar
dilalui mereka; tanyakan mereka tentang sifat, nafsu dan hawa; sesungguhnya
merek sudah mengenal berbagai afat (ujian Allah), memahami seluk beluk khianat juga
kegilaan menusia akibat ritasi masa; janganlah kamu terperdaya oleh hembusan
setan; jangan sampai hancur karena terkena panah nafsu, karena semua itu pasti
terrlempar kepadamu melalui panahnya dan temanmu yang busuk; mohonlah
pertolongan Tuhan dari semua musuh itu.
Sesungguhnya cobaan itu banyak tapi penagkalnya hanya satu; penyakit
juga banyak tapi penyembuhnya Cuma satu; wahai pesaskit jiwa, serahkan jiwamu
kepada dokter; kamu tak perlu dukacita atas sesuatu yang dikehendaki padamu,
karena Dia lebih penyantun kepadamu daripada dirimu sendiri; peliharalah dirimu
di hadapan-Nya, kamu jangan membelakangi-Nya, kaerna kamu bisa melihat segala
kebaikan dunia dan akhirat hanya melalui Dia.
Manusia dalam ketenangan, kesepadanan dan ketercengangan secara luas, pabila
hal ini telah tejadi padamu dan mengekal di dalamnya, mereka dibicarai seperti
kesaksian di hari kiamat; mereka tidak berbicara kecuali jika diajak bicara;
mereka tidak mengambil kecuali jima diberi; mereka tidak suka cita kecuali jika
disukacitakan; praktis hati mereka benar-benar menyerupai hati para Amalikat,
yang konotasinya :
“Mereka tiak maksiat pada sesuatu perintah Allah dan mereka sama
bertindak apa yang diperintahkan kepada mereka.” (Qs.LXVI : 6).
Mereka berlaku benar, bersungguh-sungguh dalam bertindak menyerupai
Malaikat, bahkan mereka diberi tambahan berupa manzilah-manzilah; mereka
dibekali dengan ma’rifat Allah dan berilmu tentang Dia; sedang para Malaikatt
menjadi pembantu dan pengikut mereka untuk menyerap kegunaan mereka, karena berbagai
hikmah telah dituangkan dalam hati mereka, hati mereka terpelihara dari
berbagai afat yang sekiranya datang menyusup ke setiap organ tubuh, setiap
sendi dan jiwa; maka jika kamu ingin berpagut dengan manzilah-manzilah mereka
hendaklah kamu jaga kebenaran Islam; setelah itu, tinggalkan laku dosa; baik
dosa lahir atau batin; kemudian ber wara’ – ini jalur terapi -- lalu
terapka zuhud di dunia, baik bagi yang diperbolehkan atau yang dihalalkan,
berkaya diri dengan fadilah Allah, berzuhud dalam kefadilahan-Nya dan berkaya
dengan pendekatan-Nya; apa bila rasa perkaya diri telah nyata secara bersih,
niscaya keutamaan-Nya (fadilah) dituangkan kepadamu, dan pintu-pintu
pembagian-Nya terbuka untukmu meliputi pintu kelembutan, rakhmat dan
munnah-Nya, dari sana tercabutlah dunia darimu lalu dihamparkan menuju proses
akhir.
Nah, demikian di antara kejadian yang terjadi pada para wali,
orang-orang benar, sehingga dengan timbangan takwa mereka tidak terforsir oleh
satu pun urusan dunia; sedang bagi manusia secara umum teka memperdulikan
bersimbah dunia; sebab mereka memang amat menyukai dunia dibanding Allah;
paling tidak pencarian dunia mereka terjembatkan kepada-Nya; artinya seandainya
dunia itu diberikan kepada mereka niscaya terepotkan oleh dunia itu – melayani
dan bermesra bersamamnya; demikian pandangan secara uum bagi manusia. Demikian
pula keganjilan mereka keganjilan itu terletak pada ketidak adanya mengikuti
undang-undang nabi saw.; adapun di antara sekian banyak orang yang dipalingkan
dari dunia serta tidak terepotkan untuk melayaninya adalah termasuk orang yang
tidak terbelalak kala melihat bagian-bagiannya; bahkan yang demikian disetai
zuhud tanpa mengambil peduli; sehingga kalau pun pintu-pintu kekayaan dunia di
buka untuknya, ia tentu menolak, bahkan ia berkata – “Wahai Tuhan, hidupkan aku
secara miskin, matikan aku secara miskin dan kumpulkan aku bersama orang-orang
miskin.”
Zuhud adalah sebagai bagian dari munnah yang baik; jika tidak bagaimana
seseorang mampu berzuhud dari bagian dunianya; orang berman itu sebenarnya
terlepas beban loba, tidak memburukkan dan tidak juga mempercepat; zuhud itu
harus diniati sepenuh hati; juga harus mampu memalingkan rasa suka hati dari
dunia sebaliknya mengisi kesibukan pada perintah apa pun dari Allah.
Wahai sahay, tahanlah syahwat, setiap rasa yang melemahkan dan suapilah
dengan makanan bersi yang tidak mengandung kotor; sesuatu yang suci itu
menunjukkan halal dan haram itu najis; berangkatlah sejak dini dengan makanan
halal sehingga kamu tidak patut dibenci; bermurah hati jangan bertingkah buru;
wahai Allah kenalkan kami dengan-Mu sehingga kami benar-benar mengenal-Mu.
Aamiin.
.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :