بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH
KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
Karya:
Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi
BAB 2.
TERMINOLOGI TASAWUF
(Istilah kata-kata
dalam bahasa tasawuf)
12.
MAHUW DAN ITSBAT
Mahuw berarti hilangnya sifat-sifat
kebiasaan. Dan Itsbat berarti menegakkan hukum-hukum ibadat.
Barangsiapa menghapus perilaku hinanya dan menggantikannya dengan perilaku mulia,
maka dialah yang memiliki mahuw dan itsbat.
Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq
r.a. berkata : “Sebagian para syeikh berkata pada kaum Sufi, “Bagaimana Anda
mengalami mahw dan itsbat? Lalu orang itu diam, kemudian berkata : “Adapun yang
kuketahui, waktu adalah mahw dan itsbat. Sebab siapa yang tidak memiliki mahw
dan itsbat, berarti telah menelantarkan diri dan terabaikan.”
Mahw terbagi dalam mahw sirna (zallat)
dari hal-hal yang lahiriah dan mahw alpa (ghaflat) dari hal-hal yang batiniah,
serta mahw dari bentuk sebab (Illat) pada hal-hal rahasia.
Dalam mahw zallat muncul itsbat pada
muamalat. Pada mahw ghaflat muncul itsbat pada tahapan-tahapan, dan dalam mahw
illat muncul itsbat dalam wushul. Inilah mahw dan itsbat sebagai syarat
ubudiyah.
Sementara hakikat mahw dan itsbat,
masing-masing tumbuh dari Qudrat. Mahw adalah segala hal yang ditutup dan
disirnakan tumbuh dari Qudrat. Mahw adalah segala hal yang ditutup dan
disirnakan ole Al-Haq. Dan Itsbat, segala hal yang dditampakkan dan dijelaskan
oleh al-Haq. Mahw dan itsbat dibatasi oleh Kehendak.
Allah swt. berfirman :
“Allah menghapus apa yang Dia kehendaki
dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)” (Qs. Ar-Ra’ad : 39).
Dikatakan : “Allah swt. menghapus
dzikir selain-Nya dari hati orang-orang ‘Arifin (Orang yang ma’rifat). Dan
Allah menetapkan pada lisan orang-orang yang menuju kepada Allah swt. dengan
dzikrullah. Mahw Al-Haq pada setiap orang, dan peng-itsbat-an Allah swt.
kepdanya, sesuai kelayakan tingkah lakunya.”
Barangsiapa di mahw-kan oleh Allah swt.
dari penyaksian, Allah swt. memberikan itsbat dengan kekuatan Haq-Nya. Dan
siapa yang di-mahw oleh AL-Haq dari itsbat-nya, Allah mengembalikan pada
penyaksian jagad dunia, dan ditetapkan dalam wahana perpisahan.
Seseorang bertanya kepada asy-Syibly r.a.
: “Apa yang membuat diriku melihatmu tampak gelisah? Bukankah Dia bersamamu dan
engkau bersamam-Nya? Asy-Syibly berkata : “Kalau aku adalah aku bersama-Nya,
tentu, aku adalah aku. Tetapi aku pun terhapus dalam wahana-Nya. Orang yang
dikaruniani keterhangusan berada di atas majw. Karena mahw meninggalkan bekas.
Sedangkan orang yang terhapus (muhaq) tidak meninggalkan bekas. Sementara
cita-cita kaum Sufi adalah, agar ereka dihanguskan oleh Al-Haq dari segala
penyaksian mereka. Kemudian Al-Haq tidak mengembalikan kepada penyaksian
mereka. Kemudian Al-Haq tidak mengembalikan kepada mereka seperti semula
setelah mereka dihanguskan dalam ruhani itu.
Kembali ke Bab 2(dua) (Istilah kata-kata dalam bahasa tasawuf)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :