بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Hikmah 43-44
Ridho dengan Nafsu adalah pangkal kemaksiatan
٭ أَصْلُ كلُّ مَعصِيَّةٍوَغَفلةٍ وَشَهْوَةٍ الرِّضاَ عَنِ النفْسِ،
واصْلُ كُلِّ طَاعةٍ وَيَقَظَةٍ وَعفَةٍ عَدَمُ الرِّضاَ مِنْكَ عَنْهاَ ٭
43."Pokok /sumber dari semua maksiat, kelalaian dan syahwat itu,
karena ingin memuaskan (ridho dengan)hawa nafsu. Sedangkan pokok/sumber segala
ketaatan, kesadaran dan moral [budi pekerti], ialah karena adanya pengendalian
terhadap hawa nafsu."
Sebagaimana firman Alloh subhanahu wata'ala:
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu
itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. QS. Yusuf 53.”
Ridho dengan nafsu itu menjadi sumber semua
kemaksiatan dan lupa kepada Alloh dikarenakan menjadi sebabnya tertutupnya cela
dan cacatnya nafsu, sehingga celanya nafsu akan dianggap baik. dan orang yang
ridho dengan nafsunya akan menganggap baik kelakuannya, orang yang menganggap
baik kelakuannya tentu akan lupa kepada Alloh, dan sebab lupa itu manusia tidak
mau meneliti kelakuannya dan meneliti aib dan cela dirinya, sehingga
macam-macamnya kesenangan nafsu menguasai hatinya, dan ahirnya dia terjerumus
pada kemaksiatan.
Abu Hafash berkata: "Barangsiapa yang
tidak menuduh hawa nafsunya sepanjang waktu dan tidak menentangnya dalam segala
hal, dan tidak menarik ke jalan kebaikan, maka sungguh ia telah tertipu. Dan
barangsiapa melihat padanya dengan sebuah kebaikan, berarti ia telah
dibinasakannya."
Al-Junaid
al-Baghdadi berkata: "Jangan mempercayai hawa nafsumu, walaupun telah lama
taat kepadamu, untuk beribadah kepada Tuhan-mu."
Al-Bushiry
dalam Burdahnya berkata: "Lawan selalu hawa nafsumu dan syaitan serta
jangan menuruti keduanya, walaupun keduanya itu memberi nasehat kepadamu untuk
berbuat kebaikan, tetap engkau harus curiga dan waspada."
Sedangkan curiga terhadap nafsu(tidak ridho dengan nafsu)itu menjadi
sumber ketaatan dan ingat kepada Alloh, itu dikarenakan orang yang tidak ridho
dengan nafsunya ia tidak menganggap baik kelakuannya, sehingga ia selalu
waspada dan selalu meneliti semua kelakuannya, sehingga nafsunya tidak bisa
bebas menguasai orang tersebut. dan orang yang waspada terhadap gerak gerik
nafsu akan selalu menjauhi apa yang dilarang oleh Alloh. dan itulah yang
dinamakan taat kepada Alloh.
٭ولاَنْ تصْحبَ جاهِلاً لاَيَرْضىَ عَن نَفسِهِ خيرٌ
لكَ مِن اَن تصْحَبَ عَالِماً يَرْضىَ عَنْ نَفسِهِ فَاَيُّ عِلمٍ لعاَلِمٍ يَرْضىَ عن نفسهِ وَايُّ جَهْلٍ لِجاَهِلٍ لا يَرضىَ عن نفسهِ ٭
44. "Dan sekiranya engkau bersahabat dengan orang bodoh yang tidak
menurutkan hawa nafsunya, itu lebih baik dari pada bersahabat dengan orang
berilmu [orang alim] yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Maka ilmu apakah
yang dapat diberikan bagi seorang alim yang selalu menurutkan hawa nafsunya
itu, sebaliknya kebodohan apakah yang dapat disebutkan bagi seorang yang sudah
dapat menahan hawa nafsunya."
Orang yang tidak ridho dengan nafsunya akan
selalu menganggap dirinya belum baik dan akhlaknya masih jelek.orang seperti
ini baik untuk dijadikan sahabat, karena sangat banyak manfaatnya bagimu, kebodohannya
tidak akan membahayakan dirimu.
Bagaimana akan dinamakan bodoh, seorang yang
telah dapat menahan dan mengekang hawa nafsunya, sehingga membuktikan bahwa
semua amal perbuatannya hanya semata-mata untuk keridhoan Alloh dan bersih dari
dorongan hawa nafsu. Sebaliknya apakah arti suatu ilmu yang tidak dapat menahan
atau mengendalikan hawa nafsu dari sifat kebinatangan dan kejahatannya.
Dalam sebuah hadits ada keterangan: "Seorang akan mengikuti pendirian
sahabat karibnya, karena itu hendaknya seseorang itu memperhatikan, siapakah
yang harus diambil sebagai sahabat."
Seorang penyair berkata: "Barang siapa bergaul dengan orang-orang yang baik, akan hidup
mulia. Dan yang bergaul dengan orang-orang yang rendah akhlaqnya pasti tidak
mulia.
(Hikmah ke 42)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :